Anda di halaman 1dari 3

PERATURAN MENTERI AGRARIA NOMOR 8 TAHUN 1961 TENTANG PERATURAN TANDA-TANDA BATAS TANAH-TANAH HAK MENTERI AGRARIA, Menimbang

: perlu diadakan peraturan tentang tanda-tanda batas untuk menjamin batasbatas tanah hak. : a) pasal 19 Undang-undang Pokok Agraria. b) pasal 3 ayat 7 dan pasal 42 Peraturan pemerintah tentang Pendaftaran Tanah (P.P. No. 10 tahun 1961). Memutuskan : Dengan mencabut Sblt 1912 No. 497 (yang diubah dengan Stbl 1918 No. 421 dan Stbl 1935 No. 54) dan Peraturan Menteri Agraria No. 10 tahun 1950. Menetapkan : PERATURAN TENTANG TANDA-TANDA BATAS TANAH-TANAH HAK.

Mengingat

Pasal 1 Tiap-tiap tanah hak batasnya harus dinyatakan dengan tanda-tanda batas menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan ini. Pasal 2 Untuk bidang-bidang tanah hak yang luasnya kurang dari 2,5 ha, dipergunakan tanda-tanda batas seperti diuraikan di bawah ini : a) Pipa besi atau batang besi, panjang sekurang-kurangnya 1.00 m dan bergaris tengah sekurang-kurangnya 0,03 m, dimasukkan ke dalam tanah, sedang selebihnya (0,20 m) diberi tutup dan dicat merah (meni) (lihat gambar 1 lampiran peraturan ini), atau b) Tugu dari batu tembok sekurang-kurangnya besar 0,30 m persegi, dan tinggi sekurangkurangnya 0,40 m, yang separoh dimasukkan ke dalam tanah atau dasar sekurangkurangnya tinggi 0,20 m dan besar 0,40 m persegi (lihat gambar 2 lampiran peraturan ini), atau c) Tugu dari beton atau batu kali dipahat sekurang-kurangnya sebesar 0,10 m persegi dan panjang 0,50 m yang 0,40 m dimasukkan ke dalam tanah; bila tanda batas itu dibuat dari beton di tengah-tengahnya dipasang paku dari besi (lihat gambar 3 lampiran peraturan ini), atau d) Untuk daerah-daerah rawa dapat dipergunakan kayu yang tahan air, misalnya kayu besi, berukuran sekurang-kurangnya 0,10 m persegi dengan panjang sekurang-kurangnya 1,50 m, yang 1 m di masukkan ke dalam tanah, sedang sebagian yang kelihatan di atas tanah dicat merah (meni). Pada kira-kira 0,20 m, dari ujung bawah terlebih dulu dipasang dua potong kayu sejenis dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,03 x 0,05 x 0,70 m, yang merupakan salib (lihat gambar 4 lampiran peraturan ini). Pasal 3 Untuk bidang-bidang tanah hak yang luasnya lebih dari 25 ha, dipergunakan tandatanda batas seperti diuraikan di bawah ini : a) Tugu dari tembok sekurang-kurangnya besar 0,50 m persegi, dan tinggi sekurangkurangnya 0,60 m dan berdiri di atas sutau dasar dimasukkan ke dalam tanah sekurangkurangnya berukuran 0,70 x 0,70 x 0,40 m (lihat gambar 5 lampiran ini), atau

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM

b) Besi balok atau rel kereta api sekurang-kurangnya panjang 3,00 m, lebar 0,12 m yang 1,50 m dimasukkan ke dalam tanah; pada kira-kira 0,20 m dan ujung bawah dipasang dua potong besi yang merupakan salib, yang berukuran sekurang-kurangnya 1,00 x 0,005 x 0,015 m (lihat gambar 6 lampiran peraturan ini), c) Pipa besi sekurang-kurangnya panjang 3,00 m bergaris tengah luar sekurang -kurangnya 0,11 m, yang 1,5 m dimasukkan ke dalam tanah; pada ujung di atas tanah diberi tutup dari besi dan dicat merah (meni); pada kira-kira 0,20 m dari ujung bawah dipasang dua potong besi yang merupakan salib, yang ukurannya sama dengan tanda batas yang dimaksud di bawah huruf (b) pasal ini (lihat gambar 7 lampiran peraturan ini), d) Untuk daerah-daerah rawa dapat dipergunakan kayu yang tahan air, misalnya kayu besi berukuran sekurang-kurangnya 0,15 m persegi dengan panjang sekurang-kurangnya 3,00 m yang 1,50 m dimasukkan ke dalam tanah sedang bagian yang kelihatan di atas tanah dicat merah (meni). Pada kira-kira 0,30 m, dari ujung bawah terlebih dulu dipasang dua potong kayu sejenis yang merupakan salib, dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,05 x 0,05 x 1,00 m, (lihat gambar 8 lampiran peraturan ini). Pasal 4 Bilamana di sesuatu daerah pemasangan tanda batas akan memakan biaya terlalu banyak atau disebabkan keadaan tanah, tanda-tanda batas ini dipandang tidak baik untuk menjamin batas, maka Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah yang bersangkutan, dengan persetujuan Kepala Kantor Inspeksi Jawatan Pendaftaran Tanah dapat menentukan tandatanda batas dengan bentuk lain. Pasal 5 Tanda-tanda yang dimaksud dalam pasal 2 dan 3 di atas, harus dipasang di atas air. Pasal 6 Pemasangan tanda batas dikerjakan atas usaha dan tanggungan yang berkepentingan, dan bila perlu atas petunjuk Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah yang bersangkutan. Pasal 7 Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah menentukan dalam hal-hal mana tanda-tanda batas tidak perlu dipasang. Pasal 8 Hal-hal yang tidak diatur dalam Peraturan ini, diatur oleh Kepala Jawatan Pendaftaran Tanah. Pasal 9 Peraturan ini berlaku pada tanggal Pendaftaran Tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Tanah (P.P. No. 10 tahun 1961) mulai diselenggarakan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, maka Peraturan ini akan dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 7 September 1961 MENTERI AGRARIA ttd. (Mr. SADJARWO)

--------------------------------CATATAN : Peraturan ini sudah dicabut dengan Permenag/KBPN No 3 Tahun 1997

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM

------------------------------------------CATATAN : LAMPIRAN P.M.A. No. 8/1961 TGL. 7 SEPTEMBER 1961 GAMBAR 1 s/d 8 Lihat Buku Peraturan BPN Tahun 1991 hal : 147-148

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI

SJDI HUKUM

Anda mungkin juga menyukai