Anda di halaman 1dari 8

Musu kecll luksumunu cheng ho

Wuluupun tlduk bunyuk cututun yung blsu menggumburkun musu kecll luksumunu cheng
ho, numun dlketuhul buhwu lu dlluhlrkun sekltur tuhun 1371 dl proplnsl Yunun. Adu
urtlkel |ugu menyebutkun leblh speslflk yultu dl Hodul, sebuuh kumpung dl Dueruh Buo
Sun.
Orung tuunyu memberl numu Mu he, sedungkun Mu Sun po ( dlulek fu|lun blsu
dlucupkun Sum Po, Sum Po) merupukun numu kecll durl Luksumunu Cheng ho. Iu
dlluhlrkun sebugul unuk keduu durl pusungun Mu Huzhl dun Wen lbunyu. Sebugul orung
hul, yultu etnls chlnu yung sebuglun besur uduluh musllm, Cheng ho se|uk kecll suduh
memeluk ugumu lslum. Bulk kukeknyu dun uyuhnyu suduh menunulkun rukun hu|l.
Sepertl dlketuhul kutu huzhl dulum dlulek mundurln mengucu pudu kutu Hu|l.
Suut dlnustl Mlng menguusul Yunnun durl dlnustl Yuun ( bungsu Mongol ), bunyuk
pemudu yung dltungkup dun dl|udlkun kuslm dl Nun|lng. muhe yung suut ltu berumur 11
tuhun pun dlubdlkun ke Ru|u Zhu dl lstunu belplng ( sekurung bel|lng ).
Musu men|udl kuslm
Ketlku men|udl kuslm utuu ubdl kulsur, Kuslm sun po berhusll menun|ukkun
keberunlunnyu sepertl ketlku memlmpln dulum perebutun tuhtu meluwun kulsur Zhu
Yunwen ( dlnustl Mlng ).
Anturu tuhun 1405 dun 1433, kulsur Zhu mensponsorl beberupu ekspedlsl urmudu luut ke
beberupu pen|uru dunlu. Tu|uunnyu uduluh mengembullkun ke|uyuun tlongkok,
mengontrol perdugungun, dun memperluus penguruh dl sumuderu Hlndlu.
Dlslnlluh kuslm sun po menuwurkun dlrl untuk melukukun mlsl ekspedlsl lnl dun Kulsur
menyetu|ul. Mungkln dlslnlluh numu Luksumunu Zheng He utuu Cheng Ho mulul
dlgunukun. Ketlku ltu tuhun 1405, urmudu yung dlplmpln oleh Luksumunu Cheng Ho
melukukun per|ulunun pertumunyu. Armudu lnl terdlrl durl sekltur 300 kupul dengun
dluwukl 28rlbu uwuk kupul. Dlperklrukun urmudu lnl terdlrl durl 6 kupul besur yung blusu
dlgunukun dulum per|ulunun kekulsurun.

Ekspedlsl Luksumunu Cheng Ho
Peluyurun pertumu cheng ho lnl merupukun seubud sebelum peluyurun peluut pemberunl
durl Eropu,Vusco du gumu. Wuluupun |lku dlbundlngkun kupul vusco du gumu berukurun
leblh kecll yultu pun|ung 23m, lebur 5m, sedungkun Luksumunu Cheng ho sekltur 122m,
lebur 52m).
Pudu peluyurun pertumu lnl, urmudu Luksumunu Cheng Ho
berhusll mencupul hlnggu ke Aslu Tengguru utuu semenun|ung Meluyu, Sumuteru, dun
Juvu. Kemudlun dllun|utkun ekspedlsl keduu dl tuhun 1407-1409 dun ekspedlsl ketlgu
1409-1411 yung mumpu mencupul Indlu dun Srllunku.
Pudu ekspedlsl keemput, sekltur tuhun 1413-1415, berhusll mencupul teluk perslu,
durutun urub, mogudhlsu (Afrlku Tlmur). Julur lnl dlulung pudu peluyurun kellmu(1417-
1419) dun keenumnyu(1421-1422). Kemudlun ekspedlsl terukhlr dllukukun dl tuhun
1431-1433 yung berhusll mencupul Luut Meruh.
Selumu per|ulununnyu, Luksumunu Cheng ho memberlkun hudluh kepudu dueruh yung
dlkun|unglnyu berupu porselln, suteru dun burung lulnnyu. Dun lupun menduputkun
hudluh uneh sepertl zebru ufrlku dun |erupuh. Selumu berkun|ung, Luksumunu Cheng Ho
dun urmudunyu sungut menghormutl buduyu dun keblusuun musyurukut lokul. Buhkun
ketlku dl Ceylon, Iu membungun monumen tlgu ugumu yultu Islum, Buddhu dun Hlndu.
Armudu Luksumunu Cheng Ho tlduk mengutumukun peperungun untuk menyelesulkun
musuluh. Luksumunu Cheng Ho leblh menyukul curu dlplomusl untuk menyeburkun
penguruh Dlnustl Mlng. Wuluupun dulum beberupu suut Luksumunu Cheng Ho tetup
mengeruhkun kekuutunnyu sepertl ketlku menumpus Bu|uk Luut dl Ceylon, utuu ketlku
meluwun urmudu lokul dl urub dun ufrlku kurenu menguncum keberuduun Armudunyu.
Suluh sutu klsuh yung suyu dengur durl ucuru Klck Andy, yultu ketlku Luksumunu Cheng
Ho berusuhu mendumulkun keru|uun Blumbungun dun Mu|upuhlt. Suut ltu Luksumunu
Cheng Ho yung sedung berlubuh dl semurung menglrlmkun utusun kehormutun kulsur
sebunyuk 300 orung ke keru|uun Blumbungun. Utusun lnl sumu sekull tlduk bersen|utu.
Numun Mu|upuhlt suluh menglru |lku Keru|uun Blumbungun sedung memlntu buntuun
durl Kulsur Mlng. Sehlnggu Mu|upuhlt kemudlun menyerung utusun lnl. sekltur 170un
leblh utusun tewus.
Luksumunu Cheng Ho yung terke|ut dengun serungun lnl mengeruhkun seluruh
urmudunyu ke keru|uun Mu|upuhlt dun menguruhkun semuu merlum kupul perungnyu ke
durutun. Numun dltenguh emosl urmudunyu, Luksumunu Cheng Ho melukukun tlndukun
yung menge|utkun yultu dengun kupul kecll dltemunl beberupu penguwulnyu menghudup
Ru|u Mu|upuhlt dun menunyukun ulusun mengupu utusunnyu dlserung.
Ru|u Mu|upuhlt menyudurl teluh ter|udl kesuluhpuhumun. Musuluh lnl pun duput
terselesulkun dengun dumul. Sungguh luur blusu hul yung dllukukun oleh Luksumunu
Cheng Ho. Jlku su|u kltu tlduk mengutumukun kekerusun untuk memecuhkun musuluh
muku husllnyu ukun luur blusu. Julun dumul muslh luh solusl yung terbulk.
Luksumunu Cheng Ho dlketuhul menlnggul dulum per|ulununnyu yung terukhlr yultu ke-
7. Wuluupun dl chlnu Andu ukun blsu menemukun mukumnyu, numun sepertl puhluwun
lulnnyu mukum ltu kosong.
Luksumunu Cheng Ho dulum 7 per|ulunun luutnyu berhusll menyeburkun wurgu chlnu
musllm ke Muluku, Pulembung, Surubuyu dun dueruh lulnnyu. Sepertl dlketuhul Muluku
men|udl pusut pendldlkun lslum dun pusut perdugungun. Wuluupun Luksumunu Cheng
Ho tlduk mengedepunkun perdugungun kurenu lu bukunluh seorung pedugung.
Mlslnyu uduluh menun|ukkun orgunlsusl yung bulk dun teknologl mu|u kepudu dunlu.
Ekspedlslnyu memuduhkun pedugung chlnu untuk mencupul dun berdugung hlnggu ke
seluruh pen|uru dunlu. Sepertl dlketuhul orung chlnu berhusll tersebur dl seluruh dunlu
termusuk Indoneslu.

LAKSAMANA CHENG HO
PendahuIu CoIombus dan Vasco Da Gama ini
pernah singgah dan bertabIigh akbar di Surabaya.

Petualang Christopher Columbus dikenal hebat karena berhasil


menemukan benua Amerika pada tahun 1492. Namun tahukah Anda
bahwa ada penjelajah yang jauh lebih hebat? Dia adalah Laksamana
Cheng Ho, seorang Tionghoa Muslim yang hidup sekitar 6 abad lalu.
Selama hidupnya, Cheng Ho atau Zheng He melakukan petualangan
antarbenua selama 7 kali berturut-turut dalam kurun waktu 28 tahun (1405-
1433). Tak kurang dari 30 negara di Asia, Timur Tengah, dan Afrika pernah
disinggahinya. Pelayarannya lebih awal 87 tahun dibanding Columbus.
uga lebih dulu dibanding bahariwan dunia lainnya seperti Vasco da Gama
yang berlayar dari Portugis ke ndia tahun 1497. Ferdinand Magellan yang
merintis pelayaran mengelilingi bumi pun kalah
duluan 114 tahun.
Ekspedisi Cheng Ho ke 'Samudera Barat' (sebutan untuk
lautan sebelah barat Laut Tiongkok Selatan sampai Afrika
Timur) mengerahkan armada raksasa. Pertama
mengerahkan 62 kapal besar dan belasan kapal kecil
yang digerakkan 27.800 ribu awak. Pada pelayaran ketiga
mengerahkan kapal besar 48 buah, awaknya 27 ribu.
Sedangkan pelayaran ketujuh terdiri atas 61 kapal besar
dan berawak 27.550 orang. Bila dijumlah dengan kapal
kecil, rata-rata pelayarannya mengerahkan 200-an kapal.
Sementara Columbus, ketika menemukan benua Amerika 'cuma' mengerahkan 3
kapal dan awak 88 orang.

Kapal yang ditumpangi Cheng Ho disebut 'kapal pusaka' merupakan kapal terbesar
pada abad ke-15. Panjangnya mencapai 44,4 zhang (138 m) dan lebar 18 zhang (56
m). Lima kali lebih besar daripada kapal Columbus. Menurut sejarawan, V Mills
kapasitas kapal tersebut 2500 ton.

Model kapal itu menjadi inspirasi petualang Spanyol dan Portugal serta pelayaran
modern di masa kini. Desainnya bagus, tahan terhadap serangan badai, serta
dilengkapi teknologi yang saat itu tergolong canggih seperti kompas magnetik.







Mengubah Peta PeIayaran Dunia


Dalam Ming Shi (Sejarah
Dinasti Ming) tak terdapat
banyak keterangan yang
menyinggung tentang asal-
usul Cheng Ho. Cuma
disebutkan bahwa dia berasal
dari Provinsi Yunnan, dikenal
sebagai kasim (abdi) San
Bao. Nama itu dalam dialek
Fujian biasa diucapkan San
Po, Sam Poo, atau Sam Po.
Sumber lain menyebutkan,
Ma He (nama kecil Cheng Ho)
yang lahir tahun Hong Wu ke-
4 (1371 M) merupakan anak
ke-2 pasangan Ma Hazhi dan Wen.

Saat Ma He berumur 12 tahun, Yunnan yang dikuasai Dinasti Yuan direbut oleh
Dinasti Ming. Para pemuda ditawan, bahkan dikebiri, lalu dibawa ke Nanjing untuk
dijadikan kasim istana. Tak terkecuali Cheng Ho yang diabdikan kepada Raja Zhu Di
di istana Beiping (kini Beijing).

Di depan Zhu Di, kasim San Bao berhasil menunjukkan kehebatan dan
keberaniannya. Misalnya saat memimpin anak buahnya dalam serangan militer
melawan Kaisar Zhu Yunwen (Dinasti Ming). Abdi yang berpostur tinggi besar dan
bermuka lebar ini tampak begitu gagah melibas lawan-lawannya. Akhirnya Zhu Di
berhasil merebut tahta kaisar.

Ketika kaisar mencanangkan program pengembalian kejayaan Tiongkok
yang merosot akibat kejatuhan Dinasti Mongol (1368), Cheng Ho
menawarkan diri untuk mengadakan muhibah ke berbagai penjuru negeri.
Kaisar sempat kaget sekaligus terharu mendengar permintaan yang
tergolong nekad itu. Bagaimana tidak, amanah itu harus dilakukan dengan
mengarungi samudera. Namun karena yang hendak menjalani adalah
orang yang dikenal berani, kaisar oke saja.
Berangkatlah armada Tiongkok di
bawah komando Cheng Ho (1405).
Terlebih dahulu rombongan besar itu
menunaikan shalat di sebuah masjid
tua di kota Quanzhou (Provinsi
Fujian). Pelayaran pertama ini mampu
mencapai wilayah Asia Tenggara
(Semenanjung Malaya, Sumatera,
dan awa). Tahun 1407-1409 berangkat lagi dalam ekspedisi kedua.
Ekspedisi ketiga dilakukan 1409-1411. Ketiga ekspedisi tersebut
menjangkau ndia dan Srilanka. Tahun 1413-1415 kembali melaksanakan
ekspedisi, kali ini mencapai Aden, Teluk Persia, dan Mogadishu (Afrika
Timur). alur ini diulang kembali pada ekspedisi kelima (1417-1419) dan
keenam (1421-1422). Ekspedisi terakhir (1431-1433) berhasil mencapai
Laut Merah.

Pelayaran luar biasa itu menghasilkan buku Zheng He's Navigation Map
yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15. Dalam
buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di
lautan, dan berbagai pelabuhan. alur perdagangan Cina berubah, tidak
sekadar bertumpu pada 'alur Sutera' antara Beijing-Bukhara.

Dalam mengarungi samudera, Cheng Ho mampu mengorganisir armada
dengan rapi. Kapal-kapalnya terdiri atas atas kapal pusaka (induk), kapal
kuda (mengangkut barang-barang dan kuda), kapal penempur, kapal
bahan makanan, dan kapal duduk (kapal komando), plus kapal-kapal
pembantu. Awak kapalnya ada yang bertugas di bagian komando, teknis
navigasi, militer, dan logistik.

Berbeda dengan bahariwan Eropa yang berbekal semangat imperialis,
armada raksasa ini tak pernah serakah menduduki tempat-tempat yang
disinggahi. Mereka hanya mempropagandakan kejayaan Dinasti Ming,
menyebarluaskan pengaruh politik ke negeri asing, serta mendorong
perniagaan Tiongkok. Dalam majalah Star Weekly HAMKA pernah
menulis, "Senjata alat pembunuh tidak banyak dalam kapal itu, yang
banyak adalah 'senjata budi' yang akan dipersembahkan kepada raja-raja
yang diziarahi."

Sementara sejarawan eanette Mirsky menyatakan, tujuan ekspedisi itu
adalah memperkenalkan dan mengangkat prestise Dinasti Ming ke seluruh
dunia. Maksudnya agar negara-negara lain mengakui kebesaran Kaisar
Cina sebagai The Son of Heaven (Putra Dewata).

Bukan berarti armada tempurnya tak pernah bertugas sama sekali.
Laksamana Cheng Ho pernah memerintahkan tindakan militer untuk
menyingkirkan kekuatan yang menghalangi kegiatan perniagaan. adi
bukan invasi atau ekspansi. Misalnya menumpas gerombolan bajak laut
Chen Zhuji di perairan Palembang, Sumatera (1407).

Dalam kurun waktu 1405-1433, Cheng Ho memang pernah singgah di
kepulauan Nusantara selama tujuh kali. Ketika berkunjung ke Samudera
Pasai, dia menghadiahi lonceng raksasa Cakradonya kepada Sultan Aceh.
Lonceng tersebut saat ini tersimpan di Museum Banda Aceh. Tempat lain
di Sumatera yang dikunjungi adalah Palembang dan Bangka.

Selanjutnya mampir di Pelabuhan Bintang Mas (kini Tanjung Priok). Tahun
1415 mendarat di Muara ati (Cirebon). Beberapa cindera mata khas
Tiongkok dipersembahkan kepada Sultan Cirebon. Sebuah piring
bertuliskan Ayat Kursi saat ini masih tersimpan baik di Kraton Kasepuhan
Cirebon.

Ketika menyusuri Laut awa, Wang inghong (orang kedua dalam armada itu) sakit
keras. Sauh segera dilempar di pantai Simongan, Semarang. Mereka tinggal di
sebuah goa, sebagian lagi membuat pondokan. Wang yang kini dikenal dengan
sebutan Kiai urumudi Dampo Awang, akhirnya menetap dan menjadi cikal bakal
keberadaan warga Tionghoa di sana. Wang juga mengabadikan Cheng Ho menjadi
sebuah patung (disebut Mbah Ledakar uragan Dampo Awang Sam Po Kong), serta
membangun kelenteng Sam Po Kong atau Gedung Batu.

Perjalanan dilanjutkan ke Tuban (atim). Kepada warga pribumi, Cheng Ho
mengajarkan tatacara pertanian, peternakan, pertukangan, dan perikanan. Hal yang
sama juga dilakukan sewaktu singgah di Gresik. Lawatan dilanjutkan ke Surabaya.
Pas hari umat, dan Cheng Ho mendapat kehormatan menyampaikan khotbah di
hadapan warga Surabaya yang jumlahnya mencapai ratusan orang. Kunjungan
dilanjutkan ke Mojokerto yang saat itu menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Di kraton,
Raja Majapahit, Wikramawardhana, berkenan mengadakan audiensi dengan
rombongan bahariwan Tiongkok ini.


MusIim Taat


Sebagai orang Hui (etnis di Cina yang identik dengan Muslim) Cheng Ho sudah
memeluk agama slam sejak lahir. Kakeknya seorang haji. Ayahnya, Ma Hazhi, juga
sudah menunaikan rukun slam kelima itu. Menurut Hembing Wijayakusuma, nama
hazhi dalam bahasa Mandarin memang mengacu pada kata 'haji'.

Bulan Ramadhan adalah masa yang sangat ditunggu-tunggu Cheng Ho. Pada
tanggal 7 Desember 1411 sesudah pelayarannya yang ke-3, pejabat di istana
Beijing ini menyempatkan mudik ke kampungnya, Kunyang, untuk berziarah ke
makam sang ayah. Ketika Ramadhan tiba, Cheng Ho memilih berpuasa di
kampungnya yang senantiasa semarak. Dia tenggelam dalam kegiatan keagamaan
sampai dul Fitri tiba.

Setiap kali berlayar, banyak awak kapal beragama slam
yang turut serta. Sebelum melaut, mereka melaksanakan
shalat jamaah. Beberapa tokoh Muslim yang pernah ikut
adalah Ma Huan, Guo Chongli, Fei Xin, Hassan, Sha'ban,
dan Pu Heri. "Kapal-kapalnya diisi dengan prajurit yang
kebanyakan terdiri atas orang slam," tulis HAMKA.

Ma Huan dan Guo Chongli yang fasih berbahasa Arab
dan Persia, bertugas sebagai penerjemah. Sedangkan
Hassan yang juga pimpinan Masjid Tang Shi di Xian
(Provinsi Shan Xi), berperan mempererat hubungan
diplomasi Tiongkok dengan negeri-negeri slam. Hassan
juga bertugas memimpin kegiatan-kegiatan keagamaan
dalam rombongan ekspedisi, misalnya dalam melaksanakan penguburan jenazah di
laut atau memimpin shalat hajat ketika armadanya diserang badai.

Kemakmuran masjid juga tak pernah dilupakan Cheng Ho. Tahun 1413 dia
merenovasi Masjid Qinging (timur laut Kabupaten Xian). Tahun 1430 memugar
Masjid San San di Nanjing yang rusak karena terbakar. Pemugaran masjid
mendapat bantuan langsung dari kaisar.

Beberapa sejarawan meyakini bahwa petualang sejati ini sudah menunaikan ibadah
haji. Memang tak ada catatan sejarah yang membuktikan itu, tapi pelaksanaan haji
kemungkinan dilakukan saat ekspedisi terakhir (1431-1433). Saat itu rombongannya
memang singgah di eddah.

Selama hidupnya Cheng Ho memang sering mengutarakan hasrat untuk pergi haji
sebagaimana kakek dan ayahnya. Obsesi ini bahkan terbawa sampai menjelang
ajalnya. Sampai-sampai ia mengutus Ma Huan pergi ke Mekah agar melukiskan
Ka'bah untuknya. Muslim pemberani ini meninggal pada tahun 1433 di Calicut
(ndia), dalam pelayaran terakhirnya.

Anda mungkin juga menyukai