Anda di halaman 1dari 26

KOMUNIKASI INTERCULTURAL DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

A. Definisi komunikasi intercultural


Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku Intercultural

Communication: A Reader dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19). Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi. Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (Hafied Cangara) Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (E. B Taylor) Berikut ini adalah beberapa, definisi komuniksi antarbudaya ; 1. Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa dalam buku Larry A. Samovar dan Richard E. porter, Intercultural Communication Reader- komuniksi anatarbudaya
1|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

adalah komuniksi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, antar etnik dan ras, antar kelas sosial. 2. Samovar dan Porter juga mengatkan bahwa komunikasi anatarbudaya terjadi di antara produser pesan dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. 3. Lustig dan Koester dalam Intercultural Communication Competence , mendefinisikan komunikais antarbudaya sebagai suatu proses komuniksi simbolik, interpretif, transaksioanl, kontestual yangh dilakuakn oleh sejumlah orang- yang karena memiliki perbedaan derajat keprntingan tertentu memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makan yang dipertukarkan (Liliweri, 2004:10-11). Adapun definisi lain tentang komunikasi lintas budaya sendiri didefinisikan sebagai : 1. Komunikasi yang dilakukan oleh dua kebudayaan atau lebih, 2. Komunikasi yang dilakukan sebagai akibat dari terjalinnya komunikasi antar unsur kebudayaan itu sendiri, seperti komunikasi antar masyarakatnya. Jika kita gabungkan dari kedua pengertian tentang Komunikasidan kebudayaan (budaya) maka akan mendapatkan pengertian sebagai berikut : Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan yang baru).

B. Konsep hubungan
Dalam konsep hubungan manusia, dikenal konsep 3P, yakni penerimaan, persetujuan, dan penghargaan. :
2|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

Pertama, seseorang akan menyadari potensi dirinya jika keberadaannya di suatu lingkungan diterima secara optimal. Penerimaan dari lingkungan terhadap seseorang ternyata dapat membuat orang tersebut merasa dirinya berharga di tengah lingkungannya. Menerima seseorang berarti menerima apa adanya tanpa syarat karena demikianlah adanya. Sang Pencipta menerima kedatangan hamba Nya dalam doa doa dan ibadah. Menerima orang lain dimulai dari penerimaan terhadap dirinya sendiri, menerima kekurangan dan kelemahannya, serta mampu bangkit untuk meraih yang terbaik. Seseorang akan mampu menerima orang lain pada saat ia mampu bersahabat dengan dirinya sendiri. Kedua, persetujuan. Kesulitan seseorang adalah langsung menyetujui pendapat orang lain yang berbeda dengan dirinya sendiri. Sekalipun berbeda, mungkin cara terbaikadalah dengan menyetujuinya terlebih dahulu sebelum melakukan perbaikan. Prinsip yang digunakan disini adalah prinsip mengeluarkan air yang masuk ke telinga. Untuk mengelurakan air dari telinga, terlebih dahulu dengan memasukan air ke telinga untuk selanjutnya dikeluiarkan secara bersama sama. Keinginan untuk mengubah pendapat orang lain agar sama dengan kita, adalah dengan terlebih dahulu menyetujui apa yang menjadi pendapatnya dan bersama sama mengarahkannya pada saat yang tepat dan efektif. Ketiga, penerimaan dan persetujuan akan menghasilkan hubungan

antarmanusia yang kuat ketika tiap tiap orang mampu memberikan penghargaan yang setinggi- tingginya, apa pun keadaannnya . Itulah sebabnya, manusia yang menghargai hidup tidak akan jemu-jemunya berbuat kebaikan. Bahkan, berbuat baik kepada orang yang memusuhi kita sekalipun ibarat kita sudah meletakkan bara api diatas kepala kita sendiri.

3|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

C. Karakteristik Budaya Karakteristik secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, yaitu berasal dari kata character. Arti character sendiri adalah watak, sifat, dan peran. Karakter bisa diartikan sebagai suatu sifat ataupun cirri-ciri yang khusus (yang membedakannya dengan yang lain). Characteristic adalah sifat yang khas, yaitu sebuah keistimewaan atau ciri kahas yang membantu dalam mengenal seseuatu, memisahkannya dengan yang lain, atau mendeskripsikan secara jelas dan nyata; sebuah tanda yang berbeda. Pengertian kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Kebudayaan bisa dikatakan sebagai suatu sistem dalam masyarakat dimana terjadi interaksi antar individu/kelompok dengan idnividu/kelompok lain sehingga menimbulkan suatu pola tertentu, kemudian menjadi sebuah kesepakatan bersama (baik langsung ataupun tidak langsung). Implikasi Karakteristik Kebudayaan Karakteristik Kebudayaan adalah sesuatu yang dapat dipelajari, dapat ditukar dan dapat berubah, itu terjadi hanya jika ada jaringan interaksi antarmanusia dalam bentuk komunikasi antarpribadi maupun antarkelompok budaya yang terus menerus. Dalam hal ini, seperti yang dikatakan oleh Edward T. Hall, budaya adalah komunikasi; komunikasi adalah budaya. Jika kebudayaan diartikan sebagai sebuah kompleksitas total dari seluruh pikiran, perasaan, dan perbuatan manusia, maka untuk

mendapatkannya dibutuhkan sebuah usaha yang selalu berurusan dengan orang lain. Disini Edward T. Hall menegaskan bahwa hanya manusialah yang memiliki kebudayaan, sedengakan biantang tidak.Karaktersitik dari kebudayaan membentuk perilaku perilaku komunikasi yang khusus, yang tampil dalam konsep subkultur. Subkultur adalah kebudayaan yang hanya berlaku bagi anggota sebuah komunitas dalam satu kebudayaan makro. Sebagai contoh para homosex atau lesbi mempunyai kebudayaan khsus, apakah itu dari segi pakaian, makanan, istilah, atau bahasa yang digunakan sehari-hari.

4|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

Dalam mempelajari kebudayaan tedapat beberapa pendekatan: materi, behaviorisme, dan ideasional. Pendekatan materi yakni memandang kebudayaan sebagai materi: pada produk yang dihasilkan sehingga bisa diobservasi. Pendekatan behavirosime kebudayaan dipandang sebagai suatu pola tindakan dan perilaku atau sebagai suatu sistem adaptif. Sedangakan pada pendekatan ideasional kebudayaan dipandang sebagai suatu ide, yaitu keseluruhan pengetahuan yang memungkinkan prosuk dan perilaku ditampakkan. Dalam memahami kebudayaan kita harus mengacu pada sejumlah karakteristik kebudayaan, antara lain adalah bahwa kebudayaan itu dimiliki bersama, diperoleh melalui belajar, bersifat simbolis, bersifat adaptif dan maladapti, bersifat relatif dan universal. Adapun karakteristik budaya itu sendiri antara lain adalah : 1. Kebudayaan itu bisa di pelajari. Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkahlakunya digerakan oleh insting. Sebaliknya kelakuan yang didorong oleh insting tidak dipelajari. Semut yang dikatakan bersifat sosial tidak dikatakan memiliki kebudayaan, walaupun mereka mempunyai tingkahlaku yang teratur. Mereka membagi pekerjaannya, membuat sarang dan mempunyai pasukan penyerbu yang semuanya dilakukan tanpa pernah diajari atau tanpa pernah meniru dari semut yang lain. Pola kelakuan seperti ini diwarisi secara genetis. Sehubungan dengan itu, proporsi dari kelakuannya manusia yang di peroleh melalui proses belajar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan binatang-binatang lain. Manusia mempunyai masa kanak-kanak yang paling panjang dari semua makhluk hidup. Mengenai jumlah dan rumitnya pola-pola kelakukan yang di pelajari dan diteruskannya kepada anaknya dengan cara yang unik untuk meneruskannya kebudayaan yaitu melalui bahasa.

5|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

2. Kebudayaan itu bersifat logis. Artinya suatu kebudayaan dikatakan logis manakala kebudayaan itu merupakan hasil pikiran yang masuk akal dan dapat diterima dengan akal sehat manusia. Sehubungan dengan itu hendaknya suatu kebudayaan dalam sosialisasinya atau prakteknya dalam kehidupan bermasyarakat haruslah tidak bertentangan dengan pikiran manusia. Sebab kebudayaan inilah yang akan memberikan gambaran tentang sistem sosial masyarakat yang bersangkutan.

3. Kebudayaan merupakan dasar dari identitas pribadi dan masyarakat Dalam kehidupan bermasyarakat sikap dan tingkahlaku seseorang maupun masyarakat itu sendiri dapat di lihat dari kebudayaannya karena setiap tingkahlaku dan tutur kata atau cara-cara berlaku seseorang atau masyarakat mencerminkan kebudayaannya masing-masing. Pada dasarnya dalam suatu kebudayaan terdapat suatu sistem simbolik yang nantinya menjadi identitas pribadi bagi masyarakat atau etnis tertentu. Setiap interaksi yang dilakukan seseorang tidak akan lepas dari pola-pola kebudayaannya karena sejak kecil manusia telah mempelajari kebudayaannya. Olehnya itu kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi identitas tersendiri baik secara individu maupun kelompok.

4. Kebudayaan menggabungkan yang tampak dan tidak tampak. Jika kita berada dalam lingkungan suatu masyarakat atau etnis tertentu banyak hal yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian mereka yang mungkin jarang kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita baik itu sistem sosialnya maupun sistem kepercayaannya. Kaitannya dengan konsep kebudayaan yang salah satu karakteristiknya yaitu mampu menggabungkan sesuatu yang tampak dan tidak tampat. Yang tampak seperti wujud kebudayaan berupa artefak yaitu hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan

didokumentasikan. Sedangkan yang tidak tampak seperti wujud kebudayaan berupa gagasan (wujud ideal) seperti ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau
6|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

disentuh. Kedua wujud kebudayaan ini tergabung menjadi satu dalam suatu konsep kebudayaan masyarakat tertentu.

5. Kebudayaan itu bersifat dinamis Benar bahwa unsur-unsur dari suatu kebudayaan tidak dapat dimasukan kedalam kebudayaan lain tanpa mengakibatkan sejumlah perubahan pada kebudayaan itu. Tetapi harus dingat bahwa kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa adanya gangguan dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi -variasi baru dalam tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi tersebut. Jelas bahwa kebudayaan manusia bukanlah suatu hal yang timbul atau yang bersifat sederhana. Tiap masyarakat mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan masyarakat lain dan kebudayaan itu merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang dimiliki bersama dan kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian kepada lingkkungan tertentu.

D. Elemen komunikasi lintas budaya Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback). Kelima hal inilah yang diuraikan dengan amat menarik melalui penggalan-penggalan frase dari karya-karya Shakespeare tersebut. Seperti penggalan syair berikut yang diucapkan oleh tokoh karakter Ulysses yang diambil dari karya Shakespeare yang berjudul Troilus and Cressida yang berbunyi:
7|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

No man is the lord of anything, Though in and of him there be much consisting, Till he communicate his parts to others. E. Komunikasi Yang Efektif kemudian yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif lainnya yaitu Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula. Ada lima prinsip dalam berkomunikasi yang efektif. Dan lima prinsip ini disingkat dengan REACH. Sesuai dengan singkatannya, komunikasi efektif

dimaksudkan agar tersampaikannya atau teraihnya pesan atau isi dari komunikasi itu. Kelima prinsip dari REACH itu adalah: Respect, Empathy, Audible, Care, dan Humble. 1. Reach berarti rasa hormat dan saling menghargai orang lain. Pada prinsipnya, manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, maka lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi. Selanjutnya, hal ini akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim. 2. Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. 3. Audible bermakna antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. 4. Care berarti perhatian akan apa yang disampaikan oleh pembicara sehingga membuat pembicara merasa diperhatikan . Care berarti juga menyimak secara seksama apa isi pembicaraan dari lawan bicara.
8|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

5. Humble berarti rendah hati. Prinsip kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan prinsip pertama. Untuk membangun rasa menghargai orang lain biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Demikianlah lima prinsip dalam berkomunikasi yang efektif. Setelah mengetahui hal ini, ada hal yang perlu Anda ketahui dalam bagaimana menjadi pendengar yang baik. Menurut Imam Ghazali, untuk menjadi pembicara yang baik haruslah menjadi pendengar yang baik. dan dalam berkomunikasi yang efektif, menjadi pendenagr yang baik itu ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Hal ini dikarenakan kita harus mengenal lebih dalam suasana hati sang pembicara. Dan dalam berkomunikasi yang efektif ini Anda harus mengetahui ragam menjadi pendengar. Ada lima ragam pendengar, yaitu: 1. Menasehati dan Mengevaluasi 2. Menganalisis dan Menginterpretasi 3. Memperkuat dan Mendukung 4. Bertanya dan Probing 5. Mengerti dan Paraphasing Poin penting dalam komunikasi efektif ialah respons dari komunikan Ketika komunikan memahami pesan yang disampaikan. responsnya pun akan sesuai dengan tujuan dan harapan komunikator. Namun, dalam praktiknya pesan kerap kali menjadi aspek penting atau dalam pepatah berarti -the medium is the message' Ide atau gagasan (content) acap kali gagal sampai manakala sarana komunikasinya salah sasaran. Berikut ini cara-cara dalam melakukan komunikasi yang efektif. 1. Menguasai ragam komunikasi. Mulai dari menulis sampai berbicara Teknik komunikasi yang dipakai bergantung pada siapa yang dihadapi Penguasaan ragam komunikasi meminimalisasi terjadinya ketidaktepatan memakai cara komunikasi. 2. Bersikap empati Memposisikan diri Anda dalam situasi yang dialami orang lain Dengan cara ini kita mampu lebih bersikap objektif dalam berkomunikasi.
9|k omu ni k asi i ntercul tu ral dal a m p el a yan an k ep erawatan Kelompok 1 2010-2011

3. Terbuka Dalam artian bersedia untuk dikoreksi kalau itu memang keliru Siap meminta maaf jika terbukti salah 4. Fleksibel Anda tidak harus melulu serius dengan pembawaan gaya yang formal dan kaku. Anda sekali-kali memakai gaya informal dengan selipan rasa humor agar terlihat santai dan fresh 5. Lugas dan ringkas Pergunakan kata yang to the point dan diringkas sepadat mungkin dalam susunan kata yang pendek Pemakaian kata yang bertele-tele membuat komunikasi menjadi membosankan. 6. Memahami komunikasi nonverbal. Anda perlu tahu gestur tubuh dari komunikan. Terkadang. bahasa tubuh lebih bermakana ketimbangan bahasa verbal karena sulit dimanipulasi. 7. Pendengar yang baik Apakah Anda menyimak dengan saksama ketika rekan Anda berbicara? Pastikan Anda bisa melakukan hal tersebut 8. Konsisten Tidak plin plan dan mengubah begitu saja apa yang sudah diucapkannya saiki dele, sesok tempe, (sekarang kedelai. besok tempe) kata orang Jawa. 9. Egaliter menghilangkan sekat-sekat pembatas yang mungkin muncul Mulai dari struktur formal (atasan-bawahan) hingga aspek cultural

F. Teknik komunikasi berdasarkan tingkat usia faktor kematangan sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam berkomunikasi . 1. Kematangan ini di dukung oleh kesempurnaan indra 2. Kesempurnaan dan kematangan otak 3. Kematangan psikologi

10 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

Komunikasi dalaam berbagai tingkat usia di bagi dalam 6 tingkat , yaitu : 1. komunikasi pada bayi 2. komunikasi pada prasekola 3. komunikasi pada usia skola 4. komunikasi pada usia remaja 5. komunikasi pada usia dewasa 6. komunikasi pada usia lansia

1. komunikasi pada bayi Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain.
11 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

Usia 3 bulan kemampuan koordinasi mata meningkat,mampu melhat objek dengan jelas dalam jarak relative jauh. Usia 4 bulan :bayi mampu mengenali objek dan mengikuti gerakannya Usia 6 bulan: mampu mengidentifikasi warna

Tujuan Komunikasi pada bayi :


y y y

memberi rasa aman kepada bayi memenuhi kebtuhan bayi akan kasih sayang melatih bayi mengembangkan bicara,mendengar dan menrima rangsangan

2. Komunikasi Usia Pra Sekolah Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan

perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata jawab dong, mengalihkan aktivitas
12 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi Tujuan komunikasi pra sekolah :
y y y y

melatih keterampilan penggunaan panca indra melatih keterampilan kognitif psikomotor dan afektif sebagai bentuk pemblajaran dan permainan dalam melakukan dengan orang lain mengembangkan konsep diri.

Merupakan unsur yang sangat penting untuk membangun efektifitas dalam proses komunikasi. Menurut Egan tahun 1995 dikutip Kozier dan Erb tahun 1983 menyampaikan sikap komunikasi merupakan sesuatu apa yang harus dilakukan dalam komunikasi baik secara verbal maupun non verbal yang dapat meliputi : 1. Sikap berhadapan Merupakan bentuk sikap dimana seseorang langsung bertatap muka atau berhadapan langsung dengan anak, sikap ini mempunyai arti bahwa komunikator siap berkomunikasi 2. Sikap mempertahankan kontak Bertujuan mengahargai klien dan mengatakan adanya keinginan untuk tetap berkomunikasi dengan cara selalu memperhatikan apa yang

diinformasikan atau disampaikan dengan tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian dengan lainnya

13 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

3. Sikap membungkuk ke arah pasien Sikap ini merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi yang menunjukkan keinginan untuk mengatakan atau mendengar sesuatu dengan cara membungkuk sedikit ke arah klien. 4. Sikap terbuka Merupakan bentuk sikap dengan memberikan posisi kaki tidak melipat, tangan menunjukkan keerbukaan untuk berkomunikasi yang dilakukan selama dalam proses komunikasi. 5. Sikap tetap relaks Merupakan sikap yang menunjukkan keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon kepada klien selama komunikasi. Sikap ini diperlukan sehingga saling memberikan berbagai informasi yang diharapkan tanpa adanya sebuah paksaan. 6. Gerakan mata untuk memberikan perhatian pada anak 7. Ekspresi muka merupakan ekpresi nonverbal yang banyak dipengaruhi oleh budaya 8. Sentuhan Merupakan cara interaksi yang mendasar karena dengan setuhan dapat memperhatikan perasaan menerima dan mengahargai. Sentuhan merupakan elemen penting dalam pembentukan ego, perasaan dan kemandirian. Sentuhan sangat penting karena sebagai alat komunikasi dalam memperlihatkan kehangatan, kasih saying yang pada mengembangakannya. kemudian hari (dewasa) dapat

14 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

Cara Komunikasi Dengan Anak Beberapa cara yang dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak antara lain: 1. Melalui orang lain atau pihak ketiga Cara komunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi dan melibatkan orang tua yang duduk di sampingnya 2. Bercerita Melalui cara ini pesan yang ingin disampaikan kepada anak akan mudah diterima, tetapi cerita yang disamapikan hendaknya sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, yang dapat diekspresikan melalui tulisan dan gambar. 3. Memfasilitasi Dalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan tetapi anak harus diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negative yang menunjukkan kesan yang jelek buat anak. 4. Biblioterapi Dengan pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. 5. Meminta untuk menyebutkan keinginan Hal ini penting untuk mengetahui keluhan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan fikiran pada saat itu
15 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

6. Pilihan pro dan Kontra Penting untuk menentukan atau mengetahui perasaan dan fikiran anak, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negative sesuai pendapat anak 7. Penggunaan Skala Penggunaan skala atau peringkat dalam mengungkapkan perasaan sakit pada anak, seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan sakitnya 8. Menulis Melalui ini anak mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam. Dilakukan jika anak sudah mempunyai kemampuan untuk menulis. 9. Menggambar Seperti halnya menulis, dapat digunakan untuk mengekspresikan, perasaan jengkel marah bisanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkannya apabila gambar yang ditulisnya ditanya tentang maksudnya. 10. Bermain Sebagai alat yang efektif pada anak dalam memba ntu berkomunikasi. Melalui ini hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang sekitarnya dapat terjalin dan pesan-pesan dapat disampaikan. 3. Komunikasi Pada Usia Sekolah Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang
16 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata -kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif. Komunikasi pada masa sekolah ini di kembangkan dalam bentuk verbal dan non verbal, sebagai upaya untuk mengembangkan pelajaran tentang aktifitas mandri, tanggung jawab,dan konsep abstrak 4. Komunikasi Pada Usia Remaja Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung ke hidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa. Berbagai masalah remaja yang muncul saat ini, baik yang berhubungan dengan perilaku seks, kecanduan obat, dan kenakalan remaja lainnya disebabkan antara lain oleh kurangnya perhatian dan bekal yang diterima remaja dari orang tuanya atau orang dewasa yang berada di sekitarnya. Semuanya ini berawal dari masalah komunikasi orang tua dan orang dewasa dengan remaja itu sendiri. Berkomunikasi dengan remaja membutuhkan ketrampilan tersendiri yang berbeda dengan ketrampilan berkomunikasi dengan anak-anak ataupun orang dewasa.
17 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

Paling tidak ada lima tujuan dilakukannya komunikasi efektif dengan remaja: a) Membangun hubungan yang harmonis dengan remaja b) Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar c) Membuat remaja mau bicara pada saat mereka menghadapi masalah d) Membuat remaja mau mendengar dan menghargai orang tua dan orang dewasa saat mereka berbicara e) Membantu remaja menyelesaikan masalah Dalam berkomunikasi, orang tua dan orang dewasa biasanya ingin segera membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja, sehingga cenderung : a) Lebih banyak bicara daripada mendengar b) Merasa tahu lebih banyak c) Cenderung memberi arahan dan nasihat d) Tidak berusaha untuk mendengar dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami para remaja e) Tidak memberi kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat f) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya g) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan terhadap remaja Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa. Komunikasi, baik verbal maupun nonverbal pada dasarnya merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses pendidikan anak, juga merupakan sumber-sumber rangsangan untuk membentuk kepribadian anak. Apabila komunikasi antara orang tua dan anak dapat berlangsung dengan baik, maka masing-masing pihak dapat saling memberi dan menerima informasi, perasaan dan pendapat sehingga dapat diketahui apa yang diinginkan, dan konflikpun dapat dihindari. Keterbukaan melalui komunikasi ini
18 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

akan menumbuh kembangkan bahwa anak

dapat diterima dan dihargai sebagai

manusia. Sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang baik maka besar kemungkinan kondisi kesehatan mentalnya mengalami hambatan. Dari penelitian diperoleh bukti adanya kecenderungan psikopatologi pada anak, disebabkan karena adanya hambatan dalam proses komunikasi antara anak orang tua, terutama ibunya. Dalam proses perkembangan kepribadian anak, orang tua juga berperan sebagai pendidik yaitu bertugas untuk menanamkan nilai-nilai moral dan kehidupan yang akan menjadi landasan yang kuat bagi bagi tumbuhnya jiwa dan pribadi anak. Keluarga merupakan wahana bagi anak untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Melalui pola asuh orang tua anak mengenal nilai-nilai moral, mengenal tindakan yang baik dan yang buruk sebelum ia mengembangkan interaksi sosial di luar lingkungan keluarganya. Keberhasilan orang tua dalam mengembangkan nilai-nilai moral bukan disebabkan karena otoritasnya tetapi lebih pada bagaimana mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektualnya. Kenyataannya banyak orang tua yang kurang dapat berkomunikasi dengan anaknya, terutama dengan remaja. Banyak orang tua kurang menyadari bahwa respon (verbal maupun nonverbal) dalam menanggapi anaknya, menyebabkan hambatan dalam berkomunikasi. Respon yang sering diutarakan orang tua pada anaknya yang menyebabkan terputusnya komunikasi, antara lain adalah: memerintah; mengancam -memperingatkan; mendesak-memberi kotbah; menasehati-menyelesaikan masalah; memberi kuliahmengajari; menilai-mengkritik-tidak setuju-menyalahkan; mencemooh-membuat malu; menyelidiki-mengusut; memuji-menyetujui; Ungkapan-ungkapan tersebut diatas membuat anak: menghentikan menghindar-mengalihkan perhatian-menertawakan; dan

pembicaraaan; mempertahankan diri; menyerang-berdebat; merasa rendah diri; benci dan marah; merasa bersalah; merasa diperlakukan seperti anak kecil; merasa tidak dimengerti; merasa perasaan-perasaannya tidak dibenarkan; merasa sedang

diinterogasi. Rasanya semua kriteria tersebut sering dilakukan orang tua dalam otoritasnya sebagai orang yang harus dipatuhi.

19 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

Agar komunikasi dengan anak tidak terputus perlu kiranya orang tua memahami cara berkomunikasi yang efektif, antara lain:

1. Membuka pintu, yaitu ungkapan orang tua yang memungkinkan anak untuk membicarakan lebih banyak, mendorong anak untuk mendekat dan mencurahkan isi hatinya. Dan yang penting menumbuhkan pada anak rasa diterima dan dihargai

2. Mendengar Aktif, kemampuan orang tua untuk menguraikan perasaan anak dengan tepat, jadi orang tua mengerti perasaan anak, yang dikirim anak lewat bahasa verbal maupun nonverbalnya. Keuntungan dari mendengar aktif, anatara lain: mendorong terjadinya katarasis; menolong anak tidak takut terhadap perasaan (positif-negatif); mengembangkan hubungan yang sangat dengan orang tua; memudahkan anak memecahkan 3. Komunikasi dengan empatik, prinsip Komunikasi Empatik: Berusaha mengerti lebih dahulu, baru dimengerti . Dalam mendengarkan empatik, kita sebagai orang tua berusaha masuk ke dalam kerangka pikiran, perasaan anak remaja kita. Kita sebagai orang tua, tidak hanya mendengar dengan telinga, tapi dengan mata dan hati. Hati kita merasakan, memahami, menyelami dan berintuisi dengan permasalahan yang sedang dialami oleh anak remaja kita. Mata kita mengamati pesan-pesan nonverbal yang diekspresikan oleh anak kita. Kita menggunakan otak kanan sekaligus otak kiri. Mendengar Empatik adalah mendengar untuk mengerti baik secara emosional sekaligus intelektual, bukan dengan maksud untuk menjawab, mengendalikan atau memanipulasi orang lain.

5. Komunikasi Pada Usia Dewasa Pada usia ini terjadi puncak kematang fisik mental dan social.teknik komunikasi yang di kembangkan pada masa dewasa dengan mengembangkan komunikasi sebagai media transfer informasi
20 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

materi komunikasi pada masa ini adalah:


y y y y

pekerjaan dan tugas kegiatan kerumahtanggaan kegiatan propesional kegiatan social

6.Komunikasi Pada Usia Lansia komunikasi pada lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karena lansia itu pada dasarnya adalah unik. lansia itu unik pada nilai, kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta lingkungan sosial yang berbeda. perbedaan tersebut dapat menghasilkan komunikasi yang tidak efektif antara perawat dengan lansia hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi dengan lansia antara lain: 1. 2. 3. 4. perubahan fisik lansia, seperti penurunan pendengaran normal agging process perubahan sosial pengalaman hidup dan latar belakang budaya.

Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang memadahi tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan/perawat juga harus mempunyai teknik-teknik khusus agar komunikasi yang dilakukan dapat berlangsung lancar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Beberapa teknik komunikasi yang dapat terapkan antara lain: 1. Teknik Asertif Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan

memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi dapat


21 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika komunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.

2. Responsive Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya segera menanyakan tentang perubahan tersebut, misalnya dengan mengajukan pertanyaan, apa yang sedang bapak/ibu fikirkan saat ini? Apa yang bisa saya bantu?. Berespon berarti bersikap aktif, tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. 3. Fokus Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan. Ketika klien mengunggkapkan pertanyaanpertaanyaan di luar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena umumnya klien lansia senang menceritakan hal-hal yang mungkin tidak relevan untuk kepentingan petugan kesehatan. 4. Supportif Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun psikis secara terhadap menyebabkan emosi klien relatif menjadi labil. Perubahan ini perlu disikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia, misalnya dengan mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai selama lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai kemampuan. 5. Klarifikasi Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses komunikasi tidak berlangsung dengan lancer. Klarifikasi dengan cara mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali perlu
22 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh klien.

6. Sabar dan Ikhlas Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya mengalami perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan. Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terapeutik, solutif, namun dapat berakibat komunikasi berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas kesehatan.

G. Komunikasi pada gangguan system indera


Hambatan Komunikasi Pada Klien Yang Buta - Kesulitan melakukan komunikasi secara visual dengan bahasa tubuh - Klien kesulitan menangkap atau memahami informasi dalam bahasa visual - Klien tidak dapat melihat dan mengetahui tindakan apasaja yang dilakukan padanya, dan klien hanya dapat merasakannya saja. Teknik Komunikasi Pada Klien Yang Mengalami Gangguan Penglihatan Berikut adalah teknik-teknik yang perlu diperhatiakn selama berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan penglihatan : 1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat ketika anda berada didekatnya. 2. Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda. 3. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.
23 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

4. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata kata sebelum melakukan sentuhan pada klien. 5. Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutus komunikasi. 6. Orientasikan klien dengan suara suara yang terdengar disekitarnya. 7. Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke lingkungan / ruangan yang baru.

Syarat-Syarat Komunikasi Pada Klien Dengan Gangguan Penglihatan Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dengan gangguan sensori penglihatan, perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik sehingga terjalin hubungan terapeutik yang efektif antara perawat dan klien, untuk itu syarat yang harus dimiliki oleh perawat dalam berkomunikasi dengan pasien dengan gangguan sensori penglihatan adalah : 1. Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, dan saluarannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secara matang. 2. Kesungguhan artinya apapun ujud dari pesan atau informasi tersebut tetap harus disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius. 3. Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada indiviu lain pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu serta berguna untuk sipasien. 4. Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal ini akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien. 5. Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejelek apapun yang akan disampaikan, perawat harus bersifat tenang, tidak emosi maupun memancing emosi pasien, karena dengan adanya ketenangan maka iinformasi akan lebih jelas baik dan lancar.

24 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

6. Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-buat akan menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi penerima. 7. Kesederhanaan artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya. Meskipun informasi itu panjang dan rumit akan tetapi kalau diberikan secara sederhana, berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan informasi dengan baik.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Komunikasi Pada Klien Gangguan Penglihatan Agar komunikasi dengan orang dengan gangguan sensori penglihatan dapat berjalan lancar dan mencapai sasarannya, maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Dalam berkomunikasi pertimbangkan isi dan nada suara 2. Periksa lingkungan fisik 3. Perlu adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi 4. Komunikasikan pesan secara singkat 5. Komunikasikan hal-hal yang berharga saja. 6. Dalam merencanakan komunikas, berknsultasilah dengan pihk lain agar memperoleh dukungan.

25 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

DAFTAR PUSTAKA

1. Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya. 2. Effendy, Onong Uchjana, 2003, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
3. Vardiyansah, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

4. Purwanto, H. (1998). Komunikasi untuk Perawat. EGC, Jakarta.


5. Hamid, A.Y.S (1996). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: tidak dipublikasikan

26 | k o m u n i k a s i i n t e r c u l t u r a l d a l a m p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n Kelompok 1 2010-2011

Anda mungkin juga menyukai