Anda di halaman 1dari 7

Makna dan Isi Teks Naskah Sumpah Pemuda

Thursday, October 24th 2013. | Serba Serbi


sebelum masuk ke isi teks naskah sumpah pemuda dan maknanya, mari kita sedikit ulas sejarah
tentang Sumpah Pemuda, Sumpah Pemuda merupakan bukti yang otentik yang jatuh pada tanggal
28 Oktober 1928. pada tanggal itu menandakan bangsa indonesia telah Terlahir. Oleh sebab itu kita
sebagai rakyat Indonesia sudah seharusnya memperingati momentum 28 Oktober sebagai hari
lahirnya bangsa Indonesia atau yang lebih dikenal dengan hari sumpah pemuda. Proses Kelahiran
bangsa Indonesia ini adalah buahnya perjuangan rakyat Indonesia yang selama ratusan tahun lebih
tertindas dibawah kekuasaan para kaum kolonialis pada saat itu. kondisi inilah yang menjadikan para
pemuda Indonesia saat itu membulatkan tekad untuk mengangkat Harkat derajat dan martabat
Hidup orang Indonesia asli, dan dari tekad inilah yang membawa perjuangan Indonesia berhasil
mencapai kemerdekaannya 17 tahun kemudian yaitu pada 17 Agustus 1945

Rumusan Kongres sumpah pemuda yang ditulis oleh Muhammad Yamin pada secarik kertas yang di
berikan kepada Soegondo pada saat Mr.Sunario berpidato pada sesi terakhir kongres, Muhammad
Yamin membisikkan kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (saya
mempunyai sebuah formulasi yang lebih tepat dengan keputusan kongres ini), lalu Soegondo
membubuhi paraf yang menandakan setuju pada secarik kertas yang diberikan oleh Muhammad
Yamin, lalu yang lainnya pun ikut memberikan paraf tanda setuju. Sumpah Pemuda tersebut pada
awalnya dibacakan oleh Soegondo lalu dijelaskan dengan panjang lebar oleh Yamin.

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG
SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928




Makna Baru Sumpah Pemuda
Oleh Puti Guntur Soekarno
Jakarta, 84 tahun silam. Sekelompok pemuda terpelajar dengan latar organisasi kepemudaan
beberapa daerah dan agama mengakhiri pertemuan mereka dengan menyatakan sebuah imaji
tentang tanah air, bangsa, dan bahasa: Indonesia.
Ini penanda historis suatu masyarakat yang membayangkan diri sebagai satu komunitas
politik tanpa menghitung-hitung keuntungan kelompok dan pribadi ke dalam satu semangat
kedaulatan politik yang kita kenal sekarang sebagai Sumpah Pemuda.
Tak tersangkal, dalam rentang 84 tahun sejak Sumpah Pemuda diikrarkan, tentu banyak hal
baru dalam hidup masyarakat Indone- sia sekarang. Dalam satu dekade berselang, kita telah
melampaui periode otoritarianisme dan menikmati hidup politik demokratis dengan segala
catatan.
Dengan memperhatikan segala perkembangan baru yang terjadi dalam lingkungan hidup kita,
pertanyaan penting adalah bagai- mana kita memberikan makna historis terhadap peristiwa
yang terjadi 84 tahun lalu yang sekaligus jadi pijakan normatif bagi hidup kita sekarang.
Konteks baru
Segala yang terjadi dalam hidup kita saat ini memberikan petunjuk bahwa tekad tentang
tanah air, bangsa, dan bahasa yang satu memerlukan makna baru atas situasi yang kita
hadapi. Sejarah layak menjadi penerang masa depan, tetapi tidak untuk membebani kita
dengan masa lalu.
Merayakannya dengan sekadar mengangkat simbol masa lalu dan menempatkannya sebagai
kritisisme atas kehidupan masa kini hanya akan menempatkan kita pada bayangan
romantisisme sejarah berhadapan dengan realitas kekinian yang memiliki tantangan lebih
besar dan kompleks.
Perlu kita melihat masa lalu dan melihat apa yang kurang dan tak sesuai dengan cara serta
metode hidup kita sekarang. Menu- rut pemikir Thomas Paine, satu generasi baru selayaknya
mampu membebaskan diri dari ikatan mitos dan traktat-traktat kuno yang sudah tak relevan
dengan kondisi dan suasana hidup gene- rasi itu. Setiap generasi baru harus mampu
menciptakan cara dan metode baru dalam hidup mereka yang sesuai dengan kondisi zaman
dibandingkan dengan sekadar mengutip dan mengikat diri pada apa yang pernah terjadi. Kita
anak zaman kita.
Dengan meletakkan Sumpah Pemuda dalam pandangan seper- ti itu, banyak soal sudah pasti
muncul berkait dengan serangkaian ironi zaman kita: hidup yang seperti berjalan terbalik
dengan tekad yang dicetuskan tentang tanah air, bangsa, dan bahasa yang satu itu. Hal-hal
sederhana yang terjadi dalam kehidupan kontemporer kita di Indonesia sekarang
membuktikan hal ini.
Demokrasi yang kita alami sebagai bagian penting dari politik Indonesia pascareformasi
hendaknya memberikan pelajaran bagaimana pandangan yang menekankan serangkaian
perbedaan, baik asal-usul, agama, etnisitas, budaya, dan pengalaman sejarah sering kali jadi
komoditas politik yang memungkinkan satu kelompok atau perseorangan dapat untung dari
perbedaan itu.
Sebuah kisah yang belum lama terjadi dalam pemilihan gubernur Jakarta memberikan
pelajaran bagaimana seseorang bisa dihakimi tak layak tampil sebagai pemimpin karena latar
ras dan agamanya dianggap berbeda dengan mayoritas penduduk yang menghuni provinsi itu.
Namun, kita patut bersyukur, kesadaran politik yang berkembang di lingkungan populasi
Jakarta, mulai dari penghuni permukiman kumuh di bantaran kali sampai dengan para pekerja
profesional di gedung perkantoran modern, menegaskan metode dan sikap para politisi dalam
arah itu sebagai gaung tanpa suara yang tidak cukup layak diperhatikan.
Perkembangan lain dalam globalisasi dunia saat ini adalah terjadinya persinggungan langsung
dunia antarbangsa yang seakan melipat jarak. Kenyataan yang kita hadapi saat ini adalah hu-
bungan dan kerja sama yang sering timpang secara ekonomi, politik, budaya, dan sosial,
termasuk secara militer. Padahal, seharusnya tak demikian. Mekanisme dan sistem yang
saling berhubungan dan saling bekerja sama harusnya saling menguntungkan.
Hilangnya beberapa pulau di wilayah perbatasan terpencil di Indonesia menunjukkan
konsekuensi hubungan dan kerja sama yang timpang itu. Kian terpinggirkannya petani kita
karena lahan dikuasai korporasi besar memunculkan penderitaan petani.
Kebijakan impor yang dipuja- puja mematikan hidup petani kita. Tambang nasional dan aset
ke- kayaan nasional semakin jauh dari pengelolaan oleh negara untuk kepentingan hajat
hidup orang banyak. Ini semua tantang- an yang tak dapat kita hindarkan memperingati
Sumpah Pemuda.
Sebagai bagian dari generasi yang hidup saat ini, tak ada kata yang layak disandingkan
dengan tekad masa lalu: keadilan yang menjadi impian seluruh rakyat Indonesia.
Kemakmuran dan kemajuan ekonomi Indonesia boleh jadi membanggakan kita. Namun, bila
itu hanya dinikmati se- gelintir saja dari ratusan juta rakyat Indonesia dan hanya terpusat di
salah satu tempat, tentu akan menciptakan masalah. Ketimpangan itu terang-benderang jadi
akar sekian masalah yang mendera Indonesia saat ini.
Sekarang kita boleh kecut bila di suatu waktu dalam perjalanan di negeri asing, seseorang
berta- nya: mengapa di negeri Anda an- tara satu tetangga berkelahi karena beda keyakinan
dan latar suku? Mengapa jarak antara mereka yang menikmati kekayaan dan yang
terjerembap dalam kemiskinan begitu timpang di negeri Anda?
Saatnya kita berharap mendengar pernyataan bahwa meski tak kaya raya dan menghasilkan
produksi melimpah ruah, Indonesia adalah negeri yang adil dengan kualitas peradaban dan
mentalitas kewargaan yang tinggi di dunia. Saatnya kita memasuk- kan wacana keadilan
dalam memberi makna penting terhadap Sumpah Pemuda dan menegaskan sumpah baru bagi
hidup kita sekarang di Indonesia.
Puti Guntur Soekarno Anggota DPR Fraksi PDI-P

Makna Sumpah pemuda
Masih ingatkah Anda isi Sumpah Pemuda, coba bacakan kembali.
Sumpah Pemuda yang dicetuskan tanggal 28 Oktober 1928. Menurut Sejarah menunjukkan
bahwa perjuangan bangsa Indonesia dengan keberanian melahirkan persatuan dan kesatuan
bangsa yang saat sekarang ini perlu dipupuk. Persatuan dan Kesatuan Sumpah Pemuda dapat
memberikan ide/gagasan atau membimbing generasi yang akan datang untuk tetap tegaknya
negara kesatuan RI. Nilai-nilai Sumpah Pemuda perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari dengan memahami dan menyadari kemajemukan (keanekaragaman) masyarakat
Indonesia, misalnya tidak boleh menbeda-bedakan teman berdasarkan suku bangsa, Agama
dan menggunakan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari-hari dengan baik dan benar.
Coba Anda berikan contoh lain yang pernah dilakukan!

Sumpah Pemuda sebagai tonggak Penegas Persatuan bangsa Indonesia dapat mencegah
perpecahan bangsa, guna memelihara stabilitas pembangunan Nasional untuk mengisi
kemerdekaan. Jika ada hambatan seperti mengaggap suku bangsanya lebih baik dari yang lain
atau menganggap agamanya paling baik dsb, dapat kita atasi bila kita mengamalkan isi
Sumpah Pemuda, sebab tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang dicita-citakan oleh
negara dan bangsa tidak akan berhasil.

Anda tahu bahwa sila ketiga Pancasila mengandung makna Cinta Tanah Air, yang artinya
Cinta kepada Negara tempat kita memperoleh kehidupan dan mengalami kehidupan semenjak
lahir sampai akhir hayatnya.
Oleh sebab itu kita selalu tanggap serta waspada terhadap setiap kemungkinan ancaman,
gangguan dan rongrongan yang dapat membahayakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa baik
yang datang dari luar maupun dari dalam negeri.

Dalam UUD 1945 pasal-pasal yang berhubungan dengan Persatuan dan Kesatuan yaitu:
a. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, bahwa Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
Republik.
b. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: tiap-tiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan Negara. ayat (2) berbunyi: Syaraf-syaraf pembelaan Negara diatur
dengan UU.
c. Pasal 32 berbunyi: Pemerintah Indonesia memajukan Kebudayaan Nasional.
d. Pasal 35 berbunyi: Bendera Negara Indonesia ialah Merah Putih.
e. Pasal 36 berbunyi: Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Semua pasal-pasal itu mengatur masalah persatuan dan memperkokoh kesatuan dalam
memajukan cita-cita bersama dan makna yang terkandung didalamnya, bahwa Persatuan dan
Kesatuan itu merupakan syarat mutlak bagi tegaknya suatu Negara dan Bangsa. Coba: Anda
buka UUD 1945, simak dan hafalkan pasal-pasal yang berkaitan dengan Persatuan dan
Kesatuan. Jika Anda telah memahami tentang makna Sumpah Pemuda, mari kita lanjutkan
pada bahasan berikut tentang tindakan dan perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, terutama Sila Persatuan Indonesia antara lain:
a. Menempatkan Persatuan dan Kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan Bangsa dan
Negara, sebagai kepentingan bersam
b. Sanggup dan rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara.
c. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
d. Bangga berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

Ibu Dra. Maria Th. Bawang Tukan (Guru Sejarah)

Pendapat Ibu Maria berkaitan dengan peringatan Sumpah Pemuda yang ke 82 :
Pemuda tahun 1928 adalah pemuda yang bangga akan bangsanya Indonesia. Mutiara di
tengah Zamrud Khatulistiwa untuk mneyelamatkannya dari tangan-tangan asing.
Derasnya arus modernisasi dan globalisasi menghempaskan para pemuda dewasa ini dalam
gelombang primordialisme dan etnosentrisme. Hilangnya permata bunda dalan bingkai
NKRI. Pudarnya kecintaan pada tanah airdan gugurlah puing-puing persatuan dan kesatuan
bangsa.
Hai para pemuda bersatulah, selamatkan bangsa dan negaramu dari tangan-tangan asing yang
akan mengisap susu dan madu dari rahim ibumu Indonesia. Maka terlantar dan meranalah
anak cucumu. Selamatkan bangsa dan negaramu tercinta hanya dengan persatuan seperti para
pendahulumu.
- See more at: http://50305120.siap-sekolah.com/2010/10/29/makna-sumpah-pemuda-bagi-
siswa-dan-guru-sma-negeri-4-kupang/#sthash.HJFYdggG.dpuf SMAN 4 KUPANG

Apa Makna Sumpah Pemuda Bagi Pelajar ?
Makna Sumpah Pemuda Bagi Pelajar
Oleh : Supriyanto
I. Latar Belakang Masalah
Beberapa hal yang melatar belakangi penulis menyusun atikel ini
1. Latar belakang masyarakat Indonesia yang majemuk / pluralisme darai suku bangsa bahasa
dan budayanya sehingga berbeda perilaku sosialnya.
2. Lunturnya nasionalisme dan patiotisme di kalangan generasi muda terutama didalamnya
pelajar.
3. Semaraknya teroris dan koruptor yang beberapa pelakunya ternyata pemuda bahkan nekat
menjadi pengantin peledak bom.
II. Permasalahan
Permasalahan yang sangat urgen adalah :
1. Bagaimana pelajar memberi makna pada Ikrar Pemuda 28 Oktober 1928, sehingga Sumpah
Pemuda tidak hanya sebagai Slogan saja tetapi dijadikan sebagai alat atau senjata untuk
mempersatukan bangsa di samping semboyan Bhineka Tunggal Ika.
III. Pembahasan
Sumpah Pemuda yang berisi Ikrar Sumpah Pemuda yang dikumandangkan oleh
seluruh pemuda dari berbagai lapisan tanah air dari sabang sampai merauke.menyatukan
tekad :
Kami putra dan putrid Indonesia mengahu :
1. Bertumpah darah satu : Tanah air Indonesia
2. Berbangsa satu : bangsa Indonesia
3. Menjunjung tinggi bahasa persatuan : Bahasa Indonesia.
Pelajar saat ini kebanyakan sudah tidak memahami makna ikrar tersebut untuk
mengucapkannya pun banyak yang tidak bias apalagi maknanya.Jaman telah berubah metode
menghafalkan pun telah beraganti dengan contektual teaching and learning , sehingga hal-hal
peristiwa yang lalu sudah diabaikan bahkan Sumpah pemuda sekarang hanya sebagai slogan
tanpa makna seperti hannya semboyan Bhineka Tunggal Ika. apalagi memaknai dengan
penuh kesadaran.
Munculnya Geng pelajar dan elitisme pelajar mendukung pelajar kurang menyadari jati
dirinya sebagai pelajar. timbulnya konflik ekternal antar pellajar, yanh lebih jauh dapat
berakibat tawuran pelajar yang seharusnya dapat dihindari. Dari sini kta bias menagambil arti
penting Sumpah pemuda dengan memberi makna yang dominant bagi pelajar. Sumpah
pemuda sejak awal merupakan tonggak sejarah perjuangan bngasa, tonggak penegas
persatuan dan kesatuan ,disatukannya pluralisme menjad bangsa Indonesia. Keanekaragaman
yang terjadi dan yang ada pada hakekatnya merupakan kekayaan bangsa, kalau ada
perbedaan disitu ada kemaslahatan dengan musyawarah secara demokratis . menyadari arti
penting perbedaan sebagai kesadaran pribadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian banyaknya keanekaragaman dan problematika remaja atau pelajar yang
terkadang menimbul kan konflik antar pelajar lebih luas akan memngangggu aktifitas belajar
mereka.
Perlukah suatu lembaga yang mewadahi pelajar di kota tegal ?
Memang kita perlu mengkaji lebih jauh permasalahan pelajar dalam memberikan jati dirinya
.Lembaga yang tepat untuk pelajar adalah melaui pendidikan generasi muda melalui OSIS
dan Gerakan Pramuka. disitu pelajar dapat mengembangkan jati diri dan prestasinya . Dalam
gerakan Pramuka disatukan lewat Kwarcab Gerakan Pramuka yang dapat menampung
kegiatan positi. pelajar satu wilayah kota. Sedangkan pelajar yang mempunyai masalah ,
pelajar yan teriindikasi konflik dengan pelajar lain belum dapat teratasi cecara dini dan cepat,
hal ini karena belum adanya wadah katakanlah OSIS tingkat Kota yang dapat menampung
mereka yang bermasalah,ke arah konflik, Wadah OSIS yang anggotanya terdiri dari
Perwakilan OSIS tiap sekolah minimal dapat memberikan solusi jika terjadi disintegrasi
bangsa dikalangan pelajar, misalanya tawuran pelajar, remaja bermasalah dengan narkoba,
remaja pelajar yang belum bias memahami jati dirinya..
Di dalam wadah OSIS Kota itu sebaiknya ada penasihat , dan Pembina yang terdiri dari,guru
pembinnnnna OSIS, Psikolog, Konseler dan bias mengambil dari aparat kepolisian yang
membidangi tersebut.Didalam wadah tersebut digalakkan penanaman nilai Nasionalisme dan
Patriotisme dengan memberi makna sumpah pemuda dan semboyan Bhineka tunggal Ika.,
Dengan demikian pelajar akan tumbuh kesadaran persatuan dengan nasionalisme dan jiwa
patriotismenya.
IV. Penutup
A. Kesimpulan
2. Pelajar harus dat memberi makna padaperistiwa sumpah pemuda sebagai tonggak pemersatu
perjuangan bangsa Indonesia dari dulu sampai sekarang.
3. Sumpah pemuda dan semboyan Bhineka Tunggal Ijangan hanya sebagai slogan tetapi
sebagai alat motivator untuk menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme di kalangan pelajar

Anda mungkin juga menyukai