Anda di halaman 1dari 11

Pemupukan adalah bagian sangat penting dalam proses budidaya perkebunan Sengon.

Meskipun tanpa pemupukan kita masih bisa panen Sengon pada umur 5-7 tahun.
Pemupukan penting sebenarnya dalam konteks menyehatkan tanaman, memberi suplay
gizi yang baik, dengan begitu tanaman menjadi sehat.

Kapan kita memulai pemupukan? Ada dua pendapat yang berbeda tetapi keduanya
mengandung kebenaran. Yang berbeda adalah tingkat keekonomisannya.

Pendapat pertama, lakukan pemupukan sejak menyiapkan lubang tanam dengan memberi
pupuk kandang atau kompos. Pendapat kedua, saat proses penanaman tidak perlu diberi
pupuk kandang, akan tetapi dua bulan setelah tanam, persisnya menjelang akhir musim
hujan lakukan pemupukan dengan pupuk NPK.

Kedua pendapat ini semuanya benar. Karena perlakuan kedua model ini akan
menghasilkan tanaman yang sehat dan kuat. Yang menjadi masalah adalah sejauh mana
tingkat keekonomiannya? Metode pertama, jelas bakal memakan biaya banyak.
Bayangkan kalau per lubang perlu diberi 1 Kg pupuk kandang, itu berarti dalam 1 ha
perlu sekitar 3 ton pupuk kandang. Sementara pada metode kedua, tidak ada ongkos awal
yang lebih besar.

Apalagi, beberapa riset yang dilakukan oleh Litbang Departemen Kehutanan


menyebutkan memberi pupuk kandang pada saat penanaman Sengon berpotensi besar
memicu berkembangnya hama uret.

Karena prinsip investasi Sengon adalah investasi murah, saya menyarankan agar anda
menggunakan metode kedua, hanya memberi pupuk NPK setelah dua bulan ditanam.

Yang lebih penting dari proses pemupukan adalah kontinuitasnya. Gunakan sistem
Intensifikasi Tinggi dalam pemeliharaan Sengon. Lakukan pemupukan dengan NPK
bersubsidi (berwarna merah bata) bukan NPK pelangi, tiga bulan sekali. tetapi bagi
pemodal kuat akan lebih yahud lagi dengan menggunakan NPK Pelangi. Harga NPK
bersubsidi Rp2.500 per Kg, sementara harga NPK Pelangi Rp10 ribu per Kg.
Pada musim hujan, pemupukan dengan menggunakan NPK saja. Akan tetapi pada musim
kemarau bisa menggunakan dua cara. Pertama, mencairkan NPK kemudian disiramkan di
bawah pohon Sengon. Kedua, lakukan pemupukan daun. Kedua perlakuan ini akan
menghasilkan perkembangan yang sama.

Tanah Gersang

Kawan saya menanam Sengon di daerah Sentul. Di mana, tanah itu sudah 10 tahun lebih
selalu ditanami Singkong. Hal ini menyebabkan kandungan unsur hara di tanah itu 0%.

Begitu Sengon ditanam, dalam sebulan tanaman Sengon itu sakit, batang menguning,
daun rontok. Kita akan memperlakukan berbeda terhadap kasus seperti ini.

Langkah pertama adalah segera beri NPK sesuai aturan. Selang dua minggu setelah diberi
NPK, beri pupuk kompos persis di tengah antara 2 pohon. Setelah itu secara rutin beri
kompos sebulan sekali di dekat Sengon.

Intinya, dalam kasus ini tidak hanya perlu memberi pupuk lebih cepat, akan tetapi yang
lebih penting adalah mengembalikan struktur tanah agar kaya akan kandungan humus.

Jadi, di tanah yang gersang saja Sengon bisa tumbuh dengan baik asal kita berhasil
memberi perlakuan yang benar terhadap Sengon. Selamat mencoba.
Perompesan Sengon
PrintE-mail
88

*
*1
*2
*3
*4
*5

(0 votes, average 0 out of 5)


Kegiatan pemotongan cabang dan ranting baru (perompesan) dalam proses budidaya
perkebunan Sengon adalah kegiatan yang penting. Karena proses ini akan berdampak
langsung terhadap harga jual Sengon.

Intinya cabang dan ranting yang tumbuh mesti langsung dipotong, dengan begitu
nantinya pohon Sengon akan tumbuh tegak lurus sampai ketinggian minimal 9 meter
tanpa cabang dan ranting.

Efek perompesan akan berdampak langsung terhadap besaran tegakan kayu baik
ketinggian maupun besaran diameter. Dengan dipotongnya cabang dan ranting
menyebabkan konsentrasi pertumbuhan hanya terjadi pada batang utama. Inilah yang
menyebabkan akan terjadi konsentrasi pembesaran pada batang pokok.

Lakukan pemotongan sesegera mungkin. Jangan sampai pemotongan baru dilakukan


setelah cabang sampai berdiameter lebih dari 2 Cm. Cara pemotongannya pun harus
benar. Sisakan cabang 5 cm dari batang utama, jangan memotong cabang berimpitan
dengan batang utama.

Kesalahan cara memotong akan berdampak pada pembusukan dibekas lokasi cabang.
Dan akan menyebabkan titik hitam yang menyebabkan harga jual turun atau bahkan
menjadi tidak laku dijual akibat cacat batang itu. Tapi kalau menyisakan 5 Cm dari
cabang yang dipotong kemudian sisa batang akan mengering dan jatuh dengan
sendirinya. Proses ini tidak akan meninggalkan bekas apapun pada batang utama.

Bagaimana kalau ketinggian Sengon sudah mencapai di atas 6 meter? Gunakan saja galah
yang ujungnya diberi gergaji besi ukuran kecil (panjang 25 cm lebar 1,2 cm). Sesuaikan
panjanga galah dengan ketinggian pohon. Gergaji cabang yang tumbuh dengan hati-hati.

Sengon yang luruh tanpa cabang sampai ketinggian 9 meter adalah pertumbuhan yang
sangat ideal. Makanya lakukan perompesan sampai umur 3-4 tahun. Dengan begitu hasil
budidaya Sengon bisa lebih optimal. Karena pertumbuhan batang utama bagus, dan
berdampak langsung terhadap harga jual ketika panen.
Mengoptimalkan hasil budi daya perkebunan Sengon akan kita peroleh kalau manajemen
tumpang sari kita lakukan dengan baik. Posisi tumpang sari itu sangat strategis. Tidak
hanya bisa mendatangkan keuntungan rutin bagi anda, akan tetapi juga bisa memberikan
gaji optimal bagi penggarap di setiap areal luasan kebun yang kita kembangkan.

Ada dua hal pilihan penting, terkait dengan tumpang sari;

1. Pilihan jenis tanaman tumpang sari.

Langkah ini sangat penting, karena pilihan jenis tanaman akan sangat berpengaruh
langsung terhadap kualitas Sengon yang kita tanam. Kalau kita salah menentukan jenis
tanaman tumpang sari, akan berdampak buruk terhadap tanaman inti. Maka dari itu ada
beberapa tanaman yang dilarang dan ada juga yang sangat dianjurkan.

Tanaman yang dilarang dan bakal sangat mengganggu Sengon antara lain; Singkong,
Padi, Kacang tanah dan kayu keras seperti Mahoni, Petai, Durian.

Sementara jenis tanaman tumpang sari yang dianjurkan adalah Jagung, Cabai Rawit,
kacang panjang, Nilam, Sereh Wangi, Pala pisang dan Kapulaga.

Kita mesti menghindari tanaman tertentu karena tanaman-tanaman itu sangat rakus
terhadap unsur hara tanah. Sehingga dikhawatirkan akan mengganggu konsentrasi
pertumbuhan Sengon. Sementara tanaman yang diperbolehkan adalah jenis-jenis tanaman
yang sudah terbukti tidak berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan Sengon.

2. Perhatikan karakter tanaman tersebut, terkait dengan efek terhadap tanaman inti
(Sengon)

Memahami karakter tanaman menjadi hal penting terkait dengan tanaman tumpang sari
yang juga rakus terhadap humus, tetapi kita harus menanamnya, seperti Sereh Wangi dan
Nilam.

Dua jenis tanaman ini juga rakus terhadap humus. Tapi kita harus menanamnya karena
kita telah memutuskan untuk mengawinkan budi daya perkebunan sengon dengan
industri minyak Atsiri. Dan minyak Atsiri dari bahan baku Nilam dan Sereh Wangi
adalah produk atsiri yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi.
Dalam proses budi daya ini tentu akan berpengaruh terhadap perkembangan Sengon. Lalu
apa yang harus kita lakukan untuk meminimalisir dampaknya? Dua hal berikut perlu kita
lakukan;

1. Tanam Nilam atau Sereh Wangi hanya 1 jalur saja di areal jalur tumpang sari yang
sudah kita sediakan. Jangan menanam 2 jalur. Perhatikan gambar berikut;

A E B

C F D

Catatan : E dan F adalah tumpang sari, A,B,C,D adalah pohon Sengon. Model ini sangat
dianjurkan.

Gambar di bawah ini yang tidak direkomendasi

A E G B

C F H D Catatan : E,F,G dan H adalah tumpang sari, A,B,C,D adalah


pohon Sengon

2. Beri pukuk secara rutin dengan jenis pupuk Kompos, Organik dan hayati secara
bergantian kepada tanaman tumpang sari jenis Nilam dan Sereh Wangi. Lakukan
pemupukan sebulan sekali. Biar ongkos produksi tidak begitu membengkak, buat
kompos, pupuk organik dan hayati sendiri dengan memanfaatkan sumber daya alam
sekitar.

Posisi tumpang sari menjadi strategis karena hasil panenannya bisa digunakan untuk
menggaji penggarap kita di kebun Sengon. PT Raja Sengon Indonesia menerapkan sistem
begini; Modal untuk tumpang sari disediakan oleh perusahaan. Sambil memelihara
Sengon, penggarap mengembangkan tumpang sari. Dan ketika panen penggarap
mendapat bagi hasil 60% dari keuntungan bersih tumpang sari.

Berdasarkan pengalaman perusahaan selama ini, penggarap yang serius melakukan


tumpang sari, untuk mendapatkan penghasilan Rp1 juta per bulan tidaklah sulit. Dengan
begitu, perusahaan tidak perlu keluar ongkos lagi untuk menggaji penggarap.
*) Guntoro Soewarno, Alumni Matematika Fak. MIPA Universitas Diponegoro (Undip)
Semarang.
Penjarangan
PrintE-mail
90

*
*1
*2
*3
*4
*5

(2 votes, average 5.00 out of 5)

Dalam proses Budidaya perkebunan Sengon, penjarangan adalah proses penting di mana
Sengon yang pertumbuhannya lambat dipotong. Penjarangan I terjadi pada tahun ke-3
dan penjarangan II pada tahun ke-4, masing-masing dipanen atau dipotong 20%.

Proses penjarangan perlu dilakukan karena pada hakekatnya Sengon itu kanibal. Dalam
arti, pohon Sengon yang pertumbuhannya cepat akan menghambat pertumbuhan Sengon
yang berada persis di sebelahnya. Ini terjadi kalau Sengon mengalami keterlambatan
perkembangan pertumbuhan antara Sengon yang bersebelahan. Tapi hal ini tidak akan
terjadi kalau pertumbuhan Sengon seragam.

Kenapa Sengon pertumbuhannya tidak seragam? Padahal perlakuan kita terhadap Sengon
itu sama, baik dalam menyiangi rumputnya maupun pemupukannya. Hal ini disebabkan
oleh dua hal; Pertama, kondisi tanah yang tidak sama kadungan humusnya. Kedua, soal
pasokan sinar matahari.

Kandungan humus di satu titik tidak sama dengan titik lain. Inilah yang menyebabkan
tanaman Sengon tidak seragam perkembangannya. Sengon yang ditanam dilokasi tanah
yang humusnya bagus, akan berkembang bagus. Begitu pun sebaliknya. Sengon yang
kurang mendapat sinar matahari juga akan lambat perkembangannya jika dibandingkan
dengan Sengon yang mendapat pasokan sinar matahari langsung.
Nah, pohon Sengon yang kecil itulah yang dijarangkan atau dipotong. Pada penjarangan I
dilakukan pemotongan sebanyak 20% pohon. Begitupun pada Penjarangan II. Sehingga
ketika panen pada tahun ke-5, pohon yang tersisa tinggal 60% dengan jarak tanam 3 m X
3 m, dari jarak tanam semula 1 m X 3 m.

Jangan sungkan melakukan penjarangan. Kadang pekebun Sengon merasa sungkan untuk
melakukan penjarangan, dengan alasan sayang kalau mesti dipotong sementara
pertumbuhannya bagus.

Langkah ini tentu keliru. Karena penjarangan tidak hanya untuk kepentingan mengatur
jarak tanam yang ideal. Langkah ini juga terkait dengan optimalisasi hasil tanam yang
ideal, sehingga akan memicu pertumbuhan Sengon dan akan berdampak langsung
terhadap harga jual ketika panen pada tahun ke-5.

Efek penjarangan itu akan berdampak secara langsung terhadap perkembangan Sengon di
sebelahnya. Setelah satu pohon Sengon dipotong, maka pohon Sengon disebelahnya akan
mengalami pertumbuhan pesat antara 20-30% dari perkembangan rata-rata per bulan 5%.
Efek ini akan secara langsung terasa.

Nah, pertanyaannya bagaimana kalau pohon yang mau dijarangkan itu, lokasinya tidak
beraturan? Kalau kondisi ini terjadi potonglah yang kecil di manapun lokasinya. Yang
tetap perlu dicermati adalah pada akhir penjarangan nantinya mendapat jarak tanam akhir
yang ideal 3 m X 3 m.

Perhatikan gambar berikut

A B C

D E F

G H I

Misalnya pohon D, B dan I yang tumbuh kecil, maka tiga pohon itu yang dijarangkan.
Sehingga hasilnya menjadi;
A C

E F

G H

Hasil Optimal

Perlu kami ingatkan bahwa dalam bisnis Sengon, untuk mencapai BEP hanya
membutuhkan 200 pohon saja dari 3.300 pohon Sengon yang kita tanam dalam 1 ha.
Kalau kita melakukan sistem intensifikasi tinggi, pada tahun ke-3 saat penjarangan tahan
I, diameter Sengon sebesar 21 Cm.

Diameter di atas 20 Cm sudah mencapai harga jual Rp750 ribu per m3. Jadi pada
penjarangan tahan I, kita sebenarnya sudah bisa mencapai BEP. Inilah kekuatan bisnis
budidaya Sengon. Jadi saat penjarangan tahap II dan panen besar pada tahun ke-5 adalah
tinggal menuai keuntungannya saja. Selamat mencoba.

*) Guntoro Soewarno, Aktif di program-program pemberdayaan masyarakat yang


dilakukan oleh Pusat Peranserta Masyarakat (PPM) Nasional.

Teknik Budidaya (3) : Pemeliharaan


PrintE-mail
78

*
*1
*2
*3
*4
*5

(2 votes, average 2.50 out of 5)

Karakter tanaman Sengon adalah mudah memeliharanya dan mempunyai daya hidup
yang tinggi. Makanya memelihara Sengon tidaklah merisaukan. Sekiranya kita tidak
mempunyai cukup waktu untuk budi daya, dan kita tidak sempat memelihara, sebenarnya
kita pun bisa menuai hasil karena tetap saja kita bisa memanennya.
Kenapa Sengon mempunyai daya hidup yang tinggi? Hal ini terkait dengan kultur
jaringan perakarannya yang dalam menghunjam dan luas melebar. Jadi daya jangkau
Sengon mencari makan itu dalam dan luas. Struktur perakaran Sengon juga sangat kuat,
perbandingan antara diameter batang dan diameter akar hampir sama. Ini artinya ketika
Sengon berdiameter 10 Cm, maka diameter akar hampir mendekati 10 Cm juga.

Tetapi, pendekatan pemeliharaan dengan gaya apa adanya tentu tidak memadai, dan tidak
mempunyai nilai keekonomian yang optimal. Sengon yang tidak dipelihara, memang kita
masih bisa panen, tapi meski sudah berumur 5 tahun diameter paling tinggi dicapai pada
angka 15 Cm. Bandingkan dengan Sengon yang dibudi daya dengan serius, pada tahun ke
5 bisa menghasilkan diameter batang minimal 30 Cm.

Intensifikasi Tinggi

PT Raja Sengon Indonesia menerapkan sistem budi daya dengan pola Intensifikasi
Tinggi. Pola ini terbukti bisa menghasilkan tambahan diameter antara 7-10 Cm per tahun.
Bandingkan dengan tambahan diameter dengan pola budi daya biasa yang maksimal
hanya 5 Cm per tahun.

Lalu apa mengukurnya pola Intensifikasi Tinggi itu? Setidaknya ada dua hal penting yang
wajib dilakukan;

1. Penyiangan rumput/gulma

Terutama pada tahun pertama, ketika Sengon memerlukan konsentrasi tinggi untuk bisa
hidup, tanaman harus bersih dari rumput. Atau setidaknya diameter 1 meter dari titik
pohon harus bersih dari rumut. Lakukan penyiangan setiap 3 bulan sekali. Dan lakukan
perlakuan ini sampai tanaman Sengon secara otomatis bisa membersihkan rumput Sendiri
ketika memasuki umur 4 tahun.

2. Pemupukan setiap 3-4 kali dalam setahun.

Beri pupuk NPK tiap pohon 1 sendok makan setiap 3 bulan sekali. Caranya dengan
ditebar melingkar, lubangi sedikit dan tebar NPK kemudian ditutup lagi. Ketika musim
hujan, pemupukan cukup dengan menebar NPK yang masih dalam butiran-butiran. Akan
tetapi ketika musim kemarau, larutkan NPK dalam air sehingga menjadi mencair dan
kocorkan di satu lubang sekitar 20 Cm dari pangkal batang.
Sampai kapan kita melakukan pemupukan? Sudah barang tentu sampai tahun ke 5. Cuma
ada perbedaan antara cara pemupukan tahun 1 dan tahun ke 2,3,4 dan 5.

Pada pemupukan tahun ke 2 sampai ke 5, karena perakaran Sengon sudah sempurna


lakukan pemupukan sesuai penjelasan gambar di bawah ini;

A B

C D

Keterangan : Posisi E adalah lokasi di mana kita meletakkan pupuk. Jadi setiap empat
pohon Sengon mendapat 1 titik pemupukan. Berapa dosis yang diberikan? tetap dengan
kapasitas 1 sendok makan per pohon, jadi di titik E kita memberi 4 sendok makan NPK.

Dengan pola ini, maka pertumbuhan Sengon akan mencapai hasil optimal.

Guntoro Soewarno, Direktur Investasi PT Hidayatullah Investama, perusahaan milik DPP


Hidayatullah yang fokus untuk mengelola aset Hidayatullah se Indonesia.

(11) : Pasar yang terus Membesar


• 1
• 2
• 3
• 4
• 5

(4 votes, average 3.75 out of 5)

Sehebat apa seh pasar Sengon? PT SGS sebagai penguasa pasar Sengon di Indonesia
memprediksi bahwa dalam 5-10 tahun yang akan datang kebutuhan Sengon akan naik 10
kali lipat. Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan ini terjadi;
Pertama, pada 5 tahun mendatang, negara tujuan ekspor seperti Amerika, Eropa dan
Jepang hanya mau menerima kayu hasil budidaya bukan kayu hasil hutan. Inilah yang
menyebabkan Sengon, sebagai salah satu kayu hasil budidaya akan mengambil posisi
penting dalam percaturan pasar ekspor dunia.

Kedua, ada 12 perusahaan besar di Indonesia yang fokus di Sengon, dan mereka tiap
tahun menaikkan kapasitas produksi sampai 20% dalam kondisi pasokan bahan baku
masih kurang. Kebijakan inilah yang terus memicu antara kebutuhan dan pasokan Sengon
tidak akan pernah seimbang.

Ketiga, masa panen yang lima tahun. Meski Sengon dikenal sebagai tanaman keras yang
masa panennya paling cepat, tapi tetap saja menyebabkan pasokan Sengon di pasar dalam
dan luar negeri terus kekurangan. Ini terjadi karena kebutuhan pabrik menyerap sengon
per bulan 1,2 juta m3 baru terpenuhi 50% saja. Jadi intinya, kebutuhan tiap hari terus saja
terjadi, sementara panennya tiap lima tahun sekali.

Keempat, beberapa perusahaan besar seperti SGS kini telah memodifikasi mesin-
mesinnya agar bisa menyerap kebutuhan Sengon lebih besar. Sebelumnya, bentuk kayu
yang harus menyesuaikan mesin. Kini setelah ada modifikasi, bentuk mesin yang
menyesuaikan kayu Sengon. Efek dari kebijakan ini adalah SGS kini bisa menerima kayu
Sengon pada diameter 8 Cm, sebelumnya hanya minimal 13-15 Cm.

Kelima, fungsi bahan substitusi yang terus naik prosentasenya. Semisal adalah bahan
baku tripleks. Sebelumnya komponen tripleks dari bahan Sengon hanya 60% saja,
sekarang Tripleks sudah 100% dari bahan baku Sengon.

Efek dari itu semua, harga kubikasi Sengon pun terus merangkak naik. Dua tahun yang
lalu misalnya, untuk Sengon berdiameter di bawah 15 Cm masih dianggap kayu bakar
sehingga harga per m3 saat itu hanya Rp50 ribu. Sementara enam bulan yang lalu,
industri kayu mulai menerima Sengon berdiamter 13 Cm di harga Rp300 ribu per m3.
Sekarang pada diameter yang sama harga per m3 sudah tembus di angka Rp600 ribu.

Intinya, pasar Sengon akan terus menggiurkan.

Anda mungkin juga menyukai