Anda di halaman 1dari 10

Tugas

MAKALAH MICROBIOLOGI
Disusun untuk melengkapi tugas filsafat ilmu keperawatan

DIFTERI

Disusun oleh : 1. 2. ABRIAN EKO PRASETYO MUHAMAD YUSUF

Prodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 2010/2011

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya tim penyusun dapat menyelesaikan makalah DIFTERI dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Tim penyusun membuat makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah Filasafat keperawatan. Selain itu, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini terutama pada dosen pembimbing yang telah memberi motivasi serta pengarahan sehingga tim penyusunan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Dan tidak lupa tim penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca atas kekurangan dari makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Mojokerto,18 Januari 2011

Tim Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Halaman judul ..........................................................................................................i Kata pengantar ........................................................................................................ii Daftar isi.................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang.......................................................................................1 II. Rumusan masalah..................................................................................1 III. Tujuan ...................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 1. 2. 3. 4. definisi difteri........................................................................................3 penyebab difteri.....................................................................................3 gejala difteri...........................................................................................4 Perawatan dan Pencegahan ..................................................................5

BAB III PENUTUP Kesimpulan Saran 6 6

Daftar pustaka........................................................................................................7

iii

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Difteri adalah penyakit akibat terjangkit bakteri yang bersumber dari C. diphtheriae. Difteri ialah penyakit yang mengerikan di mana masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang. Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini. Kuman difteri disebarkan oleh menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita. Gejala yang muncul ialah sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung, dan sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.

II.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Bab 1 yaitu latar belakang masalah, maka penyusun mencoba merumuskan masalah, yaitu: Apa itu penyakit difteri? Penyebab difteri Bagaimana cara penularan penyakit difteri? Gejala gejala difteri Perawatan dan pencegahan penyakit difteri

III. Tujuan penulisan


1. 2. Tujuan umum Memahami penyakit difteri serta penularannya Perawatan difteri sebagai pembelajaran keperawatan Tujuan khusus Pengobatan penyakit difteri Pencegahan untuk penyakit difteri

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi
Difteria adalah suatu penyakit bakteri akut terutama menyerang tonsil, faring,laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjunngtiva atau vagina. Timbulnya lesi yang khas disebabkan oleh cytotoxin spesifik yang dilepas oleh bakteri. Lesi nampak sebagai suatu membran asimetrik keabu-abuan yang dikelilingi dengan daerah inflamasi. Tenggorokan terasa sakit, sekalipun pada difteria faucial atau pada difteri faringotonsiler diikuti dengan kelenjar limfe yang membesar dan melunak. Pada kasus-kasus yang berat dan sedang ditandai dengan pembengkakan dan oedema di leher dengan pembentukan membran pada trachea secara ektensif dan dapat terjadi obstruksi jalan napas. Difteri hidung biasanya ringan dan kronis dengan satu rongga hidung tersumbat dan terjadi ekskorisasi (ledes). Infeksi subklinis (atau kolonisasi ) merupakan kasus terbanyak. Toksin dapat menyebabkan myocarditis dengan heart block dan kegagalan jantung kongestif yang progresif,timbul satu minggu setelah gejala klinis difteri. Bentuk lesi pada difteri kulit bermacammacam dan tidak dapat dibedakan dari lesi penyakit kulit yang lain, bisa seperti atau merupakan bagian dari impetigo.(Kadun,2006)

2. Penyebab
Penyebab penyakit difteri adalahCorynebacterium diphtheriae. Berbentuk batang gram positif, tidak berspora, bercampak atau kapsul. Infeksi oleh kuman sifatnya tidak invasive, tetapi kuman dapat mengeluarkan toxin, yaitu exotoxin. Toxin difteri ini, karena mempunayi efek patoligik meyebabkan orang jadi sakit. Ada tiga type variants dariCorynebacterium diphtheriae ini yaitu : type mitis, type intermedius dan type

gravis.Corynebacterium diphtheriae dapat dikalsifikasikan dengan cara bacteriophage lysis menjadi 19 tipe. Tipe 1-3 termasuk tipe mitis, tipe 4-6 termasuk tipe intermedius, tipe 7 termasuk tipe gravis yang tidak ganas, sedangkan tipe-tipe lainnya termasuk tipe gravis yang virulen.Corynebacterium diphtheriae ini dalam bentuk satu atau dua varian yang tidak ganas dapat ditemukan pada tenggorokan manusia, pada selaput mukosa. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagaicarier. Cara penularannya yaitu melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi atau kontak dengancarier. Caranya melalui pernafasan atau droplet infection. Masa inkubasi penyakit difteri ini 2 5 hari, masa penularan penderita 2-4 minggu sejak masa inkubasi, sedangkan masa penularancarier bisa sampai 6 bulan. Penyakit difteri yang diserang terutama saluran pernafasan bagian atas. Ciri khas dari penyakit ini ialah pembekakan di daerah tenggorokan, yang berupa reaksi radang lokal , dimana pembuluh-pembuluh darah melebar mengeluarkan sel darah putih sedang sel-sel epitel disitu rusak, lalu terbentuklah disitu membaran putih keabu-abuan(psedomembrane). Membran ini sukar diangkat dan mudah berdarah. Di bawah membran ini bersarang kuman difteri dan kuman-kuman ini mengeluarkanexotoxin yang memberikan gejala-gejala danmiyocarditis.

3. Gejala Penyakit
Gejala klinis penyakit difteri ini adalah : 1. Panas lebih dari 38 C 2. Ada psedomembrane bisa di pharynx, larynx atau tonsil 3. Sakit waktu menelan 4. Leher membengkak seperti leher sapi (bullneck), disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher Tidak semua gejala-gejala klinik ini tampak jelas, maka setiap anak panas yang sakit waktu menelan harus diperiksa pharynx dan tonsilnya

apakah ada psedomembrane. Jika pada tonsil tampak membran putih kebauabuan disekitarnya, walaupun tidak khas rupanya, sebaiknya diambil sediaan (spesimen) berupa apusan tenggorokan (throat swab) untuk pemeriksaan laboratorium. Gejala diawali dengan nyeri tenggorokan ringan dan nyeri menelan. Pada anak tak jarang diikuti demam, mual, muntah, menggigil dan sakit kepala. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering terjadi.(Ditjen P2PL Depkes,2003)

4. Perawatan dan Pencagahan


Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Membuat lubang pada pipa saluran pernapasan atas(tracheotomy) mungkin perlu untuk menyelamatkan nyawa. Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.

BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN


1. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphtheriae, oleh karena itu penyakitnya diberi nama serupa dengan kuman penyebabnya. 2. Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu: Infeksi ringan, Infeksi sedang dan Infeksi berat 3. Menurut lokasi gejala difteria dibagi menjadi : Difteri hidung, difteri faring, difteri laring dan difteri kutaneus dan vaginal 4. Gejala klinis penyakit difteri ini adalah : a. b. c. d. Panas lebih dari 38 C Adapsedomembrane bisa dipharynx,larynx atau tonsil Sakit waktu menelan Leher membengkak seperti leher sapi (bullneck), disebabkan karena pembengkakan kelenjar leher 5. Sumber penularan penyakit difteri ini adalah manusia, baik sebagai penderita maupun sebagaicarier. Cara penularannya yaitu melalui kontak dengan penderita pada masa inkubasi atau kontak dengancarier. Caranya melalui pernafasan ataudroplet infection dan difteri kulit yang mencemari tanah sekitarnya.

2. SARAN
Selalu menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kelestariannya. Selalu waspada dengan penyakit penyakit yang ada pada sekitar kita. Dengan itu semua kita akan bisa terhindar dari penyakit ini

DAFTAR PUSTAKA

:http:/ / www.indonesianpublichealth.blogspot.com

http://www.scribd.com/doc/13758759/DIFTERI http://id.wikipedia.org/wiki/Difteri http://www.blogdokter.net/2007/09/30/difteri-difteria/

Anda mungkin juga menyukai