Anda di halaman 1dari 1

7. SYUKUR NIKMAT Allah Azza wa Jalla.” (H.R.

Abu Sulaeman al-


Washitiy)
TUJUAN 2. Syukur yang dilakukan oleh lisan (Syukru Lisan).
Peserta mengetahui makna syukur nikmat secara bahasa Yaitu memuji kepada-Nya dan atas anugrah ynag
maupun istilah dilimpahkanNya [93:11]. Selain itu mempunyai
Peserta memahami pentingnya syukur nikmat kesadaran untuk menyatakan bahwa nikmat itu
Peserta mengetahui cara bersyukur datang hanya dari sisi Allah [16:53]
Peserta mengetahui hal-hal yang dapat mngubah nikmat
3. Syukur yang dilakukan oleh anggota badan (Syukru
menjadi naqmah (siksaan)
Jawarih),
Yaitu dengan menggunakan anggota tubuh/melakukan
METODA PENDEKATAN

aktivitas dalam rangka tunduk kepada-Nya yang


Ceramah dan Diskusi
ditujukan hanya untuk memperoleh keridhaan-Nya.
Juga dengan meninggalkan segala bentuk
RINCIAN BAHASAN
kemaksiatan serta mempersembahkan dan
Makna Syukur Nikmat
menundukkan kenikmatan yang dilimpahkan Allah
Syukur secara bahasa adalah berterima
untuk menaati-Nya dan memperoleh keridhaan-Nya
kasih. Menurut istilah syukur adalah memberikan
Bersyukur kepada Allah harus tercermin
pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu
dalam hati, lisan dan anggota tubuh, karena dengan hati
yang telah dibeikan kepada kita berupa perbuatan
itulah kita merasakan, mengetahui, menyambut dan
ma’ruf, dalam pengertian tunduk dan berserah diri
membicarakan nikmat-nikmat Allah.
kepada-Nya.
Nikmat bisa berubah menjadi Naqmah (siksaan)
Pentingnya Syukur Nikmat
Nikmat bisa menjadi naqmah karena berbagai
 Syukur adalah wasiat pertama yang disampaikan perkara, antara lain:
Allah SWT kepada manusia. Setelah manusia mampu 1. Jika kita melakukan kemaksiatan dan berbuat dosa,
berpikir, Allah memerintahkannya untuk yaitu membalas nikmat Allah dengan hal-hal yang
bersyukur kepada-Nya dan kepada kedua orang dimurkai-Nya [30:41, 4:39].
tuanya [31:14, 2:172, 17:3, 27:19]. 2. “Seorang hamba pada hari kiamat tiada
 Allah memberikan pujian kepada hamba-Nya yang melangkahkan kedua kakinya, sehingga ditanyakan
tidak pernah lalai dalam mensyukuri nikmat-Nya kepadanya empat perkara, yaitu tentang umurnya
[6:53, 3:145]. dihabiskannya untuk apa, tentang ilmunya diamalkan
 Akan menambah kuatnya iman dan kenkmatan [14:7] untuk apa, tentang hartanya darimana
 Allah tidak akan menyiksa orang-orang mukmin diperolehnya dan untuk kepentingan apa dihabiskan,
yang senantiasa bersyukur [4:147] serta masa muda dihabiskan untuk apa.” (H.R.
 Allah tidak menyukai orang yang mengkufuri Tarmudzi).
nikmat dan mencela orang-orang yang tidak pandai 3. Meyakini bahwa anugrah yang dimilikinya bukan
mensyukuri nikmat [2:152, 100:6, 76:3-4]. dari Allah tapi atas usahanya sendiri atau dari
“Hendaklah tiap orang dari kalian berhati yang selain Allah [28:78, 16:53-54,84].
bersyukur dan lisan yang selalu 4. Sikap sombong, merasa diri lebih mampu dari
mengingat...”(H.R. Turmudzi dan Ibnu Majah). orang lain sehingga ia mnecela orang lain dan
Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba membangga-banggakan apa yang di milikinya baik
yang setiap makan dan minumnya memuji Allah harta, sawah ladang, ilmu, atau kedudukan [104:1-
(atas karunia yang diberikan Allah kepadanya). 3]
5. Tidak menunaikan hak-hak Allah.
Cara Bersyukur 6. Bila kita memiliki ilmu walaupun sedikit, hendaklah
1. Syukur yang dilakukan dengan hati (Syukru tetap kita ajarkan kepada orang lain. Bila kita
Qalbiy). mempunyai harta walaupun sedikit, hendaknya kita
 Yaitu mengakui nikmat-nikmat Allah dan infakkan, karena dalam harta itu ada hak-hak
mencintainya. “Mengingat kenikmatan akan orang lain [70:24-25]
berpengaruh (membekas) pada kecintaannya kepada

Anda mungkin juga menyukai