Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PROVING UNTUK KERUSAKAN SINYAL LED LEN


3.1 Sinyal LED-LEN
3.1.1 Kelebihan LED dengan Bohlam Filamen
Sistem keamanan Kereta Api Listrik dari dulu menggunakan sinyal,
dahulu masih menggunakan Bohlam Pijar/Filamen, memang dari segi
penggunaan sama saja dengan Sistem Sinyal LED-Len, perbedaannya
adalah sumber cahaya yang digunakan adalah Dioda jenis LED ( Light
Emitting Diode ), sedangakan bohlam filament sumber cahayanya dari
filament yang dilalui arus dan memanas kemudian menghasilkan foton.
Dibawah ini akan dijelaskan kelebihan-kelebihan dari sinyal yang
menggunakan Led dari pada Bohlam Filamen:
a. Umur Led jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan Bohlam
Filamen. Jika pada Led memiliki umur kurang lebih 20 tahun,
Bohlam filamen hanya 1 tahun.
b. Lampu sinyal Led secara mekanik lebih robust/kokoh.
c. Lampu Led secara elektrik lebih efisien.
d. Sinyal led memiliki pola radiasi dengan sudut tertentu sehingga
tidak membutuhkan lensa untuk memfokuskan cahaya (lensa
fresnel).
e. Sinyal led meradiasikan gelombang cahaya dengan band tertentu
sehingga tidak membutuhkan filter warna.
f. Sinyal led menghasilkan band frekuensi gelombang yang sempit
sehingga memberikan aspek cahaya yang lebih tegas.
g. Cahaya Led memiliki kestabil yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan bohlam filament.
h. Biaya perawatan yang relatif murah.

i. Led lebih diandalkan dan lebih kuat, tahan terhadap guncangan,


getaran, dan panas.

j. Led tidak mungkin pecah, dan tidak ada Filamen panas.


k. Pada aplikasi railway sinyal bohlam pijar menggunakan 2 buah
bohlam. Pada sinyal led maenggunakan sekitar 160 buah Led, dan
dibagi menjadi 8 segment per segment 20 buah led.

l. Warna sesuai dengan standar perkeretaapian  BS-1376.

3.1.2 Spesifikasi Sinyal Led-Len


Led yang digunakan dalam Sinyal LED ini adalah Led dengan lensa
bening yang memiliki pancaran cahaya berwarna, bukan Led dengan
pancaran cahaya putih yang ditutup dengan lensa berwarna. Karena jika
menggunakan Led dengan lensa berwarna ditakutkan terjadinya phantom
effect atau memantulnya cahaya matahari dari lensa berwarna sehingga
terliahat seakan-akan Led menyala.
Sinyal Led-Len telah mengalahkan perusahaan besar dibidang
persinyalan kereta api listrik seperti Siemens, Alston, Maupun
Westinghouse dalam Proving Sinyal Led. Sehingga Sinyal Led-Len dapat
dikoneksikan dengan sistem interlocking dari perusahaan apapun tanpa
perlu modifikasi.
Spesifikasi Sinyal Led-Len sebagai berikut :
a. Lampu Kedip
          -Sumber Cahaya : LED (Light Emitting Diode)
          -Panjang Gelombang : 638 nm (Merah)
          -Sudut Cahaya : 30o
b. Siren
          -Signal  Suara    : dual tone
          -Frekuensi         : 500Hz-600Hz
c. Kendali Utama
          -Pengontrol : PLC (Programmable Logic 
                                  Controller)
          -Sumber Daya : Mainline 220 VAC
          -Catu Daya : Sealed Lead Acid Battery
          -Detektor Kereta : Sensor Magnetik

31
d. Palang
          -Arm Barrier : Kayu
          -Motor : 110 VAC
          -Cara Pengoperasian : Manual atau Otomatis
e. Spesifikasi Optik
- Warna : Merah : 644 nm
              Kuning : 591 nm
              Hijau : 505 nm
- Labar Sudut Cahaya : 8o
- Sektor : 8 tiap sektor
- Jarak Penglihatan : 1 km
f. Supply voltage range : 85 - 132 Vac
g. Nominal power : Red : 6W, Yellow: 9W,
Green: 9W
h. Temperature : -40 - 85 C

3.1.3 Rangkaian dalam Sinyal LED


a. Rangkaian LED
Sinyal Led adalah prangkat keamanan yang berada dijalur
lintasan kereta api listrik, biasanya Sinyal Led ini dipasang sebelum
stasiun, distasiun itu sendiri, dan sesudah stasiun. Akan tetapi
sinyal led dilapangan tidak hanya ada 3. Ada beberapa sinyal yang
tersebar di jalur kereta api listrik seperti sinyal muka, sinyal masuk,
sinyal berangkat, dan juga sinyal ulang. Sinyal-sinyal tersebut
memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Rangkaian Led ini berfungsi sebagai sinyal penanda kondisi


track yang akan dilalui oleh kereta api listrik. Sinyal Led ini sangat
penting kegunaannya sehingga keamanan untuk Sinyal Led ini pun
sangat dibutuhkan agar ketika Led mengalami masalah dalam
rangkaian dapat segera diperbaiki.

32
Rangkaian LED diBagi menjadi 8 segment untuk
mempermudah penentuan Fail atau Proving. Fail dan Proving ini
lah yang akan menjadi detektor kerusakan pada Led, Rangkaian ini
memiliki 160 buah led yang terbagi menjadi 8 segment yang
persegmentnya memiliki 20 buah Led.

Gambar 3.1. Rangkaian Led 8 segment

b. Rangkaian Amplifier dan Komparator


Rangkaian ini berfungsi untuk menguatkan tegangan dan
membandingkan tegangan masukan dan tegangan referensi pada
komparator. Rangkaian inilah yang sangat berperan penting dalam
Seluruh rangkain sinyal Led karena tanpa rangkaian ini Proving
tidak dapat bekerja, dari rangkaian ini kita akan mengetahui Logic
yang keluar dari komparator High jika tegangan input lebih besar
dari tegangan referensi atau Low jika tegangan masukan lebih kecil
dari tegangan referensi, dan keluaran Logic itulah yang akan
menjadi ketentuan fail atau proving.

33
R6

R3

Amplifier COMPARATOR

Vcc

R2 R4

Vreff

C1 R5

R1

Gambar 3.2. Rangkaian Amplifier dan Komparator

c. Rangkaian Buffer Relay dan Relay


Rangkaian ini terdiri dari transistor dan relay, fungsi utama dari
transistor adalah komponen elektronik yang berfungsi sebagai
switching, stabilisasi tegangan dan penguat arus dan tegangan. Pada
rangkaian ini memakai transistor DB139 yang berfungsi sebagai
penguat arus pada rangkaian ini.
Rangakaian ini adalah hasil keluaran dari komaparator, Buffer
relay menguatkan arus keluaran dari komparator, agar dapat
menggerakan Relay. Relay yang digunakan disini adalah relay
tegangan, relay tersebut memiliki kebutuhan minimal arus yang
harus dipenuhi untuk menggerakannya.

34
Relay

BD139

Gambar 3.3 Rangkaian Buffer Relay dan relay

d. Modul Elektronik
Modul elektronik ini adalah gabungan dari semua komponen
yang mencakup amplifier, komparator, buffer relay dan relay. Pada
intinya modul elektronik ini adalah rangkaian penggerak dari sinyal
Led itu sendiri.

Gambar 3.4. Modul elektronik

3.1.4 Cara Kerja Proving Sinyal Led-LEN


Sistem Proving sinyal Led ini memungkinkan untuk mempercepat
penanggulangan pada kerusakan Sinyal Led tersebut, dibawah ini
adalah gambar rangakaian inti dari Sinyal Led.

35
LED ARRAY
8 Segment

RELAY

Penguat 300x
Comparator

A
C

Buffer Relay

Tegangan Referensi
Resistor Sensing

Gambar 3.5. Rangkaian Sinyal LED

Cara Kerja :

Tegangan dari sumber mengalir masuk kedalam Led array seperti


yang sudah diketahui Led Array ini dibagi menjadi 8 segment. Dan
persegment Led tersebut bernilai 40mA. Jadi jika dalam Led Array
memiliki 8 segment maka total arus yang keluar dari Led array
tersebut adalah 320mA(jika Led Array normal).

Arus mengalir melewati Resistor sensing. Resistor sensing yang


digunakan bernilai sebesar 0,1Ω. Arus tersebut melewati resistor
sensing untuk mencari tegangan yang mengalir, jadi 320mA x 0,1Ω =
32mV, jadi total keluaran tegangan keluaran dari resistor sensing
adalah 32mV.

Tegangan tersebut diperkuat 300 kali dengan mengguanakan


amplifier. Tegangan dikuatkan 300 kali agar memenuhi masukan pada
komparator. Jadi keluaran dari Amplifer adalah 300 x 32mV = 9,6 V.

Keluaran dari amplifier tersebut masuk kedalam rangakaian


komparator yang akan membandingkan antara tegangan yang keluar
dari amplifier dengan tegangan referensi pada komparator. Rangakain

36
ini lah yang menjadi rangakain inti dari rangakain sinyal Led, karena
keluaran dari komparator inilah yang mempengaruhi relay. Rangkaian
komparator disini menggunakan LM124 yang identik dengan LM134.
Jika tegangan refferensi dari rangakain komparator ini sebesar 7,2V
dan rangkain keluaran dari amplifier adalah 9,6V maka masukan
komparator lebih besar dibanding dengan tegangan referensi, jadi
keluaran dari komparator ini adalah High atau sama dengan Vin-1,
mengapa Vin-1 kerena tegangan dimakan rugi-rugi dari op-amp. Jika
teganan keluaran ammplifier lebih kecil dari tegangan referensi dari
komparator maka keluarannya adalah Low atau sama dengan
ground( 0+1 ).

Ketika logic dari komparator telah diketahi tegangan masuk


melwati dari buffer relay ( transistor ), fungsi buffer relay adalah
menguatkan arus yang akan mengalir ke Relay, disni menggunakan
BD139. Arus dikuatkan untuk memenuhi kebutuhan dari relay, disini
kita menggunakan relay tegangan akan tetapi relay tersebut tetap butuh
arus untuk bekerja. Akan tetapi jika logic keluaran dari comparator
adalah low maka output menjadi ground semu.

Rangkaian diatas adalah rangakaian Fail, bentuk rangkaian


proving sama persis dengan rangkaian fail hanya saja rangkaian
proving memiliki dua rangkaian fail yang sama persis untuk
keamanan, dan juga memiliki tegangan referensi yang lebih tinggi jika
dibanding dengan rangkaian fail.

37
3.2 Hysterisis

Rf

Ri
Vin

Vreff

Gambar 3.6. Rangkaian Histerisis

Rangakaian histerisis ini berfungsi untuk mengurangi efek dari riple


atau tegangan yang tidak stabil yang disebabkan oleh gangguan dari luar
rangakaian, contoh jauhnya sumber tegangan dari letak Sinyal Led, kondisi
ini menyebabkan berkurangnya daya yang masuk kedalam rangkaian Sinyal
Led ( main aspect ) yang disebabkan oleh hambatan kabel yang bertambah
karena jarak yang jauh. Sehingga sangat mempengaruhi relay dan relay
sangat mempengaruhi indikator proving. Oleh karena itu histerisis sangat
diperlukan, cara kerja dari histerisis sebagai berikut :

jika dalam kondisi keluaran Low maka untuk mengubah keluaran dari
komaparator menjadi High tidak tepat diangka tegangan referensi, jika
tegangan referensinya adalah 8V maka untuk mengubah logic dari Low ke
High tegangan yang dibutuhkan tidak 8V akan tetapi lebih dari 8V, 8,1V
dan sebagainya.

1. Perhitungan pada tegangan Riplle


Contoh: (dari kondisi Low ke High)
Ri=1kΩ Vreff=8V

38
Rf=100kΩ Vin=8,5 – 7,5 ( riplle range )

Ri

1KW

Rf
100KW

Gambar 3.7. Rangakain pengganti dari rangkaian Histerisis

Vin=7,9V
Rf
V +¿ ×Vin
Ri + Rf

100
¿ ×7,9
100+ 1

=7,8V
Jika Vin diberi nilai 7,9 maka Logic belum High.
Vin=8V
Rf
V +¿ ×Vin
Ri + Rf
100
= 100+1 ×8

=7,92V
ketika Vin diberi nilai 8 pun Logic belum bernilai High.
Vin=8,2
Rf
V +¿ ×Vin
Ri + Rf
100
= ×8,2
100+1
=8,11V
Dikondisi ini Vin adalah 8,2 dan logicnya baru High.
Jadi untuk menaikan Logic dari Low ke High dibutuhkan Vin 8,2V.
Atau dengan rumus :

39
Rf ∙ Vi
vo=
Ri+ Rf
RfVi=Vo(Ri+ Rf )
Vo ( Ri+ Rf )
Vi=
Rf
Jadi jika Vo=8V Ri=1k
Rf=100k Vi= ? ?

Vo ( Ri+ Rf )
Vi=
Rf
8 (1+100)
Vi=
100
808
Vi=
100
Vi=8,081V

Maka agar Logic keluaran komparator ini bernilai High tegangan


masukan harus lebih besar dari 8,08V. dengan kata lain Histerisis dari
rangakaian komaprator ini adalah dari 8V sampai dengan 8,081V.

2. Perhitungan pada Kerusakan LED ( per Segment )

Diketahui arus yang keluar dari Led Array per segmennya adalah
40mV atau sama dengan 320mV keseluruhan, dan dilewatkan pada
resistor sensing sebesar 0,1Ω, dan dikuatkan oleh amplifier sebesar
300x dan diketahui tegangan referensi dari rangakaian komparator
adalah 7,2 V. kita akan mengetahui pada saat kerusakan berapa
segmen Led Array akan ber Logic Low atau high. Jika Low berarti
Led sudah dianggap rusak.

Keadaan Normal

V= I . R
= 320mV x 0,1 Ω
= 32mV

40
Dikuatkan amplifier

32mV x 300 = 9,6 V


Jadi :
Rf
V +¿ ×Vin
Ri + Rf
100
¿ ×9,6
100+ 1
= 9,505 V ( Logic masih high )
Keadaan mati satu segmen

320 - 40 = 280mV
V=I.R
= 280mV x 0,1Ω
= 28mV

Dikuatkan amplifier
28mV x 300 = 8,4 V
Jadi :
Rf
V +¿ ×Vin
Ri + Rf
100
¿ ×8,4
100+ 1
= 8,316 V ( Logic masih High )

Keadaan mati tiga segmen

320 – 120 = 200mV

V=I.R
= 200mV x 0,1Ω
= 20mV
Dikuatkan Ampplifier

41
20mV x 300 = 6 V
Jadi :
Rf
V +¿ ×Vin
Ri + Rf
100
¿ ×6
100+ 1
= 5,940 V ( Logic Low dan diangap Led Array rusak )

42

Anda mungkin juga menyukai