Anda di halaman 1dari 2

Judul Buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal

: Character Building, Membangun Karakter Menjadi Pemimpin : Yudha Kurniawan, S.P, Tri Puji Hindarsih : SAIpublishing : I (Pertama), Februai 2011 : 266 halaman

Tahukah Anda kisah William Sidis, anak keturunan yahudi yang super jenius? Pada tahun 1909, tepat pada usia 11 tahun Ia berhasil masuk Harvard University, betapa saat itu kecerdasannya mengagumkan banyak orang, dan menghiasi media massa. Namun, apa yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah Ia dewasa? Pada sisa hidupnya Ia menghindari matematika. Dan pada suatu hari seorang jurnalis terkemuka menemukan seorang pemulung mobil yang tak lain adalah William Sidis sang anak jenius tersebut. Selama ini, akselerasi kemampuan intelektual sejak dini telah menjadi selebriti bagi dunia pendidikan. Namun pada kenyartaannya, kemampuan intelektual yang 90% memfungsikan otak kiri, tidak bisa diikuti dengan penggegasan kemampuan emosional. Sehingga yang terjadi adalah anak-anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Padahal seperti yang diungkap oleh Anis Matta dalam pengantar buku ini, yang sebenarnya dibutuhkan oleh anak kita di dunia yang terus berubah adalah pegangan hidup permanen yang tidak ikut berubah seiring dengan waktu. Yaitu keyakinankeyakinan dan nilai-nilai agama. Namun, itu saja tidak cukup. Mereka juga membutuhkan beberapa keterampilan, yang sebagiannnya keterampilan intelektual, sebagiannya lagi keterampilan emosional dan sebagiannya lagi merupakan keterampilan fisik. Dalam bagian pendahuluan, bab pertama buku ini, dikemukakan realitas karakter, moralitas bangsa Indonesia yang memprihatinkan. Dijelaskan pula mengenai urgensi pendidikan karakter yang merupakan isu terpenting dalam Islam. Bahkan Rasulullah SAW. bersabda, Aku diutus untuk menyempurnakan Akhlak (HR. Ahmad dan yang lain). Maka dari itu menumbuhkan akhlak mulia haruslah menjadi kompetensi dalam proses pendidikan karakter setiap anak bangsa. Pada bab kedua, diurai mengenai bagaimana menerapkan pendidikan karakter pada anak. Pada masa perkembangannya, anak-anak mulai belajar tentang aturan. Pembentukan kebiasaaan terhadap atuaran yang ada tergantung pada rutinitas dan konsistensi. Dijelaskan pula mengenai tahapan perkembangan nilai karakter dan perilaku seseorang bergerak dari tahapan awal mengetahui nilai karakter (TAHU). Kemudian mengenali nilai karakter sesuai dengan contoh yang diberikan dalam keseharian baik oleh pembimbingnya di sekolah atau orang tua dan orang terdekatnya di rumah (KENAL). Lalu menjadi pembiasan dan terus mendapatkan apresiasi dari orang sekelilingnya sampai menjadi kebiasaan (BIASA). Kebiasaan kemudian menjadi nilai karakter yang dilakukan secara otomatis (MELEKAT) hingga mendarah daging.

Dalam bab selanjutnya, dikupas mengenai aktivitas-aktivitas bermakna yang telah diaplikasikan di Sekolah Alam Indonesia. Aktivitas bermakna ini bertujuan untuk membentuk akhlak, kepemimpinan dan kemampuan berpikir anak. Contoh aktivitas bermakna ini diantaranya adalah program morning talk yang bertujuan membangun sifat-sifat melalui cerita hikmah, program live in yang bertujuan membangun karakter bermanfaat bagi masyarakat dan mengasah kepedulian, program market day yang bertujuan untuk menumbuhkan kemampuan entrepreuneur, dan 34 program aktivitas bermakna lainnya yang tak kalah menarik. Seluruh karakter dan perilaku serta aktivitas bermakna (yang merupakan media pembentukan karakter dan perilaku tersebut) dijelaskan satu per satu dalam buku ini. Setiap karakter dan perilaku dikupas dengan detail, diawali dengan fakta kekinian, dikuatkan dengan firman Allah SWT., dan dijelaskan aktivitas/kegiatan bermakna yang dilakukan sehingga kegiatan tersebut menjadi jembatan pembentukan karakter yang diinginkan. Selain itu pula dilampirkan foto-foto dan tulisan-tulisan berupa kesan dan pesan dari guru, fasilitator, siswa dan orang tua yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Buku Character Building, Membangun Karakter Menjadi Pemimpin ini adalah kupasan proses pembangunan karakter yang telah dilakukan oleh Sekolah Alam Indonesia. Buku ini merupakan sebuah referensi yang bermanfaat tidak hanya bagi para praktisi pendidikan khususnya, namun juga untuk orang tua, dan masyarakat yang menginginkan anak-anaknya kelak menjadi sosok yang berakhlak mulia, memiliki kemampuan bepikir logis dan berkarakter pemimpin. By: Ninda Ekaristi, ST.

Anda mungkin juga menyukai