Anda di halaman 1dari 5

AKTUALISASI MAKAM TROLOYO

Muhammad Muzakky Abdan


210421100022
Teknik Industri

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU


UNIVERSITAS TURNOJOYO MADURA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya sejarah telah menyatakan bahwa setiap kehidupan tanpa dilatar belakangi
oleh sejarah adalah pembohongan.

sejarah adalah peristiwa pada masa lampau yang dialami oleh manusia pada suatu tempat
dan kurun waktu tertentu.Seperti halnya kerajaan Majapahit memiliki sejarah yang panjang
dan agung, Majapahit juga kerajaan besar yang di kagumi oleh dunia, dan Majapahit
menjadi cikal bakal yang melahirkan Nusantara.Kerajaaan yang dulunya berpusat di
Trowulan kabupaten Mojokerto ini banyak meninggalkan benda-benda (arkeologi).Dengan
bukti-bukti arkeologi.

Trowulan kabupaten Mojokerto merupakan daerah yang dipercaya sebagai tempat sejarah
kerajaan Majapahit. Arkeologi Islam di Trowulan seperti yang ada di Troloyo

Makam Troloyo merupakan kompleks pemakaman Islam jaman Kerajaan Majapahit.


Komplek Makam Troloyo yang terletak di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto sudah ada sejak abad ke 14.
Juru kunci Komplek Makam Troloyo, Arifin mengatakan, Troloyo berasal dari bahasa Citra
Pralaya, citra artinya tanah yang luas, laya artinya pati. “Sehingga citra Pralaya atau troloyo
diperuntukkan untuk orang-orang yang sudah meninggal dan sudah menjadi muslim,”
ungkapnya
Lantaran orang Jawa sulit mengatakan Citra Pralaya sehingga disingkat menjadi Troloyo.
Makam Troloyo berkaitan erat dengan Syekh Jamaluddin Al Husain Al Akbar alias Sayyid
Hussein Jumadil Kubro atau yang biasa disebut Syekh Jumadil Kubro Sayyid Jumadil
Kubro.

Di Komplek Malam Troloyo ditemukan beberapa batu nisan bercorak Islam berangka tahun
1350 dan 1478. Setidaknya terdapat 19 nama yang dimakamkan di Makam Troloyo. Di
antaranya Syekh Al Chusen, Imamudin Sofari, Tumenggung Satim Singomoyo, Patas
Angin, Nyai Roro Kepyur, Syekh Jumadil Kubro.

Sunan Ngudung, Raden Kumdowo, Ki Ageng Surgi, Syekh Jaelani, Syekh Qohar, serta
Ratu Ayu Kenconowungu. Komplek Makam Troloyo mempunyai luas sekitar 3,5 acre atau
152 ribu kaki persegi. Masing-masing kompleks dikelilingi oleh tembok khas Majapahit
dan memiliki empat plataran atau empat komplek makam yang cukup luas.
Tembok yang terbuat dari batu bata itu berdiri setinggi 1,8 meter. Antara komplek satu
dengan komplek yang lain dihubungkan dengan jalan setapak yang melambangkan
keterhubungan antar komplek. Dilihat dari bentuk makamnya, Komplek Makam Troloyo
sejak mula diperuntukkan bagi orang Islam.
Hal ini ditandai dengan adanya baru nisan di makam yang ada di kompleks pemakaman
Troloyo. Namun, tidak semua orang Islam bisa dimakamkan di Troloyo karena Komplek
Makam Troloyo dikhususkan untuk tempat bersemayam orang-orang yang memiliki
hubungan darah atau termasuk trah Kerajaan Majapahit.
Di Komplek Makam Troloyo ada satu plataran yang paling luas, yakni sekitar 10,6 meter
persegi. Plataran ini memiliki cungkup atau desain bangunan beratap. Komplek makam ini
merupakan komplek makam yang paling ramai dikunjungi para peziarah. Di sinilah Syekh
Jumadil Kubro dikebumikan.
“Syekh Jumadil Kubro yang merupakan nenek moyang Walisongo diyakini sebagian orang
sebagai Wali Allah. Syekh Jumadil Kubro bernama lengkap Sayyid Husein Jumadil Kubro.
Ia adalah ulama yang berasal dari kota tua Samarkand, Uzbekistan. Ia merupakan keturunan
dari Ja’far Shodiq bin Husein bin Ali bin Abi Thalib,” jelasnya.
Di antara Wali Songo, yang merupakan keturunannya langsung ialah Sunan Ampel, Sunan
Bonang, Sunan Giri, Sunan Drajat dan Sunan Kudus. Sementara Sunan Kali Jogo
merupakan menantu dari Sunan Ampel. Sehingga lanjut Arifin, Komplek Makam Troloyo
masih satu kesatuan.
“Sehingga Troloyo adalah punjer (pusat) Wali Songo. Jumlah peziarah yang datang
bergantung pada momentum. Pada hari-hari pasaran tertentu dalam penanggalan Jawa
ramai. Seperti malam Jumat legi, hari peringatan haul Syekh Jumadil Kubro, grebeg Suro,
menjelang puasa seperti kemarin, serta saat Hari Raya tiba. Kalau puasa sepi,” jelasnya
Makam troloyo membawa pengaruh bagi masyarakat sekitar, yaitu: adanya perubahan
dalam kehidupan social masyarakat diantaranya mengubah status yang tadinya
pengangguran menjadi tidak pengangguran, membuka peluang usaha di masyarakat, dan
juga memberikan pengetahuan dan wawasan yang luas bagi masyarakat. Sedangkan
dampak dalam bidang ekonomi tentunya sangat besar yaitu peningkatan pendapatan
keuangan dan juga peningkatan kesejahteraan bagi kehidupan ekonomi masyarakat
Bab II
TUJUAN

Dalam setiap penelitian yang dilakukan manusia, pasti


Mempunyai tujuan yang ingin dicapai atau diharapkan dalam penelitian
tersebut.
1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana kondisi Makam Troloyo yang ada di
Trowulan Mojokerto.
2. Menambah wawasan mengenai Makam Troloyo yang ada di Trowulan Mojokerto
3. Untuk mengetahui Makam troloyo dalam kajian Arkeologi
4. Untuk mengetahui sejarah makam troloyo

Bab III
Potensi Yang Dapat Dikembangkan

a. Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar


b. Meningkatkan sarana prasarana yang ada di makam troloyo
c. Memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat sekitar
d. Menjaga makam troloyo agar tidak dirusak oleh pengunjung
e. Merenovasi sekitar makam agar tidak ada kerusakan
f. Tetap melestarikan Kebudayaan masyarakat sekitar Dengan tetap menjaga
kebudayaan tersebut,maka akan tradisi turun temurun tidak akan kalah dengan
tradisi" yg lebih modern
g. Memperkenalkan makam troloyo ke media sosial Sebagai tempat ziarah yang ada di
mojokerto
h. Menambah fasilitas yang memadai di sekitar area makam Dengan hal itu,peziarah
akan merasakan nyaman

Bab VI
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai