0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan4 halaman
Cerita pendek ini menceritakan tentang Alma, siswa SD yang bertemu dengan Nina, anak Bu Minah yang menjual kue di kantin sekolah. Nina tidak bisa melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Alma ingin membantu Nina dengan mengajarinya di rumah setiap hari agar Nina tidak ketinggalan pelajaran walaupun tidak sekolah. Cerita berakhir dengan Alma dan Nina yang berpelukan setelah Nina menerima tawaran Alma.
Cerita pendek ini menceritakan tentang Alma, siswa SD yang bertemu dengan Nina, anak Bu Minah yang menjual kue di kantin sekolah. Nina tidak bisa melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Alma ingin membantu Nina dengan mengajarinya di rumah setiap hari agar Nina tidak ketinggalan pelajaran walaupun tidak sekolah. Cerita berakhir dengan Alma dan Nina yang berpelukan setelah Nina menerima tawaran Alma.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Cerita pendek ini menceritakan tentang Alma, siswa SD yang bertemu dengan Nina, anak Bu Minah yang menjual kue di kantin sekolah. Nina tidak bisa melanjutkan sekolah karena masalah ekonomi. Alma ingin membantu Nina dengan mengajarinya di rumah setiap hari agar Nina tidak ketinggalan pelajaran walaupun tidak sekolah. Cerita berakhir dengan Alma dan Nina yang berpelukan setelah Nina menerima tawaran Alma.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Oleh : DODI Teng...teng. ..teng... Suara bel sekolah berbunyi nyaring sekali mirip bel tinju ganti ronde. Aku siap-siap pulang. Ah...senengnya udah pulang kayak gini. Semua siswa-siswa SD Menanggal berhamburan keluar kelas dengan kompaknya, mirip kuda-kuda balap yang melaju kenceng pas pintu kandang dibuka, hehehehe. Sebelum pulang aku ke kantin dulu. "Bu Minah, kemaren aku liat ada anak perempuan seusiaku jualan kue disini. Apa Bu Minah tahu siapa anak itu ?"tanyaku sesampainya di kantin. "Eh non Alma. Anak perempuan kemaren itu ya. Itu anak saya paling kecil. Hari ini lagi jualan di rumah. Eh non Alma belom kenal ya, maklum baru 3 hari dia disini, sebelumnya kan ikut neneknya di desa."jawab Bu Minah panjang banget. "Anak Ibu ? Kok Ibu nggak pernah cerita kalo punya anak cewek ?"tanya Alma heran. "Ya sejak kecil sudah ikut neneknya. Kalo non Alma mau kenalan ke rumah Ibu aja sekarang. Pasti ada tuh." "Baiklah Bu Minah. Saya ke rumah ibu ya ?"Alma beranjak dari kursi dan siap-siap jalan ke rumah Bu Minah. Rumah Bu Minah deket ama sekolah. Masuk gang dan sampailah sudah... "Hai, ada kue apa aja nih ?"sapa Alma pada anak perempuan itu. "Aduh kaget aku. Macem-macem lah, ada lemper, ada bikang, ada pukis, ada gorengan. Mau yang mana ?"jawab anak perempuan itu. "Ngomong-ngomong kamu yang kemaren jualan di kantin Bu Minah ya ?"tanya Alma tanpa menjawab mau beli kue apa, gitu lho. "Bu Minah itu ibuku. Sejak ayah dan ibuku nggak bisa lagi kirim uang buat sekolahku, aku kembali kesini dan membantu jualan kue. Aku nggak ngelanjutin sekolah lagi, biar mas aku aja karena dia kan kakak laki-laki.Eh kok aku jadi nangis sih."kata anak perempuan itu sedih dan tak terasa meneteskan air mata. "Kasihan sekali kamu. Namamu siapa dan seharusnya kamu kelas berapa ?"Alma tiba-tiba merasa iba. "Aku Nina, seharusnya kelas 3 tapi nggak bisa sekolah lagi. Dan seharusnya aku masih pengen sekolah lagi."Nina tiba-tiba terisak. "Nina kamu jangan sedih aku mau kok jadi temenmu. Aku Alma, kelas 3 juga.Ehm...aku beli lempernya ya."Alma mencomot lemper dan memeluk Nina yang masih terisak. "Nina aku ikut sedih jika kamu nggak sekolah lagi. Tapi aku ingin membantu kamu sebisaku ya. Ehm...gini aja gimana kalo mulai besok kamu maen ke rumahku ya. Kita belajar bareng gitu. Aku jadi guru kamu jadi murid. Jadi walau kamu nggak sekolah tapi bisa tetep belajar kan."usul Alma sambil makan lemper dan menatap Nina dengan mantap. "Tapi Alma apa aku nggak ngerepotin kamu nih." "Ya nggak lah. Aku justru seneng punya teman di rumah. Aku selalu sendirian seabis sekolah. Kamu mau kan jadi temenku."Alma tersenyum manis sekali. Ya itulah aku, yang hanya bisa membantu anak yang hidupnya nggak seberuntung aku dengan kemampuanku sendiri. Kemampuan anak kecil yang masih SD. Tapi aku percaya ortuku mengijinkan keputusanku ini. Yang penting Nina senang dan Bu Minah, pengelola kantin sekolah yang ibunya Nina juga akan merasa bangga sekali. Aku dan Ninaberpelukan,Terima kasih Alma. Kamu sekali .