Anda di halaman 1dari 10

A

menanyakan Papa selalu

ku teringat hari dimana menjadi hari terakhir ku bersama diri nya. Senin pagi yang ceria, sama seperti hari sebelum nya. Ia selalu menunggu aku untuk bersiap berangkat sekolah, menunggu diteras ditemani

secangkir teh hangat buatan mama ku tersayang. Rapih dengan Seragam Dinas nya, karna ia bekerja di salah satu Departemen Kehakiman di Jakarta. Sesekali ia kepada ku apakah sudah siap untuk berangkat sekolah. Ketika ku sudah bersiap, kami pun berangkat, tak lupa pamit kepada sosok wanita yang sangat kami sayang dan banggakan di Dunia ini. mengantar ku sekolah, karena memang kebetulan papa berangkat kerja dengan menggunakan kereta api sebagai transport nya. Papa adalah sosok seorang laki-laki yang sangat sayang dengan orang-orang yang sangat berarti dalam hidup nya, ia selalu menjaga anak dan istri nya ketika sedang dalam perjalanan, maupun sedang dalam keadaan apapun dan dimana pun kami berada. Namun tak ku sangka dan merasa bahwa hari itu adalah hari terakhir aku merasakan bahagia nya berangkat sekolah bersama nya.

Ketika pulang sekolah, mama mendapat kabar buruk dan menyedihkan dari kakak ku yang pertama dan tertua, bahwa papa masuk rumah sakit karena ia pingsan di kereta. Ternyata hal itu disebabkan karena papa terserang Jantung mendadak sama seperti dulu. Mama yang tak percaya dan penuh dengan perasaan terpukul, langsung membawa ku pergi menuju Rumah sakit tempat papa berada sekarang. Benar ternyata, papa sudah terbujur lemah diatas ranjang rumah sakit. Aku hanya bisa melihat dan menatap, aku pun tak sepenuh nya mengerti tentang apa yang terjadi. Tak lama kemudian, ada seorang lelaki setengah baya yang memasuki ruang dimana kami dan papa berada. Lelaki itu tak lain adalah Dokter spesialis yang telah lama menangani papa sejak papa mengidap panyakit Jantung. Namun sang Dokter membawa kabar yang sangat membuat mama dan kakak ku serta orang-orang yang mengerti merasa semakin terpukul, karena berita itu ialah berita bahwa Papa terkena serangan Stroek, dan stroek nya sudah menyerang setengah bagian tubuh papa. Mama hanya bisa menahan tangis, yang tak mau ia tunjukan didepan anak-anak nya, ia berusaha agar tetap tegar. Kakak ku langsung menghubungi Keluarga Besar papa dan mama, serta teman-teman papa tentang keadaan papa saat ini.

Singkat cerita, silih berganti semua orang yang kenal dengan papa baik keluarga besar papa dan mama, juga teman-teman papa, menjengkuk keadaan papa saat itu. Ada yang menagis, dan ada pula yang berusaha tegar. Namun aku tetap lah belum mengerti. Pukul 21.30 wib, mama meminta ku untuk pulang kerumah saudara ku yang berada di Tebet, karena kebetulan papa di rawat di RS, ISLAM CEMPAKA PUTIH. Akhir nya pun aku ikut dengan om, tante serta sepupuku untuk menginap. Belum sempat aku serta om, tante, dan sepupuku meninggalkan rumah sakit, dokter kembali menghampiri mama dan kami semua meningat dokter habis masuk keruangan papa berada unutuk mengecek keadaan papa. Lalu Dokter memberikan kabar yang lagi-lagi membuat kami semua semakin terpukul, yakni kabar bahwa Papa harus segera dimasukan Ke Ruang ICU CENTRE. Dan dokter meminta agar secepat cepat nya papa di larikan kesana, karena kondisi papa yang semakin memburuk dimana dokter mendapatkan Pembuluh Pembuluh darah yang berada di Otak papa telah pecah, dan itu hampir semua telah pecah. Aku hanya bisa menagis karena melihat mama ku dan semua orang yag berada di situ pun menangis, dan lagi lagi aku masih tak mengerti.

Singkat cerita, papa sudah terbaring sangat tak berdaya di ranjang ruang ICU tersebut, dengan kabel kabel di dada nya, selang di hidung dan mulut nya, penjepit di jari telunjuk nya, serta Alat pendeteksi Jantung yang menyeramkan buat ku. Aku masih ingin disana menemani mama dan kakak kakak ku, tapi mama tak memperbolehkan ku, mengingta aku adalah Seorang anak kecil kelas 5 SD yang tidak mengerti dan tahu apa apa serta hanya bisa menagis ketika melihat semua orang mangis juga. Akhir nya kali ini benar, aku langsung pergi meningalkan mereka semua dan papa disana. Baru saja aku tiba dirumah tante ku, ketika kami semua duduk melepas lelah karena baru saja tiba, Handphone tanteku berbuyni, ia angkat telfon tersebut lalu seketika itu ia meneteskan air mata dan mengeluarkan suara tangis. Aku, saudara ku, serta Om ku, kaget melihat apa yang terjadi, dan tak lamaia menutup telfon, lalu memeluk ku erat sekali sambil terus menangis terisak. Ia mengatakan dengan suara yang samar bahwa Papa ku telah Tiada. Disaat itu aku tersadar dan managis sekencang kencang nya, mengeluarkan sekeras keras nya suara tangis yang ku punya. Sambil terus menyebutkan nama PAPA, aku terus menangis. Kami lansung menuju rumah sakit kembali, dan ketika tiba disana sudah banyak keluarga besar papa dan mama yang berada di situ dengan keadaan sama seperti ku, yakni

menangis. Dan ketika ku memasuki ruang tempat papa berada, benar..ku tubuh melihat yang papa sudah terbujur walaupun tak tak bernyawa di ranjang nya. Aku memeluk papa erat dan merasakan masih hangat sehangat ketika ia ada. Singkat cerita lagi, keesokan hari nya setelah papa sudah dimandikan serta di balut dengan kain yang sangat Putuh bersih, papa dibawa untuk di sholatkan dan tak lama setelah nya di kuburkan. Dan ketika smapai di tempat yang menjadi tempat peristirahatan papa yang terakhir, isak tangis kembali lebih kencang menyaksikan tanah yang sedikit demi sedikit telah menutupi jasad papa ingga tak terlihat lagi kain putuh yang dikenakan papa tadi. Pembacaan Doa lansung menyeruakan dan mengiringi kepergian papa untuk selama nya. Sangat sulit awal nya untuk bisa menerima kenyataan ini buat aku dan keluarga ku, tapi setelah 7 hari, 40 hari, 100 hari kami mulai bisa terbiasa untuk bisa menjalani kehidupan tanpa sosok Seorang laki laki yang amat kami Sayangi, Cintai, dan Banggakan. Sosok yang tak akan bisa terganti sampai kapan pun dan selamya. Papa, walau raga mu telah tiada dan tak dapat kami rasakan tapi hati dan kasih sayang mu terhadap keluarga kecil mu lah yang akan Slalu bersemi menemani langkah kami semua menuju masa depan yang lebih baik seperti harapan mu

WE LOVE YOU FOREVER PAPA. BYE..SELAMAT JALAN PAPASEMOGA KAU MENDAPATKAN TEMPAT YANG TERBAIK DI SISI NYA YANG MAHA KUASA PAPA

TABAH KELAHIRAN
Seruling di pasir tipis, merdu Antara gundukan pohon pina Tembang menggema di dua kaki Burangrang Tangkuban perahu.

Jamrud di Pucuk pucuk Jamrut di air tipis menurun Membelit tangga di tabah merah Dikenal gadis gadis dari bukit Nyanyikan kentang sudah digali Kenakan kebaya merah kepawayangan Jamrut di pucuk pucuk Jamrut di hati gadis menurun

UCAPAN SYUKUR
Terima kasih Tuhan

untuk burung yang berkivau di pepohonan memuji kebesaran-Mu Untuk bunga yang merekah Dan untuk embun yang bersinar diatas nya untuk matahari yang cerah udara yang sejuk untuk semua karunia ciptaMu Terlalu indah bagi umat-Mu Terima kasih Tuhan Untuk kehidupan ini

BERBALAS PANTUN A : Ada kuman di seberang lautan Ada ikan di dermaga Ada pertanyaan untuk kawan semua Apa sebab hutan perlu dijaga B : Banyak ikan hidup di Dermaga Banyak pula padi di semai Mangapa hutan perlu kita jaga Sebagai tanda kita orang suka damai A : orang pergi naik kapal terbang Saat terbang cuaca nya mendung Sebagai akibat pohon ditebang Banjir datang tak terbendung B : dari pada makan buah leci Lebih enak makan durian Mari kita saling intropeksi Jaga hutan dari penggundulan A : beli karpet dari persia Dibawa berlayar lewat lautan Sungguh sayang hutan indonesia Apabila tidak kita lestarikan

B : nasi putuh didalam bakul Dimakan habis oleh pak sani Jika sampai hutan ku gundul Tentu sedihlah hati ini

A : pohon tebu berbuku buku Dirawat oleh bapak tua Bagaimana kini nasib hutan ku? Apakah salah kita semua? B : beli kursi rotan di Jatijajar Mampir diwarung makan empal Penebang hutan memang kurang ajar Berilah hukuman yang setimpal A : banyak turis datang ke kota Tak lupa mereka makan makan Ayo kawan kawan semua Mari kita lestarikan hutan B : banyak turis datang ke kota Berjalan jalan sampai malam Ayo kawan kawan semua Bersatu pada menjaga alam.

Anda mungkin juga menyukai