Anda di halaman 1dari 4

Regulasi Sekresi dan Efek Fisiologis Hormon Tiroid

oleh Evan Regar, 0906508024


Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar yang terbesar di dalam tubuh manusia.
1
Fungsi utamanya adalah:
(1) mensekresikan hormon tiroid, yang mengendalikan tingkat metabolisme di dalam jaringan; serta (2) mensekresikan
hormon kalsitonin yang mengendalikan homeostasis kalsium tubuh. Dalam tulisan ini hanya hormon tiroid yang akan
dikaji secara lebih mendalam, terutama dari tinjauan Iisiologi pengaturan dan eIeknya terhadap tubuh.

Gambar 1 Proses sekresi hormon tiroid
2
Regulasi Sekresi Hormon Tiroid
Peranan TSH dalam Regulasi Sekresi Hormon Tiroid
$ekresi hormon tiroid diregulasi terutama melalui kadar T$ (thyroid stimulating hormone) yang bersirkulasi
sepanjang pembuluh darah. T$ sendiri merupakan hormon yang dihasilkan oleh hipoIisis anterior (adenohipoIisis)
yang dikendalikan oleh TR (thyroid releasing hormone) yang dihasilkan oleh neuron di hipotalamus.
T$, yang dikenal pula sebagai suatu tirotropin, merupakan suatu glikoprotein dengan 211 asam amino yang
terbentuk atas dua subunit (- dan .). T$ dapat meningkatkan sintesis T
3
dan T
4
oleh kelenjar tiroid melalui proses
yang hampir meningkatkan seluruh tahapan dalam sintesis hormon tiroid, yakni:
1. meningkatkan proteolisis tiroglobulin yang telah tersimpan di dalam Iolikel, sehingga terjadi pelepasan
hormon tiroid ke kapiler
2. peningkatan aktivitas pompa iodin (suatu simporter Na

/I
-
) yang meningkatkan proses 'perangkap iodin
3. peningkatan oksidasi iodida, iodinasi tirosin, serta coupling oksidatif
4. peningkatan ukuran dan aktivitas sel folikel kelenjar tiroid, serta terjadi peningkatan jumlah sel-sel ini
Kesemua eIek di atas timbul akibat peningkatan kadar cAMP. T$ bekerja pada sel tiroid dengan berikatan
dengan reseptor T$ spesiIik (suatu reseptor tekait protein G, dengan tujuh segmen transmembran / reseptor
serpentin) di membran basal sel tiroid yang kemudian meningkatkan aktivitas adenilat siklase. Apapun penyebabnya,
sekresi hormon T$ secara berlebihan akan direspons oleh kelenjar tiroid dengan melakukan pembesaran kelenjar
tiroid, yang sering dikenal dengan istilah goiter atau struma. Goiter dapat menggambarkan kedua keadaan baik
hipertiroidisme maupun hipotiroidisme.
Peranan TRH dalam Regulasi Sekresi Hormon Tiroid
TR, suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus (tepatnya di eminentia mediana), disekresikan melalui
sistem pembuluh darah portal hipotalamus-hipoIisis. TR merupakan suatu amida tripeptida yang sangatlah
sederhana struktur kimianya. TRH dapat berikatan dengan reseptor di sel-sel tirotrop hipofisis anterior,
mengaktivasi sistem caraka kedua IosIolipase yang menghasilkan peningkatan jumlah IosIolipase C. Pada akhirnya
akan terjadi peningkatan ion kalsium dan diasil gliserol yang mengakibatkan pelepasan T$ akan meningkat. T$
selanjutnya dapat menstimulasi kelenjar tiroid untuk lebih giat mensintesis hormon tiroid.
Peranan Hormon Lain dalam Regulasi Sekresi Hormon Tiroid
eberapa hormon (maupun Iaktor tumbuh), seperti IGF-I (insulin-like growth factor), EGF, serta IFN- dan
TNF-- memiliki reseptor tersendiri di sel tiroid. Peranan Iisiologis hormon dan Iaktor tumbuh ini belum jelas. Namun
demikian diduga proses yang menghasilkan Iaktor-Iaktor ini dapat memengaruhi Iungsi kelenjar tiroid.
ntegrasi Hormon Tiroid, TSH, dan TRH serta Mekanisme Umpan Balik
$ampai saat ini telah diketahui dengan cukup baik bahwa sekresi TRH oleh hipotalamus dipengaruhi oleh dua
Iaktor utama, yakni suhu lingkungan yang dingin (meningkatkan) dan stres (menghambat). Faktor emosional diduga
dapat menghambat sekresi hormon tiroid akibat kondisi ini pada umumnya telah meningkatkan rangsang simpatis
yang secara langsung telah meningkatkan laju metabolik dan suhu tubuh. Oleh karena itu penurunan sekresi tiroid
diduga sebagai suatu upaya tubuh untuk mengurangi laju metabolik serta suhu tubuh. al ini dibuktikan bahwa
pemotongan pituitary stalk (bagian hipoIisis yang berhubungan dengan hipotalamus) akan menyebabkan respons
kelenjar tiroid terhadap kondisi yang telah disebutkan di atas menjadi tidak ada, menguatkan keterlibatan hipotalamus
dalam memediasi eIek tersebut ke kelenjar tiroid.
$ementara itu sekresi TSH, selain dipengaruhi secara langsung oleh sekresi TR, juga dapat dipengaruhi oleh
berbagai Iaktor lain. Faktor lain tersebut antara lain kandungan dopamin, somatostatin, serta glukokortikoid
(menghambat).
Pada akhirnya, produk dari kelenjar tiroid itu sendiri, yakni tiroksin/tetraiodotironin (T
4
) dan triiodotironin
(T
3
) memiliki umpan balik negatiI terhadap kelenjar pembentuknya, baik di tingkatan hipofisis (menurunkan TSH)
maupun hipotalamus (menurunkan TRH). anya T
3
dan T
4
dalam bentuk bebas (tidak terikat dengan protein
pembawa hormon ini, seperti albumin, globulin, dan prealbumin) yang mampu melakukan tugas sebagai pengumpan
balik negatiI. Oleh karena itu, perubahan kadar protein pembawa hormon ini dapat pula menyebabkan umpan balik
negatiI yang tidak tepat meskipun kadar hormon tiroid secara keseluruhan (bebas maupun terikat) dalam sirkulasi
adalah normal. EIek T
3
terutama lebih poten dalam menyampaikan inIormasi umpan balik ini.
Keterlibatan hipotalamus, pituitari, serta kelenjar tiroid dalam meregulasi sekresi hormon ini dapat dikatakan
menjadi suatu sumbu hormon yang disebut dengan hypothalamus-pituitary-thyroid axis.
2


Gambar 2 Regulasi sekresi hormon tiroid. Perhatikan Iaktor-Iaktor yang memengaruhinya, antara lain produk kelenjar
tiroid itu sendiri, sistem input dari hipotalamus, serta peranan jaringan periIer
1

Efek Metabolik dan Fisiologis Hormon Tiroid
Mekanisme Kerfa
ormon tiroid dapat memasuki sel karena siIatnya yang lipoIilik (hidroIobik). T
3
terutama berikatan dengan
reseptor tiroid di nukleus sel secara kuat. T
4
dapat pula melakukan hal serupa dengan aIinitas yang lebih rendah.
$elain itu dari segi potensi T
3
3-5 kali lebih poten, serta memiliki onset kerja yang lebih dini dibandingkan dengan
T
4
.
3
Kompleks hormon-reseptor ini akan berikatan dengan DNA sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan
ekspresi gen tertentu.
Peningkatan Aktivitas Metabolik Seluler
$alah satu eIek paling nyata akibat hormon tiroid adalah peningkatan laju metabolisme basal (MR). EIek ini
juga memberi makna pada peningkatan utilisasi makanan yang meningkat, peningkatan katabolisme protein
(walaupun sintesis portein juga meningkat), peningkatan proses mental (mengakibatkan kondisi tertentu pada proses
berpikir/mental seseorang). Akibat dari peningkatan aktivias ini, energi yang dibutuhkan menjadi besar sehingga
terjadi peningkatan jumlah dan aktivitas mitokondria. Aktivitas metabolik seluler yang meningkat kadang dapat
disertai dengan penurunan berat badan. Namun demikian hormon tiroid diduga memiliki eIek peningkatan naIsu
makan, yang dapat meniadakan eIek peningkatan aktivitas metabolik seluler ini. Peningkatan aktivitas ini
membutuhkan O
2
yang lebih banyak, sehingga meningkatkan laju dan kedalaman respirasi.
Perubahan pada Pemanfaatan Bahan Bakar dan Zat Lain
ormon ini menstimulasi pemanIaatan glukosa oleh sel, meningkatkan glikolisis, meningkatkan
glukoneogenesis, meningkatkan penyerapan glukosa dari saluran GI. Oleh karena itu hormon ini memiliki eIek
meningkatkan kadar gula darah. Terhadap metabolisme lemak, mobilisasi lemak (eIek lipolisis), peningkatan
konsentrasi asam lemak dalam plasma, serta oksidasi asam lemak oleh sel juga merupakan eIek Iisiologis hormon
tiroid. ormon tiroid akan menurunkan konsentrasi kolesterol, IosIolipid, dan trigliserida karena eIeknya yang dapat
meningkatkan pembuangan kolesterol ke dalam empedu. Perlu diingat bahwa hormon ini juga meningkatkan sintesis
kolesterol, namun laju pembuangannya yang lebih besar menyebabkan eIek seolah-olah menurunkan kolesteol.
4
EIek
ini diduga diperantarai oleh peningkatan pembentukan reseptor LDL. Kebutuhan vitamin akan meningkat akibat
hormon tiroid, sehingga pada kondisi tertentu seseorang dengan hipertiroid dapat mengalami deIisiensi vitamin
tertentu.
Konversi vitamin A dari provitamin A membutuhkan hormon tiroid. Oleh karena itu pada hipotiroidisme terjadi
karotenemia yang tampak sebagai kulit yang kekuningan.
Peningkatan Responsivitas Jaringan terhadap Katekolamin
Telah diketahui bahwa katekolamin (seperti norepineIrin dan epineIrin) meningkatkan laju metabolik
menstimulasi sistem saraI, serta menghasilkan eIek kardiovaskular yang mirip dengan eIek akibat hormon tiroid. EIek
responsivitas yang bertambah ini tampak pada seseorang dengan peningkatan kadar hormon tiroid namun memiliki
kadar katekolamin plasma yang normal, menampakkan gejala kardiovaskular, tremor, serta berkeringat yang dapat
berkurang melalui penggunaan obat-obatan antiadrenergik (seperti .-bloker). Dari kondisi ini muncul suatu keadaan
yang disebut dengan thyroid storms yang dapat ditangani dengan obat-obatan antiadrenergik.
EIek kardiovaskular yang tampak dari hormon tiroid adalah peningkatan aliran darah serta curah jantung,
peningkatan denyut nadi, peningkatan kekuatan jantung, serta peningkatan tekanan sistolik disertai dengan penurunan
tekanan diastolik (yang menyebabkan peningkatan pulse pressure). Dengan kata lain, eIek hormon tiroid terhadap
sistem kardiovaskular adalah kronotropik dan inotropik positif.
$alah satu eIek katekolamin terhadap metabolisme bahan bakar antara lain adalah glikogenolitik serta
glukoneogenik, serta lipolisis sel adiposa. EIek katekolamin ini tampak diperkuat dengan adanya kelebihan hormon
tiroid pada orang yang bersangkutan.
fek pada Sistem Saraf, Otot, dan Kelenfar Lain
Dalam organogenesis, terutama jaringan saraI, hormon tiroid merupakan hormon yang sangat penting. al ini
terbukti bahwa pada kondisi hipotiroid sejak dini, terjadi kretinisme (cebol serta retardasi mental) yang menunjukkan
adanya ketidakoptimalan kerja hormon pertumbuhan maupun pembentukan sistem saraI pusat. ipotiroid membuat
proses berpikir seseorang menjadi lambat dan terjadi peningkatan kadar protein di cairan serebrospinal (C$F).
ormon ini juga menurunkan waktu reIleks (seperti reIleks tendon Achilles).
EIek terhadap jaringan otot tampak pada otot yang pada kenaikan tiroid dalam jumlah tertentu membuat otot
menjadi lebih kuat, namun pada kadar yang lebih meningkat lagi justru tampak kelemahan otot yang diduga akibat
peningkatan katabolisme protein pembentuk otot. Kondisi yang terakhir ini disebut dengan miopati tirotoksik.
3

Tremor halus merupakan salah satu karakteristik terjadinya hipertiroid. agiamana timbulnya tremor halus ini diduga
akibat peningkatan reaktivitas sinaps neuron di medulla spinalis yang mengatur tonus otot.
1
ormon tiroid mampu meningkatkan motilitas usus sehingga tampak diare. $ebaliknya deIisiensi hormon ini
dapat mengakibatkan obstipasi dan transit lambung melambat.
ormon tiroid juga mampu meningkatkan sekresi banyak kelenjar lain, namun juga secara otomatis
meningkatkan kebutuhan kelenjar target terhadap hormon tersebut. $ebagai contoh akan terjadi peningkatan
metabolisme glukosa sehingga membutuhkan peningkatan insulin yang dipenuhi oleh eIek hormon tiroid ini.
Terhadap sistem reproduksi, hormon ini menimbulkan eIek yang masih sulit diprediksi. Tumpang-tindihnya eIek
hormon tiroid terhadap libido dan menstruasi terutama masih dipelajari secara mendalam, terlebih tentang bagaimana
hormon tiroid dapat memengaruhi sistem ini. ormon tiroid merupakan hormon yang dibutuhkan untuk kerja hormon
pertumbuhan. Tanpa hormon tiroid, sekresi hormon pertumbuhan akan sangat terhambat.
3


#010r03si
1. Guyton AC, all JE. Textbook oI medical physiology. 11
th
edition. Philadelphia: Elsevier $aunders; 2006
2. $herwood L. uman physiology. From cells to system. 7
th
edition. elmont: rooks/Cole; 2010
3. arrett K, rooks , oitano $, arman $. Ganong`s review oI medical physiology. 23
rd
edition. New
York: McGraw ill; 2010
4. Djokomoeljanto R. Kelenjar tiroid, hipotiroidisme, dan hipertiroidisme. In: $udoyo AW, $etiyohadi ,
Alwi I, $imadibrata M, $etiati $, editors. uku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi V. Jakarta: Interna
Publishing; 2009

Anda mungkin juga menyukai