rupanya pertanyaan anak saya itu timbul karena teman2nya disekolah..suka bilang
Porno..porno..porno..tapi dia sendiri tidak tau artinya apa..
hairul
#3
9th April 2008, 12:26
Join Date: Jan 2008
katara70 Posts: 639
Addict Member
setuju ama ^^
kalo mau ngasih tahu ttg sex mesti disesuaikan ama umur anak.
kalo aku jelasin ke anak ttg kata porno, yah orang yg gak pake baju.
jd kalo pas dia mandi lupa bawa baju ke dalam kamar mandi, trus aku suruh ambil di lemari, dia
pasti bilang gini, "gak mau keluar, ntar papa kalo bilang porno gmn ??"
katara70
#4
9th April 2008, 12:47
Join Date: Jan 2008
STD Location: In ur heart
Mania Member Posts: 1,959
Quote:
kalo mau ngasih tahu ttg sex mesti disesuaikan ama umur anak.
kalo aku jelasin ke anak ttg kata porno, yah orang yg gak pake baju.
jd kalo pas dia mandi lupa bawa baju ke dalam kamar mandi, trus aku suruh ambil di lemari,
dia pasti bilang gini, "gak mau keluar, ntar papa kalo bilang porno gmn ??"
Anak saya ngeyel lagi nih klo pertanyaan yg ginian... wa..ka..kaaa
Kok bisa sih bayi dlm perut ? Knp pas kluar gak bisa jalan sih ? sampai caranya bikin anak pun
ditanyakan ??? C_D
Susah emang...
Btw,... krn saya di rmh breeding bbrp burung, burung beneran nih...
Jdnya klo nerangin rada2 enak ajah,.. krn hampir saban hari saya & anak liatin burung sll
bercumbu dan bahkan ber"ML"ria di kandangnya... yah.. kita neranginnya rada2 simpel dan
terkesan alami aja.
Pdhl baru menjelang 4 thn, dia sdh tahu...
Yah,... burungnya ciuman looh,.. nanti pasti trus bertelor ya,.. 'ntar punya anak yaaaa ?? Trus
siapa yg mo' nyuapin ? Nanti anaknya diambil saja, biar Estu (Estu adl nama anak saya) yg
suapin,... hee..heee
Sorry bgt, dlm hal ngomong,.. anak saya emang "sangat" sulit dibendung, aplg sama yg sudah
kenal akrab.... bikin senewen kalo tdk terbiasa.
Rada OOT dikit nih,.. sangking ngeyelnya anak saya ini.. ada dokter yg pernah sewot gara2
diperingatin Estu pas nulis diagnosa di lembaran kuitansi >>> "Kalo nulis jgn lewat garis
donk !!!! " Tahu rasa looh... wa..ka..kaaaa...
makin gak nyambung nih...
__________________
Ada yg nakal, lucu, chubby, photo’genit’…. Duh anak siapa INI , ITU & DIA
STD
#5
9th April 2008, 13:59
Join Date: Jan 2008
katara70 Posts: 639
Addict Member
katara70
View Public Profile
#6
23rd April 2009, 10:20
Join Date: May 2008
Location: suburb, 20menit away dr city
Posts: 8,131
debyaten
Medal Winner
Awards Showcase
Total Awards: 1
Pentingnya Pendidikan Sex Bagi Anak2 Kita
Ibu2, bapak2, adek2, emak2, kakek2, nenek2, semua yg ada di sini....*inul mode on
sekedar mengingatkan nih betapa pentingnya memberikan pendidikan sex bagi anak2 kita sedini
mungkin. did you know? ada banyak banget kesalahan yg kita dan orang tua kita lakukan dalam
memberikan pendidikan sex bagi anak. misalnya (berikut tips2nya yah):
1. mengganti istilah alat kelamin dengan sebutan2 seperti "burung", "noni", bahkan "e-em"
....padahal sebetulnya dalam dunia medis sudah ada nama bagusnya untuk alat kelamin yg harus
diketahui oleh anak kita yaitu "p3nis" dan "v4gina" (maap gue pakein nomer takut disensor).
mengapa kita harus mengganti istilah bagus tersebut dengan istilah buatan, padahal menurut
pakar seksologi mengganti nama alat kelamin dengan istilah buatan sama juga artinya
membohongi anak kita. analoginya seperti ini, saya dipanggil dengan nama ajeng, tapi orang2
mengganti nama ajeng yg telah diberikan oleh orang tua kita dengan sebutan "si gendut", tentu
kita ga mao donk?
2. membohongi anak kita yang ingin tau dari mana seorang bayi berasal. ada yg pakai dongeng
burung bangau dsb. mereka harus tau bahwa seorang bayi datang dari pertemuan antara sperma
dan sel telur, mereka jg harus tau mengenai perubahan biologist ketika mereka nanti dewasa,
misalnya perempuan dengan menstruasi dan laki2 dengan mimpi basah. sadarkah kita dengan
begitu banyaaaknya informasi mengenai sex di luar sana yg dapat menjerumuskan anak2 kita?
kalau kita sebagai orang tua tidak bisa memberikan pengarahan yg baik dan benar kepada
mereka, maka jangan heran kalau anak2 akan lebih menyerap apa yg dia dapatkan dari
lingkungan ketimbang dari orang tua sendiri. buatlah anak kita merasa bahwa mama atau papa
saya adalah tempat di mana saya HARUS bertanya mengenai masalah sex education dan merasa
aman, bukan orang lain bukan teman bukan pula internet.
3. sedini mungkin ajarkan anak2 kita untuk MENGHARGAI alat2 kelaminnya. misalnya ketika
anak kita ga mau pakai celana. jangan bilang "iih malu donk ga ditutupin", tapi kita harus
memberikan pengarahan, berikan anak pengertian bahwa alat kelamin itu harus di jaga dan
dilindungi dan di hargai maka dari itu harus di tutupi dan di rawat dengan baik sampai mereka
besar.
4. tanamkan kepada anak untuk berbangga hati menjadi seorang perempuan (kalau anak kita
perempuan) dan laki2 (kalau anak kita laki2). disorientasi sex pada homosexual bukan bawaan
genetik atau cacat lahir, tidak ada anak yg terlahir menjadi seorang gay. semua itu terjadi karena
pengaruh dari luar seperti lingkungan dan keluarga. maka itu jangan buat anak kita merasa gagal
menjadi dirinya.
5. bagaimana jika suatu saat anak perempuan/laki2 kita yg telah akil balik datang dan mengaku
bahwa sudah gagal alias sudah tidak virgin lagi? jangan pernah tolak mereka walaupun telah
gagal, tetap terima dan dukung seperti halnya tuhan tetap mengasihi manusia walaupun telah
berkali2 jatuh ke dalam dosa. orang tua itu memang sudah di takdirkan untuk serasa dan
sepenanggungan dengan anak, jadi apa yg mereka alami, kita harus dapat mensupport mereka
agar tidak down. dukungan dan penerimaan adalah salah satu kunci seseorang untuk keluar dari
kegagalan.
semoga info ini berguna untuk memagari anak2 yg kita sayangi dari begitu banyaknya info
mengenai sex (ingat pengetahuan sex dan pendidikan sex itu tidak sama) di luar, ditambah
dengan makin majunya teknologi dan media yang seringkali mengeksploitasi hal2 berbau sexual
tanpa memikirkan efeknya terhadap anak2 kita. jadilah orang tua yang bijak....god bless....
__________________
debyaten
#7
23rd April 2009, 11:06
Join Date: Dec 2008
NapakTILAs Posts: 1,128
Mania Member
Quote:
1. mengganti istilah alat kelamin dengan sebutan2 seperti "burung", "noni", bahkan "e-
em"....padahal sebetulnya dalam dunia medis sudah ada nama bagusnya untuk alat kelamin yg
harus diketahui oleh anak kita yaitu "p3nis" dan "v4gina" (maap gue pakein nomer takut
disensor). mengapa kita harus mengganti istilah bagus tersebut dengan istilah buatan, padahal
menurut pakar seksologi mengganti nama alat kelamin dengan istilah buatan sama juga artinya
membohongi anak kita. analoginya seperti ini, saya dipanggil dengan nama ajeng, tapi orang2
mengganti nama ajeng yg telah diberikan oleh orang tua kita dengan sebutan "si gendut", tentu
kita ga mao donk?
yg nomor 1. aku sanggah ya..
menurutku pedidikan sex tsb dimulai di rumah sejak dini sekali, sejak anak2 umurnya baru
beberapa bulan, setelah bisa berkomunikasi dgn (terutama) ortu...
pada saat itu menyebut kata2 p*nis ato va***na (aq nggak mau disensor, ini ilmiah kok) belum
mungkin...
utk memudahkan, maka dipakai istilah2 yg gampang diucapkan dan dimengerti oleh si anak..
dengan memakai istilah2 tsb, sang ortu dan sang anak tetap mengerti kok dgn apa yg dimaksud
NapakTILAs
#8
23rd April 2009, 11:25
Join Date: May 2008
Location: suburb, 20menit away dr city
Posts: 8,131
debyaten
Medal Winner
Awards Showcase
Total Awards: 1
Quote:
menurutku pedidikan sex tsb dimulai di rumah sejak dini sekali, sejak anak2 umurnya baru
beberapa bulan, setelah bisa berkomunikasi dgn (terutama) ortu...
pada saat itu menyebut kata2 p*nis ato va***na (aq nggak mau disensor, ini ilmiah kok)
belum mungkin...
utk memudahkan, maka dipakai istilah2 yg gampang diucapkan dan dimengerti oleh si anak..
dengan memakai istilah2 tsb, sang ortu dan sang anak tetap mengerti kok dgn apa yg
dimaksud
masalahnya gini, kalau kita terbiasa pakai istilah buatan. otomatis anak2 kita ga tau kan istilah
sesungguhnya untuk alat kelamin? bagaimana kalau suatu saat dia buka internet atau dengar dari
teman infomasi mengenai p3nis dan vag1na yg salah? dan dia serap itu apa adanya? anak2 itu
menyerap informasi dengan sangat cepat loh, sementara selama ini yg dia tau alat kelamin yah
"cicit cuit dan noni"...so, penting banget buat aku memberi tau kepada mereka istilah medis ini,
sekedar untuk membekali anak2 kita.
yups benar, di indonesia kebanyakan pendidikan sex masih dianggap tabu say. banyak orangtua
yang kalau ditanya sama anak mengenai issue sex lebih baik menjawab "ngapain sih kamu
tanya2 itu?"...daripada menjelaskan. jujur aja aku pribadi sampai sma ga tau gimana wanita bisa
hamil..kalau gak dari pendidikan sex yang aku dapat disekolah waktu itu.
__________________
debyaten
#9
24th April 2009, 14:17
Join Date: Oct 2007
duckroar Location: I'am Away
Groupie Member Posts: 11,715
yg jelas pendidikan sex itu penting tapi porsinya ya disesuaikan dengan umur si anak.
karena ank gw br umur 5thn ya paling gw kasih tau beda cewe & cowo.
duckroar
Quote:
karena ank gw br umur 5thn ya paling gw kasih tau beda cewe & cowo.
Memang betul Mbak, tapi pendidikan sex bukan berati nonton film porno. Jadi tidak ada
kaitannya dengan kontra pemblokiran situs porno. Yang banyak terjadi banyak perkosaan oleh
anak laki-laki terhadap anak perempuan akibat nonton film porno. Artinya nonton film porno ada
akibat negatif apalagi anak itu tidak dibekali oleh pendidikan sex yang Mbak sebut diatas, seperti
kalau berhubungan sex dapat mengakibatkan kehamilan misalnya. Jadi saya sependapat dengan
Mbak tentang pendidikan sex, dan saya termasuk yang pro pemblokiran situs porno. Karena
sepertinya banyak yang salah kaprah kalau pendidikan sex itu nonton film porno. Kalau nonton
film porno, pendidikannya adalah mengajari cara-cara, teknik, gaya & posisi bermain sex.
reply
aremanitaku wrote on Apr 3, '08, edited on Apr 4, '08
della1997 said
Memang betul Mbak, tapi pendidikan sex bukan berati nonton film porno. Jadi tidak
ada kaitannya dengan kontra pemblokiran situs porno. Yang banyak terjadi banyak
perkosaan oleh anak laki-laki terhadap anak perempuan akibat nonton film porno.
Artinya nonton film porno ada akibat negatif apalagi anak itu tidak dibekali oleh
pendidikan sex yang Mbak sebut diatas, seperti kalau berhubungan sex dapat
mengakibatkan kehamilan misalnya. Jadi saya sependapat dengan Mbak tentang
pendidikan sex, dan saya termasuk yang pro pemblokiran situs porno. Karena
sepertinya banyak yang salah kaprah kalau pendidikan sex itu nonton film porno. Kalau
nonton film porno, pendidikannya adalah mengajari cara-cara, teknik, gaya & posisi
bermain sex.
mantep pak argumennya :) kalo mengenai tehnik atau cara ML aku yakin semua pasti
akan bisa dengan sendirinya, ntu pan dah naluri manusia :D ndak disuruh belajar jg pasti
dah pada canggih (expert) :D
reply
hoenbt wrote on Apr 4, '08
Pemblokiran situs porno adalah sesuatu yg JUSTRU menyuruh/menantang/membuat
ingin lebih tau anak2 untuk mencuri lihat. sebab sdh sifat dari anak2 yg selalu ingin tahu
dalam rangka mencari jati diri mereka.
pemblokiran situs porno justru kurang efektif, disamping kurang efektif malah lebih
memaraknya perilaku-perilaku yg menyimpang termasuk didalamnya pelecehan-
pelecehan akibat tidak ada penyaluran keingintahuan tersebut.
jadi dengan maraknya situs2 porno, justru harus diimbangi dengan pendidikan seks
sejak dini untuk meredam perilaku2 yg menyimpang.
reply
aremanitaku wrote on Apr 4, '08
hoenbt said
Pemblokiran situs porno adalah sesuatu yg JUSTRU
menyuruh/menantang/membuat ingin lebih tau anak2 untuk mencuri lihat. sebab sdh
sifat dari anak2 yg selalu ingin tahu dalam rangka mencari jati diri mereka.
pemblokiran situs porno justru kurang efektif, disamping kurang efektif malah lebih
memaraknya perilaku-perilaku yg menyimpang termasuk didalamnya pelecehan-
pelecehan akibat tidak ada penyaluran keingintahuan tersebut.
jadi dengan maraknya situs2 porno, justru harus diimbangi dengan pendidikan seks
sejak dini untuk meredam perilaku2 yg menyimpang.
butul masse.. smoga aja semua pihak semakin sadar akan pentingnya pendidikan seks
sejak dini disamping pembekalan ilmu agama tentunya, amin
reply
kuwiermacho wrote on Mar 2, '09
saya setuju dengan pelajaran sex yang diterapkan sejak dini, ,selain membuat anak-anak
atau adik-adik kita mengetahui tentang berbahayanya jika sex itu dilakukan di luar nikah
dan sex jg bukanlah sekedar mencari kenikmatan semata, ,tp pada perkembangan seperti
sekarang sex sudah di anggap sebagai hal yang wajar bagi anak-anak di bawah umur,
,pemerintah sudah membuat UUAPP tp bagi saya ini belum berjalan sesuai dengan visi
dan misi!dan menurut saya daripada cuma menimbulkan pro dan kontra lebih baik
mencegah dari pada membasmi, ,seperti penggunaan kondo saat berhubungan, , ,itu
lebih efisien dari pada cuma menimbulkan pro dan kontra yang menyebabkan bangsa
kita jadi pecah!
(*)
reply
aanpaloe wrote on Feb 25, '10
ech iya tuch...soalnya aku bareng teman2 aktivis peduli HIV/AIDS dan anti narkoba di
sulawesi tengah banyak menemukan kasus seks bebas di bawah umur...so... memang
pendidikan seks sejak dini itu perlu...asal sesuai cara penyampaiannya...
reply
aanpaloe wrote on Feb 25, '10
ass...salam kenal dari saya dan teman2 komunitas remaja anti narkoba dan pedli
HIV/AIDS ( EXIT ) community sulteng...
Dewasa ini sudah banyak orangtua yang menyadari bahwa pendidikan seks untuk anak adalah
penting diberikan kepada anak sejak usia dini. Tetapi banyak orangtua juga merasa bingung
bagaimana caranya menanamkan pendidikan seks itu kepada anak mereka.
Cara penyampaian lebih penting agar apa yang kita harapkan menemui sasaran, dan layak untuk
didengar buah hati kita.
1. Ubah paradigma bahwa seks bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Biasakan bicara
terbuka di antara keluarga, termasuk bicara seks.
2. Jelaskan secara ilmiah dan alamiah masalah seks kepada anak-anak. Sehingga mereka tidak
malu, apalagi takut untuk bertanya.
3. Ajarkan persoalan seks dari segi moral, norma, ilmiah, dan agama agar anak dapat memahami
seks dengan benar, dan menurut konteks pembicaraan yang tepat.
4. Pakai istilah atau sebutan yang jelas dan tepat, Misal menyebut organ genital wanita dengan
sebutan ‘vagina’ bukan ‘dompet’ atau ‘apem’.
5. Sesuaikan penjelasan mengenai seks dengan usia dan tingkat pemahaman anak
6. Batasi penjelasan/jawaban hanya pada pertanyaan anak saja, tidak usah terlalu melebar terlalu
jauh.
7. Mau mendengar dan peka terhadap pertanyaan-pertanyaan kritis anak, bahkan yang
‘nyerempet-nyerempet’, misalnya soal mimpi basah atau masturbasi. Katakan itu hal wajar
dalam usia puber.
Menjadi kewajiban orang tua untuk memberi pendidikan pada anak dalam bidang apapun,
termasuk pengetahuannya tentang seks. Sebagai orang tua, jangan merasa tabu dan segan untuk
memberikan pendidikan seks karena pengetahuan ini penting sekali diberikan pada mereka sejak
dini. Pendidikan seks bukan berarti membicarakan hubungan suami istri, tapi mencakup
pemberian pemahaman mengenai perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta
memahami berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat.
Untuk mempermudah mengenalkan seks pada anak, disarankan untuk melakukan teknik
kebijaksanaan buka pintu. Dalam teknik ini, orang tua secara aktif membuka kesempatan untuk
berbicara kapan saja karena ada anak yang aktif bertanya, namun ada anak yang harus dibukakan
pintunya dengan ‘conversation starter’, seperti kamu tau nama2 bagian badanmu? atau kamu
tahu apa beda anak perempuan dan anak laki-laki?
Dalam teknik ini, orang tua harus jujur, tidak malu untuk menyebutkan nama yang benar untuk
alat kelaminnya.
Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pembekalan pengetahuan tentang seks
membuat anak menjadi bingung dan bisa mencari informasi yang salah karena mendapat dari
narasumber yang tidak layak.
1. Mengajar untuk mengenali perbezaan fizikal di antara anak-anak lelaki dan perempuan di tahap
umur ini.
2. Membiasakan diri dengan batas-batas pergaulan dan hijab dalam dengan ahli keluarga lelaki dan
perempuan dan antara kawan-kawan lelaki dan perempuan sesuai dengan tahap umur mereka dan
kaitannya dengan isu seks.
3. Di peringkat umur 6 tahun anak-anak dilatih untuk membiasakan diri tidur berasingan dan sebab di
sebaliknya kerana pada umur 7 tahun Islam memerintahkan pemisahan tempat tidur antara anak-
anak.
4. Membiasakan anak agar tidur berasingan dari tempat tidur ibu bapa dan sebab di sebaliknya.
5. Mengajar anak-anak agar meminta izin sebelum masuk bilik ibu bapa pada waktu-waktu yang
dianjurkan oleh Islam dan sebab di sebaliknya.
6. Melatih anak-anak agar tidak mandi bersama khususnya antara anak lelaki dan perempuan.
7. Membimbing anak-anak memahami topik-topik berkaitan seks melalui didikan istinja’ dan toharah
yang betul.
1. Mengukuhkan amalan hijab (samada hijab pakaian atau pergaulan) dalam keluarga dan bersama
kawan-kawan. Pada umur 10 tahun ke atas, anak-anak haruslah telah terbiasa untuk memelihara
hijab antara lelaki dan wanita yang bukan mahram kerana umurnya yang telah hampir dengan
umur baligh. Dalam menunaikan didikan ini, perlulah dikaitkan dengan isu-isu seksual yang
sesuai.
3. Pada umur ini anak-anak sudah harus diberikan kemampuan untuk mempraktikkan toharah dan
istinja’ yang betul.
4. Pada umur 10 – 12 tahun, anak-anak harus sudah mampu memahami secara umum erti mimpi,
mani, haidh dan fenomena seks yang dinyatakan dalam Fiqh Toharah dan Ibadat ini kerana pada
umur 10 tahun seorang kanak-kanak sudah di’mestikan’ untuk bersolat. Untuk itu ia perlu
memahami Fiqh Toharah dan Ibadat yang betul bagi memastikan solatnya benar. Oleh kerana
pada umur 12 tahun seorang anak biasanya mencapai baligh, maka perlulah mereka dididik
mengenai baligh dan tanda-tandanya sebelum memasuki umur baligh yang sebenar. Hal ini
perlulah dikaitkan dengan isu-isu seksual.
5. Memahamkan anak-anak apa yang dimaksudkan lucah dalam Islam dan kenapa ia dilarang.
2. Memahamkan anak-anak mengenai zina dan amalan seks luar tabi’i dalam Islam dan hikmah
disebalik larangan terhadapnya.
3. Memahamkan sebab-sebab timbul rasa cinta, kasih dan tertarik kepada yang lain dari segi fisiologi
dan psikologi.
4. Membimbing anak-anak untuk mengurus psikologi remaja dan dorongan seks yang semakin
meningkat di tahap ini.
6. Membiasakan anak-anak dengan puasa sunat (selain ibadah-ibadah lain) sebagai asas daya tahan
mengawal dorongan seks setelah memasuki umur baligh sejajar dengan anjuran Rasulullah s.a.w.
Perdebatan tentang perlu-tidaknya pendidikan seks diberikan kepada anak bermula dari keprihatinan
terhadap pergaulan remaja saat ini. Para pemerhati masalah remaja berpendapat, seks bebas yang
sekarang ini menggejala salah satunya disebabkan karena pengetahuan remaja tentang seksualitas
masih sangat rendah. Karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk memasyarakatkan pendidikan seks
kepada remaja. Program-program pendidikan seks pun mulai digulirkan, bahkan ada yang berpendapat
bahwa pendidikan seks seharusnya diberikan sedini mungkin. Jika perlu, di bangku prasekolah pun ada
kurikulum yang membahas khusus tentang pendidikan seks. Benarkah sepenting itu pendidikan seks
bagi anak? Bagaimana Islam memandang persoalan ini? Apa itu Pendidikan Seks?
Ada banyak pengertian tentang apa itu pendidikan seks, bergantung pada sudut pandang yang dipakai.
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan
penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-
masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Dengan begitu, jika anak telah dewasa, ia
akan dapat mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan; bahkan mampu menerapkan
perilaku islami dan tidak akan memenuhi naluri seksualnya dengan cara-cara yang tidak islami.
Pendidikan seks di dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah.
Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur itu akan menyebabkan ketidakjelasan arah dari
pendidikan seks itu sendiri, bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari
tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian kepada Allah. Oleh karena
itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat Islam.
Orangtua manapun tentu selalu menginginkan anaknya menjadi anak yang baik. Anak adalah generasi
yang diciptakan untuk kehidupan masa depan. Sepantasnyalah orangtua memberikan bekal berupa
pendidikan yang menyeluruh, termasuk pendidikan seks. Orangtua dituntut memiliki kepekaan,
keterampilan, dan pemahaman agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, yang justru tidak
membuat anak semakin bingung atau penasaran. Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab
terhadap anak dalam masalah pendidikan, termasuk pendidikan seks. Jadi, dalam hal ini, sesungguhnya
tidak mutlak diperlukan adanya kurikulum khusus tentang pendidikan seks di sekolah-sekolah.
Di antara pokok-pokok pendidikan seks yang bersifat praktis, yang perlu diterapkan dan diajarkan
kepada anak adalah:
Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil,
bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, berganti pakaian, dan sebagainya.
Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana Muslimah menutup aurat juga penting untuk
menanamkan rasa malu sekaligus mengajari anak tentang auratnya.
2. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.
Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan mendasar. Perbedaan
tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling
merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang berbeda yang kelak akan diperankannya.
Mengingat perbedaan tersebut, Islam telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang telah
ada tetap terjaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan
memiliki kepribadian feminin. Islam tidak menghendaki wanita menyerupai laki-laki, begitu juga
sebaliknya. Untuk itu, harus dibiasakan dari kecil anak-anak berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mereka juga harus diperlakukan sesuai dengan jenis kelaminnya. Ibnu Abbas ra. berkata:
Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. (HR
al-Bukhari).
Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat. Anak mulai
melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berpikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai
sesuatu yang ada di luar dirinya. Pemisahan tempat tidur merupakan upaya untuk menanamkan
kesadaran pada anak tentang eksistensi dirinya. Jika pemisahan tempat tidur tersebut terjadi antara
dirinya dan orangtuanya, setidaknya anak telah dilatih untuk berani mandiri. Anak juga dicoba untuk
belajar melepaskan perilaku lekatnya (attachment behavior) dengan orangtuanya. Jika pemisahan
tempat tidur dilakukan terhadap anak dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin, secara langsung
ia telah ditumbuhkan kesadarannya tentang eksistensi perbedaan jenis kelamin.
Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga
mengajari anak tentang najis. Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya (toilet
training). Dengan cara ini akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati, mandiri, mencintai kebersihan,
mampu menguasai diri, disiplin, dan sikap moral yang memperhatikan tentang etika sopan santun dalam
melakukan hajat.
6. Mengenalkan mahram-nya.
Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja perempuan yang diharamkan
dan yang dihalalkan telah ditentukan oleh syariat Islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar
ditaati. Dengan memahami kedudukan perempuan yang menjadi mahram, diupayakan agar anak
mampu menjaga pergaulan sehari-harinya dengan selain wanita yang bukan mahram-nya. Inilah salah
satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan
seks anak. Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa Islam mengharamkan incest, yaitu
pernikahan yang dilakukan antar saudara kandung atau mahram-nya. Siapa saja mahram tersebut, Allah
Swt telah menjelaskannya dalam surat an-Nisa’ (4) ayat 22-23.
Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah
tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri.
Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengandung unsur
pornografi. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur
pornografi dan pornoaksi.
Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan
yang diboleh-kan oleh syariat Islam. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dinggap biasa.
Mereka bebas mengumbar pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan; seolah tidak ada lagi batas
yang ditentukan syariah guna mengatur interaksi di antara mereka. Ikhtilât dilarang karena interaksi
semacam ini bisa menjadi mengantarkan pada perbuatan zina yang diharamkan Islam. Karena itu,
jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan
perempuan secara bebas.
Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahram-nya berada di suatu tempat, hanya
berdua saja. Biasanya mereka memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Sebagaimana ikhtilât, khalwat pun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Anak-anak
sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini. jika bermain, bermainlah dengan
sesama jenis. Jika dengan yang berlainan jenis, harus diingatkan untuk tidak ber-khalwat.
Berhias, jika tidak diatur secara islami, akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan dosa. Berhias
berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan. Tujuan
pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias adalah agar berhias tidak untuk perbuatan
maksiat.
Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia balig. Adapun haid dialami oleh anak
perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekadar untuk bisa memahami
anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Jika terjadi ihtilâm dan haid, Islam telah mengatur
beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, antara lain kewajiban untuk melakukan
mandi. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah
dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya, mereka harus diarahkan menjadi
manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat.
Itulah beberapa hal yang harus diajarkan kepada anak berkaitan dengan pendidikan seks. Wallâhu a’lam
bi ash-shawâb.