Anda di halaman 1dari 20

Originally Posted by spilletta

kalau jaman dulu sih sex tabu dibicarakan pada anak...


tapi seiring perkembangan jaman, apalagi sudah globalisasi begini,
ternyata lebih baik memberikan pendidikan tentang sex kepada anak sejak dini daripada
anak salah melangkah...

bagi-bagi ilmu dan pendapatnya yah...


- bagaimana cara memberikan pendidikan tentang sex yang tepat buat anak.
- apa saja tahapan-tahapan pendidikannya.
- mulai umur berapa pendidikan tentang sex diberikan pada anak.
Ayah, Porno itu apa sih? suatu hari anak saya bertanya..
saya juga kaget menjawab pertanyaan tersebut..

rupanya pertanyaan anak saya itu timbul karena teman2nya disekolah..suka bilang
Porno..porno..porno..tapi dia sendiri tidak tau artinya apa..

aduh saya juga bingung menjelaskannya..


saya hanya bisa bilang porno itu artinya tidak boleh dilihat oleh anak2..

dia sendiri masih bingung dengan kata2 saya..


tapi apa boleh buat..hanya itu yg bisa saya katakan..

jadi pada dasarnya pendidikan sex untuk anak itu..


mungkin menurut saya..biar alami aja caranya..
dari dia melihat..membaca..pasti ada pertanyaan..

kayaknya gitu aja sis..


__________________
Olah..All My Friend..Kalian Bisa Kunjungi Websiteku..www.TamanPajak.com, Ada Formulir
Pajak Komplet Tersedia, Bisa Juga Lihat Kurs Pajak Dsb. www.TamanPajak.com Alternatif
Perpajakan Anda..oke!! :

hairul

View Public Profile

Send a private message to hairul

Visit hairul's homepage!

Find all posts by hairul

  #3  
9th April 2008, 12:26
Join Date: Jan 2008
katara70 Posts: 639
 
Addict Member

setuju ama ^^

kalo mau ngasih tahu ttg sex mesti disesuaikan ama umur anak.
kalo aku jelasin ke anak ttg kata porno, yah orang yg gak pake baju.
jd kalo pas dia mandi lupa bawa baju ke dalam kamar mandi, trus aku suruh ambil di lemari, dia
pasti bilang gini, "gak mau keluar, ntar papa kalo bilang porno gmn ??"

katara70

View Public Profile

Send a private message to katara70

Find all posts by katara70

  #4  
9th April 2008, 12:47
Join Date: Jan 2008
STD Location: In ur heart
 
Mania Member Posts: 1,959

Quote:

Originally Posted by Katara


setuju ama ^^

kalo mau ngasih tahu ttg sex mesti disesuaikan ama umur anak.
kalo aku jelasin ke anak ttg kata porno, yah orang yg gak pake baju.
jd kalo pas dia mandi lupa bawa baju ke dalam kamar mandi, trus aku suruh ambil di lemari,
dia pasti bilang gini, "gak mau keluar, ntar papa kalo bilang porno gmn ??"
Anak saya ngeyel lagi nih klo pertanyaan yg ginian... wa..ka..kaaa
Kok bisa sih bayi dlm perut ? Knp pas kluar gak bisa jalan sih ? sampai caranya bikin anak pun
ditanyakan ??? C_D
Susah emang...
Btw,... krn saya di rmh breeding bbrp burung, burung beneran nih...
Jdnya klo nerangin rada2 enak ajah,.. krn hampir saban hari saya & anak liatin burung sll
bercumbu dan bahkan ber"ML"ria di kandangnya... yah.. kita neranginnya rada2 simpel dan
terkesan alami aja.
Pdhl baru menjelang 4 thn, dia sdh tahu...
Yah,... burungnya ciuman looh,.. nanti pasti trus bertelor ya,.. 'ntar punya anak yaaaa ?? Trus
siapa yg mo' nyuapin ? Nanti anaknya diambil saja, biar Estu (Estu adl nama anak saya) yg
suapin,... hee..heee
Sorry bgt, dlm hal ngomong,.. anak saya emang "sangat" sulit dibendung, aplg sama yg sudah
kenal akrab.... bikin senewen kalo tdk terbiasa.

Rada OOT dikit nih,.. sangking ngeyelnya anak saya ini.. ada dokter yg pernah sewot gara2
diperingatin Estu pas nulis diagnosa di lembaran kuitansi >>> "Kalo nulis jgn lewat garis
donk !!!! " Tahu rasa looh... wa..ka..kaaaa...
makin gak nyambung nih...
__________________
Ada yg nakal, lucu, chubby, photo’genit’…. Duh anak siapa INI , ITU & DIA

STD

View Public Profile

Send a private message to STD

Find all posts by STD

  #5  
9th April 2008, 13:59
Join Date: Jan 2008
katara70 Posts: 639
 
Addict Member

^^ anaknya dr foto keliatan bandel2 tp pinter....


(mirip papa ato mirip mama nih anaknya ??)
mungkin 50-50 yah ?? bandel nya mirip papa, pinternya mirip mama......

katara70
View Public Profile

Send a private message to katara70

Find all posts by katara70

  #6  
23rd April 2009, 10:20
Join Date: May 2008
Location: suburb, 20menit away dr city
Posts: 8,131
debyaten
 
Medal Winner
Awards Showcase
 
Total Awards: 1
Pentingnya Pendidikan Sex Bagi Anak2 Kita

Hi mod kalau udah ada di merge aja gpp.

Ibu2, bapak2, adek2, emak2, kakek2, nenek2, semua yg ada di sini....*inul mode on

sekedar mengingatkan nih betapa pentingnya memberikan pendidikan sex bagi anak2 kita sedini
mungkin. did you know? ada banyak banget kesalahan yg kita dan orang tua kita lakukan dalam
memberikan pendidikan sex bagi anak. misalnya (berikut tips2nya yah):

1. mengganti istilah alat kelamin dengan sebutan2 seperti "burung", "noni", bahkan "e-em"
....padahal sebetulnya dalam dunia medis sudah ada nama bagusnya untuk alat kelamin yg harus
diketahui oleh anak kita yaitu "p3nis" dan "v4gina" (maap gue pakein nomer takut disensor).
mengapa kita harus mengganti istilah bagus tersebut dengan istilah buatan, padahal menurut
pakar seksologi mengganti nama alat kelamin dengan istilah buatan sama juga artinya
membohongi anak kita. analoginya seperti ini, saya dipanggil dengan nama ajeng, tapi orang2
mengganti nama ajeng yg telah diberikan oleh orang tua kita dengan sebutan "si gendut", tentu
kita ga mao donk?

2. membohongi anak kita yang ingin tau dari mana seorang bayi berasal. ada yg pakai dongeng
burung bangau dsb. mereka harus tau bahwa seorang bayi datang dari pertemuan antara sperma
dan sel telur, mereka jg harus tau mengenai perubahan biologist ketika mereka nanti dewasa,
misalnya perempuan dengan menstruasi dan laki2 dengan mimpi basah. sadarkah kita dengan
begitu banyaaaknya informasi mengenai sex di luar sana yg dapat menjerumuskan anak2 kita?
kalau kita sebagai orang tua tidak bisa memberikan pengarahan yg baik dan benar kepada
mereka, maka jangan heran kalau anak2 akan lebih menyerap apa yg dia dapatkan dari
lingkungan ketimbang dari orang tua sendiri. buatlah anak kita merasa bahwa mama atau papa
saya adalah tempat di mana saya HARUS bertanya mengenai masalah sex education dan merasa
aman, bukan orang lain bukan teman bukan pula internet.
3. sedini mungkin ajarkan anak2 kita untuk MENGHARGAI alat2 kelaminnya. misalnya ketika
anak kita ga mau pakai celana. jangan bilang "iih malu donk ga ditutupin", tapi kita harus
memberikan pengarahan, berikan anak pengertian bahwa alat kelamin itu harus di jaga dan
dilindungi dan di hargai maka dari itu harus di tutupi dan di rawat dengan baik sampai mereka
besar.

4. tanamkan kepada anak untuk berbangga hati menjadi seorang perempuan (kalau anak kita
perempuan) dan laki2 (kalau anak kita laki2). disorientasi sex pada homosexual bukan bawaan
genetik atau cacat lahir, tidak ada anak yg terlahir menjadi seorang gay. semua itu terjadi karena
pengaruh dari luar seperti lingkungan dan keluarga. maka itu jangan buat anak kita merasa gagal
menjadi dirinya.

5. bagaimana jika suatu saat anak perempuan/laki2 kita yg telah akil balik datang dan mengaku
bahwa sudah gagal alias sudah tidak virgin lagi? jangan pernah tolak mereka walaupun telah
gagal, tetap terima dan dukung seperti halnya tuhan tetap mengasihi manusia walaupun telah
berkali2 jatuh ke dalam dosa. orang tua itu memang sudah di takdirkan untuk serasa dan
sepenanggungan dengan anak, jadi apa yg mereka alami, kita harus dapat mensupport mereka
agar tidak down. dukungan dan penerimaan adalah salah satu kunci seseorang untuk keluar dari
kegagalan.

semoga info ini berguna untuk memagari anak2 yg kita sayangi dari begitu banyaknya info
mengenai sex (ingat pengetahuan sex dan pendidikan sex itu tidak sama) di luar, ditambah
dengan makin majunya teknologi dan media yang seringkali mengeksploitasi hal2 berbau sexual
tanpa memikirkan efeknya terhadap anak2 kita. jadilah orang tua yang bijak....god bless....
__________________

fun with too many friends....lonely?neverr!

debyaten

View Public Profile

Send a private message to debyaten

Find all posts by debyaten

  #7  
23rd April 2009, 11:06
Join Date: Dec 2008
NapakTILAs Posts: 1,128
 
Mania Member

Quote:

1. mengganti istilah alat kelamin dengan sebutan2 seperti "burung", "noni", bahkan "e-
em"....padahal sebetulnya dalam dunia medis sudah ada nama bagusnya untuk alat kelamin yg
harus diketahui oleh anak kita yaitu "p3nis" dan "v4gina" (maap gue pakein nomer takut
disensor). mengapa kita harus mengganti istilah bagus tersebut dengan istilah buatan, padahal
menurut pakar seksologi mengganti nama alat kelamin dengan istilah buatan sama juga artinya
membohongi anak kita. analoginya seperti ini, saya dipanggil dengan nama ajeng, tapi orang2
mengganti nama ajeng yg telah diberikan oleh orang tua kita dengan sebutan "si gendut", tentu
kita ga mao donk?
yg nomor 1. aku sanggah ya..

menurutku pedidikan sex tsb dimulai di rumah sejak dini sekali, sejak anak2 umurnya baru
beberapa bulan, setelah bisa berkomunikasi dgn (terutama) ortu...
pada saat itu menyebut kata2 p*nis ato va***na (aq nggak mau disensor, ini ilmiah kok) belum
mungkin...
utk memudahkan, maka dipakai istilah2 yg gampang diucapkan dan dimengerti oleh si anak..
dengan memakai istilah2 tsb, sang ortu dan sang anak tetap mengerti kok dgn apa yg dimaksud

di sekolah, pendidikan sex itu dilanjutin....


di Indonesia, pendidikan sex di sekolah mungkin masih kurang...
aq heran, ada ibu2 temen kantor yg nggak tahu cara kerja tampon
(mungkin karena jarang dipake atau nggak ada dipasaran)
tetapi kalau di luar sana (bukan berarti di luar sana lebih bagus), di SD aja sdh diterangin ttg
berbagai hal yg berhubungan dgn seksualitas, misalnya, menstruasi..
jadi baik anak cewek maupun anak cowok juga tau tentang misalnya bhw cewek ada siklus
menstruasi..

NapakTILAs

View Public Profile

Send a private message to NapakTILAs

Find all posts by NapakTILAs

  #8  
23rd April 2009, 11:25
Join Date: May 2008
Location: suburb, 20menit away dr city
Posts: 8,131
debyaten
 
Medal Winner
Awards Showcase
 
Total Awards: 1

Quote:

Originally Posted by NapakTILAs


yg nomor 1. aku sanggah ya..

menurutku pedidikan sex tsb dimulai di rumah sejak dini sekali, sejak anak2 umurnya baru
beberapa bulan, setelah bisa berkomunikasi dgn (terutama) ortu...
pada saat itu menyebut kata2 p*nis ato va***na (aq nggak mau disensor, ini ilmiah kok)
belum mungkin...
utk memudahkan, maka dipakai istilah2 yg gampang diucapkan dan dimengerti oleh si anak..
dengan memakai istilah2 tsb, sang ortu dan sang anak tetap mengerti kok dgn apa yg
dimaksud

di sekolah, pendidikan sex itu dilanjutin....


di Indonesia, pendidikan sex di sekolah mungkin masih kurang...
aq heran, ada ibu2 temen kantor yg nggak tahu cara kerja tampon
(mungkin karena jarang dipake atau nggak ada dipasaran)
tetapi kalau di luar sana (bukan berarti di luar sana lebih bagus), di SD aja sdh diterangin ttg
berbagai hal yg berhubungan dgn seksualitas, misalnya, menstruasi..
jadi baik anak cewek maupun anak cowok juga tau tentang misalnya bhw cewek ada siklus
menstruasi..
gpp koq disanggah monggo wae say....itupun hanya menyampaikan ilmu yg aku contek dari
pakar pendidikan anak kebetulan teman aku.

masalahnya gini, kalau kita terbiasa pakai istilah buatan. otomatis anak2 kita ga tau kan istilah
sesungguhnya untuk alat kelamin? bagaimana kalau suatu saat dia buka internet atau dengar dari
teman infomasi mengenai p3nis dan vag1na yg salah? dan dia serap itu apa adanya? anak2 itu
menyerap informasi dengan sangat cepat loh, sementara selama ini yg dia tau alat kelamin yah
"cicit cuit dan noni"...so, penting banget buat aku memberi tau kepada mereka istilah medis ini,
sekedar untuk membekali anak2 kita.

yups benar, di indonesia kebanyakan pendidikan sex masih dianggap tabu say. banyak orangtua
yang kalau ditanya sama anak mengenai issue sex lebih baik menjawab "ngapain sih kamu
tanya2 itu?"...daripada menjelaskan. jujur aja aku pribadi sampai sma ga tau gimana wanita bisa
hamil..kalau gak dari pendidikan sex yang aku dapat disekolah waktu itu.
__________________

fun with too many friends....lonely?neverr!

debyaten

View Public Profile

Send a private message to debyaten

Find all posts by debyaten

  #9  
24th April 2009, 14:17
Join Date: Oct 2007
duckroar Location: I'am Away
 
Groupie Member Posts: 11,715

yg jelas pendidikan sex itu penting tapi porsinya ya disesuaikan dengan umur si anak.

karena ank gw br umur 5thn ya paling gw kasih tau beda cewe & cowo.

contoh TS sama gw pasti beda.


__________________
ooouugghhhhhh

duckroar

View Public Profile

Send a private message to duckroar

Find all posts by duckroar


  #10  
24th April 2009, 15:09
Join Date: May 2008
Location: suburb, 20menit away dr city
Posts: 8,131
debyaten
 
Medal Winner
Awards Showcase
 
Total Awards: 1

Quote:

Originally Posted by duckroar


yg jelas pendidikan sex itu penting tapi porsinya ya disesuaikan dengan umur si anak.

karena ank gw br umur 5thn ya paling gw kasih tau beda cewe & cowo.

contoh TS sama gw pasti beda.


katanya pakar kudu sedini mungkin pak..tapi soal porsi gue setuju deh ama elu, gue tau elu
bapak yg baek koq
__________________
Terlepas dari pro dan kontra pemblokiran situs porno yang sempat marak diberitakan di berbagai media.
Di era globalisasi sekarang ini pengenalan seks sejak dini dirasa cukup penting, mengingat anak-anak
dengan mudah mendapat informasi dari berbagai media seperti majalah, buku, TV, VCD & Internet.
Terlebih bagi kita sebagai orang tua, tentu kita tidak menginginkan anak-anak kita mencari pengetahuan
tentang seks dengan caranya sendiri seperti mengakses situs porno atau menonton VCD porno dll.
    Memang bagi sebagian orang membicarakan seks dengan anak mungkin masih dianggap tabu.
Pendidikan seks ini dimaksudkan agar anak-anak mengetahui seks secara benar dan diharapkan mereka
bisa menghindarkan diri dari perilaku seks bebas. Pendidikan seks yg dimaksud antara lain dengan
mengenalkan organ-organ seks yang dengan seiring bertambahnya usia anak organ itu akan tumbuh
juga. Bisa juga dijelaskan tentang peranan hormon seks dalam darah dan pengaruhnya terhadap tubuh
seseorang, misalnya bagi perempuan ditandai dengan pertumbuhan payudara, tumbuhnya rambut
pubis & menstruasi. Pada laki-laki bisa diberikan pengertian tentang pertumbuhan alat kelamin,
perubahan yg terjadi pasca akil baligh/mimpi basah dll. Yang disertai adanya perubahan emosi &
psikologi.
    Pengenalan seks disini untuk menjelaskan bahwa seks adalah sesuatu yg alamiah, bukan porno.
Pelajaran seks juga perlu disamping untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak juga untuk
menjaga diri si anak dari perlakuan-perlakuan yang tidak sewajarnya, misal pelecehan terhadap anak
dibawah umur yang terkadang mereka tidak menyadari tindakan tersebut sebagai pelecehan seksual.
Disamping tentu yang tak kalah pentingnya penekanan pendidikan Agama yakni adanya larangan untuk
melakukan seks pra nikah atau seks di luar nikah.

Memang betul Mbak, tapi pendidikan sex bukan berati nonton film porno. Jadi tidak ada
kaitannya dengan kontra pemblokiran situs porno. Yang banyak terjadi banyak perkosaan oleh
anak laki-laki terhadap anak perempuan akibat nonton film porno. Artinya nonton film porno ada
akibat negatif apalagi anak itu tidak dibekali oleh pendidikan sex yang Mbak sebut diatas, seperti
kalau berhubungan sex dapat mengakibatkan kehamilan misalnya. Jadi saya sependapat dengan
Mbak tentang pendidikan sex, dan saya termasuk yang pro pemblokiran situs porno. Karena
sepertinya banyak yang salah kaprah kalau pendidikan sex itu nonton film porno. Kalau nonton
film porno, pendidikannya adalah mengajari cara-cara, teknik, gaya & posisi bermain sex.
reply
aremanitaku wrote on Apr 3, '08, edited on Apr 4, '08
della1997 said
Memang betul Mbak, tapi pendidikan sex bukan berati nonton film porno. Jadi tidak
ada kaitannya dengan kontra pemblokiran situs porno. Yang banyak terjadi banyak
perkosaan oleh anak laki-laki terhadap anak perempuan akibat nonton film porno.
Artinya nonton film porno ada akibat negatif apalagi anak itu tidak dibekali oleh
pendidikan sex yang Mbak sebut diatas, seperti kalau berhubungan sex dapat
mengakibatkan kehamilan misalnya. Jadi saya sependapat dengan Mbak tentang
pendidikan sex, dan saya termasuk yang pro pemblokiran situs porno. Karena
sepertinya banyak yang salah kaprah kalau pendidikan sex itu nonton film porno. Kalau
nonton film porno, pendidikannya adalah mengajari cara-cara, teknik, gaya & posisi
bermain sex.
mantep pak argumennya :) kalo mengenai tehnik atau cara ML aku yakin semua pasti
akan bisa dengan sendirinya, ntu pan dah naluri manusia :D ndak disuruh belajar jg pasti
dah pada canggih (expert) :D
reply
hoenbt wrote on Apr 4, '08
Pemblokiran situs porno adalah sesuatu yg JUSTRU menyuruh/menantang/membuat
ingin lebih tau anak2 untuk mencuri lihat. sebab sdh sifat dari anak2 yg selalu ingin tahu
dalam rangka mencari jati diri mereka.
pemblokiran situs porno justru kurang efektif, disamping kurang efektif malah lebih
memaraknya perilaku-perilaku yg menyimpang termasuk didalamnya pelecehan-
pelecehan akibat tidak ada penyaluran keingintahuan tersebut.

jadi dengan maraknya situs2 porno, justru harus diimbangi dengan pendidikan seks
sejak dini untuk meredam perilaku2 yg menyimpang.

reply
aremanitaku wrote on Apr 4, '08
hoenbt said
Pemblokiran situs porno adalah sesuatu yg JUSTRU
menyuruh/menantang/membuat ingin lebih tau anak2 untuk mencuri lihat. sebab sdh
sifat dari anak2 yg selalu ingin tahu dalam rangka mencari jati diri mereka.
pemblokiran situs porno justru kurang efektif, disamping kurang efektif malah lebih
memaraknya perilaku-perilaku yg menyimpang termasuk didalamnya pelecehan-
pelecehan akibat tidak ada penyaluran keingintahuan tersebut.

jadi dengan maraknya situs2 porno, justru harus diimbangi dengan pendidikan seks
sejak dini untuk meredam perilaku2 yg menyimpang.

butul masse.. smoga aja semua pihak semakin sadar akan pentingnya pendidikan seks
sejak dini disamping pembekalan ilmu agama tentunya, amin
reply
kuwiermacho wrote on Mar 2, '09
saya setuju dengan pelajaran sex yang diterapkan sejak dini, ,selain membuat anak-anak
atau adik-adik kita mengetahui tentang berbahayanya jika sex itu dilakukan di luar nikah
dan sex jg bukanlah sekedar mencari kenikmatan semata, ,tp pada perkembangan seperti
sekarang sex sudah di anggap sebagai hal yang wajar bagi anak-anak di bawah umur,
,pemerintah sudah membuat UUAPP tp bagi saya ini belum berjalan sesuai dengan visi
dan misi!dan menurut saya daripada cuma menimbulkan pro dan kontra lebih baik
mencegah dari pada membasmi, ,seperti penggunaan kondo saat berhubungan, , ,itu
lebih efisien dari pada cuma menimbulkan pro dan kontra yang menyebabkan bangsa
kita jadi pecah!

(*)

reply
aanpaloe wrote on Feb 25, '10
ech iya tuch...soalnya aku bareng teman2 aktivis peduli HIV/AIDS dan anti narkoba di
sulawesi tengah banyak menemukan kasus seks bebas di bawah umur...so... memang
pendidikan seks sejak dini itu perlu...asal sesuai cara penyampaiannya...
reply
aanpaloe wrote on Feb 25, '10
ass...salam kenal dari saya dan teman2 komunitas remaja anti narkoba dan pedli
HIV/AIDS ( EXIT ) community sulteng...

Dewasa ini sudah banyak orangtua yang menyadari bahwa pendidikan seks untuk anak adalah
penting diberikan kepada anak sejak usia dini.  Tetapi banyak orangtua juga merasa bingung
bagaimana caranya menanamkan pendidikan seks itu kepada anak mereka.

Cara penyampaian lebih penting agar apa yang kita harapkan menemui sasaran, dan layak untuk
didengar buah hati kita.

Ingin tahu bagaimana caranya? Ikuti tips berikut ini:

1. Ubah paradigma bahwa seks bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Biasakan bicara
terbuka di antara keluarga, termasuk bicara seks.

2. Jelaskan secara ilmiah dan alamiah masalah seks kepada anak-anak. Sehingga mereka tidak
malu, apalagi takut untuk bertanya.
3. Ajarkan persoalan seks dari segi moral, norma, ilmiah, dan agama agar anak dapat memahami
seks dengan benar, dan menurut konteks pembicaraan yang tepat.

4. Pakai istilah atau sebutan yang jelas dan tepat, Misal menyebut organ genital wanita dengan
sebutan ‘vagina’ bukan ‘dompet’ atau ‘apem’.

5. Sesuaikan penjelasan mengenai seks dengan usia dan tingkat pemahaman anak

6. Batasi penjelasan/jawaban hanya pada pertanyaan anak saja, tidak usah terlalu melebar terlalu
jauh.

7. Mau mendengar dan peka terhadap pertanyaan-pertanyaan kritis anak, bahkan yang
‘nyerempet-nyerempet’, misalnya soal mimpi basah atau masturbasi. Katakan itu hal wajar
dalam usia puber.

Cara Tepat Kenalkan Seks Pada Anak


Tagged with: pendidikan seks    seks pada anak

Menjadi kewajiban orang tua untuk memberi pendidikan pada anak dalam bidang apapun,
termasuk pengetahuannya tentang seks. Sebagai orang tua, jangan merasa tabu dan segan untuk
memberikan pendidikan seks karena pengetahuan ini penting sekali diberikan pada mereka sejak
dini.  Pendidikan seks bukan berarti membicarakan hubungan suami istri, tapi mencakup
pemberian pemahaman mengenai perkembangan fisik dan hormonal seorang anak serta
memahami berbagai batasan sosial yang ada di masyarakat.

Untuk mempermudah mengenalkan seks pada anak, disarankan untuk melakukan teknik
kebijaksanaan buka pintu. Dalam teknik ini, orang tua secara aktif membuka kesempatan untuk
berbicara kapan saja karena ada anak yang aktif bertanya, namun ada anak yang harus dibukakan
pintunya dengan ‘conversation starter’, seperti kamu tau nama2 bagian badanmu? atau kamu
tahu apa beda anak perempuan dan anak laki-laki?

Dalam teknik ini, orang tua harus jujur, tidak malu untuk menyebutkan nama yang benar untuk
alat kelaminnya.

Anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pembekalan pengetahuan tentang seks
membuat anak menjadi bingung dan bisa mencari informasi yang salah karena mendapat dari
narasumber yang tidak layak.

GAMBARAN TAHAP-TAHAP PENDIDIKAN SEKS BAGI ANAK-ANAK ISLAM


© Muhammad Haniff Hassan
Islam menetapkan bahawa tanggungjawab utama untuk mendidik anak-anak terletak di atas bahu ibu
bapa. Ini meliputi juga tanggungjawab pendidikan seks kepada anak-anak. Sikap ibu bapa yang
menjauhi persoalan ini dari anak-anak sehingga menyebabkan berlaku penyelewengan seks oleh
anak-anak mereka boleh dikira sebagai pengabaian terhadap tanggungjawab dalam mendidik anak-
anak. Ini pastinya akan menjadi pertanggungjawaban di hadapan Allah taala.
Untuk memainkan peranan yang baik, ibu bapa perlulah memahami falsafah dan objektif Islam
dalam pendidikan seks, kaedah yang perlu digunakan, tahap-tahap yang perlu dilalui dan dilakukan
dengan penuh adab.
Walau pun demikian, Islam juga tidak menghalang penglibatan institusi sekolah dalam persoalan
pendidikan seks kepada anak-anak sebagai melengkapi peranan ibu bapa.
Malangnya hari ini, tidak terdapat bahan yang memadai dan komprehensif yang dapat dijadikan
rujukan dan panduan bagi ibu bapa dan para pendidik Muslim menjalankan programa pendidikan
Islam. Ramai yang masih bergantung pada bahan-bahan yang dibangunkan oleh orang lain
sedangkan pada hakikatnya terdapat perbezaan antara objektif, kaedah dan adab-adab dalam
persoalan pendidikan seks antara Islam dan konsep pendidikan seks kontemporari.
Usaha menangani masalah seks remaja yang genting hari ini tidak seharusnya tertumpu pada remaja
hari ini tetapi juga haruslah menjurus kepada calon-calon remaja di hari muka atau pun kanak-kanak
hari ini.
Atas dasar itu, program pendidikan seks oleh ibu bapa dan para pendidik haruslah bersifat
menyeluruh yang meliputi pelbagai kumpulan sasaran dan bertahapan.
Sebagai sumbangan ke arah ini, saya kemukakan lakaran program sebagai gambaran umum
bagaimana pendidikan seks Islam dapat dijayakan oleh ibu bapa. Gambaran ini hanyalah satu
pandangan peribadi penulis. Ia bukanlah bersifat komprehensif dan menyeluruh dan bukan hasil dari
kajian yang mendalam. Ia dikemukakan hanya gambaran bagi membantu ibu bapa. Di samping ini,
diharapkan gambaran ini akan mencetus usaha untuk melahirkan satu kurikulum pendidikan seks
yang menyeluruh yang sejajar dengan ajaran Islam sebagai alternatif kepada yang dipopularkan oleh
Barat.
Saya membahagikan pendidikan seks kepada tahap-tahap; bayi dan usia awal knak-kanak, pra
mumaiyiz hingga ke mumaiyiz, pra baligh, pos baligh, pra nikah dan pos nikah. Bagi setiap tahap ini
saya mencadangkan objektif pendidikan yang dapat dicapai dan kandungan program yang boleh
dilaksanakan.
Tahap Bayi & Usia Awal Kanak-kanak
Tahap ini bermula seawal mungkin mengikut perkembangan seorang anak sehingga ia mencapai
tahap umur pra mumaiyiz. Dari segi usia ialah dari 0 hingga 3 tahun.
Objektif pendidikan pada masa ini ialah untuk mendidik si anak mengenali tubuh sendiri dan
menanam rasa malu. Dalam hal ini, apa yang ibu bapa boleh lakukan ialah untuk mengenalkan si
anak anggota tubuhnya yang meliputi kemaluannya, menanam rasa malu dari mendedahkan alat sulit
dan melihat alat sulit orang lain dan akhir sekali membiasakan anak-anak dengan pakaian yang sopan
bagi menanam asas kefahaman terhadap aurat.
Tahap Pra Mumaiyiz hingga Mumaiyiz (4-7 Tahun)
Pada tahap ini, kanak-kanak biasanya sudah didedahkan dengan program Nurseri yang membantu
kognitif mereka. Umur 7 tahun dipilih kerana umumnya ia adalah umur Mumaiyiz di sisi para ulama.
Hal ini tidak menolak kemungkinan anak-anak mencapai tahap Mumaiyiz sebelum umur 7 tahun.
Objektif yanag boleh dicapai di tahap ini ialah membantu kanak-kanak untuk mengenali fungsi
tubuh, memahami beberapa perbezaan antara anak lelaki dan perempuan, mengukuhkan rasa malu
dan menyiapkan kanak-kanak bagi umur mumaiyiz dan implikasinya kepada mereka dari segi agama,
biologi, psikologi dan sosial.
Berikut adalah perkara-perkara yang boleh dilakukan di tahap ini:

1. Mengajar untuk mengenali perbezaan fizikal di antara anak-anak lelaki dan perempuan di tahap
umur ini.

2. Membiasakan diri dengan batas-batas pergaulan dan hijab dalam dengan ahli keluarga lelaki dan
perempuan dan antara kawan-kawan lelaki dan perempuan sesuai dengan tahap umur mereka dan
kaitannya dengan isu seks.

3. Di peringkat umur 6 tahun anak-anak dilatih untuk membiasakan diri tidur berasingan dan sebab di
sebaliknya kerana pada umur 7 tahun Islam memerintahkan pemisahan tempat tidur antara anak-
anak.

4. Membiasakan anak agar tidur berasingan dari tempat tidur ibu bapa dan sebab di sebaliknya.

5. Mengajar anak-anak agar meminta izin sebelum masuk bilik ibu bapa pada waktu-waktu yang
dianjurkan oleh Islam dan sebab di sebaliknya.

6. Melatih anak-anak agar tidak mandi bersama khususnya antara anak lelaki dan perempuan.

7. Membimbing anak-anak memahami topik-topik berkaitan seks melalui didikan istinja’ dan toharah
yang betul.

8. Membina kefahaman mengenai mumaiyiz dan implikasinya.

Tahap Pra Baligh (8 – 12 tahun)


Objektif pendidikan seks di tahap ini ialah untuk membina persiapan bagi umur baligh, memahami
perubahan fizikal apabila memasuki umur baligh, memahami keperluan hijab
(pakaian dan pergaulan) dan tujuannya dan menanam rasa jijik terhadap segala yang berbentuk lucah
dalam Islam.
Perkara yang boleh dilakukan di tahap ini ialah:

1. Mengukuhkan amalan hijab (samada hijab pakaian atau pergaulan) dalam keluarga dan bersama
kawan-kawan. Pada umur 10 tahun ke atas, anak-anak haruslah telah terbiasa untuk memelihara
hijab antara lelaki dan wanita yang bukan mahram kerana umurnya yang telah hampir dengan
umur baligh. Dalam menunaikan didikan ini, perlulah dikaitkan dengan isu-isu seksual yang
sesuai.

2. Memahami konsep mahram sejajar dengan objektif pendidikan seks.

3. Pada umur ini anak-anak sudah harus diberikan kemampuan untuk mempraktikkan toharah dan
istinja’ yang betul.

4. Pada umur 10 – 12 tahun, anak-anak harus sudah mampu memahami secara umum erti mimpi,
mani, haidh dan fenomena seks yang dinyatakan dalam Fiqh Toharah dan Ibadat ini kerana pada
umur 10 tahun seorang kanak-kanak sudah di’mestikan’ untuk bersolat. Untuk itu ia perlu
memahami Fiqh Toharah dan Ibadat yang betul bagi memastikan solatnya benar. Oleh kerana
pada umur 12 tahun seorang anak biasanya mencapai baligh, maka perlulah mereka dididik
mengenai baligh dan tanda-tandanya sebelum memasuki umur baligh yang sebenar. Hal ini
perlulah dikaitkan dengan isu-isu seksual.

5. Memahamkan anak-anak apa yang dimaksudkan lucah dalam Islam dan kenapa ia dilarang.

Tahap Pos Baligh (13 – 15 tahun)


Objektif yang boleh dicapai ditahap ialah ialah mendidik anak-anak yang telah meningkat ke alam
remaja untuk mempraktik dan memenuhi sepenuhnya tuntutan hijab (pakaian dan pergaulan) baik
dalam keluarga atau di luar rumah, memastikan anak-anak mempunyai kekuatan bagi menjauhi zina
dan amalan seks luar tabi’i, memahamkan mereka akan perubahan emosional (cinta, kasih, rasa
tertarik pada kawan lelaki/ perempuan) dan membina keupayaan mengurus segala perubahan itu
sejajar dengan ajaran Islam.
Ibu bapa boleh melakukan perkara-perkara berikut bagi mencapai objektif yang dikehendaki:

1. Melakukan aktiviti yang mengukuhi aktiviti di tahap yang lalu.

2. Memahamkan anak-anak mengenai zina dan amalan seks luar tabi’i dalam Islam dan hikmah
disebalik larangan terhadapnya.

3. Memahamkan sebab-sebab timbul rasa cinta, kasih dan tertarik kepada yang lain dari segi fisiologi
dan psikologi.

4. Membimbing anak-anak untuk mengurus psikologi remaja dan dorongan seks yang semakin
meningkat di tahap ini.
6. Membiasakan anak-anak dengan puasa sunat (selain ibadah-ibadah lain) sebagai asas daya tahan
mengawal dorongan seks setelah memasuki umur baligh sejajar dengan anjuran Rasulullah s.a.w.

Tahap Pra Nikah (15 – 25 tahun)


Di tahap ini anak-anak telah mencapai tahap umur belia dan dewasa. Walaupun umumnya, pada
umur lanjut di tahap ini seorang anak sepaatutnya menunjukkan berdikari yang tinggi dan tidak
bergantung pada ibu bapa dalam soal pembinaan dirinya tetapi itu sama sekali tidak melepaskan ibu
bapa dari beban tanggungjawab untuk mendidik anaknya yang telah dewasa ini. Oleh itu, menjadi
kebijaksanan ibu bapa untuk mencari kaedah yang sesuai dengan tahap umur anak dan tidak
membuat andaian bahawa anaknya yang dewasa tahua akan kewajibannya atau berlepas tangan
mengenai pendidikan mereka.
Di tahap ini, apa yang hendak dicapai ialah untuk membantu para remaja memahami seks dalam
rangka kehidupan keluarga dan menanam rasa keperluan tinggi untuk menguasai kemahiran
pendidikan seks bagi anak-anak mereka pula.
Dalah hal ini, apa yang boelh dilakukan ialah membimbing anak-anak memahami Fiqh Munakahat
sepenuhnya sebagai asas membina kehidupan berkeluarga dan mendalami ilmu pendidikan anak-
anak yang sesuai dengan Islam.
Wasilah: Belajar Seks Melalui Fiqh
Isu-isu seks dalam pendidikan seks moden juga banyak disentuh melalui pembelajaran Fiqh Toharah.
Jika kita mempelajari Fiqh Toharah, kita akan dapati di sana terdapat persoalan mani, mazi, haidh,
nifas, istihadhah, junub, mandi hadats besar, bersentuh lelaki dan perempuan, jima’, aurat dan lain-
lain. Di sini isu-isu seks dikaitkan dengan ibadat seharian seseorang.
Isu-isu ini juga dibincangkan dalam adab-adab pergaulan seperti perintah memisahkan tempat tidur
anak-anak, menundukkan pandangan, hijab lelaki dan perempuan dan meminta izin, khalwat sebelum
memasuki bilik ibu bapa.
Persoalan seks yang lebih serius seperti perhubungan seks lelaki dan perempuan hanya dibicarakan
dalam Fiqh Munakahat iaitu hukum perkahwinan dan kekeluargaan dalam Islam. Jika kita lihat
susunan buku Fiqh kita akan dapati bahawa Fiqh Munakahat hanya dibincangkan setelah seseorang
itu mempelajari Fiqh Toharah dan Fiqh Ibadat. Di sini pula, isu-isu seks dibicarakan sebagai satu
proses pembinaan keluarga dan generasi akan datang.
Ini memberi pengajaran kepada kita bahawa ilmu Fiqh adalah wasilah yang baik bagi menerapkan
pembelajaran dan pendidikan seks. Ia bukan hanya dilakukan secara bersepadu tetapi dikaitkan
dengan nilai-nilai murni dan sesuatu yang lebih penting. Penyusunan Fiqh yang sedemikian rupa pula
membantu untuk mentahapkan
pembelajaran isu-isu berkaitan seks kepada anak-anak mengikut umur dan kematangan ilmu
agamanya.
Ini tertakluk sekiranya ibu bapa memainkan peranan dalam memberi bimbingan agama secara
sistematik kepada anaknya sejak kecil samada melalui usaha sendiri atau melalui pembelajaran di
madrasah-madrasah. Ini juga tertakluk kepada kemampuan asatizah yang mengajar Fiqh di
madrasah-madrasah untuk menyepadukan objektif pendidikan seks tercapai melalui pembelajaran
Fiqh. Ertinya apabila membicara persoalan tanda-tanda baligh, ia bukan hanya dibincangkan dalam
konteks halal dan haram, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh tetapi juga membincangkannya
dari segi biologi, sosiologi dan lain-lain.
Muhammad Haniff Hassan. Penulis adalah Ahli Majlis Tertinggi Pergas.

Pendidikan Seks Untuk Anak


Oleh: Zulia Ilmawati
Psikolog, Pemerhati Masalah Anak dan Remaja

Perdebatan tentang perlu-tidaknya pendidikan seks diberikan kepada anak bermula dari keprihatinan
terhadap pergaulan remaja saat ini. Para pemerhati masalah remaja berpendapat, seks bebas yang
sekarang ini menggejala salah satunya disebabkan karena pengetahuan remaja tentang seksualitas
masih sangat rendah. Karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk memasyarakatkan pendidikan seks
kepada remaja. Program-program pendidikan seks pun mulai digulirkan, bahkan ada yang berpendapat
bahwa pendidikan seks seharusnya diberikan sedini mungkin. Jika perlu, di bangku prasekolah pun ada
kurikulum yang membahas khusus tentang pendidikan seks. Benarkah sepenting itu pendidikan seks
bagi anak? Bagaimana Islam memandang persoalan ini? Apa itu Pendidikan Seks?

Ada banyak pengertian tentang apa itu pendidikan seks, bergantung pada sudut pandang yang dipakai.
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan
penerangan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-
masalah yang berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan. Dengan begitu, jika anak telah dewasa, ia
akan dapat mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan; bahkan mampu menerapkan
perilaku islami dan tidak akan memenuhi naluri seksualnya dengan cara-cara yang tidak islami.

Pendidikan seks di dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah.
Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur itu akan menyebabkan ketidakjelasan arah dari
pendidikan seks itu sendiri, bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari
tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian kepada Allah. Oleh karena
itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat Islam.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Orangtua manapun tentu selalu menginginkan anaknya menjadi anak yang baik. Anak adalah generasi
yang diciptakan untuk kehidupan masa depan. Sepantasnyalah orangtua memberikan bekal berupa
pendidikan yang menyeluruh, termasuk pendidikan seks. Orangtua dituntut memiliki kepekaan,
keterampilan, dan pemahaman agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, yang justru tidak
membuat anak semakin bingung atau penasaran. Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab
terhadap anak dalam masalah pendidikan, termasuk pendidikan seks. Jadi, dalam hal ini, sesungguhnya
tidak mutlak diperlukan adanya kurikulum khusus tentang pendidikan seks di sekolah-sekolah.

Pokok-Pokok Pendidikan Seks Perspektif Islam

Di antara pokok-pokok pendidikan seks yang bersifat praktis, yang perlu diterapkan dan diajarkan
kepada anak adalah:

1. Menanamkan rasa malu pada anak.

Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sejak dini. Jangan biasakan anak-anak, walau masih kecil,
bertelanjang di depan orang lain; misalnya ketika keluar kamar mandi, berganti pakaian, dan sebagainya.
Membiasakan anak perempuan sejak kecil berbusana Muslimah menutup aurat juga penting untuk
menanamkan rasa malu sekaligus mengajari anak tentang auratnya.

2. Menanamkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan jiwa feminitas pada anak perempuan.

Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan mendasar. Perbedaan
tersebut telah diciptakan sedemikian rupa oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling
merendahkan, namun semata-mata karena fungsi yang berbeda yang kelak akan diperankannya.
Mengingat perbedaan tersebut, Islam telah memberikan tuntunan agar masing-masing fitrah yang telah
ada tetap terjaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian maskulin, dan perempuan
memiliki kepribadian feminin. Islam tidak menghendaki wanita menyerupai laki-laki, begitu juga
sebaliknya. Untuk itu, harus dibiasakan dari kecil anak-anak berpakaian sesuai dengan jenis kelaminnya.
Mereka juga harus diperlakukan sesuai dengan jenis kelaminnya. Ibnu Abbas ra. berkata:

Rasulullah saw. melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. (HR
al-Bukhari).

3. Memisahkan tempat tidur mereka.

Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak mengalami perkembangan yang pesat. Anak mulai
melakukan eksplorasi ke dunia luar. Anak tidak hanya berpikir tentang dirinya, tetapi juga mengenai
sesuatu yang ada di luar dirinya. Pemisahan tempat tidur merupakan upaya untuk menanamkan
kesadaran pada anak tentang eksistensi dirinya. Jika pemisahan tempat tidur tersebut terjadi antara
dirinya dan orangtuanya, setidaknya anak telah dilatih untuk berani mandiri. Anak juga dicoba untuk
belajar melepaskan perilaku lekatnya (attachment behavior) dengan orangtuanya. Jika pemisahan
tempat tidur dilakukan terhadap anak dengan saudaranya yang berbeda jenis kelamin, secara langsung
ia telah ditumbuhkan kesadarannya tentang eksistensi perbedaan jenis kelamin.

4. Mengenalkan waktu berkunjung (meminta izin dalam 3 waktu).


Tiga ketentuan waktu yang tidak diperbolehkan anak-anak untuk memasuki ruangan (kamar) orang
dewasa kecuali meminta izin terlebih dulu adalah: sebelum shalat subuh, tengah hari, dan setelah shalat
isya. Aturan ini ditetapkan mengingat di antara ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat, yakni
waktu ketika badan atau aurat orang dewasa banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab [33]: 13). Jika
pendidikan semacam ini ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi anak yang memiliki rasa sopan-
santun dan etika yang luhur.

5. Mendidik menjaga kebersihan alat kelamin.

Mengajari anak untuk menjaga kebersihan alat kelamin selain agar bersih dan sehat sekaligus juga
mengajari anak tentang najis. Anak juga harus dibiasakan untuk buang air pada tempatnya (toilet
training). Dengan cara ini akan terbentuk pada diri anak sikap hati-hati, mandiri, mencintai kebersihan,
mampu menguasai diri, disiplin, dan sikap moral yang memperhatikan tentang etika sopan santun dalam
melakukan hajat.

6. Mengenalkan mahram-nya.

Tidak semua perempuan berhak dinikahi oleh seorang laki-laki. Siapa saja perempuan yang diharamkan
dan yang dihalalkan telah ditentukan oleh syariat Islam. Ketentuan ini harus diberikan pada anak agar
ditaati. Dengan memahami kedudukan perempuan yang menjadi mahram, diupayakan agar anak
mampu menjaga pergaulan sehari-harinya dengan selain wanita yang bukan mahram-nya. Inilah salah
satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan
seks anak. Dengan demikian dapat diketahui dengan tegas bahwa Islam mengharamkan incest, yaitu
pernikahan yang dilakukan antar saudara kandung atau mahram-nya. Siapa saja mahram tersebut, Allah
Swt telah menjelaskannya dalam surat an-Nisa’ (4) ayat 22-23.

7. Mendidik anak agar selalu menjaga pandangan mata.

Telah menjadi fitrah bagi setiap manusia untuk tertarik dengan lawan jenisnya. Namun, jika fitrah
tersebut dibiarkan bebas lepas tanpa kendali, justru hanya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri.
Begitu pula dengan mata yang dibiarkan melihat gambar-gambar atau film yang mengandung unsur
pornografi. Karena itu, jauhkan anak-anak dari gambar, film, atau bacaan yang mengandung unsur
pornografi dan pornoaksi.

8. Mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilât.

Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan
yang diboleh-kan oleh syariat Islam. Perbuatan semacam ini pada masa sekarang sudah dinggap biasa.
Mereka bebas mengumbar pandangan, saling berdekatan dan bersentuhan; seolah tidak ada lagi batas
yang ditentukan syariah guna mengatur interaksi di antara mereka. Ikhtilât dilarang karena interaksi
semacam ini bisa menjadi mengantarkan pada perbuatan zina yang diharamkan Islam. Karena itu,
jangan biasakan anak diajak ke tempat-tempat yang di dalamnya terjadi percampuran laki-laki dan
perempuan secara bebas.

9. Mendidik anak agar tidak melakukan khalwat.

Dinamakan khalwat jika seorang laki-laki dan wanita bukan mahram-nya berada di suatu tempat, hanya
berdua saja. Biasanya mereka memilih tempat yang tersembunyi, yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.
Sebagaimana ikhtilât, khalwat pun merupakan perantara bagi terjadinya perbuatan zina. Anak-anak
sejak kecil harus diajari untuk menghindari perbuatan semacam ini. jika bermain, bermainlah dengan
sesama jenis. Jika dengan yang berlainan jenis, harus diingatkan untuk tidak ber-khalwat.

10. Mendidik etika berhias.

Berhias, jika tidak diatur secara islami, akan menjerumuskan seseorang pada perbuatan dosa. Berhias
berarti usaha untuk memperindah atau mempercantik diri agar bisa berpenampilan menawan. Tujuan
pendidikan seks dalam kaitannya dengan etika berhias adalah agar berhias tidak untuk perbuatan
maksiat.

11. Ihtilâm dan haid.

Ihtilâm adalah tanda anak laki-laki sudah mulai memasuki usia balig. Adapun haid dialami oleh anak
perempuan. Mengenalkan anak tentang ihtilâm dan haid tidak hanya sekadar untuk bisa memahami
anak dari pendekatan fisiologis dan psikologis semata. Jika terjadi ihtilâm dan haid, Islam telah mengatur
beberapa ketentuan yang berkaitan dengan masalah tersebut, antara lain kewajiban untuk melakukan
mandi. Yang paling penting, harus ditekankan bahwa kini mereka telah menjadi Muslim dan Muslimah
dewasa yang wajib terikat pada semua ketentuan syariah. Artinya, mereka harus diarahkan menjadi
manusia yang bertanggung jawab atas hidupnya sebagai hamba Allah yang taat.

Itulah beberapa hal yang harus diajarkan kepada anak berkaitan dengan pendidikan seks. Wallâhu a’lam
bi ash-shawâb.

Anda mungkin juga menyukai