Anda di halaman 1dari 6

Program KELUARGA TANGGUH BENCANA diluncurkan oleh Ka BNPB Di Aceh Besar, 8 Desember

2019. Lebih dari 51 juta keluarga di Indonesia tinggal di daerah rawan bencana.
Data empiris : Ada 7 lokasi korban bencana
1. Rumah/permukiman
2. Sekolah/Madrasah
3. Puskesmas/ RS
4. Pasar
5. Rumah Ibadah
6. Kantor
7. Sarana Vital

Mengapa keluarga tangguh bencana ?


 Tahun2018, Indonesia merupakan negara dengan jumlah korban terbanyak dari bencana
yaitu 6.240 orang meninggal/hilang.
 Masyarakat menjadi korban dan pihak paling menderita.
 Perlunya peningkatan kapasitas masyarakat dalam administrasi terkecil yaitu desa/
kelurahan (DESA TANGGUH BENCANA).
 Dalam DESTANA terdapat 7 obyek yang harus diperkuat ketangguhannnya.
 Salah satunya adalah permukiman yang melibatkan suatu keluarga.
 Perlunya Keluarga Tangguh Bencana untuk mengurangi korban akibat suatu bencana dari
keluarga.

KATANA (Keluarga Tangguh Berencana)


Berpengetahuan. Keluarga harus diberikan pengetahuah tentang ancama dan resiko bencana
serta cara menghindari dan mencegahnya.
Sadar. Menyadari bahwa tinggal diwilayah rawan bencana dan peru menyesuaikan seperti
membangun rumah tahan gempa, dll.
Berbudaya. Berperlaku selaras dengan prinsip Pengurangan Risiko Bencana seperti mebuang
sampah pada tempatnya, menanam dan merawat pohon, dll.
Tangguh bencana. Selalu siap siaga menghadapi bencana, mampu menghindar dan cepat pulih
dari dampak bencana.
Tata Ruang Aman Gempa :
Calon KATANA mampu :
1. Mengidentifikasi keterbatasan setiap anggota keluarga jika harus melakukan evakuasi secara
mandiri
2. Menyepakati rencana siaga keluarga berdasarkan aktivitas harian anggota keluarga, antara
lain
a. Titik kumpul
b. Tempat evakuasi sementara dan akhir
c. Jalur evakuasi
d. Peran dan tugas setiap anggota keluarga
3. Menyiapkan tas siaga bencana
Mengidentifikasi dan menyiapkan nomor kontak darurat

Rencana Evakuasi Keluarga :


I. Calon KATANA dapat menentukan lokasi aman sebagai TES dan TEA
II. Calon KATANA dapat menentukan titik kumpul aman berdasarkan keberadaan anggota
keluarga sesuai dengan aktivitas harian
Calon KATANA dapat menentukan langkahlangkah pembagian tugas dan peran tiaptiap
anggota keluarga dalam melakukan evakuasi

CekList Tas Siaga Bencana :


 Kondisi Gempa di Sulawesi Tengah .Sesar Palukoro adalah patahan local yang membelah
Kota Palu secara diagonal berawal dr Selat Makasar arah Utara Barat (Barat Laut) hingga
Teluk Bone arah Timur Selatan (Tenggara), dengan panjang lintasan diperkirakan 500 Km,
dan merupakan salah satu penyebab gempa dan pernah menimbulkan tsunami local di daerah
kota Palu.Hasil analisis data kegempaan dari Stasiun Geofisika Klas I Palu menunjukan bhw
aktifitas sesar lakal Palukoro rata2 tiap bulan terjadi gempabumi 200 sd 300 kali, dan 2
sd 3 kali diantaranya dirasakan pada Kekuatan kurang dari 5 SR (Skala Richter) dan
dirasakan di Kota Palu pada Intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity)

Jenis bahaya di Kota Palu :

Megapa Keluarga ?
 Yang paling mudah terkena dampak bencana adalah lingkungan keluarga yang mayoritas
terdiri dari ibu2 dan anak2
 Yang bisa menyelamatkan diri pada saat terjadi bencana pertama kali adalah diri sendiri
kemudian keluarga selanjutnya bantuan lingkungan sekitarnya.
 Merupakan struktur masyarakat terkecil yang dapat memberikan sosialisasi kepada setiap
anggotanya dari sejak usia dini.
 Merupakan mikrokosmos dari penanggulangan bencana yang tidak terpisah dari desa tangguh
bencana
Apa itu coronavirus?
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai
dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit
COVID-19.

Apa saja gejala COVID-19?


Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah. Gejala
lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau
penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami
biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya
memiliki gejala ringan.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus.
Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-
orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah
tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar
mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang
serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai dengan kesulitan
bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus
segera mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia
layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke
fasilitas kesehatan yang tepat.

Apa yang dapat saya lakukan untuk melindungi diri saya dan orang lain jika tidak mengetahui
siapa yang terinfeksi COVID-19
Mempraktikkan kebersihan tangan dan pernapasan setiap saat sangatlah penting, dan merupakan
cara terbaik untuk melindungi orang lain dan diri Anda sendiri.
Apabila memungkinkan, jaga jarak Anda dengan orang lain minimal 1 meter terutama jika berada di
dekat orang yang batuk atau bersin. Karena beberapa orang yang terinfeksi mungkin belum
menunjukkan gejala atau gejalanya masih ringan, menjaga jarak fisik dengan semua orang adalah
upaya terbaik jika Anda berada di daerah di mana COVID-19 menyebar.

Anda mungkin juga menyukai