Anda di halaman 1dari 4

RISALAH TAUHID SIFAT DUA-PULUH OLEH : H.

DJAFAR SABRAN

OLEH : NAMA : M. FATHAN BAYUSYI NIM : 10.41.155


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER WIDYA CIPTA DHARMA

TAUHID
Tauhid ialah : meng-Esakan, berasal dari kata wahid artinya Esa, Satu atau Tunggal. Yang dimaksud meng-Esakan, yaitu meng-Esakan Allah SWT pada Zat-Nya, Sifat-Nya, Asma-Nya, Dan Af al-Nya. Jalan yang di tempuh untuk ini adalah mempelajari ILMU TAUHID, Dasarnya adalah Qur an dan Hadist Serta perenungan terhadap alam semesta dengan tujuan untuk mengisi hati dengan keyakinan atas adanya Allah SWT. Hal ini adalah merupakan aqidah atau pegangan hati yaqng tifak mudah di pengaruhi oleh zhan, syak dan waham , dan itulah yang disebut IMAN kepada Allah SWT. Untuk pembinaan iman sempurna, maka diwajibkan bagi setiap mukallaf Muslim dan Muslimat mempelajari sifat-sifat Tuhan secara tafsil (terperinci) disertai dalil-dalil naqly. Disamping itu, ilmu tauhid adalah menjadi pembawa yang baik untuk memiliki sifatsifat mahmudah, sifat-sifat yang terpuji secara murni, yang disebut akhlakqul karimah , budi pekerti yang mulia. Sebelum memasuki materi pelajaran tentang sifat-sifat Tuhan, maka terlebih dahulu harus mempelajari tentang HUKUM AKAL. Karena mengenal Tuhan Pada lazimnya adalah dengan jalan Aqly, kemudian diperkuat dengan Naqly lebih dahulu kemudian dianalisa dengan naqly atau sebaliknya. Iman kepada tuhan akan lebih tegak dan kuat apabila selalu dipupuk dengan hasil kesimpulan akal fikiran, karena Agama Islam memang sesuai dengan akal fikiran. Hukum Akal di bagi jadi 3, yaitu 1. Wajib : sesuatu yang dapat diterima fikiran adanya, seperti tuhan itu wajib ada wajib kuasa, wajib mendengar dan sebagainya 2. Mustahil : sesuatu yang tidak dapat diterima fikiran adanya, seperti tuhan itu ada kelemahannya, ada kekurangannya dan sebagainya 3. Jaiz : sesuatu yang dapat diterima fikiran adanya atau tidak adanya, seperti tuhan menjadikan alam ini : boleh diadakan-Nya dan boleh tidak dijadika-Nya Wajib, Mustahil, Jaiz masing-masing di bagi menjadi 2 yaitu, : 1. Nazhari : Mencapai suatu Kesimpulan dengan cara difikirkan baik-baik lebih dahulu. Contoh : Hukum akal Nazhari adalah seperti di atas.

2. Daruri : mencapai suatu kesimpulan secara mudah tidak mengerahkan banyak fikiran, seperti : 2 X 2 = 4 (wajib daruri) 2 X 2 = 5 (mustahil daruri) 4 = 2 + 2 atau 1 + 3 (Jaiz daruri)

SIFAT WAJIB DAN SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH Sifat-sifat wajib bagi Allah SWT adalah banyak sekali, banyaknya tidak terhungga, secara umum disebut sifat KAMALAH (sifat kesempurnaan). Bagi Setiap sifat wajib ada sifat lawannya disebut sifat MUSTAHIL. Umumnya bagi setiap lawan sifat wajib disebut NAQAISH (sifat kekurangan, sifat Mustahil bagi Allah SWT Oleh karena itsifat-sifat wajib bagi Allah SWT tidak terbatas banyaknya, maka para ulama usul berpendapat, bahwa untuk dijadikan pengetahuan dasar dalam mengenal Allah SWT harus lebih dahulu mempelajari 20 sifat wajib dan 20 sifat mustahil, ditambah 1 sifat jaiz, sehingga menjadi 41 aqidah. 20 SIFAT WAJIB dab 20 SIFAT MUSTAHIL 20 sifat wajib bagi Allah SWT terbagi pada empat bagian : I. Sifat Nafsiah banyaknya 1 sifat II. Sifat Salbiah banyaknya 5 sifat III. Sifat Ma Ani banyaknya 7 sifat IV. Sifat Ma nawiyah banyaknya 7 sifat Wajib lawannya Nafsiah 1. Wujud = ada Salbiah 2. Qidam = sedia 3. Baqa = Kekal 4. Mukhalafah lil hawadits = bersalahan bagi segala Yang baharu 5. Qiamuhu Binafsihi = berdiri Sendiri 6. Wahdaniat = ESA Mustahil Adam = tiada Huduts = Baharu(berawal) Fana = binasa Mumatsalah lil hawadits = bersamaan bagi segala yang baharu Al-Ihtiaju = Berhajat pada yang lain Ta Addud = berbilang-bilang

I. II.

Ma ani 7. Qudrat = kuasa 8. Iradat = berkehendak 9. Ilmu = Tahu 10. Hayat = hidup 11. Sama = mendengar 12. Bashar = melihat 13. Kalam = Berkata-kata IV. Ma nawiyah 14. Kaunuhu qadiran = Keadaan-Nya yang kuasa 15. Kaunuhu Muridan = Keadaan-Nya yang berkehendak 16. Kaunuhu Aliman = Keadaan-Nya yang Tahu 17. Kaunuhu Hayyan = Keadaan-Nya yang hidup 18. Kaunuhu Sami an = KeadaanNya yang mendengar 19. Kaunuhu Bashiran = KeadaanNya melihat 20. Kaunuhu Mutakal = KeadaanNya yang Berkata-kata

III.

Ajzun = lemah Karahah = tidak berkehendak Jahlun = tidak tahu Mautun = mati Shamamun = tuli Ama = buta Bakamun = bisu Kaunuhu Aajizan = Keadaannya yang lemah Kaunuhu Karihan = Keadaannya tidak berkehendak Kaunuhu Jahilan = Keadaannya yang jahil (tidak tahu) Kaunuhu Mayittan = Keadaannya yang mati Kaunuhu Ashamma = Keadaannya yang tuli Kaunuhu A ama = Keadaannya yang buta Kaunuhu Abkama = Keadaannya yang bisu

Adapun satu perkara yang JAIZ bagi Allah SWT yaitu menjadikan mumkinat (alam semesta) ini boleh dijadikan-Nya dan boleh pula tidak dijadikan-Nya. Dengan satu pengertian, tidak ada yang mempengaruhi terhadap Allah SWT, dalam segala perbuatan-Nya. Dijadikan-Nya alam semesta ini menurut hukum akal adalah JAIZ, tidak Wajib, dan tidak pula Mustahil.

Anda mungkin juga menyukai