Anda di halaman 1dari 45

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan konduktometri ini adalah untuk mengetahui penambahan adsorbent karbon aktif, resin, bleaching earth dan tanpa penambahan adsorbent pada sampel air sungai bratang terhadap daya hantar listriknya. I.2. Dasar Teori Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan pengukuran daya hantar listrik larutan. Daya hantar listrik suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa ion. Gejala ini membedakan larutan elektrolit dengan larutan nonelektrolit, dengan menggunakan bola lampu yang dihubungkan dengan du batang karbon dan arus listrik. Prinsipnya sama saja, hanya saja, hanya pengukuran secara kuantitatif akan ditekankan . alat untuk melakukan percobaan ini adalah konduktometer yang dihubungkan dengan dua elektroda sejenis, biasanya Pt. Dalam metode ini dikenal titrasi konduktometri, kurvanya berupa hubungan antara daya hantar listrik () dengan volume pereaksi pada titrasi larutan HCl oleh larutan baku NaOH. ( Asep Kadarrohman. Drs dkk, Kimia Analitik Instrumen, Edisi Kesatu, IKIP Semarang Press, Halaman 3 ) 1

1/R

V, ml NaOH Gambar I.1 Kurva hubungan antara daya hantar listrik () dega volume pereaksi yang diperoleh dari pengukuran (Asep Kadarohman Dkk., 1994, hal 3-4) Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
G= 1 A = K. R 1

Keterangan: K = Daya hantar jenis G = Daya hantar listrik

3 Daya hantar listrik suatu larutan (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda(A),dan berbanding terbalik dengan kedua jarak elektroda (l). Dimana hal tersebut terjadi bila arus listrik yang dialirkan kedalam suatu larutan melalui dua elektroda. (Asep Kadarohman Dkk., 1994, hal 89) Proses penghantaran arus listrik dalam larutan elektrolit dapat terjadi karena perpindahan ion-ion bermuatan positif ke arah anoda dan yang bermuatan negatif ke arah katoda.Daya hantar larutan didefinisikan sebagaiukuran dari aliran arus pada suatu kekuatan listrik teretntu, bergantung pada jumlah muatan partikelpartikel dari dalamnya. Fraksi arus yang di bawa oleh suatu jenis ion ditentukan oleh suatu konsentrasi dan mobilitas ion-ion. Suatu metode yang penting untuk menentukan derajat disosiasi didasarkan atas pengukuran konduktivitas elektrolirt tersebut (metode konduktivitas/konduktometri). Metode ini berkaitan dengan fakta, bahwa arus listrik dibawa oleh ionion ini yang terdapat dalam larutan. Jumlah relatif ion-ion ini yang sangat erat kaitannya dengan derajat disosiasi, akan menentukan konduktivitas larutan itu. Konduktivitas itu sendiri adalah suatu besaran yang diturunkan karena konduktivitas tersebut tidak dapat diukur langsung. Untuk menentukan konduktivitas kita harus mengukur resistensi spesifik (resisvitas) dari larutan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan larutan kedalam sebuah sel kubus bentuknya dengan sisi berkisar 1 cm yang dua dari dua bidangnya paralel terbuat dari zat penghantar (konduktor: contohnya platina) kenyataannyatidak perlu menggunakan sel

4 khusus untuk pengukuran. Setiap sel dari dimensi-dimensi yang konstan adalah sesuai bahwa sel konstannya telah ditentukan oleh prosedur kalibrasi menggunakan suatu elektrolit misalnya larutan kalium klorida, dengan tahanan yang secara khusus diketahui. Sel yang berbentuk kubus ini lalu dihubungkan sebagai resistansi yang tidak diketahui dalam suatu rangkaian jembatan Wheatstone, yang diberi aliran arus bolak-balik yang simetris sempurna (tahanan spesifik atau sinisoid), pada tegangan rendah. Arus searah akan menimbulkan perubahan-perubahan konsentrasi larutan karena elektrolosis. Resistansi spesifik (tahanan spesifik), , dinyatakan dalam satuan /cm. Kebalikan dari resistensi spesifik , dinamakan konduktani spesifik(daya hantar spesifik) atau konduktivitas, k, dan dinyatakan dalam satuan -1cm-1. (Vogel, 1999,hal 13) Satuan dari hantaran (konduktansi) adalah ohm. Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada lus prmukaan elektroda a, konsentrasi ion per satuan volume larutan C1, pada hantaran akuivalen ionik ; tetapi berbanding terbalik dengan jarak elektroda d, sehingga :
a L = 1 C 1 d

Tanda menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap konduktansi sifatnya aditif. Karena a dan d dalam satuan cm, maka konsentrasi C tentunya ml. Bila konsentrasi dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan faktor d 1000. Nilai = merupakan faktor geometri selnya dan a

5 nilainya konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut sebagai tetapan sel. Seperti : L= C i i C i i a = 1000 1000 d

Selain hantaran ekuivalen ionik, dikenal pula hantaran ekuivalen A, yang nilainya = .i sedang konduktivitas spesifik didefinisikan sebagai : d K = L = L a Tetapan sel dapat ditentukan secara eksperimental dengan persamaan tersebut, dimana pengukuran hantaran dilakukan pada larutan yang diketahui hantaran spesifiknya. Pada umumnya, KCl digunakan sebagai larutan pembanding. Nilai konduktansi spesifik (K) pada 20o C pada konsentrasi berbeda-beda ialah: 71,13 g/kg = 0,11134 mho cm-1 ; 7,419 g/kg = 0,01265 mho cm-1 ; 0,749 g/kg = 0,00140 mho cm-1. Hantaran elektrolitik merupakan besaran yang tergantung pada temperatur. Berarti pengukuran harus dilakukan pada temperatur yang tetap. Biasanya semua pengukuran dibuat pada temperatur 25oC. tergantung pada konsentrasi total konsentrasi ionik suatu larutan dan bertambah besar dengan pengenceran.

6 (SM.Khopkar, 2003, hal 371-372) Instrumentasi Untuk menghindarkan elektrolisis , pengukuran hamparan dilakukan dengan arus bolak-balik (AC). Frekuensinya sekitar 1000 Hz, diperlakukn pengocokan yang efisien. Biasanya digunakan suatu jembatan wheastone yang di modifikasi untuk melakukan penentuan hantaran elektroliit ( L ) yang beroperasi pada sumber energi AC ( arus bolakbalik ) yang diperlihatkan pada gambar. R3RX adalah tahanan tahanan geser yang dapat di atur nilai perbandingannya, dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga R1 = R3Rx adalah tahanan tahanan geser yang dapat diatur nilai perbandingannya, dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga R1= R2; Rx adalah tahanan sel penghantarnya sedang R3 adalah tahanan standart. Rx dibuat pararalel dengan Cx; ini menyebabkan pergeseran fase pada potensial bolak-balik sepanjang Rx; disetimbangkan oleh kapasitor C . Kondisi kesetimbangan ini dapat diamati dengan seksama dengan menggunakan galvanometer AC, maupun earphone. Suatu kondisi kesetimbangan terbentuk bila output (keluaran) dari amplifier, ataupun suara dalam earphone mempunyai nilai nol. (SM.Khopkar, 2003, hal 372)

DAYA HANTAR ELEKTROLIT Jenis jenis daya hantar listrik diantaranya :

7 1. Daya hantar (L) Daya hantar L kebalikan dari tahanan listrikdan satuannya ohm-1. 1 L= , R = tahanan dalam (ohm) R 2. Daya hantar jenis (K) Daya hantar jenis ini berbanding lurus dengan luas penampang (A) dan berbanding terbalik dengan panjang (l) penghantar yang homogen, sehingga : A L= K l K adalah tetapan perbandingan yang disebut daya hantar jenis yang merupakan daya hantar jika A dan l angka angkanya sama. 3. Daya hantar ekivalen (A) Daya hantar ekivalen dapat diartikan sebagai daya hantar dari 1gram ekivalen zat terlarut kadang dalam larutan diantara permukaan elektroda elektroda dengan jarak 1cm. Pengukuran terhadap daya hantar ekivalen tidak mudah untuk dilakukan sehubungan dengan penggunaan elektrolit elektrolit yang relatif besar sehingga daya hantar ekivalen A di tentukan secara tidak langsung dari daya hantar spesifik K .Nilai dari A akan sama dengan l jika 1 gram ekivalen zat terlarut, berada dalam larutan antara elektroda-elektroda dengan jarak 1 cm, sehingga : 1000 V = c

8 V = volume larutan dalam cm3 yang mengandung 1 gram ekivalen zat terlarut C = konsentrasi larutan Volume yang dinyatakan sebagai ukuran sel

V = A

=1 cm 1000 V = A= c L=K A maka :

Subtitusi ke persamaan A= 1000 K c A=

1000 K digunakan untuk menghitung c daya hantar ekivalen dari nilai K hasil percobaan untuk larutan yang telah diketahui konsentrasinya. Rumus 4. Daya hantar ekivalen pada pengenceran. Daya hantar ekivalen suatu zat akan bertambah besar seiring dengan bertambahnya pengenceran. Banyaknya macam harga A diakibatkan adanya gaya tarik dan tolak antara masing masing ion pada konsentrasi konsentrasi tertentu.Kenaikan konduktivitas molar sesuai teori Archenius , diakibatkan oleh kenaikan derajat disosiasi sempurna . Nilai batas konduktivitas dinyatakan dengan Ao dan nilaikonduktivitas pada C dinyatakan dengan Ac. Pada elektrolit kuat hubungan antara daya hantar ekivalen dan akar konsentrasi adalah linier.

9 Untuk elektrolit lemah,hubungan antara daya hantar ekivalen dan akar konsentrasi, tidak lurus sehingga untuk mengukur Ao secara langsung sukar untuk di lakukan.Pdada saat pengenceran yang terhingga antar aksi ion ion tidak ada, daya hantar antara terdiri dari jumlah daya hantar ekivalen ion masing masing. Ao =
o

+ o + o

+ o ,

adalah daya hantar ekivalen ion dari anion dan kation saat pengenceran tak terhingga .Adanya perbedaan harga daya hantar ekivalen ion dari berbagai di sebabkan utamanya karena perbedaan ukuran ion ion dan derajat hidronasi.Daya hantar ekivalen ion merupakan ukuran darimobilitas suatu ion di bawah pengaruh kekuatan medan listrikdan ukuran kemampuan penghantaran arus. (Asep Kadarohman Dkk., 1994, hal 90-92) Beberapa Hubungan Penting Daya Hantar Listrik 1. Tahanan (R) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,daya hantar listrik (G) memilikihubungan yang berbanding terbalik dengan tahanan (R),sehingga daya hantar 1 listrik memiliki satuan -1. G = , dengan R R dalam ohm ( ) (Sukarjo, 1985, hal 357-359) 2. Daya hantar jenis

10 Dalam arus listrik di alirkan kedalam suatu larutan elektrolit,maka daya hantar listrik (G ) berbanding lurus dengan permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda( ) . A G=K . 1 Dengan K adalah dalam satuan -1 cm 1 (Sukarjo, 1985, hal 357-359) 3. Daya Hantar Listrik () Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut sebagai daya hantar ekivalen, dimana sebagai daya hantar ekivalen,dimana sebagai daya hantar 1 gram ekivalen zat terlarut yang berbeda diantara dua elektroda dengan jarak biasanya berkisar 1 cm. Sedangkan untuk berat ekivalen adalah berat molekul dibagi dengan jumlah muatan positif atau negatif. (Sukarjo, 1985, hal 357-359) 4. Daya Hantar Ekivalen pada Pengenceran Tak Berhingga Kenaikan konduktivitas molar sesiai teori Archenius, diakibatkan oleh kenaikan derajat disosiasi dan nilai batasnya sesuai dengan disosiasi sempurna . Nilai batas konduktivitas dinyatakan dengan Ao dan nilai kondiuktivitas pada C dinyatakan dengan Ac. Pada elektrolit kuat hubungan antara daya hantar ekuivalen dan akar konsentrasi adalah linier. Untuk elektrolit lemah, hubungan antara daya hantar

11 ekuivalen dan akar konsentrasi, tidak lurus sehingga untuk mengukur Ao secara langsung sukar untuk dilakukan. Pada saat pengenceran yang tidak terhingga antar aksi ion-ion tidak ada, daya hantar antara terdiri dari jumlah daya hantar ekuivalen ion masing-masing Ao = +o + -o Keterangan : o+ , o- = daya hantar ekuivalen ion dari anion dan kation saat pengenceran tak terhingga. Adanya perbedaan harga daya ekuivalen ion dari berbagai disebabkan utamanya karena perbedaan ukuran ion-ion dan derajat hidronasi. Daya hantar ekuivalen ion merupakan ukuran dari mobilitas suatu ion dibawah pengaruh kekuatan medan listrik dan ukuran kemampuan penghantaran arus, Contoh daya hantar arus elektrolit kuat (Natrium klorida)

Tabel I.1 tabel pengenceran tak terhingga Konsentrasi NaCl grek/lt A

12 0,1 0,01 0,001 pengenceran tak terhingga 106,7 118,5 123,7 126,4 (A)

Perbedaan dalam konduktivitas molar dengan berubahnya konsentrasi dapat disebabkan karena konduktivitas tinggi. Konduktivitas elektrolit bertambah dengan temperatur ratarata mendekati 19 o C. kesalahan ini berarti dapat dihasilkan dari pengukuran temperatur yang tidak akurat. Larutan potassium klorida memiliki koefisien temperatur konduktivitas yang lebih rendah dari sejenis air yang dapat diminum (Sukarjo, 1985, hal 357-359) Sodium klorida dengan cara kebanyakan air dari wells dengan sumber permukaan perhatikan bahwa masingmasing ion mempunyai koefisien temperature yang berbeda , lalu untuk ketelitiannya dalam mengukur konduktivitas pada suhu 25 oC. Hal ini adalah yang terpenting dari koreksi temperature satu bagian pada 500 gram untuk kurang dari 0,1 oC tergantung pada peralatan yang tersedia ketepatan maksud tersebut. (Vogel, 1999, hal. 14) Menggunakan sel konduktivitas elektrolit untuk mengukur ketahanan listrik sample atau mengukur konduktivitas sebagai rasio dari arus listrik melaluhi sel pada voltase yang dipergunakan.

13 Keberadaan eksperimen yang menguji ketergantungan aliran trial yang dihasilkan oleh elekstropary pada konduktivitas listrik 0 dari larutan yang juga dihubungkan secara langsung dengan proses pembentukan dopler masuk. Namun karena konduktivitas tergantung pada konsentrasi ion dalam larutan termasuk ion analit. Terlihat bahwa untuk kebanyakan elektrolit perubahan kondiktovitas molar beberapa larutan pada perubahan konsentrasi adalah kacil. Untuk elektrolit kuat nilai batas dari konduktivitas Ao dapat ditentukn dengan meneruskan pengukuran sampai konsentrasikonsentrasi rendah, kemudian mengekstrapolasi grafik antara konduktuvitas terhadap konsentrasi sampai nol. Untuk elektrolit lemah konduktivitas batas dapat dihitung atas dasar hukum titasi tidak bergantung dari ion. Perbedaan dalam konduktivitas molar pasanganpasangan garam yang mengandung anion-anion yng sempurna. Kedua kationnya selalu sama adalah konstan dan tidak bergantung pada sifat anionnya. Sebagai hasil penelitian yang lama dan seksama atas konduktansi larutan garam sampai pada konsentrasi yang rendah, Kohlransh menemukan bahwa konduktivitas molar pasangan pasangan garam yang mengandung anionanion yang serupa dan kedua macam kationnya selalu sama adalah konstant dan tidak bergantung pada sifat anionnya. Ia menemukan, misalnya bahwa perbedaanperbedaan dari

14 konduktivitas molar batas (diukur pada suhu 180C dalam satuan cm2/mol) yang berikut : KCl - NaCl = 130,1 109 = 21,1 KNO3 - NaNO3 = 126,3 105,3 = 21 adalah hampir sama dan dari hasilhasil ini serta hasilhasil yang serupa Kohlransch menarik kesimpulan bahwa konduktivitas molar suatu elektrolitmerupakan jumlah dari konduktivitas masing-masing ion komponennya. Secara matematis ini dapat dinyatakan sebagai berikut : o = o+ + oDimana o+ dan o- adalah konduktivitas molar batas atau adalah mobilitas batas dari masing-masing kation dan anion. Mobilitasion dihitung dari harga o dengan bantuan bilanganbilangan transfer. Bilanganbilangan ini menunjukkan arus yang dibawa oleh masing-masing kation dan anion, dan dapat ditentukan dengan percobasan atau eksperimen, dari perbedaan konsentrasi elektrolitelektrolit antara bagian larutan terbesar (bulk) dan bagianbagian larutan yang berdekatan dengan anode dan katode. Jadi, sebagai contoh bilangan tansfer klorida dalam larutan kalium klorida ditemukan adalah 0,503 sedangkan untukkalium adalah 0,497 (jumlah bilanganbilangan tranfer untuk suatu elektrolit, tertentu menurut definisi, adalah sama dengan satu).Nilai batas konduktivitas molar dari larutan

15 kalium klorida ( pada 11oC)adalah 130,1 cm2/ mol. Maka mobilitas kalium adalah : o+ (K+) = 0,497 x 130,1 = 64,6 cm2/ mol Dan mobilitas untuk ion klorida adalah : o- (Cl-) = 0,503 x 130,1 = 65,5 cm2/ mol Adanya perbedaan harga daya ekivalen ion dari berbagai disebankan utamanya karena perbedaan ukuran ion-ion dan derajat hidronasi. Daya hantar ekivalen ion merupakan ukuran dari mobilitas suatu ion dibawah pengaruh kekuatan medan listrik dan ukuran kemampuan penghantaran arus. (Vogel, 1999, hal 17) Hasil yang didapatkan hampir selalu sama, jadi dapat disimpulkan bahwa konduktivitas molar suatu elektrolit merupakan jumlah dari konduktivitas masing-masing ion komponennya. Mobilitas ion dapat dihitung dari nilai Ao.Daya hantar ekivalen suatu larutan akan bertambah besar dengan bertambahnya pengenceran. Untuklarutan elektrolit kuat hubungan antara daya dan akar konsentrasi tersebut tidaklurus sehingga, penentuan pengenceran tak terhingga ( 0) secara langsung sulit untuk dilakukan,hal ini disebabkan karena tidak adanya interaksi antar molekulmolekul atau ionion migrasi ion.

16 Untuk elektrolit kuat, nilai batas pengukuran konduktivitas molar, 0 dapat ditentukan dengan meneruskan pengukuranpengukuran sampai konsentrasi rendah dan lalu mengekstra polusi grafik antar konduktivitas terhadap konsentrasi, sampai ke konsentrasi nol.Untuk elektrolit lemah, seperti asam asetat dan amonia, metode ini tidak dapat digunakan karena disosiasinya adalah jauh dari sempurna pada konsentrasi terendah yang masih dapat diukur dengan baik (sekitar 10-14 ). Namun konduktansi pada batas ini dapat juga dihitung atas dasar hukum migrasi tak bergantungan (independen) dari ion. (Sukarjo, 1985, hal 357-359)

Tabel I.2 Mobilitas ion batas pada 180C dan 25 0C dalam satuan cm2/ mol
Suhu Mobilitas

17
H+ Na+ K+ 180C Ag+ Ca2+ Cr2H+ 25 C Na+ 49,8 Ag+ 61,9 ClCH3COO40,6
0

317,9 43,5 64,6 54,4 52,2 31,7 348,0

Ba2+ 1/2Pb2+ Cd2+ Cd2+ Zn2+ Cn2+ K+

63,0 61,6 61,6 46,5 26,0 25,0 73,4

OHClNO3BrIFCH-

174,0 65,5 61,8 67,7 66,1 46,8

ClO3IO3CH2COO SO42 (COO2)3

56,0 34,0 32,5 64,5 61,1

IO3-

42,0

( Vogel, 1999, hal 17) Sejumlah molaritas ion pilihan pada 18oC dan 25oC dipaparkan dalam tabel I.2.4 tabel ini dapat digunakan untuk menghitung batas konduktivitas molar setiap elektrolit yang terdiri dari ion-ion yang terdapat didalam daftar. Derajat disosiasi dapat dihitung dengan hubungan berbanding lurus dengan rasio daya hantar dengan konduktivitas molar pada konsentrasi C dengan daya hantar ekivalen dengan pengenceran tak berhingga. Jika sebuah ion baru akan terbuka terhadap aksi atas molekul-molekul air, maka seluruh kristal akan melarut lambat laun karena itu dapat dikatakan bahwa dalam larutan elektrolit kuat, hanya ada ion-ion (berhidrotasi) dengan istilah lain disosiasinya adalah sempurna. Bila kita menerima model ini untuk melarutnya elektrolit kuat masalah-masalah lain lebih lanjut harus bisa kita hadapi. Sebagai mana telah dikatakan pada bagian-bagian terdahulu, teori disosiasi

18 elektrolit sangat cocok dengan teori yang diuraikan di atas dengan fakta bahwa konduktivitas molar daro elektrolitelektrolit kuat sangat bergantung pada konsentrasi, pada konsentrasi-konsentrasi yang sangat tinggi kenyataan fakta ini tidak cocok dengan elektrolit dimana ion adalah konstan jika sejumlah elektrolit dilarutkan, tak peduli konsentrasinya apakah sedikit atau banyak, kita akan mengharapkan bahwa konduktivitas molar dari larutan semacam itu akan konstan. Bila diberikan perbedaan potensial, ion-ion akan bermigrasi ke arah elektroda yang berlawanan muatannya, karena gaya elektrostatik. Namun migrasi sebuah ion sendiri adalah jauh dari bebas hambatan. Menurut teori ini ada dua penyebabnya yang jelas berbeda yang mengakibatkan hambatan pada ion-ion ini. Penyebabnya antara lain: 1. Efek elektroforesis Efek elektroforesis yang berasal dari fakta bahwa ion yang bergerak harus melawan suatu arus dari ion-ion muatannya yang berlawanan dengannya. Yang sedang bergerak menuju kearah elektroda lainnya seperti telah dikatakan, ion-ion ini membawa sejumlah besar air (atau pelarut) yang meliputi dirinya, dan gesekan antara ion-ion yang terhidrasi ini menghambat perpindahan mereka. Makin tinggi dari konsentrasi, makin dekat ion-ion ini satu sama lain, dan makin kentara efek ini. 2. Efek disimetri.

19 Efek disimetri adalah akibat dari rusaknya atmosferis simetris yang terdiri dari ion-ion yang muatannya berlawanan, di sekeliling ion yang bersangkutan. Segera setelah ion ini bergerak kearah elektroda yang sesuai, ia akan meninggalkan pusat atmosfir ionnya dengan meninggalkan dibelakangnya lebih banyak ion yang berasal dari serubung bulat yang semula ion-ion yang tertingga dibelakang akan menarik ion yang bersangkutan dengan gaya elektrostatik. Karena gaya ini arahnya berlawanan dengan arah pergerakan ion maka perpindahan ion itu akan diperlambat. Makin pekat konsentrasi larutan, maka efek ini akan semakin jelas. Jika aliran listrik diputuskan maka memakan sedikit waktu untuk susunan ion menjadi simetris lagi, dari waktu ini yang disebut waktu relaksasi, dapat dinyatakan secara matematis sebagai fungsi dari parameter-parameter terukur dari waktu larutan relaksasi berbanding terbalik dengan konsentrasi. Karena itu perubahan konduktivitas dengan pengenceran bukanlah diakibatkan oleh perubahan dalam derajat disosiasi, seperti yang dikemukakan oleh Archemins, tetapi perubahan-perubahan dari gaya-gaya antar ion yang diuraikan di atas, konduktivitas molar pada konsentrasi (C), dapat dinyatakan dengan persamaan yang disederhanakan : C = o ( A + BO ) C Dengan :

20 o = nilai batas dari konduktivitas pada konsentrasi 0

A dan B = bilangan konstan (untuk ion tertentu dalam pelarut tertentu, pada suhu tertentu pula) dan masing-masing berhubungan dengan efek asimetris dan efek elektroforetik. Faedah-faedah yang besar dapat di nilai atas faktor bahwa baik A dan B keduanya dapat dinyatakan dengan parameter-parameter larutan yang terukur, dan dengan beberapa konstanta alam, dan bahwa konduktivitas yang dihitung dari persamaan ini sangat cocok dengan nilai-nilai dari eksperimen, terutama bila konsentrasi tidak terlalu tinggi. Rasio c / o yang didasarkan atas ionisasi sempurna tidak lagi memberi derajat disosiasi untuk suatu elektrolit kuat, maka lebih tepat untuk menyebutnya koevisisen konduktivitas atau rasio konduktansi, memang rasio ini memberikan pendekatan derajat disosiasi untuk elektrolit lemah, tetapi bahkan disinipun ada gaya-gaya antar ion yang mengurangi konduktivitas.Tahanan dari suatu larutan atas daerah luasan yang sama (cm2) antara dua elektroda yang jaraknya berkisar 1 cm adalah : R = . Dimana : I A

21

= tekanan spesifik
PENENTUAN HARGA TETAPAN ATAU KOEFISIEN SEL Harga tetapan atau koefisien jarang untuk ditentukan secara langsung, namun nilai tersebut diperoleh dengan mengukur daya hantar listrik dari suatu larutan dimana daya hantar jenisnya sudah diketahui atau ditetapkan. Setiap kali penentuan tetapan sel, maka hantaran dari sel diperoleh dengan mudah akan diubah menjadi bentuk daya hantar jenis dengan bantuan persamaan . Suatu metode yang penting harus untuk menentukan derajat disosiasi, didasarkan atas pengukuran konduktivitas elektrolit tersebut (metode konduktivitas atau konduktometri). Metode ini berkaitan dengan fakta, bahwa arus listrik dibawa oleh ion-ion yang terdapat dalam larutan. Jumlah relatif ion-ion ini yang sangat erat kaitannya dengan derajat disosiasi, akan menentukan konduktivitas larutan ini. Konduktivitas sendiri adalah suatu besaran yang diturunkan karena konduktivitas tersebut tidak dapat diukur langsung. Untuk menenukan konduktivitas kita harus mengukur resistansi spesifik (resistivitas) dari larutan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan larutan kedalam suatu sel kubus bentuknya dengan sisi berkisar 1 cm yang dua dari dua bidangnya paralel terbuat dari zat penghantar (konduktor, contoh platinum). Kenyataannya tidak perlu menggunakan sel khusus untuk pengukuran. Setiap sel dari dimensi-dimensi yang konstan adalah sesuai bahwa sel konstannya adalah sesuai bahwa sel konstannya telah ditentukan oleh prosedur kalibrasi menggunakan suatu elektrolit , misalnya larutan

22 Kalium Klorat, dengan tahanan yang secara khusus diketahui. Sel berbentuk kubus ini lalu dihubungkan sebagai resistansi yang tidak diketahui dalam suatu rangkai jembatan Weatstone, yang diberi aliran arus bolak-balik yang simetris sempurna, pada tegangan rendah. Arus searah akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam konsentrasi larutan karena elektrolisis. Resistansi spesifik, , dinyatakan dalam satuan ohm/cm. Kebalikan dari resistansi spesifik, dinamakan konduktansi spesifik (daya hantar spesifik) atau konduktivitas, K, dan dinyatakan dalam satuan ohm-1cm-1. Untuk larutan elektrolit, biasanya kita menyatakan besaran yang disebut konduktivitas molar, , ini adalah suatu konduktivitas larutan yang mengandung 1 mol zat terlarut antara dua elektroda yang besarnya tidak terhingga, dan berjarak 1 cm satu sama lain. = K. V K V = atau = K. m C mol

Dimana V adalah volume larutan dalam cm3 atau ml, yang mengandung 1 mol zat terlarut dan C adalah konsentrasi dalam mol/cm2. Konduktivitas molar dinyatakan dalam satuan cm2/ mol. Dalam abad yang lalu, Kohlranch menemukan bahwa konduktivitas molar larutan elekrolit bertambah bila diencerkan dan akan mencapai suatu nilai batas pada larutan yang sangat encer. Kenaikkan konduktivitas molar sesuai dengan teori Archenius, diakibatkan olek kenaikkan derajat disosiasi, nilai batas itu sesuai dengan disosiasi ang sempurna.

23 Nilai batas konduktivitas molar dinyatakan disini dengan Ao (notasi A juga dipakai), sedangkan nilai konduktivitas pada konsentrasi C dinyatakan dengan Ac. Derajat disosiasi dapat dinyatakan sebagai rasio dari dua konduktivitas molar ini untuk konsentrasi elektrolit tersebut ( C)

AC AO

Perbedaan dalam konduktivitas molar dengan berubahnya konsentrasi untuk sejumlah elektrolit nampak dalam tabel I.2.1. Larutan elektrolit yang dicontohkan masing-masing adalah Kalium Klorida, Natrium Klorida, Asam Klorida, Natrium Hidroksida, Kalium Hidroksida, Natrium Asetat dan Asam asetat. Ketujuh larutan tersebut diberikan perlakuan konsentrasi yang sama satu sama lain dan diuji juga didapatkan konduktivitas molarnya untuk tiaptiap konsentrasi pada suhu 25oC atau suhu kamar karena konduktansi larutan berbeda-beda menurut suhu (pada suhu yang tinggi konduktansi menjadi lebih tinggi), suhu dimana konduktansi ini diukur harus dinyatakan. Nilai-nilai yang tertera pada tabel I.2.1 diukur pada 25oC. Dari tabel ini dapat dilihat bahwa sementara untuk kebanyakan elektrolit dalam tabel, perubahan konduktivitas molar beberapa larutan pada perubahan konsentrasi adalah kecil, dalam hal ini asam asetat terdapat ketergantungan yang kuat pada konsentrasi. Tabel I.3 Konduktivitas molar elektrolit pada 25oC dalam satuan cm2/ mol
Elektrolit

24
Konsentrasi mol/L O (= KCl 150,1 149,2 148,3 147,5 146,5 144,2 141,6 NaCl 126,2 125,3 124,3 123,5 122,2 119,8 119,8 HCl 423,7 422,2 421,1 219,2 214,5 210 NaOH 260,9 246,5 244,7 242,5 238,8 234,8 KOH 283,9 270,1 268,2 266,2 261,1 258,9 CH3COONa 91,3 809,4 88,7 87,7 85,7 83,7 CH3COOH 358,6 104,0 64,5 48,7 35,2 22,8 16,2

c )

0,0001 0,0002 0,0005 0,004 0,002 0,005 0,01

(Vogel, 1999, hal. 14) Dimana dalam tabel tersebut konduksivitas molar digambarkan sebagai fungsi dari konsentrasi, dengan memakai segala fungsi logaritma untuk konsentrasi agar dapat mencakup nilai-nilai yang lebih luas untuk ilustrasi mewakili lima kelompok senyawa anorganik yang berbedabeda, yang dalam masing-masing kelompok variannya kecil, misalnya kurva untuk asam nitrat akan berjalan sangat dekat denga kurva milik asam Klorida. Tetapi jika kita berpikir dengan kaitan dengan derajat disosiasi kita dapat lihat bahwa hanya ada dua golongan yang menunjukkan sifat yang berbeda.Golongan pertama yang terdiri dari asamasam kuat, basabasa kuat , dan garamgaram (termasuk garam dari asam lemah dan basa lemah), dinamakan elektrolit kuat. Zatzat ini berdisosiasi hampir sangat sempurna, bahkan pada derajat pengenceran yang relatif rendah dalam larutanlarutan 0,01 molar, dan hanya ada sedikit perbedaan dalam derajat disosiasi pada pengenceran lebih lanjut.Di lain pihak elektrolit lemah(asam lemah dan basa lemah) mulai berdisosiasi hanya pada konsentrasi yang sangat kecil atau rendah dan perbedaan

25 perbedaan dalam derajat disosiasi sangatlah besar pada daerah konsentrasi yang lebih rendah dari ini. (Vogel, 1999, hal. 14) Titrasi Konduktometri. Biasanya konduktometri merupakan prosedur titrasi, sedangkan konduktansi bukanlah prosedur titrasi. Metode konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reakasi titrasi jika perbedaan antara konduktansi cukup besar sebelum dan sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui. Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan pada temperatur tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan hantarannya tidak berfungsi secara linear lagi dengan konsentrasi. Titrasi konduktometri sangat berguna bila hantaran sebelum dan sesudah reaksi cukup banyak berbeda. Metode ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi ionik terlalu tinggi, misalnya reaksi Fe3- dengan KMNO4, dimana perubahan hantaran sebelum dan sesudah titik ekuivalen terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya konduktansi total. Penambahan suatu elektrloit pada suatu larutan elektrolit lain pada kondisikondisi lain yang tak menghasilkan perubahan volum yang berarti akan mempengaruhi konduktan (hantaran) larutan, tergantung apakah ada atau tidak terjadi reaksireaksi ionik Jika tak terjadi reaksi ionic, seperti pada penambahan satu garam sederhana pada garam sedrhana lain(misal, kalium klorida kepada natrium nitrat), konduktan hanya akan naik jika

26 sematamata terjadi reaksi ionic. Konduktan dapat naik atau turun, begitulah pada penambahan suatu basa pada suatu asam kuat, hantaran turun disebabkan oleh pergantian ion hydrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh kation lain yang konduktivitasnya lebih rendah. Ini adalah prinsip yang mendasari titrasititrasi konduktometri yaitu, substitusi ion ion dengan suatu konduktivitas oleh ionion dengan konduktivitas yang lain. Konduktivitas suatu larutan (dari) suatu elektrolit kuat A B- akan berubah pada penambahan suatu reagensia C+D-, dengan mengandaikan bahwa kation A+ (yang adalah ion yang akan ditetapkan) bereaksi dengan ion D- dari reagensia. Jika produk reaksi, AD, adalah relatif tak dapat larut atau hanya sedikit terionisasi, reaksi dapat ditulis: A+B- + C+D- AD + C+B Jadi, dalam reaksi antara ion-ion A+ dan ion-ion D-, ion-ion A+ digantikan ion-ion C+ sewaktu titrasi. Selagi titrasi berlangsung, konduktan naik atau turun, bergantung pada apakah konduktifitas dari ion-ion C+ lebih besar atau lebih kecil dari pada konduktifitas ion-ion A+.
+

Selama berjalannya penetralan, pengendapan dan sebagainya, pada umumnya dapat diharapkan perubahan dalam konduktifitas, dan karenanya ini dapat digunakan dalam penetapan titik akhir maupun jalannya reaksi, konduktifitas ini diukur setelah setiap penambahan suatu volume kecil reagensia, dan tidaktitik demikian diperoleh, digambarkan untuk memberi grafik yang terdiri dari dua garis lurus yang berpotongan pada titik ekivalen. Ketepatan metode ini semakin besar, dengan semakin runcingnya sudut perpotongan dan dengan semakin dekatnya titik-titik grafik

27 terletak pada suatu garis lurus. Volume larutan tidak boleh berubah dengan berarti ini dapat dicapai dengan menggunakan suatu reagensia penitrasi yang 20 sampai 100 kali lebih pekat dibandingkan larutan yang sedang dititrasi, dan yang terahir ini harus seencer mungkin asal masih praktis. Jadi, secara konduktifitas mengandung kira-kira 100 cm3 larutan pada permulaan titrasi, reagensia (katakanlah, 50 kali konsentrasi larutan yang sedang dianalisis). Dapat ditaruh dalam mikroburet 5 cm3, yang berskala 0,01 atau 0,02 cm3. Namun suatu koreksi untuk keenceran harus dibuat dengan mengalikan nilai-nilai konduktifitas dengan factor ( V + v per V ). Dimana V adalah volume asli dari larutan dan v adalah volume reagensia yang ditambahkan. Konduktivitas dari produk reaksi pada titik ekuivalen cukup berarti, reaksi sering dapat digunakan untuk titrasi konduktonistri. Jika konduktivitas dari produk AD praktis tertekan sama sekali oleh A+ atau D- yang cukup berlebih. Begitulah metode-metode konduktometri dimana metode visual atau potensiometri gagal memberi hasil karena kelarutan atau hidrolisis yang sangat besar pada titik ekivalen, misalnya dalam banyak reaksi pengendapan yang menghasilkan zat-zat yang sedang terdapat larutannya, dalam titrasi langsung asam lemah dengan basa lemah, dan dalam titrasi pergeseran (subtitusi) garam (dari) asam atau basa yang lemah dengan asam atau basa kuat. Suatu keuntungan penting adalah bahwa metode ini sangat tepat dalam larutan yang encer ataupun yang lebih pekat, metode ini juga dapat digunakan dengan larutan-larutan yang berwarna. Hendaklah diperhatika bahwa asam yang sangat lemah, seperti asam boraks dan venol yang tidak dapat dititrasi secara potensiometri dalam larutan air, dapat dititrasi secara

28 konduktrometri dengan relatif mudah. Campuran-campuran asam-asam tertentu dapat dititrasi dengan lebih tepat dengan metode-metode konduktometri ketimbang dengan metode potensiometri. Begitulah campuran (dari) asam klorida (asam kuat lainnya) dan asam asetat (atau asam lemah lain dengan kekuatan yang sebanding) dapat dititrasi dengan suatu basa lemah (misal larutan air amoniak) atau dengan suatu basa kuat (misal, natrium hidroksiada): diperoleh titik-titik akhir yang cukup memuaskan. Hendaknya diperhatika pentingnya pengendalian temperatur dalam pengukuran-pengukuran konduktan. Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam titrasi konduktometri kekonstanan dalam temperatur dituntut tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel kondutifitas itu dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium. Perubahan relatif ( dari) konduktifitas larutan selama reaksi dan pada penambahan reagensia dengan berlebih, sangat menentukan ketepatan reaksi, pada kondisi optimum ini adalah kira-kira 0,5 % elektrolit asing dalam jumlah besar, yang tak ambil bagian dalam reaksi, tak boleh ada, karena zat-zat ini mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan . Akibatnya, metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh l;ebih terbatas ketimbang prosedurprosedur visual, potensiometri ataupun ampero metri. (Asep Kadarosma, 1994, hal 91-95) Bentuk Kurva Titrasi

29 Dalam menetapan titik akhir dalam percobaan konduktometri diperlukan pengukuranpengukuran untuk mendapatkan kurva titrasi. Setelah dikoreksi dengan perubahan volume dari datadata yang di variabelkan sebagai fungsi dari penitrasi. Bila ada dua bagian yang berbentuk linier maka langsung diambil titik potong sebagai titik ekivalensi. Pada daerah dimana titik ekivalensi telah ditemukan, maka kurva titrasi akan menunjukkan penyimpangan dari kelinieran garisnya.Hali ini disebabkan kurva titrasi konduktometri reaksinya tidak langsung sempurna. Bagian lengkungan kurva akan menjadi lebih tampak karena reaksinya menjadi titik sempurna dan larutannya juga menjadi encer. Titrsi netralisasi adalah titrasi yang tepat untuk menentukan titik akhir pada metode konduktometri. Hal ini dikarenakan daya hantar dari ionion hidronium dan hidroksida dengan daya hantar hasil-hasil reaksinya, sangat tinggi perbandingannya.Pada titrasi asam atau basa kuat, sebuah kurvanya dikoreksi oleh adanya perubahan volum dimana asam kuat dititrasi oleh basa kuat. Selama titrasi, ion ion hidronium tidak dapat bergerak atau bermigrasi secara ceat sehingga selama dinetralisasi, kation basa kuat akan menggantikannya dan daya hantar larutan menjadi lebih rendah dari pergantian tadi. Pada titik ekivalen akan terjadi konsentrasi yang terendah dari ionion hidronium dan hidroksida, sehingga larutan menunjukkan daya hantar yang terendah. Kemudian setelah melewati titik ekivalen tadi, akan terjadi perubahan arah kurva akibat adanya pertambahan

30 konsentrasi ionion dari basa kuat yang berlebih dan bertambah besar. Pada titrasi asam lemah dan basa lemah tidak akan terjadi kurva yang linier sebelum melewati titik ekivalen sehingga akan terjadi kesulitan dalam menentukan titik akhir dari larutan yang memiliki konsentrasi pekat larutan.Memang pada awalnya memiliki konsentrasi ion hydrogen tertentu, kemudian ketika terjadi penambahan basa lemah akan dihasilkan suatu larutan buffer yang menjadikan konsentrasi ion hidronium dalam larutan menjadi lebih kecil lagi. Seiring dengan adanya pengurangan ion hidronium tadi menyebabkan kation dan anion dari asam lemah menjadi bertambah. Dan hal ini menyebabkan perlawanan atau perbedaaan satu sama lain, sehingga pada saat melakukan titrasi selanjutnya, meskipun pH nya sudah stabil atau pada daerah buffer dengan adanya pertambahan konsentrasi atas garam merupakan hal yang berperan penting. Sehingga akhir dari kesemuanya akan menghasilkan kenaikan dari daya hantar yang berbentuk linier. Setelah melewati titik ekivalen maka bentuk kurvanya akan berubah semakin curam, dimana hal ini dikarenakan daya hantar ion dari ion ion hidroksida bertambah besar. Kurva titrasi untuk larutan yang berbeda derajat disosiasi pada konduktometri, bentuknya kan lebih dipengaruhi pada daya hantar listrik dari ion- ion. Titrasi Asam Kuat-Basa kuat Sebagai contoh, larutan HCl dititrasi oleh NaOH. Kedua larutan ini adalah penghantar listrik yang baik. Daya hantar H+ turun sampai titik ekivalen tercapai, dalam hal ini

31 jumlah H+ semakin berkurang didalam larutan. Sedangkan daya hantar OH- semakin bertambah setelah titik ekuivalen (TE) tercapai karena jumlah OH- didalam larutan bertambah. Jumlah ion Cl- didalam larutan tidak berubah karena itu daya hantarnya konstan dengan penambahan NaOH. Daya hanytar ion Na+ bertambah secara perlahan-lahan sesuai dengan jumlah ion Na+. (Vogel, 1999, hal. 16) Titrasi Pada Frekuensi Tinggi Cara-cara konduktansi tergantung pada pergerakan ion dalam suatu medan listrik. Pemakaian arus AC dapat menghindarkan pengendapan elektrokimia, karena setiap arus berubah arahnya. Ion yang sudah terendapkan akan terlarut kembali. Kecepatan ion terendapkan ataupun terlarutkan kembali dapat diatur dengan mengatur frekuensi arus bolakbalik ini. Dengan frekuensi tinggi diharapkan ion-ion tidak mempunyai waktu yang cukup untuk mencapai kecepatan maksimumnya. Pada keadaan tersebut terbentuklah fenomena polarisasi molekular . Seperti kita ketahui pada suatu molekul diberikan medan listrik daru luar, maka elektron dalam molekul tersebut cenderung bergerak kearah elektroda positif, sedangkan inti cenderung ke arah yang berlawanan. Akibatnya terjadi distorsi pada molekul tersebut . Efek ini sifatnya temporer dan menghilang bila medan dari luar dihilangkan. Beberapa molekul memiliki suatu dupol listrik yang permanen (yaitu pusat muatan positif dan negatif terpisah pada jarak tertentu), misalkanH2O, CH3COOH (aseton),CHCl3, nitrobenzena. Sedangkan molekul-molekul

32 CH4, CCl4, C6H6, p-dinitro benzena tidak mempunyai momen dwi kutub. Dibawah pengaruh medan ,listrik molekul polar mengorientasikan dirinya sedemikian rupa ke arah kutubkutub yang berlawanan. Jadi selain distori akibat polarisasi secara temporer pada molekul tersebut, terdapat pula polarisasi orientasi. Kedua tipe polarisasi ini yaitu polarisasi orientasi dan polarisasi distorsi mengjhasilkan suatu arus listrik pada waktu yang sangat pendek bila diberi medan listrik. Arus ini mengalir pada waktu yang sangat pendek . Apabila medan yang diberikan sangat besar frekuensinya yaitu suatu frekuensi radio, maka polarisasi menjadi jauh lebih berarti sehingga arus hantaran menjadi cukup besar untuk dihitung. Biasanya sampel diletakkan diantara dua plat kapasitor yang frekuensinya sedemikian rupa sehingga sampel dapat beresonansi denmgan medan tersebut yang dinyatakan dalam bentuk absorbsi energi. Analiosis secara lbiner secara langsung dapat dilakukan dengan kurva kalibrasi, sedangkan kelebihan dari cara ini adalah kita tidak memerlukan suatu elektroda. Reaksi-reaksi pengendapan dan pembentukan komplek suatu reaksi dapat dijadikan dasar dari suatu titrasi konduktometri jika produk reaksi sedikit sekali dapat larut atau merupakan komplek yang stabil. Faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan sehubungan dengan manfaat dan ketepatan titrasi itu : 1. Untuk mengurangi pengaruh sesator dalam titrasi konduktometri sampai minimum, sudut antara dua cabang kurva harus sekecil mungkin. Jika sudut sangat tumpul sesator yang kecil dalam konduktometri dapat

33 menimbulkan penyimpangan yang besar. Kaidahkaidah pendekatan yang berikut akan bermanfaat. a. Semakin kecil konduktifitas ion yang menggantikan ion yang bereaksi, akan semakin tepatlah hasilnya ( jadi adalah lebih baik untuk menitrasi suatu garam perak dengan litium klorida ketimbang dengan asam klorida, kation dapat dititrasi dengan garam litium dari anion dengan asetat ). b. Semakin besar konduktifitas ( dari ) anion reagensia yangbereaksi dengan kation yang aakn ditetapkan, atau sebaliknya, semakin runcing sudut ini. c. Titrasi suatu garam yang sedikit terionisasi tak memberi hasil-hasil yang baik, karena konduktifitas nartk secara kontinyu dari sejak permulaanya. Reaksi garam yang berbeda dalam sel boleh dikata harus lengkap terdisosiasi : karena alasan yang serupa, reagensia yang ditambahkan harus pula suatu elektrolit yang kuat. 2. Keterlarutan endapan (disosiasi dari kompleks ) harus kurang dari pada 5 %, penambahan etanol kadang kadang dianjurkan untuk mengurangi keterlarutan , tetapi pengaruhnya atas factor factor yang diperinci pada satu harus dicairkan selalu. Jika keterlarutan endapan adalah kecil sehingga terabaikan , konduktan pada titik ekivalen akan diberikan oleh AB dan AC yang diamati (lihat dalam kurva). Penambahan reagensia berlebih menekan keterlarutan dalam endapan , dan jika keterlarutan tidak terlalu besar, kedudukan titik B dapat ditetapkan dengan meneruskan bagian

34 bagian lurus dari kedua lengan kurva sampai mereka berpotongan. 3. Laju pengendapan yang lambat , terutama dengan endapan ndapan mikrokristalin memperpanjang waktu titrasi. Pembibitan atau penambahan etanol (konsentrasi 3040%) dapat mempunyai efek yang menguntungkan. Jika endapan mempunyai sifatsifat adsorbsi yang menonjol, komposisi endapan tak akan konstan , dan dapat terjadi sesator yang cukup berarti.Oklusi dapat terjadi dengan endapan mikro bersalin.

4.

Meski adanya keterbatasan yang nampak jelas dari metode ini, sungguh banyak titrasi pengendapan dapat dilaksanakan, begitulah perak nitrat, timbal nitrat, barium asetat atau barium klorida, litium asetat, litium sulfat dan litium oksalat telah digunakan dalam reaksireaksi pengendapan. Titrasi oksidasi reduksi atau redoks. Matode konduktometri tak begitu sesuai untuk mempelajari titrasi titrasi oksidasi reduksi. Hampir semua reaksi harus dialkukan dengan adanya asam atau basa yang sangat berlebih, yang sedikit banyak akan menutupi sama sekali perubahan konduktan yang ditimbulkan oleh reaksi redoks itu. Sebuah contoh khas adalah titrasi besi II dengan permanganat dalam mana, katakanlah suatu larutan besi II 0,01 molar dalam asam sulfat 0,5 molar dititrasi dengan kalium permanganat 0,02 molar, meskipun reaksi: 5 Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5 Fe3+ + Mn2+ + 4 H2O

35 memang menghabiskan ion hydrogen, jadi mengurangi konduktan larutan sampai dengan titik ekivalen , fraksi ion hydrogen yang dengan demikian dihilangkan adalah relatif kecil. Seluruh perubahan dalam konduktan tidaklah besar dan dengan peralatan yang biasa tak dapat digunakan untuk titrasi konduktometri. Pengukuran Daya Hantar Listrik Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan . Perhitungan Daya Hantar Larutan Perbandingan I/A disebut kostata sel ( ) , maka dari persamaan II K = = R A R C O = 1000 R I 1 = R 1000 Untuk larutan Ionis A, B, dan C I 1 o o o = C A A + C B B + C C C R 1000 Pengukuranpengukuran hantaran biasanya dilakukan pada larutan berair (H2O adalah penghantar yang buruk,. LH2O = 5 x 10-8mho/cm pada 25oC). Pada konsentrasi tinggi , kenaikan konsentrasi menyebabkan naiknya hantaran secara linier. Ini

36 akan memiliki maksimum untuk selanjutnya menurun. Contoh aplikasinnya, misalkan pada analisis kandungan NO2 : H2O dalam nitrat berasap. Hantaran diukur pada HNO3 sebelum dan sesudah pengolahan dengan KNO3. Air alam serta air pendingin dalam industri juga umumnya ditentukan hantarannya dengan KNO3. Ini merupakan prosedur yang cepat dan baik untuk melakukan analisis air. Dan juga bermanfaat untuk penentuan amoniak dikeluarkan kemudian hantaran spesifik pada lingkungan ion-ion lain yang mudah diendapkan, sedangkan ion spesifik itu sendiri kelariutannya kecik. Nilai k ditentukan swebelum dan sesudah penambahan reagen pengendap. Sumber Listrik Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari baterai) melalui larutan merupakan proses faraday, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda . Sedangkan arus AC tidak memerlukan reaksi elektrokimia pada elektroda-elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses faraday. Perubahan karena proses faraday dapat merubah sifat listrik sel, maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus non faraday atau arus AC Tahanan Jembatan Jembatan Wheastone merupakan jenis alat yang dignakan untuk pengukuran daya hantar. Sumber listrik AC, S mempunyai frekuensi 60 sampai 1000 Hz pada potensial 6 sampai 10 V. Tahanan RAC dan RBC dapat dihitung dari posisi kontak C.

37 Sel Salah satu bagian adalah sel yang sepasang elektroda yang terbuat dari bahan Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi dilapisi lagam platina untuk menambah (keefektifan) permukaan elektroda. (Asep Kadarohman,1994, hal92-94) terdiri dari yang sama. logam yang kesangkilan

Pengukuran konduktivitas laboratorium digunakan untuk : 1. Menetapkan derajat barang tambang untuk menafsir efek dari total konsentrasi ion pada kesetimbangan kimia, efek psikologi pada tumbuhan/ hewan, ukurankorosi. 2. Mengukur derajat dari barang tambang dari penyulingan. 3. Menentukan nilai variabel pada pemisahan konsentrasi mineral dari air mentah dan limbah variasi kecil masuk pada suatu musim ditemukan pada persediaan air berlawanan secara tajam dengan naik turun sehari-hari pada beberapa air sungai yang terpolusi. Limbah berisi sampah perdagangan berarti juga mungkin menunjukkan keseharuan yang lama. 4. Menafsir ukuran sampel digunakan untuk menentukan bahan kimia pada umumnya dan mengecek hasil dari analisa kimia. 5. Mengukur sejumlah reagen ion dibutuhkan pada beberapa percepatan dan penetralan reaksi. Titik akhir ditujukan dengan perubahan

38 pada kemiringan kurva dihasilkan dari konduktivitas sejumlah bidang dari pembacaan beret. 6. Menaksir total sisa penyaringan pada sample dengan mengalirkankan konduktivitas dengan faktor empiris. Faktor ini mungkin bermacammacam dari 0,55 sampai 0,9 bergantung pada kelarutan komponen dari air dan temperatur pengukuran. Faktor tinggi relatif mungkin diperlukan untuk kandungan garam atau air rebus, padahal faktor yang lebih rendah digunakan ketika luas hidroxide atau asam bebas muncul. Walaupun penguapan hasil sampel pada perubahan dari bikarbonat menjadi karbonat. Faktor empiris diperoleh secara bersamaan suplay air konstan dengan membagi pemisahan dengan konduktivitas. Mendekati milequivalen/lt juga kation dan anion pada beberapa air dengan mengalikan konduktivitas dengan 0,01. Prosedur : 1. Mencari konstanta sel atau mencuci atau membilas sel konduktivitas dengan 0,01 N KCl. Mengatur temperatur dalam 4 bagian ke 25 oC. mengatur hambatan dan mencatat temperatur. Menghitung konstanta sel. C : (0,001413) (R KCl) [ ] + 0,0191 (T 25) Dimana : R KCl : penghambat ohm 2. Konduktivitas konduktivitas Membilas sel dengan satu atau lebih bagian dari sample mengatur temperatur dalam 4 bagian ke 25 oC. Menghitung sample konduktivitas dan mencatat temperatur.

39

Aplikasi Industri Batasan konduktivitas dipilih dan biasanya dilaporkan dengan mikro ohms/cm. Pada unit SI (Sistem Internasional) dengan menggunakan ohms merupakan siemens (S) dan konduktivitas dilaporkan juga milisiemens/m (ms/m); 1 ms/m=mikro ohms/cm dari io. Pada destilasi air konduktivitas pada 0.5 sampai 2 mikro ohm/cm, bertambah sedikitnya waktu pada 2 sampai 4 mikro ohm/cm, itu problem terutama dari absorpsi pada atmosfer carbondioksida dan besarnya amonia. Konduktivitas dalam air minum dalam persatuan negara umumnya dari baris 50 sampai 1500 mikro ohms/cm. Konduktivitas dalam air yang tandus hampir berasal dari penambahan air secara lokal, meskipun industri air tandus mempunyai konduktivitas lebih 10.000 mikro ohms/cm, instrumentasi konduktivitas menggunakan pipa saluran, arus aliran dan dan itu tidak diresmikan dalam memperbanyak pemakaian satasiun monitor parameter. Pengukuran laboratorium konduktivitas relative akurat, tetapi kurang akurat, berarti menentukan konduktivitas mencari sejumlah aplikasi seperti tanda pemakaian sampai habis penukaran ion dammar / ganadarukan pada muatan inorganik dari air dan limbah. Memantau tujuan / rencana dapat berlanjut rekaman tak teraviasi dari monduktivitas jika mereka dipasang dan diperlihara dengan baik. Kebanyakan

40 masalah pada pencapaian rekaman baik dengan memantau peralatan dihubungkan dengan dektroda pengoror dan contoh sirkulasi tak selaras Pengukuran konduktivitas laboratorium digunakan untuk : 7. Menetapkan derajat barang tambang untuk menafsir efek dari total konsentrasi ion pada kesetimbangan kimia, efek psikologi pada tumbuhan/ hewan, ukurankorosi. 8. Mengukur derajat dari barang tambang dari penyulingan. 9. Menentukan nilai variabel pada pemisahan konsentrasi mineral dari air mentah dan limbah variasi kecil masuk pada suatu musim ditemukan pada persediaan air berlawanan secara tajam dengan naik turun sehari-hari pada beberapa air sungai yang terpolusi. Limbah berisi sampah perdagangan berarti juga mungkin menunjukkan keseharuan yang lama. 10. Menafsir ukuran sampel digunakan untuk menentukan bahan kimia pada umumnya dan mengecek hasil dari analisa kimia. 11. Mengukur sejumlah reagen ion dibutuhkan pada beberapa percepatan dan penetralan reaksi. Titik akhir ditujukan dengan perubahan pada kemiringan kurva dihasilkan dari konduktivitas sejumlah bidang dari pembacaan beret. 12. Menaksir total sisa penyaringan pada sample dengan mengalirkankan konduktivitas dengan faktor empiris. Faktor ini mungkin bermacammacam dari 0,55 sampai 0,9 bergantung pada kelarutan komponen dari air dan temperatur pengukuran. Faktor tinggi relatif mungkin diperlukan untuk kandungan garam atau air rebus, padahal faktor yang lebih rendah

41 digunakan ketika luas hidroxide atau asam bebas muncul. Walaupun penguapan hasil sampel pada perubahan dari bikarbonat menjadi karbonat. Faktor empiris diperoleh secara bersamaan suplay air konstan dengan membagi pemisahan dengan konduktivitas. Mendekati milequivalen/lt juga kation dan anion pada beberapa air dengan mengalikan konduktivitas dengan 0,01. Menggunakan sel konduktivitas dan jembatan wheatstone untuk mengukur ketahanan listrik sample atau mengukur konduktivitas sebagai rasio dari arus listrik malalui sel voltase yang dipergunakan. Konduktivitas elektrolit (tidak seperti konduktivitas logam) bertambah dengan temperatur pada ratarata mendekati temperatur 19 OC. Kesalahan berarti dapat dihasilkan dari pengukuran temperatur yang tidak akurat. Larutan potasium klorida (KCl) memiliki koefisien temperatur konduktivitas yang lebih rendah dari sejenis air yang dapat diminum. Sodium klorida (NaCl) dengan cara kebanyakan air dari wells dan sumber permukaan. Perhatikan bahwa masing masing ion mempunyai koefisien temperatur yang berbeda, lalu untuk ketelitian mengukur konduktivitas pada 25 oC. Hal terpenting dari koreksi temperatur. Satu bagian pada 500 untuk kurang lebih 0,1 oC tergantung pada peralatan yang tersedia ketetapan maksud. Hantaran arus melaluhi larutan merupakan proses kimia, yaitu oksidasi dan reduksiterjadi pada kedua elektroda . Sedangkan arus searah tidak memerlukan reaksi elektrokimia pada elektrodaelektrodanya dalam hal ini aliran arus listrik bukan akibat proses kimia, perubahan karena proses tersebut dapat merubah sifat listri suatu sel, maka dengan demikian pengukuran konduktometri didasarkan pada arus searah, dan konduktivitas tersebut

42 disebabkan oleh kenaikan derajat disosiasi dan nilai batasnya sesuai dengan disosiasi sempurna. 2. Self Contained Conductivity Instrument Menggunakan instrumen mengandung sumber dari arus alternative jembatan wheatstone dan sel konduktivitas atau pengukur instrumen lain. Rasio dari arus alternative melalui sel sampai melalui voltase itu. Prosedur : 1. Mencari konstanta sel atau mencuci atau membilas sel konduktivitas dengan 0,01 N KCl. Mengatur temperatur dalam 4 bagian ke 25 oC. mengatur hambatan dan mencatat temperatur. Menghitung konstanta sel. C : (0,001413) (R KCl) [ ] + 0,0191 (T 25) Dimana : R KCl : penghambat ohm 2. Konduktivitas konduktivitas Membilas sel dengan satu atau lebih bagian dari sample mengatur temperatur dalam 4 bagian ke 25 oC. Menghitung sample konduktivitas dan mencatat temperatur.

Batasan konduktivitas dipilih dan biasanya dilaporkan dengan mikro ohms/cm. Pada unit SI (Sistem Internasional) dengan menggunakan ohms merupakan siemens (S) dan konduktivitas dilaporkan juga milisiemens/m (ms/m); 1 ms/m=mikro ohms/cm dari io. Pada destilasi air konduktivitas pada 0.5 sampai 2 mikro ohm/cm, bertambah sedikitnya waktu pada 2 sampai 4

43 mikro ohm/cm, itu problem terutama dari absorpsi pada atmosfer carbondioksida dan besarnya amonia. Konduktivitas dalam air minum dalam persatuan negara umumnya dari baris 50 sampai 1500 mikro ohms/cm. Konduktivitas dalam air yang tandus hampir berasal dari penambahan air secara lokal, meskipun industri air tandus mempunyai konduktivitas lebih 10.000 mikro ohms/cm, instrumentasi konduktivitas menggunakan pipa saluran, arus aliran dan dan itu tidak diresmikan dalam memperbanyak pemakaian satasiun monitor parameter. Perhitungan Daya Hantar Larutan Perbandingan I/A disebut kostata sel ( ) , maka dari persamaan K= II = R A R C O = 1000 R I 1 = R 1000

Untuk larutan Ionis A, B, dan C

I 1 o o o = C A A + C B B + C C C R 1000 Pengukuranpengukuran hantaran biasanya dilakukan pada larutan berair (H2O adalah penghantar yang buruk,. LH2O = 5 x 10-8mho/cm pada 25oC). Pada konsentrasi tinggi , kenaikan konsentrasi menyebabkan naiknya hantaran secara linier. Ini akan memiliki maksimum untuk selanjutnya

44 menurun. Contoh aplikasinnya, misalkan pada analisis kandungan NO2 : H2O dalam nitrat berasap. Hantaran diukur pada HNO3 sebelum dan sesudah pengolahan dengan KNO3. Air alam serta air pendingin dalam industri juga umumnya ditentukan hantarannya dengan KNO3. Ini merupakan prosedur yang cepat dan baik untuk melakukan analisis air. Dan juga bermanfaat untuk penentuan amoniak dikeluarkan kemudian hantaran spesifik pada lingkungan ion-ion lain yang mudah diendapkan, sedangkan ion spesifik itu sendiri kelariutannya kecik. Nilai k ditentukan swebelum dan sesudah penambahan reagen pengendap. Konduktivitas dalam Laboraturium untuk Berbagai Industri Pengukuran secara fisik dibuat di sebuqah laboraturium tertentu untuk konduktivitas biasanya berlawanan, sudah dipertimbangkan dengan baik ohm atau mega ohm. Sebaliknya perlawanan dari konduktor proporsional untuk pemotongan dan akhirnya petunjuk proporsional. Pentingnya dari perlawanan pengukuran laruan menggunakan air yaitu tergantung dari sifat konduktivitas sel yang dipakai dan tidak dimaksudkan dengan pengetahuan dari sifat. Perlawanan spesifik merupakan perlawanan dari kubus 1 cm dari tepi. Dalam larutan menggunkan air pengukuran tipis karena kesulitan pada elektroda buatan. Ukuran partikel elektroda salah satu fraksi dari perlawanan speifik, keadaan fraksi sel konstan, C : Pertimbangan Perlawanan Rm Spesifik Perlawanan Rz Pembalasan dari perlawanan itu diperlukan kemampuan pertimbangan dengan baik itu sebuah aliran C=

45 diperlukan dan dinyatakan dengan pembalasan ohms atau mega ohms. Unit yang sering dipakai pada analisis air adalah mikroohm. Dimana sel konstan diaplikasikan , dipertimbangkan diperlukan pengakuan untuk perlakuan spesifik, Ks merupakan balasan dari perlawanan spesifik

Anda mungkin juga menyukai