Pada pertengahan Oktober 2008 yang lalu, kita disambut oleh guyuran hujan dimana-mana, bahkan sampai daerah-daerah hampir diseluruh Indonesia terkena musibah musim penghujan seperti banjir dan longsor. Hujan yang terus-menerus tiada henti menyebabkan genangan air dimana- mana, sehingga sedikit mengganggu aktivitas kita sehari-hari, bahkan sampai ada yang berdampak terhadap kesehatan kita. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pada saat musim penghujan sekarang ini sangat banyak kasus penyakit yang timbul, terlebih lagi pada daerah yang dilanda banjir. Penyakit yang biasanya timbul pada musim penghujan yaitu penyakit kulit, diare, batuk-pilek atau dengan istilah “kerennya” adalah ISPA (Inspeksi Saluran Pernapasan Akut) bahkan sampai ada yang terjangkit penyakit demam berdarah. Pada umumnya penyakit yang timbul tersebut karena dipengaruhi oleh perubahan iklim (cuaca, suhu, udara, dan lain-lain) yang membuat tubuh kita harus beradaptasi terhadap perubahan “kondisi” alam, selain itu juga faktor hygiene (kebersihan diri), dan faktor lingkungan disekitar kita yang berpengaruh pada daya tahan tubuh serta kesehatan kita sendiri. Kondisi lingkungan yang lebih kotor pada musim hujan akan mengakibatkan bibit penyakit menyebar dengan mudah dan cepat. Sumber-sumber air sumur dan sungai akan lebih mudah tercemar oleh lingkungan yang kotor, dengan didistribusi oleh air hujan yang mengalir. Akibatnya kita yang mengkonsumsi air tersebut untuk minum, mandi, mencucui pakaian, dan lain-lain akan lebih mudah terjangkit penyakit kulit dan diare. Dimusim hujan ini pun udara menjadi lembab, dimana udara lembab itu adalah kondisi yang cocok untuk hidup mikroorganisme seperti bakteri, virus maupun kuman yang dapat menyebabkan kita terjangkit ISPA. Memang fenomena alam seperti hujan tidak bisa kita hindari, hujan adalah berkah bagi manusia, tetapi disisi lain dapat berdampak besar. Namun seharusnya dampak tersebut dapat kita antisipasi. Kurang sadarnya sebagian masyarakat termasuk juga kita dalam mempertahankan/menjaga keseimbangan ekosistem (baca: lingkungan) inilah yang mengakibatkan terjadinya musibah longsor, banjir, dan lain-lain pada saat hujan besar dengan masa yang cukup lama. Membuang sampah sembarangan dan eksploitasi hutan besar-besaran yang tidak sesuai dengan “aturan main” itulah yang berkontribusi besar terhadap keseimbangan ekosistem. Dalam hal ini sebenarnya siapakah yang dirugikan? Akan banyak kerugian yang kita terima bila terjadi demikian, bukan hanya sebatas harta saja bahkan tidak sedikit sampai ada yang kehilangan nyawanya. Berdasarkan prakiraan cuaca beberapa bulan yang lalu diperkirakan akan terjadi akumulasi curah hujan yang cukup besar di Bulan Desember 2008 – Januari 2009 dan mungkin juga sampai pada bulan Februari 2009. untuk mengantisipasi dampak negatif dari curah hujan itu, berikut beberapa tips yang mungkin dapat bermanfaat untuk kita semua. Sebelum banjir Ditingkat warga. Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW setempat, bersama-sama kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar (setempat), terutama saluran air atau selokan dari timbunan sampah. Tentukan lokasi POSKO banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan fasilitas dapur umum, MCK, berikut pasokan air bersih, melalui koordinasi dengan aparat terkait. Bersama aparat terkait segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, seperti pengangkatan penanggung jawab posko banjir. Koordinasikan melalui RT/RW, kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan tali tambang, perahu karet, pelampung, dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk evakuasi. Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari informasi, meminta bantuan atau melakukan konfirmasi. Ditingkat keluarga. Simak informasi terkini melalui TV, Radio, atau peringatan tim warga tentang curah hujan dan posisi air pada pintu air. Lengkapi dengan peralatan keselamatan, seperti radio, baterai, senter, korek api, lilin, selimut, tikar, jas hujan/payung, dan ban karet bila ada. Siapkan bahan makanan mudah saji, seperti mie instan, beras, makan bayi, gula, kopi, teh dan persediaan air bersih. Siapkan obat-obatan darurat seperti oralit, anti diare, anti influenza, dan lain-lain. Amankan dokumen penting seperti akta kelahiran, kartu keluarga, buku tabungan, sertifikat, dan benda-benda berharga lainnya dari jangkauan air dan “tangan-tangan jahil”. Saat Banjir Bersama warga dan aparat terkait, lakukan evakuasi dini melalui rute aman, menuju posko banjir yang telah ditentukan sebelumnya. Utamakan orang tua, anak-anak dan wanita terlebih dahulu untuk di evakuasi. Melalui aparat terkait, karang taruna, tim relawan sampaikan data akurat para korban banjir guna memudahkan penyaluran sumbangan. Saling menjaga keamanan terhadap barang-barang sesama korban banjir. Pantau informasi melalui radio, atau lakukan komunikasi dengan para petugas setempat. Setelah Banjir Surut Bersama pengurus RT/RW setempat, periksa kondisi bangunan rumah dan lingkungan sekitar, pastikan jaringan listrik dan saluran gas benar-benar mati. Melalui upaya gotong-royong, bersihkan segala peralatan/perabotan yang terendam guna memungkinkan tumbuhnya jamur, atau jika memungkinkan gunakan desinfektan. Waspada terhadap kemungkinan binatang berbahaya/berbisa yang mungkin berlindung selama banjir, seperti ular, lipan, atau binatang “disease carier” seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk. Pastikan rumah benar-benar bersih dari timbunan kotoran atau sampah yang menjadi sumber bibit penyait. Bagi masing-masing keluarga, cegah penularan penyakit dengan cara segera membawa anggota keluarga yang sakit ke pos kesehatan, atau klinik terdekat. Usahakan selalu waspada apabila berkemungkinan terjadi banjir susulan. Demikianlah tips dari kami, semoga bermanfaat buat rekan-rekan semua, marilah bersama-sama kita tingkatkan kesadaran terhadap keseimbangan ekosistem disekitar kita dan berbagai antisipasi lainnya.
Salam, HEALTHY IS MANDATORY,
Personnel Department SAFETY IS A MUST, References : Dari berbagai sumber ENVIRONMENT IS IMPORTANT.