Korelasi Klinis
Stenosis Pilorus terjadi kalau otot lambung sirkuler dan, pada derajat
yang lebih kecil, otot lambung longitudinal di daerah pilorus mengalami
hipertrofi. Ini adalah salah satu kelainan lambung yang paling sering dijumpai
pada bayi dianggap berkembang selama dalam kehidupan janin. Terjadi
penyempitan lumen pilorus yang luar biasa, sehingga perjalanan makanan
terhambat, yang mengakibatkan anak tersebut muntah-muntah hebat. Pada
beberapa kasus dilaporkan pilorus mengalami atresia.
Hernia Diafragmatika
Terjadi oleh karena tidak terbentuknya sebagian diafragma sehingga
sebagian isi perut masuk ke dalam rongga toraks. Kelainan yang sering ditemukan
ialah penutupan tidak sempurna dari sinus pleuroperitoneal (foramen Bochdalek)
yang terletak pada bagian postero-lateral dari diafragma. Jarang ditemukan hernia
sinus substernal (foramen Morgagni) yang melalui hiatus esofagus.
Gejalanya bergantung kepada banyaknya isi perut yang masuk ke dalam
rongga toraks. Bila sebagian besar isi perut masuk ke dalam rongga toraks, akan
timbul gejala gangguan pernafasan seperti biru, sesak nafas, retraksi sela iga dan
substernal, perut kecil dan cekung, suara nafas tidak terdengar pada paru yang
terdesak dan bunyi jantung lebih jelas paa bagian yang berlawanan oleh karena
didorong oleh isi perut. Diagnosis pasti ialah dengan membuat foto toraks.
Sebelum operasi dilakukan tindakan pemberian oksigen bila bayi tampak
biru, kepala dan dada harus lebi tinggi daripada kaki dan perut, yaitu agar tekanan
dari isi perut terhadap paru berkurang dan membiarkan diafragma bergerak
dengan bebas. Posisi ini juga dilakukan sesudah operasi.
Pengobatannya ialah operasi. Mortalitas kelainan ini ialah sekitar 25%-
50%.
Sumber:
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 1985. Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak 3. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI.
Sadler,T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman : Edisi ke-7. Jakarta :
EGC.