Anda di halaman 1dari 32

Thompson (1993) menyimpulkan bahwa intuisi matematika akan muncul setelah tahap olah pengalaman (experience) matematika.

Bagi matematikawan, mathematical experiences adalah proses dan hasil-hasil riset matematika. Sedangkan bagi siswa sekolah mathematical experiences dibangun diatas akumulasi keterampilan matematika (mathematical skills) yang didukung oleh pengetahuan atau pemahaman matematika (mathematical content). Semuanya itu tidak mungkin tercapai jika tidak didukung oleh sikap dan metode matematika (mathematical attitude and method) dan sikap pendukung (supporting attitude) serta internal motivation (rasa senang dan matematika yang menyenangkan). Kenyataannya memang bahwa Ujian Nasional telah memberikan tekanan (pressure) kepada guru sehingga guru cenderung melakukan lompatan-lompatan di dalam mendampingi siswanya yaitu langsung kepada mengolah mathematical experiences dengan cara melakukan drill atau latihan soalsoal (jalan pintas). Dengan demikian dampak pedagogik dari UN adalah bahwa guru kurang mampu mengolah proses yang mendahului (prasarat) bagi diperolehnya mathematical experiences. Dengan kondisi pembelajaran matematika yang demikian akan menyebabkan para siswa menjadi miskin mathematical intuition. Padahal mathematical intuition ini sangat penting untuk mengembangkan kreativitas pada umumnya. Posted by Dr. Marsigit M.A. at 8:58 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook Reactions:

Intuisi matematika sangat penting bagi pemahaman konsep dan pembinaan ketrampilan konsep bagi anak. Akan tetapi matematika masih saja sebagian orang merasa tidak senang dengan matematika. Padahal, matematika ada dalam kehidupannya setiap saat. Matematika diperlakukan sebagai musuhnya. Salah satu cara untuk meningkatkan rasa senang pada matematika adalah membuat matematika sebagai teman dekatnya. Terima kasih... saya kita memang seperti itu pemahaman dalam mempelajari matematika. perlu pengalaman-pengalaman sebelumnya untuk memahami suatu pemahaman baru. apalagi konon katanya negara indonesia kita telah berpindah pendekatan pendidikannya dari pendekatan behaviourisme menuju konstruktivisme. jadi mau tidak mau pemahaman tentang intuisi itu harus kita telan sebagai konsekwensi dari perpindahan pendekatan cara belajar tersebut...... apa bila berbicara soal UN, yah kita semua tau bahwa sesuatu yang dihasilkan UN tidaklah menjamin bahwa siswa yang lolos merupakan siswa yang paham akan konsep matematika yang sedang di ujikan, kenapa?.... karena kita tahu pada saat di pabrik dalam hal ini yaitu skolah, UN telah mendorong para guru unruk bersikap pragmatis, sehingga muncul banyak sekali trik, cara mudah untuk menjawab, dan lain sebagai untuk mendorong siswa dapat lolos dari jebakan UN. alhasil, ya bisa kita tebak semua..... bahwa mereka lemah terhadap konsep. mungkin pemahaman sebagian orang yang tidak mengerti akan arti pendidikan, akan mengartikan suatu prestasi dengan suatu nilai, padahal tidaklah demikian..... suatu prestasi tidaklah dapat diukur dari nilai saja masih banyak unsur yang yang berkaitan dengan prestasi......... Mathematical intuition sangat penting untuk mengembangkan kreativitas. Saya ingin bertanya kepada Bapak, cara apa yang dilakukan guru untuk menerapkan mathematical intuition sehingga dapat mengerjakan UN denngan baik?

Ujian Nasional(UN)memang sangat kontroversi. Banyak orang yang setuju dan ada pula yang menolaknya. Mari kita lihat satu-persatu dampak dari UN memang betul dengan adanya UN ini membuat siswa miskin akan matematika intusi sehingga kreativitas siswa berkurang itu kalo kita kaji secara epistemologi. Tetapi secara estetika UN juga mempunyai dampak positif yang memacu siswa untuk meningkatkan belajar matematika khususnya. Bahkan kalau kita flashback tahun 1999-2002 berpikiran yang penting masuk nanti jelas lulus, yang penting uang bicara semua beres(lulus). Mungkin perlu di perbaiki dari segi isi dari UN yang hanya bersifat check point saja kita rubah menggunakan point dalam setiap items soal. Sehingga siswa tidak lagi menghitung kancing baju dalam menjawab tetapi perlu dipikirkan/ketrampilan berpikir kita dalam menentukan soal mana yang harus saya kerjakan lebih dahulu(mungkin soal yang mempunyai point yang terbesar dahulu)sangat di mungkinkan dapat mengembangkan kreativitas siswa. Sangat betul apa yang di utarakan oleh saudara nanang keberhasilan tidak dapat di ukur dari sebuah nilai saja. dari penjelasan Bapak dalam elegi ini saya jadi mengetahui bahwa mathematical intuition sangat penting untuk mengembangkan kreativitas, untuk mencapainya dibutuhkan kesatuan yang utuh antara pemahaman matematika ,didukung oleh sikap dan metode matematika, sikap pendukung, serta internal motivation (rasa senang dan matematika yang menyenangkan). trimakasih Pak Marsigit. Intuisi matematika itu sangatlah penting bagi siswa sebab dapat membantu mengembangkan keterampilan serta pemahaman konsep mereka terhadap matematika. Akan tetapi karena selama ini seorang guru lebih menekankan agar siswanya dapat mengerjakan soal-soal UN, mereka lebih banyak menekankan untuk melakukan drill atau latihan-latihan soal. Apakah UN yang dilakukan selama ini hanya akan mematikan intuisi matematika yang dimiliki oleh siswa?? Menurut saya matematika itu benar berasal dari pengalaman yang kita alami dari dulu sampai sekarang. Sewaktu kita masih basi tanpa disadari orang tua kita telah mengajari kita tentang matematika baik itu menghafal angka dengan cari, menghitung sesuatu dan yang lainnya. Sehingga matematika itu pertama muncul dalam diri kita berasal dari pengalaman yang kita alami. Sehingga sekanag tinggal kita mengembangkan matematika tersebut dengan ketrampilan-ketrampilan kita. Sehingga intuisi dalam matematika itu dapat berkembang dalam kehidupan kita di dunia ini. saya sangat setuju dengan elegi bapak ini. siswa sekolah sekarang minim intuisi matematika. keterampilan matematika yang diperoleh dengan jalan latihan soal-soal tanpa memperhatikan makna dari apa yang dipelajari. UN memberikan banyak pengaruh negatif sehingga siswa ingin lulus dengan berbagai cara. sehingga yang terjadi adalah siswa tidak belajar untuk mencari ilmu, melainkan belajar untuk supaya lulus UN. oleh karena itu, apakah dengan belajar seperti itu siswa bisa mendapatkan intuisi matematikanya ? saya yakin jawabannya tidak. March 19, 2011 3:07 AM

intuisi matematika diperoleh dari olah pengalaman matematika",.. inilah inti dari elegi di atas. dengan intuisi akan mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa sehingga mereka dapat berpikir kritis. selanjutnya, pengalaman diperoleh melalui pemahaman siswa tentang matematika. semuanya itu harus didukung oleh sikap dan metode matematika yang digunakan, sikap- sikap pendukung dan motivasi pada diri siswa. dengan demikian siswa dapat mengembangkan intuisinya dalam matematika,.. Dari elegi Bapak ini saya setuju dengan pendapat yang telah dituliskan. Memang akan sangat lebih baik jika kita sebagai pendidik untuk memprkaya para siswa dengan intuisi Matematika sehingga kreatifitas merek bisa berkembang dan akan sangat bagi mereka sendiri kelak. Semoga bacaan ini bisa menggugah para pembacanya untuk lebih meningkatkan kreatifitasnya dalam mengembangkan sikap dan metode matematika. Terima kasih Pak... Saya setuju apabila UAN menjadi tekanan baik bagi guru maupun murid, khususnya pada mata pelajaran matematika. Menurut saya, ketika mengajarkan matematika, sangat penting untuk menumbuhkan intuisi peserta didik. Yaitu dengan memfasilitasi peserta didik sehingga mereka dapat mengalami sendiri pembelajaran tersebut, bukan menerima materi yang sudah jadi. Tantangan yang berat bagi para pendidik dan calon pendidik. Dengan membaca elegi ini saya makin terpacu untuk menghapus gambaran mengerikan mengenai UAN khususnya mata pelajaran matematika. Menurut saya memang benar matematika perlu dibangun melalui sebuah pengalaman dan intuisi Matematika. Mempelajari matematika tidak hanya melalui hafalan ataupun jalan pintas tetapi perlu mathematical intuition agar siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dalam belajar matematika. UNAS bukan dihadapi dengan melakukan lompatan-lompatan yang tujuan nya hanya ingin siswa lulus, tetapi UNAS dihadapi dengan memperkaya kreativitas siswa dalam memecahkan problema matematika dengan melalui mathematical intuition. sehingga keluaran siswa dapat maksimal. Bagaimana pak ?? Meyakinkan siswa bahwa matematika itu mudah adalah pertama mereka diberi soalaoal yang mudah dulu, tentu mereka pasti bisa mengerjakannya. Sehingga dari itu mereka akan menjadi menganggap matematika itu mudah. Selanjutnya diberi soal yang kerumitannya semakin bertambah, siswa akan menjadi tertantang. Saat ia bisa menyelesaikan soal dengan caranya sendiri akan membuatnya bangga dan menjadi penyemangat belajar matematika. intuisi matematika yang seharusnya dapat muncul dan berkembang baik bagi para siswa menjadi terhalang dengan adanya tujuan-tujuan tertentu seperti lulus UN dan lain-lain. seharusnya guru tak lantas memberikan drill yang begitu ketat pada siswa yang belum mampu menerima matematika sebagai sahabat mereka.. semua hal itu perlu proses yang matang dan baik, sehingga menghasilkan sesuatu yang baik pula.. termasuk dalam mempelajari matematika. Padahal intuisi sangat dibutuhkan dalam mempelajari matematika... Sehingga dengan pemberian soal terus menerus maka peran intuisi akan lebih sedikit digunakan dalam mempelajari matematika...

intuisi matematika memang memrlukan waktu lama..tidak dgn cara instant seperti nge'drill latihan soal2 saja... sebaiknya dlm jangka lama seblum masuk ujian, intuisi metamtika telah lebih tumbuh dlm dirinya... shga dlm mngrjkan ujianpun akan tersa lebih ringan.. intuisi tersebut akan tumbuh melalui cara kita sbg guru mengajar matematika Intuisi matematika seorang siswa diperoleh dari penglaman mengerjakan latihanlatihan... Sayangnya, dengan diadakan UN guru sering mengesampingkan proses sehingga sisi kreatif siswa kurang tergali... mathematical experiences tidak dapat dikembangkan secara instan. guru perlu mengarahkan siswanya untuk berlatih dari tahap awal, dan tidak boleh dilakukan dengan jalan pintas,seperti langsung dihadapkan pada soal soal latihan. mathematical experiences ini merupakan dasar untuk mengembangkan mathematical intuition. Intuisi matematika dapat menjadikan siswa menjadi kritis dan kreativ dalam mempelajari matematika, tetapi untuk dapat menggapai intuisi matematika tidaklah mudah. Butuh pengalaman, sikap dan metode yang tepat dalam mempelajari matematika. intuisi matematika didapatkan tidak dengan secara singkat..,memahami matematika perlu dengan banyak latihan-latihan mengerjakan soal..itulah intuisi menyelesaikan soal matematika.. Mathematical intuition sangat penting bagi para siswa untuk memperkaya kretivitas mereka. Mathematical intuition dibangun oleh mathematical experiances melalui proses yang tidak mudah dan didukung oleh sikap dan metode matematika. Sehingga ketika pembelajaran matematika banyak dilakukan lompatan-lompatan seperti yang terjadi ketika akan menghadapi UN maka siswa akan kehilangan Mathematical intuition mereka. Hal ini akan menyebabkan lemahnya kreativitas mereka. Matematika perlu dibangun melalui sebuah pengalaman dan intuisi Matematika. Mempelajari matematika tidak hanya melalui hafalan ataupun jalan pintas tetapi perlu mathematical intuition, proses, serta pemahaman agar siswa dapat membangun dan mengembangkan inovasi dan kreativitasnya dalam belajar matematika yang dapat memperluas pengalaman mereka. UNAS bukan dihadapi dengan melakukan lompatan-lompatan yang tujuannya hanya ingin siswanya lulus tok, akantetapi UNAS dihadapi dengan memperkaya serta membangun kreativitas siswa dalam memecahkan problema matematika dengan melalui mathematical intuition, proses, serta pemahaman, sehingga didapat output yang baik pula hingga mereka dapat menerapkan ilmunya. memang bayak para guru yang mementingkan para siswanya untuk menghadapi UN dengan cara apapun akan ditempuh oleh guru supaya siswanya lulus..kadang juga ada sebagian guru yang memberikan trik-trik tertentu dalam menghadapi soal matematika, sehingga dapat menyebabkan intuisi matematika para siswa menjadi rendah. Sungguh pengalaman matematika itu penting bagi seorang siswa. Menjadi tanggung jawab dan tugas guru ntuk membekali siswa-siswa mereka dengan pengalaman

matematika. Pengalaman matematika harus benar-benar dirasakan oleh siwa lewat proses pembelajaran yang dilakukan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Berawal dari pengalaman matematika itulah seorang siswa akan selalu mengingat, menggali kreativitas siswa, sehingga nantinya membangkitkan intuisi siswa. Dalam pembelajaran matematika, math experience sangat penting. Namun juga belum lengkap tanpa didukung oleh math content, math attitute, dsb. Suatu tantangan bagi calon guru matematika untuk melakukan intuisi kepada peserta didiknya secara bertahap dan tidak instan. Karena itu adalah hal yang tidak mudah. Mohon bimbingannya Pak.. Belajar matematika memang tidak melulu mempelajari rumus-rumus dan angka saja. Sebenarnya ada beberapa step yang harus dilalui siswa agar dapat belajar matematika secara sempurna. Namun karena tuntutan untuk meluluskan siswanya, gurur lebih cenderung mengajarkan matematika secara instan dan rumus-rumus cepat. Memang untuk UAN, itu bisa menguntungkan. Tetapi dampak bagi siswa sangatlah jelek. Banyak siswa yang tidak paham konsep utama atau makna sebenarnya dari materi tertentu. Mereka hanya bisa mengerjakan soal yang bentuknya itu-itu saja. Ketika soal diubah dalam model yang agak berbeda mereka menjadi kebingungan. Mereka terbiasa menggunakan cara pintas, sehingga kesulitan memulai cara untuk menyelesaikannya. Tentunya itu dikarenakan akibat pengajaran guru yang mematikan kemampuan matematis siswa. Sehingga mereka tidak bisa mengembangkan kemampuan intuisi mereka. Memang ada beberapa siswa excellent yang dapat memahami konsep meski dengan cara pintas itu. Namun jumlahnya tidak seberapa dibanding siswa yang tidak bisa memahami semuanya itu dengan instan. Jadi perlulah kita sebagai calon guru mulai menentukan strategi agar pembelajaran yang nantinya kita berikan dapat mengena bagi siswa. Selain itu juga tetap tepat sesuai dengan target kelulusan. Semangat untuk kita semua. sebenar2nya guru adalah seseorang yang dapat membuat muridnya memiliki intuisi matematika... untuk menjadikan siswa memiliki intuisi,, guru tidak boleh mendktrin siswa alias memberi rumus tanpa penjelasan lebih lanjut... inilah yang disebut pengalaman, pengalaman menemukan dan rumus yang ditemukan itu digunakankan dalam soal2 yang berbagai macam situasi.. kemudian pada akhirnya semua itu diaplikasikan dalam kehidupan nyata... karena sesungguhnya segala macam pelajaran adalah untuk diaplikasikan ke kehidupan nyata... kunci dari belajar matematika yaitu berlatih. dengan banyak - banyak berlatih matematika maka kita akan terbiasa untuk mengerjakan soal - soal matematika Saya setuju dengan apa yang disimpulkan oleh Thompson (1993)dalam Elegi ini.., Elegi Ini memberikan masukkan sekaligus tantangan untuk para Pendidik dan calon pendidik untuk menciptakan dan mengembangkan pembelajaran yang menarik dan bagus khususnya matematika. Menurut saya penyempurnaan sebuah proses dalam mempelajari mathematika benarbenar harus diterapkan oleh guru/pendidik mengingat dalam proses itu akan terbentuk

mathematical intuition yang dapat mengembangkan kreativitas siswa agar siswa itu sendiri tidak miskin mathematical intuition. Semua kebijakan pastilah ada yang positif dan negatif,Kadang yang kita lihat dari sesuatu kebijakan pastilah dampak negatifnya dan itu wajar sebagai penerus bangsa,Tetapi sebagai pejuang penerus bangsa kenegatifan akan sesuatu haruslah kita minimalisir sehingga akibat dr kebijakan itu dapat terkikis dengan baik,UN UN UN dan UN dari dahulu sampai sekarang masih menjadi fenomena yang hangat,kadang UIn diprespektifkan menekan siswa sehingga ketika kita mengaitkan dengan matematika akan berdampak kepada intuisi matematika.padahal intuisi ini penting bagi siswa.Maka kita yang kedepannya menjadi pendidik hrslah menyikapinya dengn kreatif,inovatif dalam menyiapkan peserta didik untuk lebih mempunyai pondasi dan prinsip diri sehingga intuisi dapat dibangun oleh siswa.Karena yang paling penting dirinya siswa sendiri yang mampu mengubah pribadinya dan kitasebagai fasilitator mereka. Pembelajaran matematika saat ini masih didominasi pada pengembangan kognisi formal, akibatnya matematika menjadi tampak sebagai barang asing yang tidak ada hubungannya dengan pengetahuan informal anak. Anak tidak diberi kesempatan yang cukup untuk berpikir sendiri mengenai gagasan matematika. Anak menjadi kurang percaya diri akan kemampuannya melakukan proses bermatematika, dan yang paling buruk, pembelajaran matematika tersebut tidak memberi tempat bagi intuisi anak, yang sebenarnya berkaitan erat dengan cara alamiah anak dalam belajar dan berpikir matematika. Oleh sebab itu pembelajaran matematika secara utuh, yaitu mengembangkan kogisi formal dan kognisi intuitif perlu diupayakan. Langkah yang dapat dilakukan adalah selalu membelajarkan siswa untuk mengembangkan gagasan sendiri dalam memahami pengetahuan matematika dan memecahkan masalahmasalah matematika. Padahal mathematical intuition ini sangat penting untuk mengembangkan kreativitas pada umumnya. Filsafat Pendidikan Matematika Intisari dari intuisi pendidikan matematika adalah tetang bagaimana pengalaman siswa dalam memecahkan permasalahan matematis, pengalaman itu akan terbentuk dan menjadi modal untuk memecahkan masalah-masalah yang lain. Untuk itu diperlukan kepahaman yang baik di dalam setiap penyajian materi, dan pemahaman yang baik itu akan dibangun melalui beberapa tahap dan tidak bisa di "lompati". Siswa harus mempunyai pior knowledge yang baik untuk mempelajari suatu materi yang terkait. Saat ini masalah UAN memang menjadi sebuah kotroversi, jelas-jelas guru akan melakukan hal yang seperti Bapak sampaikan tersebut agar para siswanya lulus UAN. Oleh karena itu, saya rasa sistem evaluasi ini perlu dibenahi agar tidak semata-mata hasil akhir yang menjadi acuan. Selaku calon pendidik, kita memang harus selalu aktif dan kritis tentang masalah-masalah dalam dunia pendidikan saat ini. March 23, 2011 7:38 AM Anita Mayasari said...

ujian nasional seakan-akan membuat sekolah berlomba2 untuk memperoleh hasil terbaik. akibatnya guru tidak lagi mementingkan prosesnya. misalnya menjelang ujian nasional siswa hanya dilatih untuk mengerjakan soal-soal. itu dimaksudkan agar siswa terampil dalam menyelesaikan soal-soal. tapi itu justru membuat siswa menjadi minim intuisi matematikanya. bagaimana para peserta perkuliahan filsafat dituntut untuk berkomentar yang mungkin ada sebagian yang salah dalam menyikapinya(sudut pandang) menganggap bahwa ini adalah beban dan tujuannya belum jernih untuk belajar berfilsafat dan melatih pikiran dan hatinya. mungkin ini dapat membuat intuisi dalam berfilsafat menjadi kabur dan tidak muncul. mungkin dapat dilihat dengan banyaknya jumlah komentar dan bacaan yang belum berbanding lurus dengan nilai hasil tes jawab singkat. perlu sama-sama kita evaluasi dan perlu ada penyadaran-penyadaran akan esensi atau hakekat dari belajar filsafat secara rutin setiap pekan atau pada saat perkuliahan tiap pekan. terimakasih pak. mohon maaf. intuisi akan diasah melalui pengalaman-pengalaman siswa dalam proses memecahkan masalah persoalan matematika.akan tetapi dengan diadakannya UN tak jarang para guru mengambil jalan pintas dan mengesampingkan pengalaman matematika siswa sehingga intuisi siswa kurang kuat dalam pemecahan persoalan yang berbentuk problem solving bukan pilihan ganda saja.,, Intuisi Matematika, baru saya dengar namun sedikit memahami bahwa seseorang berkembang karena potensi dan intuisinya, begitu juga saat berMatematika. Intuisi itu dibangun oleh diri, karena sitem sebagian guru sekarang tidak membelajarkan (mungkin bukan melupakan) intuisi tersebut. Belajar matematika seperti dikejar waktu agar cepat selesai, sepereti kuliah yang semuan ingin cepat selesai padahal instuisi matematika akan menjadikan siswa lebih peka dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika.intuisi ini di bangun oleh diri sendiri, bukan orang lain sehingga siswa akan lebih paham terhadap persoalan matematika yang dihadapi.

Dalam elegi ini menjawab, bahwa keadaan belajar matematika menjauh dari nilai belajar matematika, karena matematika untuk saat ini hanya mengejar sesuatu yang menjadi patokan nilai, bukan kreativitas belajarnya. Hal yang demikian tidak lepas dari kesadaran seorang pendidik yang memaknai dari belajar matematika tersebut. Pada prakteknya di lapangan, bayak guru yang dalam Proses Belajar Mengajar tidak menerapkan metode-metode maupun alat peraga yang telah diperoleh saat masih pada saat kuliah, hal ini disebabkan karena mereka telah masuk ke dalam lingkungan yang telah ditetapkan oleh atmosfir kelulusan dalam menghadapi UAN. Saya juga sangat tidak setuju dengan drill. Karena siswa diajarkan matematika di sekolah dengan tujuan agar mereka bisa menyelesaikan persoalan sehari-hari dengan logika berpikir matematika. Jadi harusnya lebih diutamakan untuk mengajarkan bagaimana kreatif berpikir dan jalan berpikir dalam menyelesaikan masalah matematika. Intuisi pada diri siswa dapat dibangun dari pemecahan masalah-masalah matematika yang open ended problem. Dengan pemecahan masalah seperti ini kreativitas siswa

bisa terasah. Akan tetapi dalam UN mereka hanya mengandalkan cara cepat atau rumus-rumus praktis untuk menyelesaikan soal. Intuisi matematika itu ada karena kreativitas kita, sedangakan kreativitas kita berasal dari pikiran kita, sedangkan pikiran kita asalnya dari hall yang ada dan yang mungkin ada, yang ada itu mungkin dari pengalaman kita, sedangkan hal yang mungkin ada itu dari imajinasi kita tentang mateatika. Tidak hanya butuh kreativitas, sebaik baiknya kreativitas jika kita menggunakan aturan untuk membuat kreativitas yaitu menggunakan skill atau ketrampilan, selain itu metode dan sikap yang bersumber dari diri kita sendiri. Karena hal yang ada di diri kita itu sumber terbesar dan pengaruh terbesar untuk intuisi matematika. March 23, 2011 9:51 PM hemieviana said... Hemi eviana fitri P mat sub 08 08301241034 Berdasarkan elegi di atas dapat saya simpulkan bahwa Ujian Nasional yang masih diterapkan di Indonesia saat ini menyebabkan kurang matangnya siswa dalam hal pemahaman konsep. Siswa diajarkan cara-cara singkat untuk menyelesaikan masalahmasalah matematis sehingga siswa menjadi kurang paham terhadap konsep matematika yang seharusnya dipelajari. Hal tersebut menjadikan siswa kurang pandai dalam hal berintuisi secara matematik dan cenderung mematikan kreatifitas siswa. Mathematical experiences yang diperoleh siswa saat ini memang masih kurang. Menurut saya, hal ini dikarenakan mereka terlalu memikirkan akan hasil akhir yakni UN. UN dianggap sebagai tolok ukur kesuksesan pendidikan matematika sekolah, padahal menurut saya keberhasilan siswa dalam Matematika tidak dapat diukur dengan UN, tetapi lebih kepada kemampuannya memecahkan permasalahan matematika menggunakan pemikiran secara matematis (mathematical thinking). Oleh sebab itu, meskipun sebenarnya UN perlu bagi siswa, tapi hal itu tidaklah menjadi tolok ukur keberhasilan siswa dalam belajar matematika. Banyak siswa yang mendapat skor 10 dalam Ujian Nasional matematika tetapi ada sebagian dari mereka yang masih belum dapat sepenuhnya berpikir matematis. March 23, 2011 10:48 PM Laras Sulistiowati said... Intuisi matematika akan muncul setelah tahap olah pengalaman matematika, jadi memang benar bahwa pengalaman/proses dalam mengerjakan suatu persoalan matematika sangat penting untuk memahami matematika agar mudah untuk dipahami. Dan saat ini UN yang menjadi tolak ukur kelulusan siswa sekolah adalah hal yang kurang pas untuk diterapkan, karena guru kurang mampu mengolah proses yang mendahului (prasarat) bagi diperolehnya mathematical experience, dan akan

berdampak pada siswa yaitu menjadi miskin mathematical intuition. Padahal mathematical intuition ini sangat penting untuk mengembangkan kreativitas pola berpikir matematika. March 23, 2011 11:01 PM Aan Hendroanto said... assalamu'alaikum banyak siswa nilai matematikanya sangat tinggi tetapi mereka miskin akan intuisi matematika. inilah akibat dari lompatan-lompatan yg terjadi. tidak hanya itu, siswa juga menajdi kurang kompeten dalam persoalan-persoalan matematika dengan situasi berbeda. padahal persoalan matematika sangatlah flexibel. tidak hanya UN yg menjadi pressure, dalam kasus lain mungkin sama juga dengan IPK March 23, 2011 11:06 PM Nevi N said... (Nevi Narendrati/p mat swadana 2008) Ass.wr.wb. Selama ini metode pembelajaran matematika kepada siswa itu kurang tepat ya, Pak? Dengan alasan target kelulusan UN. Jadi hal yang tidak mengagetkan jika sampai sekarang masih banyak siswa menganggap matematika sebagai momok, matematika itu (sangat) sulit, dsb, karena intuisi matematika siswa dari luar tidak terpacu, sehingga cenderung tidak berkembang dan kreativitas berpikir matematika pun minim. Semoga keadaan ini bisa segera berubah. Amien Wass.wr.wb. March 23, 2011 11:17 PM Sonni Permana Sakti said... UN ternyata tak hanya menjadi momok bagi siswa,tapi juga bagi para guru sehingga melakukan hal hal yang sifatnya seperti terburu buru. dan juga dapat diambil pelajaran bahwa jalan pintas itu tak selalu baik.. mathematical experiences harus di bangun secaara lengkap dengan fondasi yang kuat, agar intuisi matematika terbangun secara baik. March 24, 2011 12:08 AM SUNARYO PMAT UNY (08301244001) said... dewasa ini pendidikan memang seolah tidak lagi mementingkan isi dari pendidikan, pada masa sekarang ini tujuan akhir berupa kata "lulus" adalah hal yang sangat

penting bagi siswa dan juga guru. karena tujuan akhir dari belajar adalah lulus, kebanyakan siswa kadang jadi tidak mengerti dan tidak merasakan inti dari pendidikan, yaitu berupa pengembangan peserta didik dalam berbagai aspek. March 24, 2011 12:27 AM n0ka_setYa_mAhaRani_in EnglisH II said... NOKA SETYA MAHARANI PEND. MATEMATIKA 0830124403 Yaa.. ra sedang terjadi sekarang adalah bahwa guru-guru berlomba-lomba melakukan usaha agar siswa-siswanya lulus ujian matematika, karena kelulusan anak didiknya berpengaruh pada eksistensinya. Akan tetapi saking takutnya, untuk mengatasi agar siswa-siswinya lulus mereka memforsis siwa-siswanya dengan banyak soal-soal, bahkan mereka diberikan trik khusus atau cara cepat untuk menyelasaikan permasalah-permasalahan yang ada. Dan bahkan terkadang trik itu menghilangkan beberapa langkah yang penting dalam matematika. Terima kasii ^^ March 24, 2011 8:31 AM Budiono said... Budiono(07301244032) kelas P.Mat Sub 08 Assalamualaikum... "nilai bagus belum tentu pemahaman konsepnya" mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan tentang hasil UN untuk anak sekolah sekarang, apalagi untuk mata pelajaran matematika. sebagian siswa pada umumnya mengejar pemahaman tentang yang dipelajari hanya melalui latihan soal saja, padahal pemahaman konsep dibentuk melalui pemahaman penjelasan materi secara berkelanjutan yang pada akhirnya akan diasah pemahamannya melalui latihan soal. apalagi dewasa ini banyak bimbingan belajar yang mengajarkan rumus atau trik praktis yang sama sekali tidak mengedepankan konsep tapi hasil atau jawaban soal, sehingga siswa terbiasa dengan hidup ala "instant" yang pada akhirnya lambat laun akan berakibat buruk untuk siswa itu. March 24, 2011 8:53 AM lis lingga herawati said... Westcott (Zeev dan Star, 2002) menyatakan bahwa The question of what exactly intuition is, in general, is relevant to a variety of domains, including philosophy, mathematics, psychology, and education. Ini menunjukkan bahwa istilah intuisi dapat ditemukan pembahasannya pada masing-masing bidang kajiannya disini

matematika.dan dizaman sekrang ini bagaimana merubah persepsi bahwa pemahaman ilmu lebih penting dari pada nilai. March 24, 2011 9:34 AM Faidatul Hasanah said... iya pak, saya sepakat bahwa math intuitiion itu sangat penting dalam belajar matematika. agar siswa bisa semakin mencintai apa yang ia pelajari. menyoal unas, sebenarnya saya juga masih bingung memikirkannya. ingin rasanya mengubah sistem ini, namun belum menemukan solusi yg tepat. menurut bapak, bagaimana solusi untuk menangani sistem kelulusan berdasarkan unas yg dilematis ini? ini adalah pertanyaan yang ingin saya ketahui jawabannya dari beberapa orang. walaupun sebenarnya tidak ada yg salah dengan unas. mohon diluruskan. maturnuwun. March 25, 2011 9:58 AM Pluntur said... Oni Pluntur A/08301241035 Pembelajaran matematika merupakan pupuk bagi tanaman kreativitas. namun agar pupuk tersebut berfungsi maka langkah dalam mempelajari haruslah tepat, tidak hanya diketahui dengan nilai sempurna dalam ujian nasional, karena hasil ujian nasional banyak tidak mencerminkan kemampuan yang dimiliki seorang siswa sebenarnya. Dalam matematika bukan hasil akhir yang utama, namun proses yang tepat adalah yang utama. March 27, 2011 1:54 AM margaretha putri PMR08 said... m. putrining tyas 08301241037 yap. intuisi matematika sangat diperlukan bagi anak2 saat ini. oleh karena itu, sebaiknya guru mampu memberikan latihan yang mengasah intuisi tersebut, bukan malah mematikan intuisi anak. adanya drill soal demi sukses ujian bukanlah hal yang baik, sebaiknya memahamkan konsep yang matang itu akan lebih baik sehingga apa yang mereka lakukan berdasarkan pemahaman bukan hafalan belaka. March 27, 2011 9:26 AM siti kuryati said...

Ya, saya sangat sepakat dengan elegi di atas. Kenyataan yang terjadi dari dulu sampai sekarang adalah penekanan matematika sebagai mata pelajaran wajib dan bahkan terkesan menjadi momok dengan adanya ujian nasional. Nyawa matematika sebagai ilmu pengetahuan itu sendiri lama-kelamaan hilang karena setiap siswa yang mengenal matematika, maka ia akan mengenalnya sebagai momok jika metode yang diajarkan oleh guru selalu sama setiap tahunya-yaitu tidak memberikan kesempatan kepadanya siswanya untuk mengetahui dan mempelajari matematika sebagai ilmu pengetahuan, tetapi sebagai syarat memperoleh nilai dan lulus ujian-, .Sangat memprihatinkan. Intuisi matematika inilah yang seharusnya membawa kembali nyawa matematika agar tidak hanya dianggap sekedar 'mata pelajaran wajib' bagi setiap siswa yang mempelajarinya. March 27, 2011 4:01 PM Ni Kadek Dianita said... P. Mt Sub '08 08301241004 Sangat setuju dengan elegi ini. Sebuah ketentuan UN yang membuat para guru menjadi menekankan akan suatu soal-soal tanpa memkirkan untuk bisa membuat siswa menyenangi atau paling tidak nyaman dalam belajar matematika sehingga membuat siswa berpikiran bahwa matematika itu susah dan membosankan. Tekanan yang berat juga dirasakan dengan semua pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dalam waktu yang sedemikian sedikit sehingga siswa sekedar menghafalkan tanpa meresapi pemahaman tentang matematika yang menyenangkan akan terus membuat matematika menjadi momok yang membuat siswa menjadi ogah untuk belajar matematika dan membuat sebagian jadi tidak menyukai matematika, meskipun masih ada juga yang merasa tertantang dengan adanya hal tersebut tetapi kebanyakan siswa lebih ogah untuk menyentuh matematika karena hal tersebut. Hal inilah yang membuat kita, guru matematika yang selanjutnya untuk bisa memecahkan tantangan ini. Membuat siswa menyenangi matematika jelaslah lebih sulit dari pada membuat siswa menghafal atau mengerti rumus. Belajar yang menyenangkan tentu akan membuat siswa lebih paha dan bersemangat dalam pembelajaran. Terima kasih. March 27, 2011 9:39 PM siti rahayu PMNR'08 said... Siti Rahayu 08301244055 Pend. Matematika Swa '08 Assalamu'alaikum..

Mengembangkan intuisi tidak hanya dengan cara hafalan dan cara instan saja tetapi dengan memperbanyak pengalaman serta banyak-banyak latihan guna mengasah dan mengembangkan intuisi, dengan demikian maka kita mampu untuk mengembangkan konsep dan kreativitas berfikir kita... Wassalamu'alaikum.. March 29, 2011 3:43 PM umasyahid(08301244016) said... pintar matematika bukan berarti ia pandai menghitung,tetapi mampu memahami proses terjadinya rumus tersebut dengan memahami.DMaka disinilah dibutuhkan intuisi untuk mengetahui bagaimanan rumus tersebut terbentuk,bukan hanya bisa menerapkan rumus tapi tidak tahu alur terbentuknya. March 30, 2011 5:25 PM Riyan Fikri Winayus said... Dalam mengajarkan sesuatu haruslah kita terlebih dahulu membuat siswa senang dalam belajar. Karena dengan rasa senang siswa dalam belajar akan lebih semangat Dalam hal ini peran gurulah yag sangatberpengaruh Namun dengan adanya UN, yang dikejar adalah kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal yaitu dengan latihan-latihan soal Padahal dalam pembelajaran yang terpenting adalah proses dalam mengembangkan kreatifitas siswa March 31, 2011 6:08 AM Chairun Nisa Zarkasyi said... P Mat Sub 10 (10301241003) Yes, it is true that students need mathematical experiences to build mathematical skills supported by knowledge or mathematical content. Unfortunately, current students are only provided practical formulas. As I experienced, practical formulas taught by teachers only applies to the UN. Though mathematical calculations after the UN process is still long. This resulted in the appendix of creativity in solving a different type of mathematics with UN materials.In order not happen like that, it would not false if the teacher tries mathematical intuition. April 1, 2011 9:46 PM mariana ruwi p.mat swa'08 said...

mariana ruwi p.mat swa 08 08301244044 memang benar bahwa intuisi matematika kita dpatkan dalam khdpan shri2. namun knp msh byk org yg menganggap matematika itu sebuah momok, yg mana semua org brusha utk mnghindar dri matematika. apa krn cara prnyampaian dlm mngajar yg kurang mnarik prhatian siswa shingga memnuat siswa cepat bosan? yg ingn saya tnyakan langkah apa yg hrus kita ambil agar kelak peserta didik menyenangi matematika? trimakasih April 6, 2011 11:47 AM kiki luv math.................. said... Kiki Dhiwantami P mat swa 08 08301244033 Memang sebagian besar guru menerapkan sistem jalan pintas dengan memberikan latihan-latihan soal pada siswa yang pada akhirnya hanya akan membuat siswa merasa bosan, sulit memahami matematika serta tidak dapat mengembangkan intuisinya. menurut Thompson intuisi itu akan muncul melalui pengalaman matematika yang terbangun dari kemampuan siswa, pemahaman siswa terhadap isi (content) dari matematika itu sendiri serta didukung oleh faktor faktor lain seperti faktor internal siswa yaitu rasa senang belajar matematika. April 6, 2011 12:13 PM WIDIYANTO said... Dan untuk menumbuhkembangkan mathematical intuition dalam diri siswa, perlu rasanya seorang guru untuk meningkatkan mathematical experience atau juga yang bisa disebut dengan rasio dari siswa tersebut. Karena menurut saya, intuisi tersebut akan muncul secara alami ketika seorang siswa memiliki daya rasio yang tinggi, yakni ketika rasio sudah digunakan secara maksimal dan menemui jalan buntu, maka berperanlah intuisi dari matematika dalam bentuk kreativitas kretivitas siswa yang beragam antara satu dengan yang lainnya. April 6, 2011 10:39 PM Desi said... Memang benar demikian keadaan pembelajaran matematika di sekolah-sekolah saat ini. Mungkin memang salah, sehingga akibatnya paradigma yang terbangun dalam diri siswa adalah bahwa belajar matematika tidak lebih dari sekadar kegiatan teknis untuk menghafal teori dan rumus untuk bisa memperoleh nilai ulangan yang baik. Hal

yang demikian memang amat dekat dengan masih diberlakukannya UN. Maka tidak mengherankan bila kemampuan intuisi matematika pada siswa masih lemah atau bahkan tidak ada. Sebuah langkah kecil yang konkret adalah suatu keniscayaan perubahan daripada seribu keinginan tanpa upaya pewujudan. April 17, 2011 10:24 AM Finka Fitri Astika said... Finka Fitri Astika Pend. Matematika 2010 10301241018 Assalamu'alaikum .. yes,, I really agree with mr. Marsigit opinion. National Examination makes the student loss their mathematics intuition. It happen bcause the teacher just give all lessons instanly or directly ,, without the process "find something" from the students. The teachers oriented just 'How to enable students to solve math problems'. it's an irony. Please corrected, thank you ^_^ June 6, 2011 11:14 AM Tyas Aditya Ningrum said... 10301241017/P.Mat Sub 10 Mathematical intuition that is very important to develop the creativity of these students, will emerge after the introduction of mathematical experience. Currently, teachers lead students only to face the National Examination only with drills and exercises. With the lack of mathematical experience, led the students also lack mathematical intuition. June 9, 2011 10:28 AM fauzi rahma said... Mathematical intuition sangat penting bagi para siswa untuk memperkaya kretivitas mereka. benar adanya seperti itu.. namun pada kenyataannya, matematika dianggap sebagai musuh bagi para siswa.. matematika dianggap membosankan, susah dan rumit untuk di pelajari, untuk sebagian siswa yang seperti itu, mereka hanya mengejar nilai akhir yang di peroleh saat UN.. Sehingga ketika pembelajaran matematika banyak dilakukan lompatan-lompatan seperti yang terjadi ketika akan menghadapi UN maka siswa akan kehilangan Mathematical intuition mereka. Hal ini akan menyebabkan lemahnya kreativitas

mereka. fauzi rahmawati 09305144019 sejarah matematika matematika swadana 09 June 9, 2011 9:52 PM Hasnan Aufika said... 10313244007/int class math edu Actually, i don't agree with national exam. Graduation of student is determined within 1 week. Then, the education is mark oriented, not knowledge oriented. It makes students pursuing the highest value only. The effect is lack of intuition. "Practice make permanent" June 10, 2011 7:07 AM Ulul Azmi Najitama said... 10313244028 International Math Edu '10 With the UN(National Exam) are very overburdened teachers, teachers become uncomfortable in teaching. They are more concerned with how to have his students to graduate with good marks by a shortcut through doing a lot of exercises. This causes the students not to develop his creativity. And the students are very poor intuition. June 10, 2011 8:50 PM Samsul Feri Apriyadi said... Samsul Feri Apriyadi (10301241009) Pend.Matematika 2010 That's right, that in fact the process of learning mathematics that relefan with local circumstances will build a good intuition of the students, but with the national exam students tend to just crammed full of material without giving him self the freedom to develop intuition, reasoning and understanding of the true nature of mathematics June 11, 2011 11:02 PM Sekar miranti 10301241014 said... This post has been removed by the author. June 12, 2011 2:49 PM

Sekar miranti 10301241014 said... with the national exam to give pressure to the students and teachers so that took a shortcut and skip the important things that should be in the can. the experience and understanding, which is the important foundation in mathematical intuition, which makes the poor student intuition. then with the UN is whether the education system in Indonesia in saying failed? and why the national examination will be retained until now, if only in self-harm students? June 12, 2011 2:53 PM Irma Septina Pratiwi 10301241007 said... Considering the importance of intuition, especially in mathematics, mathematics experience is an urgent thing. Actually, that experience is not difficult to get. It's only need a will and some motivations, also a pleasure. While National Examination doesn't support us to get that experience. The National Examination can make same pressure that can be rising the student stress level. The worst effect is the student use a shortcut as their effort facing the National Examination, the cheat in the exam. It's not like what we want. This may cause distrust to the Indonesia education system. June 13, 2011 6:02 AM fitrianto said... bagaimanakah untuk mengatasi kesulitan pada waktu UN yang dirasa matematika itu sulit bagi para siswa di tingkat smp/sma? June 13, 2011 11:00 AM Sejarah Matematika ( Cahyo Edi Widodo ) said... Pengalaman sangat mahal harganya. Sebuah kata yang mungkin dapat menyinggung kehidupan. Apa yang kita butuhkan dalam hidup ? . Banyak orang yang berkata semuanya. Namun, apakah semuanya itu benar-benar dibutuhkan oleh diriku ? . Jawabku, Mungkin. Dan, apakah yang mungkin dibutuhkan oleh diriku ? . Pikiranku menjawab, semua yang ada dalam diriku. Semua dari kita mungkin akan menjawab salah satu jawaban itu. Karena hidup ini penting, semahal-mahalnya pengalaman hidup ini hanya 1, tidak lebih. Dalam hidup juga perlu sebuah pendidikan. Manusia yang dicintai Tuhan adalah dia yang beriman dan berilmu. Tidak akan sempurna iman tanpa ilmu. Dan, tiada guna ilmu tanpa adanya iman. Pendidikan adalah salah satu bentuk untuk meningkatkan ilmu. Pendidikan yang baik, pendidikan yang maju, pendidikan yang berkualitas adalah titik akhir. Titik awal saat ini adalah memulai agar sampai titik akhir. Titik awal dan titik akhir hanya dapat bersatu apabila kita buat sebuah garis dari titik awal hingga titik akhir. Yang semula hanya terdapat dua buah titik, namun dari garis tersebut masih ada banyak titik yang

dapat kita ambil. Garis tersebut merupakan proses dimana kita berjalan dari titik awal hingga titik akhir. Dalam perjalanannya kita tidak boleh hanya melihat titik awal dan titik akhir saja, karena masih ada titik-titik lain yang harus kita capai. Masih banyak titik-titik dalam garis tersebut. Tanpa kita sadari titik-titik lain itu merupakan salah satu pencapaian kita sebelum sampai titik akhir, atau bahkan kita tidak akan mencapai titik akhir. Seperti yang dikatakan oleh Bapak, Jika kita berjalan setengah dari perjalanan, dan kemudian kita berjalan setengah lagi dari sisa perjalan, dan seterusnya, maka kita tidak akan pernah sampai pada tujuan. Pendidikan adalah tujuan setiap orang. Pendidikan yang dituju hendaknya tidak hanya mengedepankan pengembangan aspek intelektual saja, karena hakekat terpenting dari pendidikan justru terletak pada pembentukan dan pengembangan karakter. Pendidikan karakter tidak akan berhasil bila hanya menyentuh kognitif saja dan mengabaikan afeksi dan konasi. Apa jadinya seorang murid yang diberi angka 10. Mungkin dia akan gembira dengan nilai yang didapat, dan dia berpendapat bahwa dia anak pintar. Namun apakah cukup dengan itu tanpa kita memikirkan suatu proses, tanpa kita melihat eksperimen yang dia lakukan untuk mendapatkan 10 tersebut. Lihat bagaimana cara dia mendapatkan itu, jangan hanya melihat titik akhir sudah tercapai, apakah titik-titik lain juga sudah ia capai. Jika salah satu titik belum tercapai maka garis tersebut tidak utuh lagi dan menjadi dua sehingga tidak akan terbentuk system pendidikan yang sempurna. System dimana lebih mengedepankan sebuah proses dibanding tujuan akhir. Cahyo Edi Widodo ( 09305144020 ) June 13, 2011 12:53 PM lilik fauziah (07305144024) said... lilik fauziah mat swa'07 sesungguhnya matematika itu indah...karena angka dari 0 sampai 9 dapat terangkai dan di olah menjadi bermacam bentuknya... hanya saja sebagian besar orang menganggap bahwa matemtika itu adalah momok, begitu pula guru hendaknya jangan menambah beban siswa ketika menghadapi UN, memang perlu disiapkan sebaik mungkin namun yang perlu di tekankan adalah memberi gambaran atau menumbuhkan kesadaran siswa sejak ia mulai mengenal matematika sehingga ia tidak tersugesti bahwa matematika itu sulit June 13, 2011 3:47 PM Tantri Mega S said... Tantri Mega Sanjaya (11709251007) PPs UNY (P Mat kelas A) Intuisi matematika akan tumbuh beriringan dengan interaksi yang lebih terhadap matematika. Interaksi berupa proses memperoleh pemahaman dan keterampilan melalui metode yang tepat selayaknya dilakukan dengan penuh keikhlasan sehingga

akan menumbuhkan kemampuan dan kemauan untuk mengekstensif kan ilmu matematika. Insan pendidikan hendaknya mampu menghayati pentingnya menghayati ilmu baik dari segi duniawi maupun ukhrawi. Dengan kondisi yang demikian salah satu dari banyak kekhawatiran dunia pendidikan yaitu UN bukanlah menjadi momok yang mengerikan bahkan bisa jadi hasil UN seperti yang dilakukan pada saat ini bukanlah menjadi standar kelulusan utama September 14, 2011 8:41 PM Hanan Windro Sasongko said... Refleksi Filsafat oleh: Hanan Windro Sasongko (S2PMA2011-NIM 11709251014)

Aspek Ontologi: Kenyataan yang terjadi saat ini, banyak Guru cenderung melakukan drill kepada siswa dalam menghadapi UN dengan mengasah kemampuan siswa dalam menjawab soal. Akan tetapi, guru tersebut lupa atau sengaja lupa bahwa siswa perlu diberikan keterampilan matematika yang didasari oleh pemahaman matematika. Pada hakekatnya ide/gagasan matematika hanya akan muncul melalui setelah mengalami berbagai pengalaman-pengalaman matematika. Dengan hanya diajarkan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal terutama soal UN, siswa hanya melalui 1 atau sedikit tahapan pengalaman matematika saja. Itu saja tidak cukup. Matematika merupakan dasar dari kehidupan. Dalam kehidupan, matematika memegang peranan penting. Jadi belajar matematika digunakan untuk hidup. Dengan pengalaman matematika yang dimilikinya, seseorang akan mempunyai intuisi dalam matematika untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemuinya dalam kehidupan. Tiadalah berguna ilmu yang diperoleh manusia, jika dia tidak dapat menggunakannya dalam menyelesaikan masalah dia hadapi. Aspek Epistemologi: Untuk mengasah keterampilan matematika yang didukung oleh kemampuan matematika di sekolah, guru perlu mengembangkan pembelajaran yang efektif dengan melibatkan siswa agar mempunyai pengalaman matematika, serta mengubah image siswa agar senang belajar matematika karena jika siswa merasa senang dengan matematika maka dia akan lebih mau belajar matematika dan memperluas pengetahuan matematikanya. Selain itu, guru juga perlu menerapkan metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas serta memahami kemampuan tiap siswa dan itu juga perlu pengalaman dari guru tersebut untuk mengelola kelas dengan baik. Jika satu metode tidak berhasil, guru perlu mencoba metode yang lain. Aspek Aksiologi: Dengan berbekal pengalaman matematika, seseorang dapat memiliki intuisi matematika untuk menyelesaikan masalah yang ditemuinya dalam kehidupan. Jika seseorang yang memiliki intuisi matematika dihadapkan pada suatu permasalahan maka pemikiran logisnya akan digunakannya. Dengan pemikiran-pemikirannya untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi, maka dia dapat menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk mencari jawaban atas permasalahannya tersebut.

September 17, 2011 5:30 PM Tri Wijayanti_11709251048_P.Mat C PPs UNY said... Tri Wijayanti 11709251048 PM C PPs UNY Seorang yang berilmu harus sadar dan memahami ilmunya sehingga adab mempelajari matematika akan sangat menentukan keberhasilann bagi individu tersebut. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini bahwa baik guru maupun siswa kurang memahami adab mempelajari matematika yaitu dengan dibuktikan saat menjelang dan pelaksanaan Ujian Akhir Nasional. Siswa memang dituntut untuk mencapai hasil atau target yang sesuai dengan ketentuan pemerintah, tetapi semua itu dapat diantisipasi oleh guru agar siswa mampu beradab dalam mempelajari, mempersiapkan materi matematika untuk ujian akhir nasional. Yang perlu dilakukan guru adalah berusaha memberikan konsep dan implementasi langsung dilapangan dalam mengajarkan matematika. Dengan kekuatan konsep dan kekayaan sumber belajar baik dari buku, internet, diskusi antar siswa dan pengalaman langsung dilapangan akan menambah kecintaan siswa dalam mempelajari matematika. Guru harus berusaha memberikan konsep dan berbagai permasalahan sehingga siswa akan semakin tertangtang untuk menggali pengalaman belajar untuk menyelesaikan masalah.Dengan begitu intuisi matematika akan mulai terbentuk dalam pikiran siswa. Motivasi, keterampilan dan kreativitas siswa dalam mempelajari matematika akan terbangun dengan support dan guide dari guru. September 18, 2011 6:50 AM Yuliyanto said... Yuliyanto 11709251043 PM A PPs S2 UNY Identifikasi untuk aspek: Ontologi: Pengalaman matematika seorang siswa harus dibangun dengan dasar pengetahuan (pemahaman) konsep, dan ketrampilan matematika melalui proses yang menyenangkan. Epistemologi: Pengetahuan matematika siswa harus dibangun melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik matematika (ilmu deduktif) dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa yang bersesuaian dalam situasi pembelajaran yang menyenangkan. Seorang guru harus menanamkan kepada siswanya bahwa UN hanyalah salah satu bentuk evaluasi seperti halnya tes/ujian pada umumnya, sehingga tidak perlu menyiapkannya dengan jalan pnitas melalui drill saja tanpa mendasarinya

dengan pengetahuan matematika yang cukup. Aksiologi: Dengan konsep matematika yang kuat didukung latihan yang cukup, ketrampilan dan intuisi matematika siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Hal ini sangat bermanfaat ketika mereka menghadapi masalah dalam situasi yang baru, termasuk ketika mereka menghadapi UN. Dengan pengetahuan matematika yang baik, hasil dari setiap jenis tes/ujian matematika sebagai salah satu bentuk evaluasi akan baik juga. September 18, 2011 7:31 AM Nina Agustyaningrum said... Sebelum menyampaikan pendapat saya, terlebih dahulu saya ingin menambahkan dengan mengutip pendapat Bruner dan Hart (via Budi Usodo) sebagai berikut: Bruner (1974) dan Hart (1993) mengungkapkan bahwa dalam memecahkan masalah matematika, ada dua pendekatan yaitu secara analitik dan intuisi. Intuisi didefinisikan sebagai kognisi yang secara subyektif kebenarannya terkandung di dalamnya, dapat diterima langsung, holistik, bersifat memaksa, ekstrapolatif, tidak analitis, tanpa suatu proses penalaran secara logis. Aspek ontologi : Dari paparan elegy dan pendapat para pakar di atas, saya menyimpulkan bahwa hakikat proses pembelajaran matematika adalah bagaimana menumbuhkembangkan intuisi siswa dalam bermatematika. Internal motivation jelas sangat diperlukan sehingga ketika siswa sudah memiliki rasa senang pada matematika maka dalam memecahkan masalah matematika ia akan mulai menggunakan intuisinya tanpa merasa terbebani. Aspek epistimopogi : Selanjutnya dari intuisi-intuisi tersebut dapat didiskusikan bersama dengan mengumpulkan argument-argumen siswa berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya tentang matematika yang selanjutnya dapat disinkronkan dengan dasar teori/materi yang ada. Aspek aksiologi : Dengan demikian siswa akan mampu untuk berpikir secara kreatif dan inovatif menggunakan intuisi-intuisinya. Semoga kelak kita semua dapat menjadi pendidik yang relevan dengan kebutuhan siswa. Amin. September 18, 2011 10:02 AM NELLY RHOSYIDA said... REFLEKSI : NELLY RHOSYIDA PPS S2, PM B 2011 (11709251016) Aspek Ontologi : Pengalaman yang ada akan memunculkan pengetahuan baru yang dengan skill yang dimiliki oleh masing2 individu diproses menjadi ide-ide baru yang disebut dengan

intuisi. Intuisi inilah yang menjadi ide selanjutnya untuk mengembangkan pengetahuan individu melalui proses analisis dan sintesis. Aspek Epistemologi : Pengalaman matematika dapat dikembangkan dengan menerapkan metode pembelajaran matematika yang tepat. Metode pembelajaran tersebut haruslah menekankan pada pembentukan karakter matematika, membangun konsep dan pengetahuan matematika dari penemuan siswa sendiri, dan memberikan kebebasan siswa untuk berkreativitas dalam berfikir matematika. Hal ini akan membuat siswa merasa senang belajar matematika, tidak merasa dipaksa harus menghafal, dan pengetahuan yang diperoleh juga akan melekat karena dibangun dari penemuan mereka sendiri. Aspek Aksiologi : Penerapan metode pembelajaran matematika yang bermakna dan berbasis kemandirian siswa dalam memperoleh pengetahuan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan matematika pada siswa dan membuat mereka lebih kreatif dalam berfikir matematika. Matematika menjadi bagian penting bagi siswa, bukan lagi menjadi momok yang ditakuti oleh siswa. September 18, 2011 12:34 PM aisyah.pmat@gmail.com said... Seharusnya setiap guru matematika sampai pada tahap pengalaman (experience) matematika sehingga muncul dalam pribadinya intuisi matematika yang akan ditularkannya kepada peserta didiknya, tetapi kenyataannya para guru di Indonesia masih sangat minim yang melakukannya, bagaimana mungkin guru mau memperkaya mathematical intuition siswa- siswa sedangkan untuk dirinya sendiri belum terlaksana. Bahkan para pendidik merasa cukup menjelaskan dan mengerjakan soal soal di buku yang dijual oleh para penerbit, akibatnya siswa tidak memahami konsep dalam matematika. Dengan tidak pahamnya konsep muncul rasa takut dalam diri siswa, apabila ia menemukan soal yang bentuknya berbeda dengan contoh yang diberikan oleh gurunya. hilang minat, semangat / motivasi untuk menyelesaikannya.UAN menjadi peristiwa yang menakutkan bagi guru dan siswanya, takut hasil yang diperoleh anak tidak mencapai SKL yang telah ditentukan. Karena takut tidak mencapai SKL maka kadang - kadang para guru dan siswa melakukan hal hal yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pendidik dan siswa. Kondisi pembelajaran seperti ini yang mesti di tingglkan karena merugikan para guru dan siswa. September 18, 2011 2:45 PM Nadzifah Ajeng Daniyati said... NADZIFAH AJENG DANIYATI 11709251036 P.Mat PPs UNY

Adab filsafat yang bersesuain dari elegi di atas menurut saya adalah siswa pada awalnya menganggap matematika sulit. Mereka juga takut dengan guru yang mengajar. Mereka mempelajari matematika hanya sebagai syarat untuk lulus ujian.Dengan kondisi pembelajaran matematika yang demikian akan menyebabkan para siswa menjadi miskin mathematical intuition. Padahal mathematical intuition ini sangat penting untuk mengembangkan kreativitas pada umumnya. September 18, 2011 3:04 PM ERNI GUSTIEN said... REFLEKSI FILSAFAT ERNI GUSTIEN VIRGIANTI PPS UNY PMAT A 2011 1. aspek ontologi matematika aspek yang memang sudah ada dalam diri siswa yang dibangun dari pengetahuan yang sudah dimiliki maupun dari pengalaman siswa. pengetahuan baru akan berkembang dengan cepat atau lambat tergantung dari pengalaman setiap siswa. 2. aspek epistimologi pengalaman baru siswa dapat dikembangkan melalui metode pembelajaran yang tepat tentunya dengan menekankan pada pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan pembentukan karakter. menurut saya pembelajaran akan berhasil sangat baik jika dilakukan dengan menyenangkan serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuan dasar mereka. 3.aspek aksiologi merupakan hasil dari pembelajaran yang diterapkan yang berupa nilai-nilai (yang berhubungan dengan norma, kehidupan manusia, etika,dan estetika)bukan hanya sekedar angka yang merupakan nilai kognitif terhadap siswa. dengan UN kita mungkin hanya dapat melihat peningkatan berupa angka tetapi tidak melihat sejauh mana matematika itu mampu membangun kepribadian siswa, sehingga dapat menciptakan generasi bangsa yang berkarakter. September 18, 2011 3:36 PM Satriawan, S.Pd said... Satriawan (11709251035) Aspek Ontologi: Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Dari pengalaman seseorang mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya jika permasalahan tersebut hampir sama atau mendekati sama atau bahkan sama. Demikian halnya dengan matematika, intuisi matematika akan muncul jika seseorang mampu mengintegrasikan pengalaman matematika (mathematical experiences) yang pernah diperoleh sebelumnya. Jadi, seharusnya drill soal dilaksanakan setelah guru memberikan olah pengalaman matematika kepada siswa. Sehingga siswa mampu menyelesaikan permalahan matematika (soal) berdasarkan pemahaman matematika (intuisi matematematika). Aspek Epistemologi:

Setiap guru dituntut untuk bisa menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dengan metode-metode yang sesuai dengan ciri khas dari setiap materi matematika serta tidak mengabaikan materi-materi prasyarat, kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengalaman matematika yang perna diperoleh sebelumnya sebagai proses dari olah pengalaman matematika untuk memahami dan memecahkan masalah matematika. Aspek Aksiologi: Intuisi matematika diperoleh dari olah mathematical experience. Namun, pembelajaran matematika yang dilakukan guna menghadapi UN pada kenyataannya menggunakan jalan pintas yaitu drill soal. Sehingga, hal ini memberi dampak yang kurang baik terhadap perkembangan intiusi matematika seseorang. Ia akan memiliki intiusi matematika yang minim. Tuntutan kelulusan UN seharusnya menjadi motifasi untuk memperbaiki system atau metode pengajaran, yang mana harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa dan menghadirkan suasana yang menyenangkan dalam mempelajari matematika. Jadi, pengolahan mathematical experience yang benar akan menghasilkan intiusi matematika dengan sendirinya pada seseorang ketika menghadapi sebuah permasalahan matematika. September 18, 2011 7:35 PM Uki Rahmawati said... Uki Rahmawati 11709251040 PM B PPs UNY Aspek Ontologi Intuisi Matematika yang notabene merupakan hasil olah pikir saat mempelajari suatu ilmu, maka intuisi matematika pastilah tak hanya dipengaruhi oleh pengalaman belajar. Sikap, metode dan internal motivation juga sangat berpengaruh. Oleh karena itu menurut saya, UN yang sampai saat ini masih menjadi kontroversi seharusnya dapat disikapi secara positif dan terbuka, dengan tidak menjadikkannya sebagai suatu beban yang harus diraih. Jika adanya tuntutan UN yang justru dapat dijadikan suatu motivasi positif baik bagi guru atau siswa maka hal tersebut dapat menjadikan suatu internal motivation yang positif, sehingga pemikiran dan pengalaman belajar yang diperoleh akan dapat semakin mengasah intuisi matematika yang berorientasi pada proses. Aspek Epistimologi Intuisi matematika tidaklah bisa di capai dengan jalan pintas atau cara instan. Karena dalam pembelajaran matematika, intuisi sangat dipengaruhi oleh pengalaman belajar,yaitu pengalaman belajar yang berorientasi pada proses. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika dapat digunakan metode-metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi siswa untuk dapat mengembangkan intuisi matematika dan kreativitas siswa. Aspek Aksiologi Kreativitas yang dibangun melalui intuisi harus senantiasa dikembangkan. Dengan adanya positif internal motivation, sikap dan metode matematika yang mendukung,

maka mathematical intuition akan dapat dikembangkan. Sehingga pada akhirnya, mathematical intuition tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas dan ketrampilan siswa dalam memecahkan masalah matematika. September 18, 2011 8:59 PM Muhammad Istiqlal said... Muhammad Istiqlal (S2 Pmat C) 11709251041 Adab filsafat Dalam filsafat kita harus bersikap berani, berani tersebut bisa berupa spekulatif atau evident. Jika berupa spekulatif itu dikarenakan terjadi berbagai tuntutan sehinga dengan jalan apapun, kita harus melakukan sesuatu yang menurut kita tepat agar dapat mengakomodasi bebragai tuntutan. Guru dalam hal ini juga melakukan sikap berani yang spekulatif, karena guru juga dilema, antara harus meraih Hasil UN yang bagus atau mengutamakan kemampuan intuisi dan kreativitas siswa. oleh karena lingkungan luar sekolah yang hanya memandang produk bukan proses, maka guru berspekulasi dengan melakukan drill soal kepada siswa agar produk yang dihasilkann sesuai dengan harapan masyarakat luar, namun tidak memperhatikan kualitas proses dalam pembelajaram. Guru dalam hal ini bersifat reduksionis, namun guru bersifat reduksionis dalam ruang dan waktu yang tepat. September 19, 2011 5:02 AM Muhamad Farhan aja said... Muhamad Farhan Pmat C PPs UNY 11709251034 Adab berfilsafat Pembelajaran matematika experience dapat mengolah nuansa berpikir siswa dalam perkembangan mutu pembelajaran, matematika dengan pembelajaran yang sangat kompleks keberadaannya dituntut pula berfikir logis dan dinamis, mathematical intuisi memberikan sebuah solusi terbaru dari pembelajaran inovatif yang kaya dengan aktivitas pengasahan pengembangan berpikir kritis siswa dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Mathematical intuisi memberikan sebuah perubahan pada pola pembelajaran matematika yang tidak menghasilkan pembelajaran yang menoton sehingga kemampuan berpikir diberikan sepenuhnya kepada siswa dalam mengembangkan pembelajaran serta ide kreatif siswa dalam meningkatkan mutu individual.. Telah disebutkan bahwa banyak siswa tumbuh tanpa menyukai matematika sama sekali (Charles dan lester 1982, cockrot 1982), nuansa pembelajaran yang mengedepankan pembelajaran individual guru (pembelajaran monoton) dapat menghasilkan pembelajaran yang tidak efisien dan tidak kreatif.. Mathematical intuisi dalam dimensi ruang dan waktu adalah langkah inovatif dan kreatif dalam memberikan solusi terhadap pembelajaran matematika yang

menyenangkan sehingga hasyrat belajar siswa meningkat seiring dengan kebesasan dalam berpikir dan mengembangkan matematika yang terkontrol dengan baik sehingga hasil maksimal UN (ouput pembelajaran) dapat terlaksana dengan baik dan memberikan kepuasan baik itu dilingkungan sekolah maupun lingkungan luar sekolah,. September 19, 2011 5:58 AM Curie Putri H said... CURIE PUTRI HIJRIHANI S2 PMAT KELAS C 11709251024 Assalamualaikum Wr.Wb Kita menyadari bahwa pembelajaran matematika saat ini masih didominasi pada kegiatan formalisme saja yang hanyalah memperhatikan hasil akhir dari aktivitas matematika. Hal ini akan berakibat siswa tidak diberi kesempatan yang cukup untuk berpikir sendiri mengenai gagasan matematika. Anak menjadi kurang percaya diri akan kemampuannya melakukan proses bermatematika, dan yang paling buruk, pembelajaran matematika tersebut tidak memberi tempat bagi intuisi anak, yang sebenarnya berkaitan erat dengan cara alamiah anak dalam belajar dan berpikir matematika. Dalam hal ini guru berperan penting dalam proses pembelajaran matematika. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran matematika adalah selalu membelajarkan siswanya untuk mengembangkan gagasan sendiri dalam memahami pengetahuan matematika dan memecahkan masalahmasalah matematika. Jika mereka terbiasa dengan hal tersebut maka siswa akan menjadi kaya mathematical intuition nya. Terima Kasih. Maaf atas segala keterbatasan saya. Wassalamualaikum Wr.Wb September 19, 2011 6:10 AM abul walid said... Abul Walid PM C (11709259003) Dalam sebuah buku yang berjudul Filsafat Matematika saya menemukan bahwa matematika merupakan suatu seni, adab atau tatacara,dan bahasa dalam memahami dan menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari yang dilakukan dengan pengalaman-pengalaman matematika dalam memahami konsep matematika itu sendiri. Apabila pemahaman konsep matematika hanya dilakukan dengan loncatanloncatan dalam pembelajaran matematika dan siwa dipaksa melakukan latihan-latihan yang mepressure psikologi mereka, rasanya tidak mampu memberikan pemahaman konsep yang bisa diperoleh secara intuitif. September 20, 2011 11:03 AM

Syukrul Hamdi said... Syukrul Hamdi Pendidikan Matematika Kelas C Intuisi matematika bisa tercapai apabila seseorang memepelajari matematika bukan karena ingin mencapai target tertentu akan tetapi lebih kepada tingkat kesadaran akan jati dirinya atau mempelajari matematika berdasarkan gerakan hati. Apabila seseorang mempelajari matematika hanya dengan target tertentu maka hasil dari pengembangan matematika sifatnya akan terbatas dengan apa yang sudah ditargetkan dan sebalikanya jika memplajari matematika berdasarkan gerakan hati maka konsep pengembangan matematika yang didapatkan akan merangkul semua aspek kehidupan baik yang berupa konsep ataupun aplikasi dari konsep itu. Maka sebelum belajar atau memberikan pembelajaran matematika mari kita perbaiki niat.. Trimkasih Mohon saran untuk perbaikan September 20, 2011 1:54 PM M Farid Nasrulloh NIM (11709251033) said... intuisi matematika....... sangat menarik, sebenarnya apabila kita telaah lebih jauh tentang intuisi matematika adalah sesuatu yang telah dititipkan juga kepada kita. yaitu perangkat yang telah dilengkapkan ketika manusia diciptakan olehnya dan mengarungi dunia ini. tetapi sekali lagi, kehidupan ini pula yang membuatnya seolah hilang dari kepemilikan kita. saya setuju dengan elegi selanjutnya yaitu tentang budaya matematika. dengan adanya budaya matematika tersebut maka kematematikaan kita akan terjaga dan terus terasah oleh budaya matematika yang kita jalani. kenapa demikian karena saya berasumsi bahwa intuisi akan lahir dari suatu budaya. yang dalam hal ini adalah budaya matematika........... kita bisa melihat seorang montir dalam bengkel. mungkin ketika ia baru masuk menjadi karyawan bengkel tersebut, ia tidak bisa apa-apa bahkan mungkin ia tidak tahu nama-nama komponen-komponen apa yang akan ia perbaiki yaitu mobil atau motor...... tetapi dengan adanya buda yang ia jalani setiap hari lambat laun ai mahir dan bisa mengerjakan ini dan itu, anda tau kenapa?..... karena intuisi montir orang tersebut telah terasah dengan tidak hanya sehari dua hari tetapi setiap hari dia bergelut menjadi montir......... semoga bermanfaat September 21, 2011 7:53 PM Rini Dwi A said... Rini Dwi A PMat Kelas C intuisi matematika sangat diperlukan bagi siswa untuk membentuk pemahaman siswa dalam mempelajari matematika. pengalaman belajar penting bagi siswa untuk

mngembangkan kreativitas siswa dalam mengolah pikirannya. untuk itu diperlukan pemahaman konsep sebelumnya untuk memahami konsep baru, terutama dalam mempelajari matematika. adanya UN memang membuat guru/ pengajar lainnya untuk memberikan trik pemecahan masalah dengan langkah cepat tanpa mengedepankan proses pemahaman konsep. padahal nilai bagus yang diperoleh dengan trik ini belum tentu dapat mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap suatu konsep tertentu. akan tetapi proses/ pengalaman belajarlah yang lebih penting dilihat untuk mengukur seberapa jauh siswa tersebut dapat memahami konsep itu. September 22, 2011 10:09 AM PALUPI SRI WIJAYANTI said... PALUPI SRI WIJAYANTI NIM.11079251045 FILSAFAT ILMU PPS P.MAT C PRESURE (tekanan) yang dialami guru akibat UAN hampir sama beratnya dengan siswa-siswa, karena para guru harus meempersiapkan diri, mengajar, menambah waktu belajar untuk siswa bahkan guru pun dibebani persyaratan administrasi yang cukup memerlukan waktu. September 22, 2011 10:09 AM Sumarno said... Elegi Pembrontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2) Sumarno NIM 11709251028 P MAT Kelas A Ontologi Pembelajaran matematika merupakan pembelajaran konsep. Pengalaman belajar tangan pertama sangat diharapkan dalam belajar matematika. Epistemologi Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan. Kecenderungan guru hanya mengejar nilai UAN, pada hal UAN hanya merupakan salah satu bentuk evaluasi, tetapi mengapa kecemasan terjadi dimana-mana, sehingga pressure pun terjadi akibatnya gurulah yang menjadi sasaran akhir dari dampak nilai UAN. Untuk itu guru harus ikut ambil bagian untuk merubah paradigma pembelajaran berilah /doronglah inisiatif dan kesempatan berpikir berbeda, mendorong siswa ingin tahu, mendorong siswa menemukan struktur dan desain matematika sehingga penguasaan konsep akan terjadi pada diri siswa. Untuk itu dibutuhkan ketulusan dan keikhlasan. Aksiologi Jika penguasaan konsep sudah tertanam pada diri siswa maka pembelajaran

matematika akan lebih bermakna , dan dengan sendirinya mudah dalam menghadapi segala bentuk ujian. September 24, 2011 6:38 PM Zuhdy Tafqihan said... ZUHDY TAFQIHAN Mahasiswa Pascasarjana UNY Prodi Pendidikan Matematika Kelas PM C NIM 11709259001 Tugas : Adab Berfilsafat Mathematical attitute memang mutlak dilatihkan kepada siswa. Sikap yang baik harus ditumbuhkan agar timbul kecintaan kepada matematika. Jika siswa sudah mempunyai apresiasi yang baik dan sikap mental yang diperlukan, maka mereka akan mudah untuk mengeluarkan intuisi atas pengalaman-pengalaman belajar matematika yang pada akhirnya akan mampu berinovasi secara kreatif dan menemukan sesuatu dalam pemahaman konsep dasar mereka. Terkait dengan adaf berfilsafat, seseorang yang berfilsafat harus berpikir dalam sampai ke akar-akarnya, berpikir secara esensial, substantif dan menghayati hakikat. Seorang yang berfilsafat tentu tak akan puas jika hanya berpikir atas sesuatu yang dikenalinya lewat inderanya. September 25, 2011 7:42 AM Anonymous said... Rifai P Mat A PPs UNY 2011 Aspek Ontologi Peran kunci untuk mengembangkan kreativitas berfikir dipegang oleh intuisi matematika. Intuisi matematika memandu siswa untuk mengembangkan pikiran guna menemukan pemahaman permasalahan dan solusi yang mestinya ditemukan. Tentunya proses pemahaman dan penemuan solusi didasarkan atas pertimbanganpertimbangan logis matematis sehingga hasilnya menyatakan suatu kebenaran matematis. Aspek Epistimologi Intuisi matematika dapat dimiliki siswa melalui tahap pendahulu berupa pengalaman matematika. Diawali dari rasa suka matematika, menumbuhkan rasa kangen untuk bertemu matematika. Selalu ada pengharapan hal baru apa ya... yang akan aku dapat hari ini? Rasa ini akan memunculkan sikap (atitude) positif terhadap matematika sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa matematika sulit, membosankan, atau membingungkan. Dukungan dua hal ini akan mempertinggi pemahaman matematika. Apabila ditambah bumbu metode penyampaian yang tepat, niscaya pengalaman matematika akan tergapai.

Aspek Aksiologi Menghasilkan dimilikinya kemampuan prasarat yang mencukupi untuk mempelajari konsep berikutnya. September 26, 2011 8:33 AM Raekha Azka, S.Pd. said... RAEKHA AZKA (11709251037) PPs PMAT C Dalam pembelajaran matematika sudah seharusnya siswa itu merasa senang dan rileks dengan matematika. Pembelajaran yang baik adalah bagaimana siswa mampu menemukan sendiri konsep-konsepnya. Dengan demikian maka akan semakin berkembang keterampilan matemaika, pemahaman dan akan berpengaruh pada pengalaman dalam bermatematika. Di indonesia standar kelulusan di tentukan dengan UN ( ujian nasional ) dengan materi yang tidak menyeluruh. Dalam hal ini ( UN matematika ) hanya mengujikan beberapa materi atau konsep. Hal ini menyebabkan Guru dan Siswa terpaku pada beberapa materi tersebut. Sehingga terjadi pola pikir matematika yang terparsial atau tidak menyeluruh. UN sendiri menjadi suatu momok atau bisa dikatakan tekanan tersendiri bagi Guru dan Siswa. Sehingga dalam pembelajaran bisa dikatakan sedikit sekali kebebasan dalam berpikir dan dalam menemukan konsep. Inilah akhirnya yang menyebabkan kreatifitas pola pikir kurang atau terhambat dan juga ini yang mungkin mengakibatkan bahwa matematika masih menjadi pelajaran yang ditakuti siswa. September 26, 2011 10:21 AM Mulhamah said... NIM. 11709259004 (P.Mat C) Kurangnya Mathematical intuition siswa, tidak hanya karena dampak Pedagogik dari UN. Akan tetapi, sesungguhnya matematika itu selalu di persepsi sebagai pelajaran yang sulit dan banyak tidak berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menurut adab filsafat, hal seperti itu seolah-olah mensugesti siswa bahwa sesungguhnya Matematika itu sulit. Persepsi dan Sugesti itu sama halnya dengan apa yang kita rasakan akan mempengaruhi fikiran kita serta sebaliknya apa yang kita fikirkan akan mempengaruhi apa yang kita rasakan. Oleh karena itu, sebagai guru atau calon guru sangat penting mempelajari bagaimana cara mewujudkan pendidikan berkarakter dengan merubah suatu Prasangk Buruk (Negatif thingking) terhadap pelajaran terutama Matematika. Bagaimana cara kita mengembangkan hal di atas tersebut Pak??? Apakah ada trik-trik dalam Filsafat Ilmu untuk merubah Persepsi tersebut??? September 27, 2011 1:41 PM

DAFID SLAMET SETIANA said... Refleksi: Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2) Oleh: Dr. Marsigit Direfleksi oleh: DAFID SLAMET SETIANA P. Mat B PPs UNY 2011 Aspek Ontologi Pada hakikatnya matematika adalah ilmu-ilmu yang dibangun dari riset-riset terdahulu. Dan sebaiknya matematika terus berkembang dengan variasi-variasi yang dapat menjadikan matematika terus ada kemjuan ke arah yang lebih baik Aspek Epistimologi Dengan berbagai riset-riset yang telah dilakukan di harapkan matematika akan terus berkembang dengan variasi-variasi yang lebih baik dan menyenangkan dalam pembelajaran. Aspek Aksologi Dengan mengerti unusur nasihat yang terkandung dari elegi ini kita akan mengerti betapa pentingnya perkembangan dari suatu ilmu termasuk untuk ilmu matematika. Jangan sampai matematika menjadi ilmu beku dan kaku yang tidak ada perkembangan. October 3, 2011 3:30 PM Ahmad Nasrullah said... Ahmad Nasrullah P. Mat PPS Mathematical intuition memang mutlak diperlukan oleh seseorang, khususnya bagi seorang siswa. Pada saat tertentu, Mathematical intuition sangat dibutuhkan oleh siswa baik dalam memudahkannya memahami materi matematika lebih lanjut maupun dalam membantu siswa menjawab tes dengan waktu yang sangat-sangat terbatas. Untuk memiliki mathematical intuition ini tentu tidaklah mudah bagi seorang siswa. Mereka dituntut untuk memiliki pengalaman-pengalaman dalam menyelesaikan soalsoal matematika. Dalam hal ini, berarti guru memiliki kewajiban untuk dapat membuat pengalaman-pengalaman bagi siswanya dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas. Artinya bahwa guru dituntut untuk dapat membuat ruang kelas sedemikian rupa sehingga siswa merasa NYAMAN dan MENYENANGKAN belajar di dalamnya serta dapat melibatkan semua siswa dalam setiap aktivitas belajar melalui pembelajaran BERMAKNA. October 4, 2011 5:03 AM Frisca Anggun D said...

Friska Anggun D 09313244007 Pend.Matematika Internasional'09 I think that intuition is very important in the process of learning mathematics. by applying intuition, can make in understanding the math. should be as prospective teachers, should deepen intuition, because intuition, a teacher can measure and recognize the ability of each student. in addition, students will enjoy math. because at this time, mathematics was greatly feared by the students. thanks October 9, 2011 8:45 PM Ana Agustyaningsih said... Judul : Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2) Oleh : Dr. Marsigit, M.A. Refleksi Filsafat Oleh : Ana Agustyaningsih (11709251018 PPs PM B '11) Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik atau diagram maupun menyimpulkan dari suatu pelajaran yang disampaikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik. October 10, 2011 8:54 PM Aleksius Madu said... Aleksius Madu 11709251023 PMat B

Anda mungkin juga menyukai