Anda di halaman 1dari 46

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

BLOCK BOOK

PENYUSUN PROF.DR. TIP. ASTITI, SH., MS. PROF.DR. I WAYAN P. WINDIA SH., MSi. I KETUT WIRTA GRIADHI, SH., MH. I WAYAN KOTI CANTIKA SH.

1 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

DAFTAR ISI

1. DAFTAR ISI 2. IDENTITAS MATA KULIAH 3. DESKRIPSI MATA KULIAH 4. TUJUAN MATA KULIAH 5. METODE DAN STATEGI PROSES PEMBELAJARAN 6. UJIAN DAN PENILAIAN 7. MATERI PERKULIAHAN 8. BAHAN BACAAN 9. PERTEMUAN I :PERKULIAHAN I I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Peradilan Desa 2. Kedudukan Peradilan Desa a. Dalam Masyarakat Hukum Adat b. Dalam Sistem Hukum Indonesia 10-.PERTEMUAN 2 : Tutorial 1 : .

2 4 4 4 4 5 6 7 8 8

8 9

11.PERTEMUAN 3 : PERKULIAHAN 2 II. EKSISTENSI PERADILAN DESA DARI MASA KE MASA 1. Masa Sebelum Kerajaan 2. Masa Kerajaan 3. Masa Hindia Belanda 4. Masa Kemerdekaan 12.PERTEMUAN 4 : Tutorial 2 13.PERTEMUAN 5 : PERKULIAHAN 3 III. STRUKTUR DAN MEKANISME PERADILAN DESA

9 10

2 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

1. Susunan Peradilan Desa 2. Mekanisme Peradilan Desa 14. PERTEMUAN 6 : Tutorial ke- 3 15.PERTEMUAN 7 : PERKULIAHAN 4 IV. KOMPETENSI DAN YURISDIKSI PERADILAN DESA 1. 2. Kompetensi Peradilan Desa Yurisdiksi Peradilan Desa 12 12 12

16. PERTEMUAN 8 : Tutorial ke-4 17. PERTEMUAN 9 : PERKULIAHAN 5 V. MASA DEPAN PERADILAN DESA 1. Pentingnya Peradilan Desa 18. PERTEMUAN 10 : Tutorial 5 19. PERTEMUAN 11 : PERKULIAHAN 6 1. Upaya Pelestarian Peradilan Desa 20. PERTEMUAN 12 : Tutorial 6 21. LAMPIRAN : A. KONTRAK PERKULIAHAN B. SATUAN ACARA PENGAJARAN .

13 13 14 15 19

3 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

I. IDENTITAS MATA KULIAH: Nama Mata Kuliah Kode M.K. SKS Status M.K. Tim Pengajar : Peradilan Desa : PB 14240 : 2 SKS : Pilihan : Prof. Dr. TIP Astiti SH.,MS. Prof. Dr. I Wayan.P Windia, S., MSi. I Ketut Wirta Griadhi, SH. MH. I Wayan Koti Cantika, SH. II. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Peradilan Desa memberikan informasi mengenai keberadaan (eksistensi) peradilan desa dalam kaitannya dengan sistem peradilan di Indonesia. Dalam hubungan ini beberapa aspek dari peradilan desa tersebut perlu dipahami antara lain mengenai sejarahnya, eksistensinya dalam peraturan perundangundangan, struktur dan mekanismenya, kompetensi serta yurisdiksinya. III. TUJUAN MATA KULIAH Mata kuliah ini mempunyai tujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang masih relevannya peradilan desa dalam sistem hukum Indonesia sebagai sesuatu yang faktual. IV. METODA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode PBL (Problem Base Learning) yang berpusat pada mahasiswa (Student Centre) dan tidak berpusat lagi pada pengajar (Teacher Centre). Mahasiswa aktif sedangkan pengajar pasif/reaktif. Strategi Pembelajaran tersusun dalam dua kegiatan yaitu perkuliahan dan tutorial dengan porsi waktu yang sama (seimbang) yaitu 50 % kuliah dan 50% tutorial. 4 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Mahasiwa harus mengikuti kedua kegiatan ini minimal 75 % dari kegiatan riil yang dilakukan. Perkuliahan dalam satu semester dilakukan sebanyak 6 kali, dilakukan secara ringkas hanya mengenai inti dari setiap pokok bahasan yang terkait. Kegiatan perkuliahan ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab/diskuai (meode dua arah), dengan berpatokan pada pedoman yang tersusun dalam satu Block Book. Perkuliahan dilakukan dengan alat bantu (media) berupa papan tulis, OHP atau slide (power point). Sebelum kuliah dimulai mahasiswa harus sudah mempelajari bahan dalam pokok bahasan yang bersangkutan dari literatur yang ditunjuk. Tutorial merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan tutor, bertumpu pada tugas-tugas (task) yang telah ditetapkan sebelumnya, baik berupa discussion task, study task, application task, problem task atau campuran. Tutorial ini dilaksanakan sebanyak 6 kali dalam satu semester, sesuai dengan pokok bahasan dalam perkuliahan yang diberikan. Mahasiswa harus sudah mempersiapkan bahan diskusi dalam tutorial tersebut dalam satu paper singkat sebagai jawaban atas task (discussion task atau study task ) yang diberikan, dan mengupayakan penyajiannya dengan menggunakan power point slide. Kegiaatan tutorial ini akan diberikan nilai sebagai bagian dari kelompok tugas-tugas yang harus diselesaikan mahasiswa sesuai Buku Pedoman FH. Dosen pengajar sekaligus juga bertindak selaku tutor di setiap kelas (parallel) yang diasuhnya. V. UJIAN DAN PENILAIAN Selain tugas-tugas yang harus diselesaikan mahasiswa lewat kegiatan tutorial, prestasi mahasiswa diukur pula dari ujian-ujian dalam bentuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Ujian dilaksanakan secara terjadwal oleh fakultas yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk ujian tertulis dengan model essai baik sifatnya tertutup maupun terbuka (open book). 5 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Penilaian prestasi mahasiswa didasarkan atas nilai ujian dan tugas-tugas dengan memberikan bobot yang seimbang antara nilai tugas-tugas sebagai bagian dari evaluasi proses pembelajaran, dan nilai ujian-ujian sebagai bagian dari test sumatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Nilai tugas + (Nilai UTS + Nilai UAS) + Nilai SS Nilai Akhir (NA) = -------------------------------------------------------------------3 Kualifikasi kelulusan ditentukan sebagai berikut : Nilai A B C D E Range 8.0 10.0 6.5 7.9 5.5 - 6.4 4.0 5.4 0.0 3.9

VI. MATERI PERKULIAHAN (ORGANISASI PERKULIAHAN) I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Peradilan Desa 2. Kedudukan Peradilan Desa a. Dalam Masyarakat Hukum Adat b. Dalam Sistem Hukum Indonesia II. EKSISTENSI PERADILAN DESA DARI MASA KE MASA 1. Sebelum Kerajaan 2. Masa Kerajaan 3. Masa Hindia Belanda 6 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

4. Masa Kemerdekaan III. STRUKTUR DAN MEKANISME PERADILAN DESA 1. Susunan Peradilan Desa 2. Mekanisme Peradilan Desa IV. KOMPETENSI DAN YURISDIKSI PERADILAN DESA 1. Kompetensi Peradilan Desa 2. Yurisdiksi Peradilan Desa V. MASA DEPAN PERADILAN DESA 1. Arti Penting Peradilan Desa 2. Upaya Pelestarian Peradilan Desa VII. BAHAN BACAAN R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. Hilman Hadiksuma, Sistem Peradilan Adat, Almni, Bandung. M. Koesnoe, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Nijmegen. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

7 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

VIII. RANCANGAN PERKULIAHAN I. PERTEMUAN 1 : PERKULIAHAN 1 I. PENDAHULUAN: 1. Pengertian Peradilan Desa 2. Kedudukan Peradilan Desa a. Dalam Masyarakat Hukum Adat b. Dalam Sistem Hukum Indonesia BAHAN BACAAN : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

II. PERTEMUAN 2: Tutorial 1. Task 1. (Problem task) Antara ada dan tiada Banyak orang mempertanyakan apakah peradilan desa masih ada dalam tatanan hukum di Indonesia?Bukankah Undang Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman telah mengadakan pengaturan tentang sistem peradilan di Indonesia? Apakah peradilan desa masih dapat diakui keberadaannya dan apa dasar hukumnya? 8 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Diskusikan tentang hal ini dan temukan jawabannya dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ada serta melihat pula realitanya. III. PERTEMUAN 3. PERKULIAHAN 2. II. EKSISTENSI PERADILAN DESA DARI MASA KE MASA 1. Sebelum Kerajaan 2. Masa Kerajaan 3. Masa Hindia Belanda 4. Masa Kemerdekaan DAFTAR BACAAN R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

IV. PERTEMUAN 4 : Tutorial 2 Task 2.(study task) Peradilan desa dari masa ke masa Keberadaan peradilan desa tidak terlepas dari masyarakat hukum adat sebagai wadahnya. Namun keberadaan dari masyarakat hukum adat tidak juga terlepas dari adanya kekuasaan yang memiliki kedudukan lebih tinggi yang mewilayahi masyarakat-masyarakat hukum adat tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan 9 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

bahwa keberadaan dari peradilan desa tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan yang lebih tinggi tadi, baik dalam bentuk kerajaan, pemerintah jajahan, maupun pemerintahan setelah kemerdekaan. Diskusikan mengenai keberadaan dari peradilan desa tersebut berdasarkan pengaturan yang ada dari setiap fase/masa mulai dari masa sebelum adanya kerajaan, masa kerajaan, masa Hindia Belanda, dan masa Kemerdekaan. V. PERTEMUAN 5 : PERKULIAHAN 3 III. STRUKTUR DAN MEKANISME PERADILAN DESA 1. Susunan Peradilan Desa 2. Mekanisme Peradilan Desa BAHAN BACAAN : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD

VI. PERTEMUAN 6 : Tutorial 3 Task 3. (Discussion Task) Struktur dan Mekanisme Peradilan Desa Sebagai satu lembaga adat yang menangani perkara yang timbul diantara warga maka peradilan desa memerlukan satu struktur yang jelas dengan job descriptionnya (tugasnya) masing-masing. Dalam kenyataannya susunan peradilan desa bervariasi sejalan dengan struktur pemerintahan adatnya, dan 10 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

kadangkala menyesuaikan pula dengan perkembangan jaman dengan membentuk wadah tersendiri yang berfungsi menyelesaikan perkara yang timbul di kalangan warga. Selain itu mekanisme yang menggambarkan proses penyelesaian perkara juga bervariasi dan hal ini dapat dibandingkan dengan pola-pola penyelesaian sengketa yang ditemukan di berbagai daerah di belahan bumi ini. Diskusikan dengan cermat mengenai hal ini.

UJIAN TENGAH SEMESTER

11 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

VII. PERTEMUAN 7 : PERKULIAHAN 4 IV. KOMPETENSI DAN YURISDIKSI PERADILAN DESA 1. Kompetensi Peradilan Desa 2. Yurisdiksi Peradilan Desa BAHAN BACAAN : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan, Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

VIII. PERTEMUAN 8 : Tutorial 4 : Task 4: (Problem Task) Identifikasi mengenai kompetensi dan yurisdiksi peradilan desa dan dasar hukumnya. Peradilan selalu identik dengan perkara, dan tentunya setiap perkara selalu ada subyek hukumnya. Siapa-siapa yang dapat mengajukan perkaranya pada peradilan desa dan apakah peradilan desa berwenang untuk menyelesaikannya merupakan hal yang perlu didiskusikan secara cermat, mengacu pada ketentuan hukum yang ada serta perbandingannya dengan peradilan lainnya. IX. PERTEMUAN 9 : PERKULIAHAN 5 V. MASA DEPAN PERADILAN DESA (Bagian I) 12 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

1. Arti Penting Peradilan Desa BAHAN BACAAN : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan, Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

X. PERTEMUAN 10 : Tutorial 5 Task 5: (Discussion Task) Setiap orang mempunyai kepentingan hukumnya sendiri, namun harus menyesuaikan dengan sistem serta kondisi yang ada. Peluang yang terbuka akan memberikan pilihan bagi pihak-pihak yang bersengketa untuk menentukan siapasiapa atau lembaga mana yang dipandang dapat digunakan untuk menyelesaikan sengketa yang dihadapinya, dan hal ini membawa dampak kepada pemaknaan dari eksistensi peradilan yang bersangkutan. Diskusikan tentang pentingnya peradilan desa dilihat dari sudut pandang ini dan bandingkan pula dengan sistem peradilan lainnya. XI. PERTEMUAN 11: PERKULIAHAN 6 VI. MASA DEPAN PERADILAN DESA (BAGIAN II) 1. Upaya Pelestarian Peradilan Desa BAHAN BACAAN :

13 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan, Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

XII. PERTEMUAN 12 : Tutorial 6 Task 6 : (Discussion Task) Keberadaan peradilan desa dapat dikaitkan dengan persoalan budaya, di samping kebutuhan masyarakat, sehingga menimbulkan persoalan mengenai pelestariannya. Diskusikan tentang kemungkinan untuk melestarikan peradilan desa dengan memperhatikan relevansinya baik dari sudut pandang kepentingan riil dari warga masyarakat maupun dari sudut pandang sistem peradilan yang telah ditetapkan secara nasional.

TEST AKHIR SEMESTER

14 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

15 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

A. KONTRAK PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah

:Peradilan

Desa

Kode M.K. SKS Status M.K. Tim Pengajar

: PB 14240 : 2 SKS : Pilihan : Prof. Dr. TIP Astiti SH.,MS. Prof. Dr. I Wayan.P Windia, S., MSi. I Ketut Wirta Griadhi, SH. MH. I Wayan Koti Cantika, SH.

Semester Hari Pertemuan Tempat Pertemuan .

: IV : -. : Kampus Denpasar

I. MANFAAT MATA KULIAH Dengan dipahami hal-hal yang berkaitan dengan peradilan desa, mahasiswa akan dapat memahami pula bahwa di dalam sistem peradilan negara masih ada sistem peradilan yang mengikuti ketentuan hukum adat yang mendapat pengakuan dari negara.

II. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah Peradilan Desa memberikan informasi mengenai keberadaan 16 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

(eksistensi) peradilan desa dalam kaitannya dengan sistem peradilan di Indonesia. Dalam hubungan ini beberapa aspek dari peradilan desa tersebut perlu dipahami antara lain mengenai sejarahnya, eksistensinya dalam peraturan perundangundangan, struktur dan mekanismenya, kompetensi serta yurisdiksinya, dan mengenai masa depannya.

III. TUJUAN MATA KULIAH Mata kuliah ini mempunyai tujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang masih relevannya peradilan desa dalam sistem hukum Indonesia sebagai sesuatu yang faktual.

IV. MATERI PERKULIAHAN (ORGANISASI PERKULIAHAN) I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Peradilan Desa 2. Kedudukan Peradilan Desa a. Dalam Masyarakat Hukum Adat b. Dalam Sistem Hukum Indonesia II. EKSISTENSI PERADILAN DESA DARI MASA KE MASA 1. Sebelum Kerajaan 2. Masa Kerajaan 3. Masa Hindia Belanda 4. Masa Kemerdekaan III. STRUKTUR DAN MEKANISME PERADILAN DESA 1. Susunan Peradilan Desa 2. Mekanisme Peradilan Desa IV. KOMPETENSI DAN YURISDIKSI PERADILAN DESA 1. Kompetensi Peradilan Desa 2. Yurisdiksi Peradilan Desa 17 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

V. MASA DEPAN PERADILAN DESA 1. Arti Penting Peradilan Desa 2. Upaya Pelestarian Peradilan Desa

V. METODA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode PBL (Problem Base Learning) yang berpusat pada mahasiswa (Student Centre) dan tidak berpusat lagi pada pengajar (Teacher Centre). Mahasiswa aktif sedangkan pengajar pasif/reaktif. Strategi Pembelajaran tersusun dalam dua kegiatan yaitu perkuliahan dan tutorial dengan porsi waktu yang sama (seimbang) yaitu 50 % kuliah dan 50% tutorial. Mahasiwa harus mengikuti kedua kegiatan ini minimal 75 % dari kegiatan riil yang dilakukan. Perkuliahan dalam satu semester dilakukan sebanyak 6 kali, dilakukan secara ringkas hanya mengenai inti dari setiap pokok bahasan yang terkait. Kegiatan perkuliahan ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab/diskuai (meode dua arah), dengan berpatokan pada pedoman yang tersusun dalam satu Block Book. Perkuliahan dilakukan dengan alat bantu (media) berupa papan tulis, OHP atau slide (power point). Sebelum kuliah dimulai mahasiswa harus sudah mempelajari bahan dalam pokok bahasan yang bersangkutan dari literatur yang ditunjuk. Tutorial merupakan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan tutor, bertumpu pada tugas-tugas (task) yang telah ditetapkan sebelumnya, baik berupa discussion task, study task, application task, problem task atau campuran. Tutorial ini dilaksanakan sebanyak 6 kali dalam satu semester, sesuai dengan pokok bahasan dalam perkuliahan yang 18 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

diberikan. Mahasiswa harus sudah mempersiapkan bahan diskusi dalam tutorial tersebut dalam satu paper singkat sebagai jawaban atas task (discussion task atau study task ) yang diberikan, dan mengupayakan penyajiannya dengan menggunakan power point slide. Kegiaatan tutorial ini akan diberikan nilai sebagai bagian dari kelompok tugas-tugas yang harus diselesaikan mahasiswa sesuai Buku Pedoman FH. Dosen pengajar sekaligus juga bertindak selaku tutor di setiap kelas (parallel)

VI. BAHAN BACAAN R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. Hilman Hadiksuma, Sistem Peradilan Adat, Almni, Bandung. M. Koesnoe, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Nijmegen. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekonstruksiSistem Peradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kab. Klungkung dan Lemlit UNUD.

VII. TUGAS 1. Setiap Kuliah mahasiswa membawa Block Book. 2. Mahasiswa diwajibkan untuk membaca Reader dan Block Book sebelum perkuliahan dimulai, Sebelum tutorial berlangsung mahasiswa diharapkan sudah membaca terlebih

19 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

dahulu tugas-tugas yang ada dalam Block Book. 3. Selama perkuliahan diwajibkan untuk mematikan HP/HP dalam kondisi silent

4. Batas maksimal keterlambatan perkuliahan adalah 15 menit dari jadwal yang telah
ditentukan.

20 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

B. SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : I (Perkuliahan) : 100 Menit : Pendahuluan : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini mampu memahami eksistensi peradilan desa dalam sistem hukum Indonesia.

8.Sub Pokok Bahasan: Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian Peradilan Desa 2. Kedudukan Peradilan Desa a. Dalam Masyarakat Adat b. Dalam Sistem Hukum Indonesia TIK Pemahaman (C2) Pemahaman (C2) Pemahanan (C2) Lama Waktu 100 Menit

9..Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen 1.Menjelaskan 2. Tanya jawab. Kegiatan Mahasiswa Mendengar, mencatat, tanya jawab Media Block Book Print Out Presentasi LCD

10.Evaluasi

: Tanya jawab

11. Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986.

21 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

22 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 2 (Tutorial) : 100 Menit : Pendahuluan : Setelah diskusi, mahasiswa dioharapkan lebih memahami tentang makna dan kedudukan peradilan desa dalam sistem hukum Indonesia (C2).

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan Tutorial : Antara Ada dan Tiada TIK Pemahaman (C2) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen 1.Sebagai Tutor 10.Evaluasi : paper dan aktivitas Kegiatan Mahasiswa diskusi Media paper

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali.

23 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan, Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD

24 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH :PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 3 (Perkuliahan) : 100 Menit : Eksistensi Peradilan Desa dari Masa Ke Masa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharapkan mampu memahami tentang eksistensi peradilan desa dalam perjalanan sejarahnya (C2) 8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan 1.Peradilan Desa Sebelum Kerajaan 2.Perad. Desa Masa Kerajaan 3.Perad. Desa Masa Hindia Belanda 4. Perad. Desa Masa Kemerdekaan TIK Pemahaman (C2) Pemahaman (C2) Pemahaman (C2) Pemahaman (C2) 9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen 1.Menjelaskan 2.Tanya jawab 10.Evaluasi : Diskusi/tanya jawab Kegiatan Mahasiswa Mendengarkan,mencatat Tanya jawab Media LCD Lama Waktu 100 Menit

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar.

25 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan, Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD

26 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 4 (Tutorial) : 100 Menit : Peradilan Desa dari masa ke masa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharap mampu memahami perjalanan peradilan desa dari masa ke masa (C2)

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan 1.Peradilan Desa Sebelum Kerajaan 2.Perad. Desa Masa Kerajaan 3.Perad. Desa Masa Hindia Belanda 4. Perad. Desa Masa Kemerdekaan 9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen Sebagai Tutor 10.Evaluasi : paper dan aktivitas Kegiatan Mahasiswa diskusi Media paper TIK Pemahaman (C2) Lama Waktu 100 Menit

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa.

27 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan, Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD

28 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH :PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PBN 14240 :2 : 5 (Perkuliahan) : 100 Menit : Struktur dan Mekanisme Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu menjelaskan tentang tata susunan dan mekanisme kerja dari peradilan desa (C2)

8. Sub Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan 1. Struktur Peradilan Desa 2. Mekanisme Peradilan Desa 9. Kegiatan Belajar Mengajar Kegiatan Dosen Memberi kuliah & penjelasan dan tanya jawab 10. Evaluasi : diskusi/tanya jawab 11. Referensi R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Kegiatan Mahasiswa Mendengarkan, tanya jawab Media LCD TIK Mamahami dan dapat menjelaskan Lama Waktu 100 menit

29 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

30 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 6(Tutorial) : 100 Menit : Struktur dan Mekanisme Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharapkan dapat memahami persoalan yang berkaitan dengan struktur dan mekanisme peradilan desa (C2) 8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan TIK Lama Waktu 100 Menit

Struktur dan Mekanisme Peradilan Desa Pemahaman (C2)

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen Sebagai Tutor Kegiatan Mahasiswa Diskusi paper Media

10.Evaluasi

: paper dan aktivitas

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar.

31 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

32 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PBN 14240 :2 : 7 (Perkuliahan) : 100 Menit : Kompetensi dan Yurisdiksi Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharap dapat memahami persoalan yang berkaitan dengan kompetensi dan yurisdiksi peradilan desa (C2)

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan 1.Kompetensi Peradilan Desa 2. Kompetensi Peradilan Desa TIK Pemahaman (C2) Pemahaman (C2) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen 1.Kuliah/Menjelaskan, tanyajawab Kegiatan Mahasiswa Mendengarkan dan diskusi Media , LCD

10.Evaluasi

: Diskusi

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar.

33 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

34 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH HUKUM PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 8 (Tutorial) : 100 Menit : Kompetensi dan Yurisdiksi Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan inidiharap dapat memahami persoalan yang berkaitan dengan kompetensi dan yurisdiksi peradilan desa (C2)

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan Kompetensi dan Yurisdiksi Peradilan Desa 9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen Sebagai Tutor 10.Evaluasi : paper dan aktivitas Kegiatan Mahasiswa Diskusi Media LCD TIK Pemahaman (C2) Lama Waktu 100 Menit

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar.

35 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

36 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 9 (Perkuliahan) : 100 Menit : Masa Depan Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharap mampu menganalisa persoalan yang berkaitan dengan masa depan peradilan desa (C4)

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan 1. Arti Penting Peradilan Desa TIK Analisis (C4) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen Kuliah dan tanya jawab Kegiatan Mahasiswa Mendengar dan tanya jawab LCD Media

10.Evaluasi

tanya jawab

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar.

37 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

38 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 10 (Tutorial) : 100 Menit : Masa Depan Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, mahasiswa mampu menganalisa mengenai masa depan peradilan desa (C4)

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan 1. Arti Penting Peradilan Desa TIK Analisis (C4) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen Sebagai tutor Kegiatan Mahasiswa Diskusi Media Paper

10.Evaluasi

: Paper dan Aktivitas

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa.

39 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

40 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U : Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 11 (Tutorial) : 100 Menit : Masa Depan Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharapkan mampu mengalisa arti penting peradilan desa masa kini dan di masa depan(C4) 8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan 1. Arti Penting Peradilan Desa TIK Analisis (C4) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen Sebagai Tutor Kegiatan Mahasiswa Diskusi Paper Media

10.Evaluasi

: Paper dan aktivitas

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar.

41 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

42 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 11 (perkuliahan) : 100 Menit : Masa Depan Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharapkan mampu mengalisa tentang pelestarian peradilan desa dengan argumentasi yang jelas(C4)

8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan Pelestaarian Peradilan Desa TIK Analisis (C4) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen 1.Kuliah dan tanya jawab2.Diskusi Kegiatan Mahasiswa Mendengar, tanya jawab Media LCD

10.Evaluasi

: Tanya jawab

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa.

43 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar. Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

44 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) MATA KULIAH PERADILAN DESA 1.Nama Mata Kuliah 2.Kode Mata Kuliah 3.Bobot SKS 4.Pertemuan Minggu 5.Waktu Pertemuan 6.Pokok Bahasan 7.T I U Peradilan Desa : PB 14240 :2 : 12 (tutorial) : 100 Menit : Masa Depan Peradilan Desa : Setelah mahasiswa menyelesaikan pokok bahasan ini, diharapkan mampu mengalisa tentang pelestarian peradilan desa dengan argumentasi yang jelas(C4) 8.Sub Pokok Bahasan : Sub Pokok Bahasan Pelestarian Peradilan Desa TIK Analisis (C4) Lama Waktu 100 Menit

9.Kegiatan Belajar Mengajar : Kegiatan Dosen 1.Sebagai Tutor Kegiatan Mahasiswa Diskusi Media Paper

10.Evaluasi

: Paper dan aktivitas

11.Referensi : R. Soepomo, Sistim Hukum di Indonesia Sebelum Perang Dunia Ke II, Pradnya Paramita Jakarta. R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat, Pradnya Paramita, Jakarta. TIP Astiti, Eksistensi Peradilan Desa, Majalah Kertha Patrika, 1986. TIP Astiti, Pemberdayaan Hakim Perdamaian Desa, Orasi Guru Besar. I Wayan P. Windia, Peradilan Adat dan Peradilan Desa. I Ketut Sudantra dan A.A. Gede Oka Parwata (Ed). Wicara Lan Pamidanda, Upada Castra, Denpasar.

45 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Tim Peneliti LBH Bali, 2003, RekondtruksiSistem Peeradilan Desa dan Proyeksi Peradilan Desa di Masa Depan, (Suatu Tinjauan Aspek Historis Yuridis Raad van Desa di Bali), LBH Bali. I Nyoman Wita dkk., 2007, Potensi Kelembagaan Desa di Kabupaten Klungkung Dalam Penyelesaian Perkara Di Luar Pengadilan , Laporan Penelitian, Kerjasama Pemda Kabupaten Klungkung dan Lemlit UNUD.

46 ____________________________________________________________________ BB Peradilan Desa

Anda mungkin juga menyukai