ISLAM DI SULAWESI
Disusun Oleh:
NAMA Andreas Christian Allan Saputra Dwi Rahman Saputra Febriani Rahmadhany Khomisah Syabaniyah Nadya Noorosawati Putri Ayu Sahara Shelby Dwi Anugrah
A. Pendahuluan
Untuk mempelajari suatu agama, termasuk agama Islam harus bermula dari mempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-agama dunia. Setelah itu dapat dipahami pula proses kelahiran Islam sebagai salah satu dari agama dunia, terutama yang dilahirkan di Timur Tah, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiganya dikenal sebagai agama langit atau wahyu. Kedua hal itu, geografi persebaran dan persebaran agama itu sendiri. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perkembangan Islam sehingga menjadi salah satu agama yang dianut oleh penduduk dunia yang cukup luas, harus dikenali lebih dahulu tokoh penerimaan ajaran yang sekaligus menyebarkan ajaran itu, yaitu Muhammad saw., sang pembawa risalah. Keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagai pendatang, untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman masyarakat yang akan dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam. Langkah ini merupakan salah satu watak Islam yang pluralistis yang dimiliki semenjak awal kelahirannya. Agama Islam masuk ke Indonesia melalui proses yang sangat panjang. Berkembangnya ajaran Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak lepas dari peranan para pedagang, khususnya para pedagang Islam dari Gujarat dan Persia. Mereka datang ke daerah-daerah di Indonesia untuk berdagang sekaligus menyebarkan Agama Islam. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang tersebut kemudian menyatu dengan masyarakat dan mendirikan kerajaan-kerajaan. Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokoh-tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard Wainsted.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sangat terbuka dengan budaya dan agama pendatang. Ketika Islam datang, sebagaian besarmasyarakat Indonesia menerima dengan terbuka. Mereka memeluk Islam tanpa ada paksaan dan penuh dengan kesadaran. Perkembangan penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 M sampai abad ke-16 M secara rinci dapat dilihat dari beberapa daerah salah satunya di Pulau Sulawesi.
bahwa jauh sebelum Islam diterima secara resmi sebagai agama kerajaan di Sulsel pemahaman Islam sudah ada di masyarakat lewat interaksi sosial dan hubungan dagang antar individu maupun berkelompok. 2) Pedagang Kalau kita melihat dari sumber sejarah, bahwa penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Sulsel dilakukan oleh parah saudagar Muslim yang mengadakan kontak dagang antarpulau baik dengan pedagang dalam negeri maupun dengan dagang antarnegara. Dapatlah dipahami bahwa yang mula-mula membawa agama Islam ke Sulsel adalah pelaut-pelaut dari Arab, kemudian saudagar-saudagar India, dan Iran. Selanjutnya Islam disiarkan oleh pedagangpedagang dari Melayu dan dari Jawa. Berdasarkan kajian sejarah Islam sudah berpengaruh di Jawa sekitar tahun 1500-1550 M yaitu pada masa pemerintahan Kerajaan Demak. Pengaruh Islam semakin kuat setelah Malaka direbut oleh Portugis pada tahun 1511 M. Setelah jatuhnya Malaka ketangan Portugis, semakin banyak kerajaan Islam di Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan di pesisir pantai di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulsel dan Maluku mulai berinteraksi dengan pedagangpedagang Melayu yang beragama Islam. Berdirinya kerajaan-kerajaan di pesisir Pulau Jawa sekitar tahun 1500-1550 M berlangsung secara bertahap dan didahului oleh proses islamisasi yang berkesinambungan di kalangan masyarakat. Pada abad ke-16 pelabuhan Gresik mempunyai arti sangat penting dalam perdagangan dan penyebaran agama Islam. Banyak pedagang dari luar Jawa, seperti dari Maluku (ternate, Hitu), Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lain datang ke Gresik untuk berdagang dan belajar agama Islam di pesantren Sunan Giri. Setelah kembali kedaerahnya, mereka berusaha menyebarkan agama Islam disertai para santri yang sengaja dikirim secara khusus oleh Sunan Giri. Di antara mereka adalah para pedagang dari Makasar dan Bugis. Maka masuklah agama Islam ke Sulawesi yang diterima oleh penduduk pantai tempat aktivitas perdagangan berlangsung. Agama Islam masuk ke Sulawesi sejak abad ke-16, ISLAM SECARA RESMI DITERIMA OLEH RAJA GOWA-TALLO PADA MALAM JUMAT, 9JUMADIL AWAL 1014 H, ATAU BERTEPATAN DENGAN 22
SEPTEMBER 1605 M. tetapi baru mengalami perkembangan pesat pada abad ke17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam. Raja Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan Alauddin Awwalul Islam, sedang Raja Tallo bergelar Sultan Abdullah. Di antarapara muballigh yang banyak berjasa dalam menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di Sulawesi, antara lain: Katib Tunggal, Datuk Ri Bandang, Datuk Patimang, Datuk Ri Tiro, dan Syekh Yusuf Tajul Khalwati. Dakwah Islamiyah ke Sulawesi berkembang terus sampai ke daerah kerajaan Bugis, Wajo, Sopeng, Sindenreng, Luwu , Paloppo dan lain-lain. Suku Bugis yang terkenal berani, jujur dan suka berterus terang, semula sulit menerima agama Islam. Namun berkat kesungguhan dan keuletan para mubaligh, secara berangsurangsur mereka menjadi penganut Islam yang setia. Pelaut-pelaut Bugis berlayar menjelajah seluruh Indonesia sampai ke Aceh. Di antara mereka adalah pembesar Bugis bernama Daeng Mansur yang di Aceh lebih dikenal dengan panggilan Tengku di Bugis. Salah seorang puterinya bernama puteri Sendi. Ia dikawinkan dengan Sultan Iskandar Muda, raja besar Aceh. Sejak itu hubungan antara AcehBugis sangat erat, sehingga banyak pengaruh budaya Aceh di Bugis. Bentuk rumah dan cara hidup orang Bugis banyak kesamaannya dengan Aceh. Tampaknya hubungan perdagangan yang diperkuat dengan hubungan kekerabatan yang berdasarkan agama Islam itu telah memperkokoh hubungan persatuan antara penduduk di seluruh wilayah Indonesia.
mengunjungi Sulawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (mubalig) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand).
b. Madrasah-madrasah Islam di Sulawesi Tengah Madrasah di Sulawesi tengah, diantaranya ialah: 1) Madrasah Al-Khairat Madrasah Al-Khairat didirikan oleh ulama besar Syewkh Al-Idrus, pada tahun 1930 M. 2) Madrasah Tarbiyah Islamiyah Madrasah ini didirikan oleh salah seorang murid Syekh H. M. Asad. 3) Madrasah Daru dawah wal Irsyad (DDI) Madrasah ini didirikan pada tanggal 16 Rabiul Awal 1336 H (7 februari 1947) di Watang Soppeng (Sulawesi).