Anda di halaman 1dari 2

Setiap muslim sangat menginginkan kebahagiaan abadi di surga kelak.

Kenikmatannya
tiada terkira.
Ada pelajaran penting dari surat Qaaf (surat yang biasa dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam saat khutbah Jum’at[1]) mengenai sifat-sifat penduduk surga. Ada 4 sifat penduduk
surga yang disebutkan dalam surat tersebut sebagai berikut,

         
          
          
  

“Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada
jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang
selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya).
(Yaitu) orang yang takut kepada Rabb yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan
(olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, masukilah surga itu dengan aman,
Itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan
pada sisi Kami ada tambahannya.” (QS. Qaaf: 31-35)
Ada empat sifat yang disebutkan dalam ayat yang mulia ini, yaitu: (1) awwab (hamba yang
kembali pada Allah), (2)hafiizh (selalu memelihara aturan Allah), (3) takut pada Allah,
dan (4) datang dengan hati yang muniib (bertaubat).
Sifat Pertama: Awwab
Yang dimaksud dengan awwab adalah kembali pada Allah dari maksiat kepada ketaatan
pada-Nya, dari hati yang lalai mengingat-Nya kepada hati yang selalu mengingat-Nya.
‘Ubaid bin ‘Umair rahimahullah mengatakan, “Awwab adalah ia mengingat akan dosa yang
ia lakukan kemudian ia memohon ampun pada Allah atas dosa tersebut.”
Sa’id bin Al Musayyib[2] rahimahullah berkata, “Yang dimaksud awwab adalah orang yang
berbuat dosa lalu ia bertaubat, kemudian ia terjerumus lagi dalam dosa, lalu ia bertaubat.”

Sifat Kedua: Hafiizh
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Ia menjaga amanat yang Allah janjikan
untuknya dan ia pun menjalankannya.”
Qotadah rahimahullah mengatakan, “Ia menjaga kewajiban dan nikmat yang Allah janjikan
untuknya.”
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, “Perlu diketahui nafsu itu ada dua kekuatan yaitu
kekuatan offensive(menyerang) dan kekuatan defensive (bertahan). Yang dimaksud
dengan awwab adalah kuatnya offensive dengan kembali pada Allah, mengharapkan ridho-
Nya dan taat pada-Nya. Sedangkan hafiizh adalah kuatnya defensive yaitu menahan diri dari
maksiat dan hal yang terlarang. Jadi hafiizh adalah menahan diri dari larangan Allah,
sedangkan awwab adalah menghadap pada Allah dengan melakukan ketaatan pada-Nya.”
Sifat Ketiga: Takut pada Allah
Dalam firman Allah (yang artinya), “Orang yang takut kepada Rabb yang Maha Pemurah
sedang Dia tidak kelihatan (olehnya)”, terkandung makna pengakuan akan adanya Allah,
akan rububiyah-Nya, akan ketentuan-Nya, akan ilmu dan pengetahuan Allah yang
mendetail pada setiap keadaan hamba. Juga di dalamnya terkandung keimanan pada kitab,
rasul, perintah dan larangan Allah. Begitu pula di dalamnya terkandung keimanan pada
janji baik Allah, ancaman-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya. Begitu pula di dalamnya
terkandung keimanan pada janji baik Allah, ancaman-Nya, dan perjumpaan dengan-Nya.
Seseorang dikatakan takut pada Allah (Ar Rahman) haruslah dengan memenuhi hal-hal
yang telah disebutkan tadi.
Sifat Keempat: Datang dengan hati yang muniib
Yang dimaksudkan dengan datang dengan hati yang muniib dijelaskan oleh Ibnu
‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Kembali (dengan bertaubat) dari bermaksiat pada Allah,
melakukan ketaatan, mencintai ketataan tersebut dan menerimanya.”
Intinya yang dimaksud dengan sifat penghuni surga yang keempat adalah kembali kepada
Allah dengan hati yang selamat, bertaubat pada-Nya, dan tunduk pada-Nya.
Semoga dengan mengetahui empat sifat penghuni surga ini membuat kita semakin dekat
pada Allah, bertaubat, menjauhi maksiat dan kembali taat pada-Nya. Sehingga kita dapat
berjumpa dengan Allah dengan hati yang selamat. Aamiin Yaa Mujibas Saailin.
-Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat-

Anda mungkin juga menyukai