Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKIMIA

DISUSUN OLEH: MARINTHA VIOLETA P.17420110017

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Anak

Dengan Leukimia. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada : Pembimbing mata kuliah Keperawatan Anak. Orang tua tercinta yang selalu memberikan dorongan kepada penulis. Pihak-pihal lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Leukimia masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semarang, 7 Januari 2012

penulis

DAFTAR ISI Halaman judul....................................................................................................................... 1 Kata pengantar ..................................................................................................................... 2

Daftar isi .............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 Latar Belakang ........................................................................................................... 4 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4 Tujuan......................................................................................................................... 4 Manfaat ...................................................................................................................... 5 BAB II ISI .......................................................................................................................... 6 Konsep Dasar Medis ............................................................................................... 6 Pengertian ......................................................................................................... 6 Etiologi ............................................................................................................. 6 Gambaran Klinik ............................................................................................. 7 Insiden ............................................................................................................. 8 Patofisiologi .................................................................................................... 8 Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostiknya .............................................. 8 Penatalaksanaan Medis ................................................................................... 9 Konsep Dasar Keperawatan ................................................................................. 9 Pengkajian ...................................................................................................... 10 Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 11 Rencana Keperawatan ................................................................................... 11 Implementasi ................................................................................................. 18 Evaluasi ......................................................................................................... 18 BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 20 3.1 Simpulan ........................................................................................................... 20 3.2 Saran ................................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Leukemia; dalam bahasa Yunani leukos , "putih"; aima , "darah"), atau 3

lebih dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid, umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih). Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit tersebut, Oleh karena itu penulis ingin membahas lebih mendalam mengenai asuhan keperawatan pada anak dengan leukimia. Rumusan Masalah Apa pengertian leukimia? Apa saja etiologi leukimia? Bagaimana gambaran klinik leukimia? Bagaimana insidennya? Bagaimana Patofisiologi leukimia? Bagaimana pemeriksaan laboratorium dan diagnostiknya? Bagaimana penatalaksanan medisnya? Bagaimana konsep dasara keperawatan klien dengan leukimia? Tujuan Menjelaskan pengertian leukimia. Memaparkan mengenai etiologi leukimia Menjelaskan tentang gambaran klinik leukimia Mengungkapkan insiden pada leukimia Menerangkan mengenai patofisiologi leukimia Menjelaskan pemeriksaan laboratorium dan diagnostiknya Memaparkan tentang penatalaksanan medis leukimia Menjelaskan konsep dasar keperawatan klien dengan leukimia Manfaat

Mengetahui pengertian leukimia Mengetahui tentang saja etiologi leukimia Mengerti mengenai gambaran klinik leukimia Memahami insiden pada klien dengan leukimia Mengetahui patofisiologi leukimia Mengerti pemeriksaan laboratorium dan diagnostiknya Memahami penatalaksanan medisnya Mengetahui konsep dasar keperawatan klien dengan leukimia

BAB II ISI KONSEP DASAR MEDIS Pengertian Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan 5

pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175). Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ). Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495). Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak. Leukemia tergolong akut bila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel tua dan sel muda (Tejawinata, 1996). Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah. Etiologi Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : Faktor genetik : Insiden leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah 20 kali lipat lebih banyak dari pada normal. Dari data ini, ditambah kenyataan bahwa saudara kandung penderita leukemia mempuyai resiko lebih tinggi untuk menderita sindrom Down, dapat diambil kesimpulan pula bahwa kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Dugaan ini diperkuat lagi oleh data bahwa penderita leukemia garanulositik kronik dengan kromosom Philadelphia translokasi kromosom 21, biasanya meninggal setelah memasuki fase leukemia akut. virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia Lhymphoma Virus/ HLTV). virus tersebut akan mudah masuk ke dalam tubuh manusia jika struktur antigen virus tersebut sesuai dengan struktur antigen manusia. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh(antigen jaringan). Oleh WHO, antigen jaringan ditetapkan dengan istilah HL-A (human leucocyte locus

A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga peranan faktor ras dan keluarga sebagai penyebab leukemia tidak dapat diabaikan. Ada beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa virus sebagai penyebab leukemia antaralain: enzyme reverse transcriptase ditenukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui, ensim ini ditemukan didalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C, yaitu jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang. Radiasi: Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi desertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (misalnya, benzen, arsen, klorampenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik) dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen akil. Leukemia juga meningkat pada penderita yang diobati baik dengan radiasi atau kemoterapi. Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177) Gambaran Klinik Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut : Pilek tidak sembuh-sembuh Pucat, lesu, mudah terstimulasi Demam dan anorexia Berat badan menurun Ptechiae, memar tanpa sebab Nyeri pada tulang dan persendian Nyeri abdomen Lumphedenopathy Hepatosplenomegaly Abnormal WBC (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177) Insiden ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anakanak yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang 7

lebih baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang juga lebih rendah. ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempunyai kelainan kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam hal menginduksi remisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan ALL. Lima puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300). Patofisiologi Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian. (Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175) Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur. Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum. Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis. Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang. Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.

Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 301-302). Penatalaksanaan Medis Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302). KONSEP DASAR KEPERAWATAN Menurut American Nursing Association (ANA) proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat dengan berfokus pada respon unik dari individu, keluarga, dan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang potensial maupun aktual. ( Marilynn E. Doengoes, dkk .2000 : 6 ). Di dalam memberikan asuhan keperawatan terdiri dari beberapa tahap atau langkah-langkah proses keperawatan yaitu ; pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Pengkajian Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta merumuskan diagnosa keperawatan. (Budi Anna Keliat, 1994) Pengkajian pada leukemia meliputi : Riwayat penyakit 9

Kaji adanya tanda-tanda anemia : Pucat Kelemahan Sesak Nafas cepat Kaji adanya tanda-tanda leukopenia Demam Infeksi Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : 1).Ptechiae 2).Purpura 3).Perdarahan membran mukosa Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola : 1).Limfadenopati 2).Hepatomegali 3).Splenomegali Kaji adanya pembesaran testis Kaji adanya : Hematuria Hipertensi Gagal ginjal Inflamasi disekitar rectal Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani,2001 : 17

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) adalah suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan dimana perawat bertanggung jawab (Wong,D.L, 2004 :331). Menurut Wong, D.L (2004 :596 610) , diagnosa pada anak dengan leukemia

adalah: Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia. Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak. Rencana Keperawatan Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut (Wong,D.L,2004): Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi Intervensi : Pantau suhu dengan teliti Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi Tempatkan anak dalam ruangan khusus Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik 11

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme Berikan periode istirahat tanpa gangguan Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh Berikan antibiotik sesuai ketentuan Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas Intervensi : a)Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hari Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan b)Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan c)Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi d)Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan Intervensi : a)Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosis Rasional : karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia b) Cegah ulserasi oral dan rectal

Rasional

karena

kulit

yang

luka

cenderung

untuk

berdarah

c) Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi Rasional : untuk mencegah perdarahan d) Gunakan sikat gigi yang lunak dan lembut Rasional : untuk mencegah perdarahan e) Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat) Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan f) Hindari obat-obat yang mengandung aspirin Rasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit g) Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidung Rasional : untuk mencegah perdarahan Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah Tujuan : - Tidak terjadi kekurangan volume cairan - Pasien tidak mengalami mual dan muntah Intervensi : a)Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi Rasional : untuk mencegah mual dan muntah b)Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapi Rasional : untuk mencegah episode berulang c)Kaji respon anak terhadap anti emetic Rasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil d)Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengat Rasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah e)Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering Rasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik f)Berikan cairan intravena sesuai ketentuan g)Rasional : untuk mempertahankan hidrasi Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oral Intervensi : a)Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oral 13

Rasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera b)Hindari mengukur suhu oral Rasional : untuk mencegah trauma c)Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasa Rasional : untuk menghindari trauma d)Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonat Rasional : untuk menuingkatkan penyembuhan e)Gunakan pelembab bibir Rasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura) f)Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecil Rasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang g)Berikan diet cair, lembut dan lunak Rasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak h)Inspeksi mulut setiap hari Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi i)Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan Rasional : untuk membantu melewati area nyeri j)Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesia Rasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa k)Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuan Rasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis l)Berikan analgetik Rasional : untuk mengendalikan nyeri Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat Intervensi : a)Dorong orang tua untuk tetap rileks pada saat anak makan Rasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual

dan muntah serta kemoterapi b)Izinkan anak memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat Rasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal c)Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebas Rasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi d)Izinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan Rasional : untuk mendorong agar anak mau makan e)Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering Rasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik f)Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient Rasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat g)Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisep Rasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB dan pengukuran antropometri kurang dari normal Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukaemia Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak Intervensi : a)Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5 Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi b)Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses vena Rasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman c)Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat d)Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat Rasional : sebagai analgetik tambahan e)Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri 15

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas Tujuan : pasien mempertahankan integritas kulit Intervensi : a)Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianal Rasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi b)Ubah posisi dengan sering Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit c)Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan Rasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit d)Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kanker Rasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi e)Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit f)Dorong masukan kalori protein yang adekuat Rasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negatif g)Pilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positif Intervensi : a)Dorong anak untuk memilih wig (anak perempuan) yang serupa gaya dan warna rambut anak sebelum rambut mulai rontok Rasional : untuk membantu mengembangkan penyesuaian rambut terhadap kerontokan rambut b)Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dingin Rasional : karena hilangnya perlindungan rambut c)Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halus Rasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial d)Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbeda

Rasional : untuk menyiapkan anak dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru e)Dorong hygiene, berdan, dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarik Rasional : untuk meningkatkan penampilan Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukaemia Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapi Intervensi : a)Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pda anak Rasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu b)Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staff Rasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan c)Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu anak menjalani kehidupan yang normal Rasional : untuk meningkatkan perkembangan anak yang optimal d)Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan anak sebelum diagnosa dan prospek anak untuk bertahan hidup Rasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis e)Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu anak tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahan Rasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur f)Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada Rasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga Antisipasi berduka berhubungan dengan perasaan potensial kehilangan anak Tujuan : pasien atau keluarga menerima dan mengatasi kemungkinan kematian anak Intervensi : a)Kaji tahapan berduka terhadap anak dan keluarga Rasional : pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien dan keluarga lebih efektif menghadapi kondisinya b)Berikan kontak yang konsisten pada keluarga 17

Rasional : untuk menetapkan hubungan saling percaya yang mendorong komunikasi c)Bantu keluarga merencanakan perawatan anak, terutama pada tahap terminal Rasional d)Fasilitasi : untuk anak meyakinkan untuk bahwa harapan mereka diimplementasikan melalui bermain mengespresikan perasaannya

Rasional : memperkuat normalitas perasaan atau reaksi terhadap apa yang dialami Implementasi Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai (Wong. D.L.2004:hal.331). Evaluasi Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah : Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntah Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyaman Masukan nutrisi adekuat Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman. Kulit tetap bersih dan utuh Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama

anak. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495) Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : faktor genetik, lingkungan radiasi dan virus. 19

Saran Agar perawat mengetahui pengertian leukimia dan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien yang mengalami Leukimia.

DAFTAR ISI

Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Susan Martin Tucker, Mary M. Canabbio, Eleanor Yang Paquette, Majorie Fife Wells, 1998, Standar Perawatan Pasien, volume 4, EGC. Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas

Kedokteran UI, Jakarta. Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC. Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC. Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai