Anda di halaman 1dari 2

Nama : Najwa Shafanabilah

Kelas : X MIPA 2

Analisa tentang Ekpedisi Laksamana Cheng Ho & Islam di Nusantara Berdasarkan


Video

Cheng Ho bernama asli Ma He lahir pada tahun 1371 di Provinsi Yunnan. Berasal dari
keluarga muslim Hui. Pada umur 11 tahun Cheng Ho ditangkap dan dijadikan kasim
atau budak. Selama menjadi pelayan, Cheng Ho dekat dengan kaisar Zhu serta diajak
berperang, karena keperkasaannya Cheng Ho di percaya melakukan ekpedisi
pelayaran di luar Tiongkok.

Petualangan antar benua dilakukan Laksamana Cheng Ho selama 28 tahun, selama


7mkali pelayaran Cheng Ho singgah sekitar dari 30 negara di Asia, Asia Tenggara dan
afrika dengan hampir 300 kapal dan 30.000 awak.

Laksamana Cheng Ho tidak hanya dikenal sebagai diplomat ulung di sejumlag dunia,
ia juga dikenal sebagai penyebar agama islam yang memiliki sifat dan kepribadian
alim dan bijaksana. Pengaruhnya dalam menyebarkan agama islam telah merabah
sampai Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke nusantara, agama islam yang tadinya masih


sangat kecil dan tertutup mulai berkembang sejak kedatangan Cheng Ho. Ia
menyebarkan agama islam ke nusantara secara sukarela dan tanpa paksaan. Armada
Cheng Ho sempat singgah di Bintang Mas atau yang kini Tanjung Priok. Di kawasan
tsb ada seorang chef bernama XiuXiu menikahi seorang penari ronggeng bernama
Siti Wati, karena kejadian itu XiuXiu memueluk agama islam hingga wafat di Ancol.
Setelah kejadian tsb kelenteng itu dibangun oleh penganut kong uchu dan dikenal
sebagai kelenteng Ancol.

Di Cirebon armada Cheng Ho sempat singgag dan bertemu sultan Cirebon. Kemudian
Cheng Ho memberikan piring berukiraan ayat al quran kepada sultan Cirebon.
Laksamana Cheng Ho sempat memperbaiki kapalnya di kelenteng Cirebon.

Salah satu bukti peninggalan laksamana cheng ho di Semarang adalah bangunan


bersejarah yaitu klenteng yang bernama Sam Poo Kon. Ada yang percaya bahwa
dulunya adalah masjid yang di gunakan cheng ho untuk beribadah. Namun juga ada
yang percaya bahwa klenteng itu adalah tempat singgah cheng ho untuk mengobati
para awak kapal yang jatuh sakit.

Masjid yang di Jawa memang masih kuat dengan budaya Tiongkok cohtohnya Masjid
Agung di Demak memiliki corak Tiongkok. Kerajaan Demak tidak jauh dari
perkebambangan Tiongkok, nahkan raja pertama Demak Raden Patah mempunyai
darah Tiongkok.
Jejak perdamaian di nusantara berdampak pada etnis dipesisir jawa yaitu Tiongkok
dan etnis Jawa, semuanya berjalan dengan harmonis dalam dimensi budaya,
perdagangan dan religi.

Laksamana Cheng Ho turut adil bersama wali songo dalam menyebarkan ajaran
islam di nusantara. Dari islam nusantara maka diharapkan lahir islam yang damai,
santun, mengedepankan hati nurani dan cinta tanah air.

Anda mungkin juga menyukai