44621515-Trafo 2
44621515-Trafo 2
TRANSFORMATOR
II.1 UMUM
untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lainnya,dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui
perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
1. Transformator daya
2. Transformator distribusi
tegangan.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena
pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual
mengalirlah arus sekunder jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus
yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I0 yang juga sinusoidal dan dengan
menganggap belitan N1 reaktif murni. I0 akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer I0
I0 Фm I2
AC N1 N2 V2
V1
I1
I0
Ic Im
V1 Rc Xm V2
I0
V1 E1
Beban
V1
I o, Φo
ωt
0 90o π 2π
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi е1 (Hukum Faraday):
e1 = N1ω Фmax sin (ωt – 90) (tertinggal 90o dari Ф) ...... ( 2.6 )
Dimana :
e1, e2
Φ
iΦ
ωt
0 90
o π 2π
Harga efektif :
E1 = ......................................... ( 2.7 )
E1 = ....................................... ( 2.8 )
E1 = ................................ ( 2.9 )
E1 = ................................. (2.10)
e2 = - N2 ...................................... (2.12)
Harga efektifnya :
= = a ................................... (2.14)
Dimana :
Фm ’ Ф‘2
I1 Ф2 I2
AC V1 N1 N2 V2 Z L
R1 X1 R2 X2
I1 I'2 I2
I0
V1 IC RC XM IM ZL V2
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung
menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu
tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks
yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan
primer menjadi:
Dimana:
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
N1 IM = N1 I1 – N2 I2 ................................ ( 2.17 )
N1 I1 = N2 I2....................................... ( 2.20 )
= ........................................ ( 2.21 )
Rugi yang disebabkan arus mengalir pada kawat tembaga yang terjadi pada kumparan
Formula ini merupakan perhitungan untuk pendekatan. Karena arus beban berubah–
ubah, rugi tembaga juga tidak konstan bergantung pada beban. Dan perlu diperhatikan pula
a) Rugi histerisis (Ph), yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak – balik pada inti besi
Kh = konstanta
b) Rugi arus eddy (Pe) , yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.
Dirumuskan sebagai :
Kh = konstanta
Pi = Ph + Pe (Watt)................................. ( 2.25 )
Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian
magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat
R S T
PRIMER
SEKUNDER
r s t
Gambar 2.10 :
r
PRIMER
S SEKUNDER
Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti magnetik
persegi. Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti
berkaki tiga dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator yang
bekerja pada frekuensi dibawah beberapa ratus Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang
dikehendaki yaitu murah, rugi inti rendah dan permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi.
Inti transformator yang dipergunakan dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan
tingkat energi rendah, kadang-kadang dibuat dari campuran tepung ferromagnetik yang
Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau
akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan titik netral.
Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang yaitu; IA, IB, IC masing-
A IA
IB
B
ZB
N
A
Z
IN
ZC
C IC
IA = IB = IC = IL.................................................................................(2.26)
IL = Iph..............................................................................................(2.27)
VL-L = Vph....................................................................................(2.29)
Dimana :
Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa
kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa
pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu; VA,
IA
ICA IAB
IC
IB IBC
IA = IB = IC = IL.........................................................................(2.30)
IL = Iph.................................................................................(2.31)
VL-L = Vph.................................................................................(2.33)
Dimana :
aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik
netral. Pada transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian
.................................(2.33)
................................(2.34)
................................(2.35)
Dimana :
Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan untuk
mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang dengan
beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan transformator tiga
dan sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar
30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan
sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama
dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang
................................................................................(2.36)
Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder pada
......................................................................(2.37)
R r
N1R N2r
R s
S s
r
S V2ph
N1S
N1S N2s
V2ph V2L
V
V2L
V1L
N1T N2t
T t
T t
N1T N2t
Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik tegangan.
Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio setiap trafo. Terjadi
bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ. Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada
Gambar 2.15. Pada hubungan ini tegangan kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan
phasa primer ( ), dan tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan
...............................................................(2.38)
R r
R t
V1L S s
S N1R
N1S
N2s N1S N2s
ph
N2t s
V1
N2r
N1T V2L
h
2p
V
T t
T r
N1T N2t
transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa primer
R r
V1L
h
1p
N1R N2r
S N1T V2ph
N1S
N2t
T t
T t
N1T N2t
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan tegangannya
adalah :
...................................................................................(2.40)
...............................................................................................(2.41)
Dimana :
IP = arus phasa
R r s
S
V2ph
V1L V2L
h
1p
V N1S N2s
N1R N2r
S N1T N2t s
N1S
N2s
T t
T t
N1T N2t
Transformator distribusi merupakan alat yang memegang peran penting dalam sistem
20KV/400V. Tegangan fasa ke fasa sistem jaringan tegangan rendah adalah 380V. Karena
terjadi drop tegangan, maka pada rak tegangan rendah dibuat di atas 380V agar tegangan
Pada kumparan primer akan mengalir arus jika kumparan primer dihubungkan ke
sumber tegangan bolak-balik, sehingga pada inti tansformator yang terbuat dari bahan
ferromagnet akan terbentuk sejumlah garis-garis gaya magnet (fluks = Ф).Karena arus yang
mengalir merupakan arus bolak-balik, maka fluks yang terbentuk pada inti akan mempunyai
arah dan jumlah yang berubah-ubah. Jika arus yang mengalir berbentuk sinusoidal, maka
yang mana pada inti tersebut terdapat belitan primer dan sekunder, maka pada belitan primer
dan sekunder tersebut akan timbul ggl (gaya gerak listrik) induksi, tetapi arah ggl induksi
primer berlawanan dengan arah ggl induksi sekunder. Sedangkan frekuensi masing-masing
CROSS ARM
JTR
LIGHTNING ARRESTER
CROSS ARM
TRAFO DISTRIBUSI
MERK
KABEL OUTGOING
KABEL INCOMING
L.V.C
TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
Telah diketahui bahwa daya transformator distribusi bila ditinjau dari sisi
Dimana :
Dengan demikian,untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan
rumus:
IFL = .................................................................................(2.42)
Dimana:
rumus:
Dimana
Penghantar netral.
Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder
trafo (fasa R,fasa S, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo.Arus yang mengalir pada
penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi).Dan losses pada penghantral netral
PN = IN 2 RN...............................................................................................(2.44)
Dimana: