Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERARATAN

PASIEN DENGAN LEUKEMIA

Oleh :
Viky Azkya (1440121058)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RUSTIDA


D III KEPERAWATAN
KRIKILAN-GLENMORE-BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan
karunianya-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga laporan studi kasus
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada pasien Leukimia”Dengan
Leukemia” tanpa nikmat yang diberikan oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan
mampu untuk menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada-Nya junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga atas
izin Allah SWT penulis dan teman-teman seperjuangan, semua mendapatkan
syafaatnya nanti Amin Ya Rabbal Alamin.
Penulis menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari kesempurnaan, hal ini
bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan
penulis. Untuk itu penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus
ini. Akhir kata penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini bermanfaat
bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmad dan hidyah kepada kita
semua, Amin.

Krikilan,17 September

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. KONSEP PENYAKIT..................................................................................3
1. Definisi......................................................................................................3
2. Etiologi......................................................................................................3
3. Manifestasi klinis......................................................................................5
4. Patofisiologi...............................................................................................6
5. Pathway.....................................................................................................7
6. Pemeriksaan penunjang.............................................................................8
7. Klasifikasi..................................................................................................9
8. Penatalaksanaan medis............................................................................10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN....................................................11
1. Pengkajian...............................................................................................11
2. Identitas...................................................................................................11
3. Diagnosa keperawatan.............................................................................12
4. Intervensi.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar Belakang Leukemia merupakan kanker yang berasal dari sel-sel


pembentuk darah dalam sumsum tulang. Penyakit ini dijumpai pada anak dan
dewasa, yang dapat terjadi jika terdapat perubahan dalam proses pengaturan sel
normal sehingga mengakibatkan proliferasi sel-sel punca hematopoietik dalam
sumsum tulang. Ada 4 subtipe leukemia yang ditemukan yaitu leukemia limfositik
akut, leukemia mieloid akut, leukemia limfositik kronik, dan leukemia mieloid
kronik. Suatu leukemia dikatakan akut atau kronik adalah tergantung pada
sebagian besar sel-sel abnormal yang dijumpai. Jika sel-sel lebih menyerupai sel
punca (imatur) maka dikatakan akut, sedangkan jika selsel lebih menyerupai sel
normal (matur) maka dikatakan kronik. Pada leukemia akut, sel-sel imatur terus
memperbanyak diri dan tidak dapat menjadi matur sebagaimana mestinya. Tanpa
terapi, sebagian besar pasien leukemia akut hanya hidup beberapa bulan. Berbeda
halnya dengan sel-sel pada leukemia kronik, pertumbuhannya lambat dan pasien
dapat hidup lebih lama sebelum timbul gejala, (Maulana Hidayatul, 2014). LMA
(Leukemia Myeloid Acute) adalah sejenis kanker ketika sumsum tulang belakang
selaku pabrik pembuat sel darah menghasilkan sel-sel darah yang tidak normal,
baik sel darah putih, sel darah merah, maupun platelet. Leukemia jenis ini dapat
memburuk dengan sangat cepat jika tidak dilakukan terapi, dan dapat mematikan
hanya dalam hitungan bulan. Sedangkan “myeloid” mengacu pada jenis sel yang
mengalami kelainan (Pfizer, 2017). Penyebab kanker leukemia tidak diketahui,
tapi dimungkinkan karena interaksi terhadap sejumlah faktor, yaitu neoplasma,
infeksi, radiasi, keturunan, zat kimia, dan mutasi gen.
Klasifikasi besar dari leukemia adalah leukemia akut dan kronis. Leukemia
akut, dimana terdapat lebih 50% mieloblas atau limfoblas dalam sumsum tulang
pada gambaran klinis, lebih lanjutnya dibagi dalam leukemia mieloid
(mieloblastik) akut (AML) dan leukemia limfoblastik akut (ALL). Leukemia
kronis mencakup dua tipe utama yaitu leukemia granulositik (mieloid) kronis
(CGL/CML) dan leukemia limfositik kronis (CLL). Tipe Leukemia kronis lain
termasuk leukemia sel berambut, leukemia prolimfositik, dan berbagai sindroma
mielodisplastik, yang sebagian dianggap sebagai bentuk leukemia kronis dan
lainnya sebagai “pre-leukemia” (Hoffbrand and Petit, 1996). Leukemia limfositik
disebabkan oleh produksi sel limfoid yang bersifat kanker, biasanya dimulai di
nodus limfe atau jaringan limfositik lain dan menyebar ke daerah tubuh lainnya.
Leukemia mielogenosa dimulai dengan produksi sel mielogenosa muda yang
bersifat kanker di sumsum tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh,
sehingga leukosit diproduksi di banyak organ ekstramedular, terutama di nodus
limfe, limpa, dan hati (Guyton and Hall, 2017).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Leukimia?


2. Bagaimana etiologi Leukimia?
3. Apa saja manifestasi klinis Leukimia?
4. Bagaimana patofisiologi Leukimia?
5. Apa saja Klasifikasi Leukumia?
6. Bagaimanakah peñata laksanaan Leukimia?
7. Bagaimana asuhan keperawatan Leukimia?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT

1. Definisi
Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan hematopoletik
yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel
darah abnormal atau sel leukemik. Hasil ini disebabkan oleh roliferasi
tidak terkontrol dari klon sel darah immatur yang berasal dari sel induk
hematopoietik. Sel leukemik tersebut juga ditemukan dalam darah perifer
dan sering mengnvasi jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati, dan
kelenjar limfe (Dia Rofinda, 2012)
Leukemia merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan
proliferasi dini yang berlebihan dari sel darah putih. Leukemia juga bisa
didefinisikan sebagai keganasan hematologis akibat proses neoplastik
yang disertai dengan gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel
induk hematopoietik (Handayani dan Haribowo, 2010).
2. Etiologi
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini.
Menurut hasil penelitihan, orang dengan faktor resiko tertentu lebih
meningkatkan resiko timbulnya penyakit leukemia.
1. Host
a. Umur, jenis kelamin, ras
Insiden leukemia bervariasi menurut umurc sedangkan pada 30-50
tahun dengan leukemia mielositik kronik. Leukemia menyumbang
sekitar 2% dari semua jenis kanker. Menyerang 9 dari 100.000
orang di AS setiap tahun. Orang dewasa 10 kali kemungkinan
terserang leukemia daripada anak-anak. Leukemia terjadi paling
sering pada orang tua. Ketika leukemia terjadi pada anak-anak, hal
itu terjad paling sering sebelum mereka berusia 4 tahun.

3
b. Faktor Genetik
Leukemia pada anak-anak penderita down syndrome adalah 20 kali
lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat
menyebabkan leukemia akut.
2. Agent
a. Virus
Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan leukemia
pada binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung
teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme
reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia.
Seperti diketahui enzim di dalam virus onkogenk seperti retrovirus
tipe C yaitu jenis RNA yang menyebabkan leukemia pada
binatang.
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi
terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan
retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukan oleh miksoskop electron
dan kultur jairngan pada sel pasien dengan jenis pasien khusus
leukemia.
b. Sinar Radioaktif
Factor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia.
Angka kejadian leukemia jelas sekali meningkat setelah terkena
paparan sinar radioaktif. Sebelum proteksi tehadap sinar radioaktif
rutin dilakukan, ahli radiologi mempunyai resiko penderita
leukemia 10kali lebih besar dibandingkan yang tidak bekerja
dibagian tersebut.
c. Zat Kimia
Zat-zat kimia diduga dapat menimbulkan dan meningkatkan resiko
terkena leukemia. 18 dari sebagian besar obat-obatan dapat
menjadi penyebab leukemia, pada orang dewasa menjadi leukemia
non limfoblastik akut

4
d. Lingkungan
Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara pajanan
pekerjaan dengan kejadian leukemia. Dalam sebuah penelitian
yang dilakukan di Jepang, sebagian besar kasus berasal dari rumah
tangga dan kelompok petani. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukan bahwa orang yang bekerja d pertanian atau peternakan
mempunyai resiko tinggi leukemia. Itu artinya oaring yang
menderita leukemia kemungkinan 2,35 kali bekerja dipertanian
atau peternakandibanding orang yang tidak menderita leukemia(C).
Etiologi spesifik belum diketahui, tetapi terdapat hubungan dengan proses
multifaktorial yang berkaitan dengan genetik, imunologi, lingkungan,
bahan toksik, dan paparan virus. Faktor lingkungan meliputi antara lain
paparan ionizing radiation, bahan toksik kimia, herbisida dan pestisida.
Pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi, diethylstilbestrol, dan
amfetamin, rokok, konsumsi alkohol, kontaminasi zat kimia sebelum atau
selama kehamilan mempunyai hubungan tidak konsisten dengan leukimia.
Ionizingradiationdan paparan benzene merupakan faktor risiko yang
berhubungan erat baik dengan leukimia maupun leukemia mieloid akut.
Beberapa penelitian melaporkan adanya kemungkinan hubungan antara
medan elektromagnetik dari daya voltase tinggi dan perkembangan
leukemia, tetapi penelitian yang lebih besar tidak mengonfirmasi
hubungan tersebut. Sampai saat ini, penyebab leukemia umumnya tidak
dapat diidentifikasi (Yenni, 2014)
3. Manifestasi klinis
Salah satu manifestasi klinis dari leukemia adalah perdarahan.
Manifestasi perdarahan yang paling sering ditemukan berupa ptekie,
purpura atau ekimosis, yang terjadi pada 40 – 70% penderita leukemia
akut pada saat didiagnosis. Lokasi perdarahan yang paling sering adalah
pada kulit, mata, membran mukosa hidung, ginggiva dan saluran cerna.
Perdarahan yang mengancam jiwa biasanya terjadi pada saluran cerna dan
sistem saraf pusat, selain itu juga pada paru, uterus dan ovarium.

5
Manifestasi perdarahan ini muncul sebagai akibat dari berbagai kelainan
hemostasis(Dia Rofinda, 2012).
4. Patofisiologi
Patofisiologi leukemia berupa abnormalitas genetik disertai
paparan zat karsinogenik yang menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel
hematopoetik, sehingga terjadi proliferasi tidak terkontrol dan penurunan
apoptosis sel. Pertumbuhan sel-sel abnormal melebihi jumlah seharusnya
namun tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang
fatal dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai
dengan tidak terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel
pertamatama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum
tulang, limfosit di dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik
dan berlanjut ke organ yang lebih besar sehingga mengakibatkan
hematomegali dan splenomegali. Limfosit imatur berproliferasi dalam
sumsum tulang dan jaringan perifer serta mengganggu perkembangan sel
normal. Akibatnya, hematopoesis normal terhambat, mengakibatkan
penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trobosit. Eritrosit dan trombosit
jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi selalu terdapat sel imatur.
Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel
hematopoetik lainnya dan mengarah kepembelahan sel yang cepat dan
sitopenia atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih
meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun.
Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh ptekie
dan ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan
hidung, hematoma dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran
cerna dan saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang
disebabkan oleh infark tulang,

6
5. Pathway

Faktor eksternal (HILV-1,agen karsigenik,obat-


Faktor Internal (genetic,imunulogi)
obatan radiasi

LEUKIMIA

Gangguan pembentukan Leukosit memfagosit eritrosit Penekanan BM gangguan


dan leukosit pembentukan komponen darah
lekosit

Gangguan pembentukan Leukosit memfagosit ekstrosit Gangguan BM Gsngguan


dan trombosit pembentukan komponen darah
leukosit

leukopenia

Leukosit Resiko cedera:Pendaraha tidak Anemia


terkontrol

Daya Tahan

Nyeri seluruh tubuh Lemah,nafsu makan


Mual,muntah,diare,pendar menurun,pusing
ahan,demam

Resiko Infeksi

Intoleransi aktivitas ketidak


Resiko kurang volume cairan seimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan
7
6. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium
Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan
sumsum tulang berupa pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi menoton dan terdapat sel blas.
Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gajala patognomik
untuk leukemia.kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat
, hipogamaglobinea. Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan
gambaran yang menoton, yaitu hanya terdiri dari sel limfopoietik
patologis sedangkan sistem lain terdesak (aplasia sekunder). Pada
LMA selain gambaran yang menoton, terlihat pula adanya hiatus
leukemia ialah keadaan yang memperlihatkan  banyak sel blas
(mieloblas), beberapa sel tua (segmen) dan sangat kurang bentuk
pematangan sel yang berada di antaranya (promielosit, mielosit,
metamielosit dan sel batang).

2.Biopsi Limpa

Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferase sel leukemia dan sel


yang berasal dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limfosit normal,
RES, granulosit, dan pulp cell.
3.Pungsi Sumsum Tulang
Pungsi sumsum tulang merupakan pengambilan sedikit cairan
sumsum tulang, yang bertujuan untuk penilaian terhadap simpanan zat
besi, mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan bakteriovirologis
(biakan mikrobiologi), untuk diagnosa sitomorfologi/ evaluasi produk
pematangan sel asal darah. Tempat yang biasanya digunakan aspirasi
untuk pungsi sumsum tulang adalah spina iliaka posterior superior
(SIPS), krista iliaka, spina iliaka anterior superior (SIAS), sternum di
antara iga ke-2 dan ke-3 midsternal atau sedikit di kanannya (jangan
lebih dari 1 cm), spina dorsalis/prosesus spinosus vertebra lumbalis.
4.Cairan Serebrospinal

8
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein,berarti
suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada
perjalanan penyakit baik dalam keadaan remisi maupun keadaan
kambuh. Untuk mencegahnya diberikan metotreksat (MTX) secara
intratekal secara rutin pada setiap pasien baru atau pasien yang
menunjukkan gejala tekanan intrakranial meninggi.

5.Sitogenik

Pada kasus LMK 70-90% menunjukkan kelainan kromosom,


yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelpia atau Ph 1). 50-70% dari
pasien LLA dan LMA mempunyai kelainan berupa:Kelainan jumlah
kromosom seperti diploid (2n), hiploid (2n-a), hiperploid
(2n+a).Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah
kromosom yang diploid.Bertambah atau hilangnya bagian kromosom
(partial depletion). Terdapatnya marker chromosome yaitu elemen
yang secara morfologis bukan merupakan kromosom normal; dari
bentuk yang sengat besar sampai yang sangat kecil.
Untuk menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan
yang ditemukan. Pada leukemia biasanya didapatkan dari hasil darah
tepi berupa limfositosis lebih dari 80% atau terdapat sel blas. Juga
diperlukan pemeriksaan dari sumsum tulang dengan menggunakan
mikroskop elektron akan terlihat adanya sel patologis.
7. Klasifikasi
Klasifikasi leukemia ada 4 (Handayani dan Haribowo, 2008) yaitu :
a. Leukemia Myeoloid Akut (LMA/AML)
AML merupakan kanker sel darah myeloid yang belum dewasa dan
sering terjadi pada orang dewasa.tingkat pertumbuhan sel ini cepat dan
awalnya mempengaruhi produksi sel darah normal. Pasien akan
mengalami gejala rendahnya jumlah sel darah (misalnya anemia,
infeksi karena jumlah sel darah putih yang rendah, pendarahan
abnormal karena jumlah trombosit yang rendah).

9
b. Leukemia Limfoblastik Akut (ALL)
ALL merupakan sel kanker limfoid yang belum dewasa, lebih sering
pada anak-anak dan merupakan leukimia yang paling umum diderita
oleh anak anak. Presentasinya mirip dengan AML.
c. Leukemia Myeoloid Kronis (CML)
CML yaitu sel kanker myeoloid dewasa yang terikat dengan kehadiran
kromosom philadelphia. Jenis leukimia ini sering terdeteksi pada orang
dewasa. Sel kanker ini berkembang pada tingkatan yang relatif lambat,
penyakit di stadium awal mungkin tidak menunjukkan gejala apapun.
Pada stadium selanjutnya, pembesaran limfa bisa menyebabkan sakit
perut. Produksi sel darah normal juga bisa terpengaruh , dan
memunculkan gejala-gejala yang tercantum diatas.
d. Leukemia Limfositik Kronis (CLL)
CLL merupakan sel kanker limfoid dewasa. Sebagian besar diderita
oleh yang berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini jarang terjadi pada anak-
anak. Sel kanker ini ditandai dengan laju pertumbuhan yang lambat.
Penyakit stadium awal biasanya bersifat asimtomatik.
8. Penatalaksanaan medis
Secara garis besar modalitas dari terapi leukemia meliputi kemoterapi,
penanganan suportif, dan trasnplantasi stem sel hematopoetik.
a. Kemoterapi
Regimen kemoterapi disesuaikan dengan keadaan pasien dan subtipe
leukemia yangdiderita.
b. Penanganan suportif
1. Pemberian transfusi komponen darah yang diperlukan
2. Pemberian komponen untuk meningkatkan kadar leukosit
3. Pemberian antibiotik, antifungi, dan antivirus bila diperlukan
4. Kebersihan oro-anal (mulut dan anus)
c. Transplantasi stem sel hematopoetik

10
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan Riwayat kesehatan,kelompok yang
terbanyak adalah di atas 5 thun
2. Identitas
1. Diagnosa Medis
Leukemia
2. Keluhan utama
Keluhan yang saat pengkajian diinformasikan oleh klien.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Kapanawaltimbulnyamasalah,penyebab,sertatandagejala penyakit muncul
dna tindakan apa saja yang telah di ambil untukpenanganan
4. Riwayat penyakit dahulu
Kapanawaltimbulnyamasalah,penyebab,sertatandagejala penyakit muncul
dan tindakan apa saja yang telah diambil untukpenanganan
5. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga yang memiliki penyakit yang berpotensi menurunkan ke
generasi selanjutnya yang berhubungan dengan otak.

a. Pemeriksaan Fisik
Berisi keadaan klien dan tingkat kesadaran klien, keadaan kondisi kepala dan
anggota tubuh lainnya.
b. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Berisikan antropometeri, biomedical sign, clinical sign dan diet pattern pada
klien.
2. Pola eliminasi
Diisi dengan data pola BAK dan BAB selama satu hari berapa intake dan
outputnya.
3. Pola aktivitas dan latian
Aktifitas kemandirian dan tingkat kebutuhan klien daily living selama masa
sebelum MRS dan pada waktu MRS, yang kemudian diikuti dengan status
pernafasan, fungsi kardiovaskuler dan terapi oksigen yang diberikan.

11
4. Pola istirahat dan tidur
Gangguan pola tidur dikarenakan nyeri dan pusing pada kepala.
5. Pola persepsi diri
Yang berisikan gambaran diri, identitas diri, dan harga diri klien yang
menggangu dan tidak stabil akibat penyakit dan keluhan-keluhan klien.
6. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien dengan leukimia akan mengalami gangguan hasrat seksual karena
tingkat pengalaman pengobatan.
7. Pola manajemen koping-stress
Umumnya akan mengalami depresi akibat keterbatasan dan keluhan yang
dideritanya.

3. Diagnosa keperawatan
Beberapa diagnosa yang sering muncul pada pasien dengan Leukemia adalah sebagai
berikut :

1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Intoleransi aktivitas
4. Risiko perdarahan
5. Defisit nutrisi

12
4. Intervensi
No. Diagnosa Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)

1 Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri


(D.0077) tindakan keperawatan (1.08238)
selama 3x24 jam tingkat Observasi :
nyeri dapat teratasi 1. Identifikasi
karakteristik,dur
dengan kriteria hasil :
asi,frekuensi,kua
tindakan
litas,instensitas
keperawatan selama 3x
nyeri
24 jam nyeri akut dapat
2. Identifikasi skala
diatasi dengan kriteria
nyeri
hasil: Tingkat nyeri
(L08066) Terapeutik :
1. Keluhan nyeri 1. Berikan teknik
menurun skala5.
2. Meringis menurun non farmakologi
skala5. untuk
3. Gelisah menurun
skala5. mengurangi ras
4. Kesulitan tidur anyeri
menurun skala 5.
5. Frekuensi nadi 2. Fasilitasi istirahat
membaik skala5. dan tidur

Edukasi :

1. Jelaskan
penyebab,
periode, pemicu
nyeri

2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri

Kolaborasi :

1. Kolaborasi
pemberian
analgetik

13
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
(I.03119)
(D.0019) keperawatan selama 3x24
a. Identifikasi
jam status nutrisi klien
makanan yang
dapat teratasi dengan
disukai
kriteria hasil :
1. Porsi makanan b. Monitor asupan
dihabiskan makanan
meningkat
c. Sajikan makanan
2. BB membaik
secara menarik
3. Nafsu makan
d. Anjurkan posisi
membaik
duduk jika mampu

e. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori jenis nutrien
yang dibutuhkan,
jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Dia Rofinda, Z. 2012. Kelainan hemostasis pada leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas.
1(2):68–74.

Guyton A.C. and J.E. Hall 2017. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
74,76, 80-81, 244, 248, 606,636,1070,1340.

14
Handayani, W. dan A. S. Haribowo. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Mustika. 2016. Patologi leukemia. Poltekes Kemenkes : Malang

Phizer. 2017. AML, Jenis Leukimia pada Orang Dewasa. www.pfizer.co.id.

Rahmadin, B., I. Wahid, dan R. Yaswir. 2018. Profil penderita leukemia mieloblastik akut di
bagian penyakit dalam rsup dr. m. djamil padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 6(3):495.

Yenni, . 2014. Rehabilitasi medik pada anak dengan leukemia limfoblastik akut. Jurnal
Biomedik (Jbm). 6(1):1–7.

15
PERANYAAN BESERTA JAWABAN
1.Apa itu leukimia?
Jawaban :c.kanker yang terbentuk pada awal pembentukan sel darah di sum-sum
tulang belakang.
a.kangker yang terbentuk pada awal pembentukan sel darah putih
B.kangker yang terbentuk pada awal pembentukan seldarah di tulang belakangan
C.kanker yang terbentuk pada awal pembentukan sel darah di sum-sum tulang
belakang.
D.kangker yang terbentuk pada awal pembentukan sel darah di kepala
E.kangker yang terbentuk pada awal pembentukan
2.Apakah Leukemia Menular?
Jawabannya :a.tidak
a.tidak
B.mungkin
C.bisa jadi
D.iya
E.menular
3.Ada Berapa Jenis Leukemia?
Jawabannya:d.4
A.5
B.7
C.3
D.4
E1
4.Bagaimana Cara Pengobatan Leukemia?
Jawabannya:dengan cara terapi (a)
A.dengan cara terapi
B.dengan cara meminum obat
C.diam saja dan berdoa
D.memakan makanan herbal
E.terapi sendiri
5.apa leukemia itu penyakit genetik ?
Jawabnya:E.tidak menurun

16
A.bukan
B iya
C.mungkin
D.bisa jadi
E.tidak menurun
6.apakah kemotrapi akan menghambat perkembangan otak anak ?
Jawabnya:c.tidak … kemotrapi tidak berdampak negatif untuk otak
A.kemoterapi berdampak pada otak
B kemoterapi berdampak buruk pada anak
C tidak … kemotrapi tidak berdampak negatif untuk otak
D.kemoterapi berdampak pada pertumbuhan anak
E.kemoterapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan anak
7.Dimana sel-selnya tidak mampu mensintesis rantai polipeptida alfa dan rantai
polipeptida beta yang cukup. Merupakan ciri-ciri penyakit dari
a. Leukimia
b. Anemia
c. Hemofilia
d. Jantung
e. Talasemia
Jawab : E
8.Di antara pembuluh darah berikut yang darahnya kaya oksigen adalah . . .
a. Vena hati
b. vena dari ginjal
c. Vena paru paru
d. Vena dari usus
e. Vena dari jantung
Jawab : C

9.Eritrosit yang sudah tua akan di hancurkan oleh hati atau limfa. Hemoglobin yang
terdapat dalam eritrosit akan di ubah menjadi . .
.a. Urin
b. Protein
c. Bilirubin
d. Zat warna merah
e. Getah bening
Jawab : C
10.Jika pada seseorang di ketahui jumlah sel darah putihnya 26000/mm3, Wajahnya
pucat karena darah merahnya juga berkurang dapat dipastikan orang itu menderita . . .
a. anemia
b. leukimia
c. leukopenia
d. leukositas
e. varises
Jawab : B

17
18

Anda mungkin juga menyukai