Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK IV

(KONTRAKTOR)
ALYSSA TATIA DAMI FEBRY FERRYS GUIDO EMARIO DETHAN JAMES ARIF NENOTEK SEFRIYANI LEA ZUDI THRESIA HENDERINA PATI

PENGERTIAN KONTRAKTOR

Kontraktor atau yang juga dikenal dengan istilah Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi, merupakan badan usaha yang melayani pengerjaan konstruksi bangunan dengan sistem pembayaran "borongan" atau satu paket pekerjaan bukan harian.

Kontraktor adalah badan yang ditunjuk oleh owner (dapat melalui penunjukan langsung atau melalui tender) sebagai pelaksana proyek. Pihak inilah yang akan menerjemahkan proses perencanaan yang disiapkan oleh para konsultan ke dalam wujud yang sebenarnya.

Menurut Apit Nurwidianto


Pemborong (kontraktor) adalah perseorangan atau badan hukum, swasta maupun pemerintah yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan pemborongan bangunan sesuai dengan bestek. Penunjukan sebagai pelaksana bangunan oleh pemberi tugas dapat terjadi karena pemborong menang dalam pelelangan atau memang ditetapkan sebagai pelaksana oleh pemberi tugas. Dalam perjanjian pemborongan, pemborong dimungkinkan menyerahkan sebagian pekerjaan tersebut kepada pemborong lain yang merupakan subkontraktor berdasarkan perjanjian khusus.

Kontraktor merupakan Perusahaan yang dipilih dan disetujui untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuai dengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya kontraktor dapat berupa perusahaan perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan. Sumber : Wulfram I. Ervianto (2002: 43)

Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi


PEMILIK PROYEK
(OWNER)
PENGGUNA JASA

PENYEDIA JASA KONSULTAN KONTRAKTOR

Sumber : Wulfram I. Ervianto (2002: 43)

Jenis Pekerjaan Yang Ditangani Kontraktor


Jenis usaha yang dikerjakan oleh kontraktor bisa sangat bermacam-macam. Menurut Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), badan usaha jenis Jasa Pelaksana Konstruksi dapat dibagi menjadi 5 (lima) bidang, antara lain: Arsitektur, Elektrikal & Mekanikal, Pekerjaan Terintegrasi, Sipil, Tata Lingkungan

Pada umumnya pemborongan pekerjaan dari sektor swasta dikenal dua prosedur pemilihan pemborong yaitu: Pemilihan kontraktor secara negoisasi Pemilihan Kontraktor secara Tender

Pemilihan kontraktor secara negoisasi

Melalui sistem negosiasi, pemilihan kontraktor tidak dilakukan dengan suatu tender tertentu, akan tetapi pihak pemilik pekerjaan bernegosiasi langsung dengan pihak pemborong untuk memastikan apakah kontraktor tersebut dapat dipilih untuk mengerjakan proyek yang bersangkutan, sehingga prosedur negosiasi ini praktis lebih bersifat informal.

Pemilihan Kontraktor secara Tender


Ada dua macam tender yang lazim dilakukan dalam praktek, yaitu:
Sistem Tender terbuka Sistem Tender terbatas

sistem tender terbuka, pada sistem tender ini pihak pemilik pekerjaan mengundang semua pihak yang berkepentingan untuk berpartisipasi dalam tender tersebut, dalam hal ini diumukan dengan cara pemasangan iklan di media masa.

Sistem tender terbatas, yaitu hanya mengundang beberapa pihak tertentu saja untuk berpartisipasi dalam tender tersebut. sistem tender ini terkesan formal dengan dokumentasi yang lebih rumit akan tetapi sistem ini mengandung manfaat yang lebih nyata, antara lain dengan semakin banyaknya pihak yang berpartisipasi dalam tender tersebut, tentu akan ditemukan semakin banyak pilihan yang pada akhirnya akan menemukan kontraktor yang terbaik.

Tanggung Jawab Kontraktor Apabila Terlambat Dalam Penyelesaian Proyek Kontraktor selaku pelaksana bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan pada tanggal yang ditetapkan dalam perjanjian pemborongan jika pekerjaan pemborongan terbagi-bagi atas bagianbagian yang berbeda pemborong juga wajib menyerahkan pekerjaan pada tiap-tiap tanggal yang dicantumkan dalam bestek atau yang telah diperjanjikan.

Apabila mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek bangunan maka pemborong akan dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan dan maksimum 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

Sekian & Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai