Anda di halaman 1dari 4

Cinta Tanah Air Adalah Hukum Kita Praja

Amor patriae nostra lex kata tersebut berasal dari bahasa Latin yang berarti cinta tanah air adalah hukum kita. Melalui rasa cinta tanah air dampak menumbuhkan rasa ingin memiliki yang membuat untuk saling bersatu. Cinta tanah air memang harus dimiliki warga negara Indonesia yang telah menghuni wilayah Indonesia terutama praja. Padamu negeri kami berjanji, padamu negeri kami berbakti.. lagu yang sering dinyayikan praja untuk mengakhiri apel malam. Lagu ini diciptakan oleh Kusbini. Namun, hal ini tidak diketahui oleh beberapa praja. Penulis melakukan survei kepada 30 praja dan hanya satu praja yang mengetahui pencipta lagu Bagimu Negeri. Dari hal yang kecil saja praja belum menyadari betapa berharganya karya anak bangsa

bagaimana mau menjadi seorang yang memiliki rasa nasionalis dan patriot yang tinggi. Nasionalisme merupakan bentuk kesetiaan tertinggi seseorang kepada negara dan bangsanya. Kesetiaan kepada Indonesia

menghilangkan pengkhianatan kepada Indonesia. Nasionalisme dapat dipupuk di kalangan praja dengan melakukan kegiatan yang menimbulkan kebersamaan misalnya berpindah tempat dengan berbaris, melakukan kurvey dan berorganisasi. Melalui berbaris praja menyatukan langkah dengan satu komando, melalui kurvey praja bergotong-royong untuk membersihkan wisma dan melalui berorganisasi Patriotisme merupakan sikap rela berkorban kepada bangsa dan negaranya. Apabila praja sudah memiliki rasa nasionalisme yang tinggi maka secara tidak langsung mempunyai rasa patriotisme yang tinggi pula. Jika di dalam sanubari seseorang sudah mempunyai jiwa nasionalisme dan patriotisme maka akan hilang karakter seperti egoisme, eskrimisme, terorisme, primordialisme, separatisme dan propinsionalisme.

Hal yang harus dilakukan praja untuk memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme untuk menghilangkan sikap seperti yang dijelaskan di atas dapat dihilangkan dengan menghilangkan point of view mengenai diskriminasi yang biasa masih didengar oleh telinga para praja. Praja masih sering memanggil para praja yang lain sukon dan sukot. Sukon adalah pemanggilan bagi praja yang satu kontingen sedangkan sukot adalah pemanggilan bagi praja yang satu kota. Hal ini dapat menimbulkan sebuah fenomena yang membuat pemisahan rasa persaudaraan dari Sabang sampai Merauke. Jadi menimbulkan rasa etnosentrisme sehingga kepercayaan antar pertemanan erat hanya dalam satu daerah saja. Bagaimana mau bersatu. Untuk itu perlulah kita mendalami arti patriotisme dan nasionalisme pada naskah pidato yang dipaparkan oleh Bung Karno tanggal 17 Agustus 1951 sebagai berikut : . Saudara-saudara hal `kemakmuran dan `keadilan sosial ini cita cita kita bukan cita-cita yang kecil. Manakala Revolusi Perancis, misalnya, adalah revolusi untuk membuka pintu buat kapitalisme dan imperialisme, maka revolusi kita adalah justru untuk menjauhi kapitalisme dan imperialisme. Tetapi seperti sudah puluhan, ratusan kali saya katakan: Revolusi bukan sekedar kejadian sehari bukan sekedar satu evenement; revolusi adalah suatu proses, suatu proses destruktif dan konstruktif yang gegap-gempitanya kadang-kadang memakan waktu puluhan tahun. Proses destruktif kita boleh dikatakan sudah selesai, proses konstruktif kita, sekarang baru mulai. Dan ketahuilah, proses konstruktif ini memakan banyak waktu dan banyak pekerjaan. Ya, banyak pekerjaan! Banyak pemerasan tenaga dan pembantingan tulang! Banyak keringat! Adakah di dalam sejarah tercatat suatu bangsa menjadi bangsa yang besar dan makmur zonder (tanpa) banyak mencucurkan keringat? Tempo hari saya membaca tulisan seorang bangsa asing yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah tiada guna. History is bunk, demikian katanya. Tetapi saya berkata: justru dari menelaah sejarah itulah kita

dapat menemukan beberapa hukum pasti yang menguasai kehidupan bangsa-bangsa. Salah satu daripada hukum-hukum itu ialah tidak ada kebesaran dan kemakmuran yang jatuh begitu saja dari langit. Hanya bangsa yang mau bekerjalah menjadi bangsa yang makmur. Hukum ini berlaku buat segala zaman, buat segala tempat, buat segala warna kulit, buat segala agama atau ideologi. Ideologi yang mengatakan bahwa bisa datang kemakmuran zonder kerja adalah ideologi yang bohong! Pidato tersebut bermakna bahwa apabila menghendaki negara yang makmur kita harus berusaha keras dan dapat belajar dari sejarah. Oleh karena itu, diperlukan semangat yang besar dan bersatu dari warga negara untuk menghimpun tenaga yang besar sehingga dapat

meledakkan berbagai kegelapan yang menutupi negeri kita tercinta ini, Indonesia. Tidak ada warga Indonesia yang ingin menderita maka kita harus bersatu seperti pepatah yang mengatakan Bercerai kita runtuh, Bersatu kita padu. Sebenarnya kita dapat belajar dari lingkungan seperti semut. Apabila kita melihat kehidupan semut mereka selalu bergotong-royong untuk membawa makanan. Selain itu, mereka sangat rapi dan disiplin dalam kehidupan mereka. Inilah yang harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa persatuan ini bisa berdampak baik bagi kemajuan tanah air sebagai wujud rasa cinta tanah air kita kepada Indonesia. Dampak dari persatuan kita dapat menakuti bangsa lain untuk tidak menanggap Indonesia sebagai negara bawahan atau jajahan seperti pernyataan yang dikatakan oleh Gubernur Lemhanas, Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA, pada hari Senin tanggal 15 Agustus 2011 pada saat memberikan kuliah umum di IPDN dengan tema Pendidikan

Kepemimpinan Berwawasan Kebangsaan Dalam Rangka Memperkukuh Ketahanan Nasional, ia mengatakan Melalui persatuan yang kuat dapat menakutkan bangsa lain. Amor patriae nostra lex kata tersebut berasal dari bahasa Latin yang berarti cinta tanah air adalah hukum kita. Melalui rasa cinta tanah air

dampak menumbuhkan rasa ingin memiliki yang membuat untuk saling bersatu. Cinta tanah air memang harus dimiliki warga negara Indonesia yang telah menghuni wilayah Indonesia terutama praja. Sebab tanah Indonesia inilah yang memberi anda makan dan sebuah penghidupan. Apalagi kita telah mendapat kemerdekaan berkat cucuran darah dari pahlawan kita, ditambah lagi praja telah mendapat biaya pendidikan, makan dan tempat tinggal gratis. Sekarang praja tinggal menikmati dan melanjutkan perjuangan dan harapan pahlawan bangsa dengan belajar lebih baik untuk mengisi pembangunan. Sepantasnya rasa nasionalisme dan patrionisme praja bersuhu tinggi karena lingkungan pendidikan IPDN menunjang untuk berkembangnya rasa tersebut. Mengapa? Para praja merupakan perwakilan dari setiap provinsi maka generasi dari Sabang sampai Merauke ada di IPDN untuk menempuh pendidikan. Pertemuan antara mereka tersebut di IPDN dapat saling mengenalkan budaya dari setiap provinsi. Namun perlu diingat perbedaan yang ada bukan untuk menjadi ajang permusuhan ataupun menjadi ajang perkelahian karena memprioritaskan egonya masingmasing. Hal ini yang harus dipikirkan praja untuk tetap menjaga integritas dalam perbedaan apalagi praja sebagai pamong praja kelak yang mengemong masyarakat harus menjadi simbol rasa Bhinneka Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai