Anda di halaman 1dari 52

JONIZAR, SH.

,MM & SAHABAT


ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Alamat: Laksana no 12. Kelurahan Simpang Tiga Pekan RT.000 RW.000
Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara
HP. 08116066618 / 081370189418. Email. jonnizar@yahoo.co.id

PLEDOI

NOTA PEMBELAAN

PERKARA PIDANA ATAS NAMA TERDAKWA


DRS M.SAIPULLAH,

SURAT DAKWAAN
NOMOR REG. PERKARA : PDS-06/L.1.25/Ft.1/12/2022
TANGGAL -----------------------

JONIZAR SH.,MM & REKAN


1
Nomor : 146/ADVOKAT/JNR/IV/2023 Kepada Yth,
Lampiran : 1 (satu) Ekpl. Ketua/Majelis Hakim
Hal : Nota Pembelaan (Pledoi) Perkara Pidana Nomor: 18/Pid.Sus
TPK/2023/PN.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
pada Pengadilan Negeri Banda
Aceh
Di
Banda Aceh

Assalamu ‘alaikum. Wr. Wb.


Dengan hormat.
Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. JONIZAR, SH.,MM.,CPL.,CPCLE.,ACiarb
2. ISKANDAR SYAHPUTRA, SH.,MH
3. MUHAMMAD ZUBIR, SH.,MH

Advokat & Konsultan Hukum pada Kantor JONIZAR, SH.,MM & REKAN.
Alamat di Jalan Laksana No 12 Kel, Simpang Tiga Pekan Kec, Perbaungan
Kabupaten serdang Bedagai. Provinsi Sumatera Utara berdasarkan surat kuasa
khusus tanggal 25 Desember 2022, bertindak untuk dan atas nama klien kami:
NAMA : DRS MUHAMMAD SAIPULLAH
Tempat, Tanggal lahir : RIMO, :09 APRIL 1966
Pekerjaan : PNS (Kepala Sekolah SMK Negri 1 Gunung Meriah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kebangsaan/
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Desa Tanah Bara kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Aceh.

Bahwa untuk mempermudah pemahaman terhadap Nota Pembelaan (Pledoi)


ini, maka disusun dengan sistematika sebagai berikut :
I. PENDAHULUAN
II. DAKWAAN DAN TUNTUTAN
III. FAKTA-FAKTA PERSIDANGAN
IV. PEMBAHASAN YURIDIS
V. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN
VI. PENUTUP

Berikut ini kami sampaikan uraian Pembelaan terhadap Terdakwa, satu


demi satu secara berurutan, yaitu :

I. PENDAHULUAN

Ibu Ketua dan Anggota Majelis Hakim yang terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati, dan
Sidang Pengadilan yang kami muliakan.

Pertama-tama perkenankanlah kami menyampaikan puji syukur kehadirat


Allah SWT yang Maha Pengasih, Maha Adil dan Maha Bijaksana, karena
sebagai manusia kita harus menyadari tanpa Rahmat dan Innayah-Nya,
kita semua tidak dapat mengikuti persidangan ini mulai dari awal sampai

JONIZAR SH.,MM & REKAN


2
pada hari
ini--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan
kepada Majelis Hakim yang telah dengan tekun, sabar dan teliti memeriksa
dan mengadili perkara ini dalam usaha menemukan kebenaran materiel
demi keadilan dan kebenaran--------------------------------------------------------------------------

Kami juga menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada


Saudara Penuntut Umum (JPU) yang dengan gigih dan bersemangat
berusaha untuk membuktikan dakwaannya, yang dapat kami maklumi
sebagai suatu tugas dan amanat institusi kejaksaan----------------------------------------
Ucapan terima kasih dan penghargaan ini bukanlah sekedar memenuhi
kelaziman awal dari suatu pledoi atau pembelaan, namun manifestasi dari
rasa puas dari hati nurani kami karena kita menurut fungsi masing-masing
telah berusaha menegakkan hukum in concreto yaitu keadilan sehingga
memungkinkan terlaksananya penegakan hukum dan kebenaran yang kita
junjung tinggi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa-------------------------------------------
Setelah menjalani persidangan yang panjang dan melelahkan dalam
perkara klien kami BAPAK DRS MUHAMMAD SAIPULLAH Selaku
Terdakwa dengan rasa tanggungjawab dalam rangka mengungkap fakta-
fakta, kebenaran dan keadilan, tentu PLEDOI ini bukan sesuatu yang
hendak membela atas kesalahan dan/atau kekhilafan terdakwa agar bebas
diluar pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim, akan tetapi ada
suatu niat ikhtiar, sebelum yang terhormat Majelis Hakim memutuskan
perkara a quo mendapatkan keterangan, gambaran, bukti-bukti dan segala
kejadian atau peristiwa hukum yang di tuntut oleh Jaksa Penuntut Umum
pada dakwaan. PLEDOI ini merupakan alat peradilan membantu Majelis
Hakim untuk sampai pada suatu keyakinan, dan dengan keyakinan itulah
kesalahan atas suatu perbuatan dapat ditentukan secara benar, adil dan
baik bagi terdakwa, keluarga dan
masyarakat--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada persidangan yang lalu, kita telah mendengar tuntutan yang dibacakan
oleh Penuntut Umum dengan menguraikan fakta-fakta hukum, dasar-dasar
hukum serta berbagai dalil yang pada kesimpulannya menyatakan
Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah “ melakukan
tindak pidana korupsi” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
dakwaan primair yakni pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18 Undang-undang
Nomor: 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan oleh karenanya harus pula dijatuhi pidana
yang setimpal dengan kesalahannya menurut Penuntut
Umum---------------------------------------------------------
Namun pada kesempatan ini, Penasihat Hukum (PH) Terdakwa akan
menampilkan unsur-unsur dimaksud dari sisi lain yang menurut
pendapat Penasehat Hukum (PH) luput dari pengamatan Penuntut
Umum, meskipun kami sadar bahwa antara Penuntut Umum dan
Penasihat Hukum beranjak dari doktrin hukum yang
sama---------------------------------------------------------------------
Agaknya tidak berlebihan dikemukakan, bahwa ada suatu pendapat yang
hidup di masyarakat khususnya pencari keadilan, bahwa baik Hakim,
Jaksa/Penuntut Umum maupun Penasihat Hukum (PH) mempunyai
fungsi yang sama walaupun berlainan posisi, yang digambarkan oleh
Prof. Mr. M. Trapman sebagai berikut, ”Bahwa Terdakwa mempunyai
JONIZAR SH.,MM & REKAN
3
pertimbangan yang subyektif dalam posisi yang subyektif, Penasihat Hukum
mempunyai pertimbangan yang obyektif dalam posisi yang subyektif, Penuntut
Umum mempunyai pertimbangan yang subyektif dalam posisi yang obyektif,
sedang Hakim mempunyai pertimbangan yang obyektif dalam posisi yang
obyektif
pula.”-------------------------------------------------------------------------------------------------
Terlepas dari posisi yang berseberangan antara Penuntut Umum (PU) yang
bertindak untuk dan atas nama Negara, dimana tugasnya adalah untuk
menangani perkara tindak pidana, dengan posisi Penasihat Hukum (PH)
dari warga negara, tentu penegakan hukum ini didasarkan pada prinsip
bahwa apapun bentuk dan jenisnya perbuatan tindak pidana korupsi harus
ditekan, dilawan dan kalau mungkin supaya dihapuskan-------------------------
Dengan perbedaan posisi tersebut, langsung atau tidak langsung, setuju
atau tidak setuju hal tersebut akan menimbulkan perbedaan sudut pandang
yang berbeda dari Jaksa Penuntut Umum dengan kami selaku Penasihat
Hukum (PH) dalam melihat perkara yang sekarang disidangkan ini. Disini
terjadi persinggungan antara pandangan Jaksa Penuntut Umum dan kami
selaku Penasihat Hukum. Karena itu perbedaan sudut pandang ini
diserahkan penyelesaiannya kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini. Hal ini sesuai dengan sebuah adagium yang
mengatakan bahwa dari subyektivitas akan diperoleh obyektivitas ------------

SIDANG PENGADILAN YANG KAMI MULIAKAN,

Beban pembuktian dan/atau kewajiban untuk membuktikan kesalahan


terdakwa adalah penuntut umum dengan menggunakan alat-alat bukti sah
yang ditentukan oleh Undang-Undang
(KUHAP)-------------------------------------------
Sehubungan dengan aspek pembuktikan dalam perkara pidana, maka patut
kita renungkan, pendapat M. Yahya Harahap, SH dalam buku:
Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP (Bab. VIII, Hal: 273),
menegaskan, bahwa:
Pembuktian merupakan masalah yang memegang peranan dalam proses
pemeriksaan sidang Pengadilan. Melalui Pembuktian ditentukan nasib terdakwa.
Apabila hasil pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan Undang-undang
“tidak cukup” membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa,
“dibebaskan” dari hukuman, sebaiknya, kalau kesalahan terdalwa dapat
dibuktikan dengan alat-alat bukti yang disebutkan dalam pasal 184, terdakwa
dinyatakan “bersalah” kepadanya akan dijatuhkan hukuman, oleh karena itu,
hakim harus hati-hati, cermat, dan matang menilai dan mempertimbangkan nilai
pembuktian, penelitian sampai dimana batas minimum “kekuatan pembuktian”
atau bewijs kracht dari alat bukti yang disebut dalam pasal 184
KUHAP-----------------------------------------------
Bahwa Pasal 183 KUHAP menyatakan, bahwa: “Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang
bersalah
melakukannya”-----------------------------------------------------------------------------------------------
KUHAP telah menentukan secara jelas dan tegas mengenai alat bukti yang
sah, yaitu ketentuan Pasal 184 ayat (1) KUHAP, yaitu:
a. Keterangan Saksi ;
b. Keterangan Ahli ;
c. Surat ;
d. Petunjuk ;

JONIZAR SH.,MM & REKAN


4
e. Keterangan Terdakwa”
Ketentuan yang menentukan mengenai keterangan saksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 185 KUHAP, berbunyi:
(1) Keterangan Saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan
dalam sidang.
(2) Keterangan seorang Saksi saja tidak cukup untuk membuktikan
bahwa Terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan
kepadanya.
Jika disimak secara cermat perumusan pasal 185 KUHAP tersebut, cukup
jelaslah, bahwa keterangan saksi yang dianggap sebagai alat bukti yang sah
hanyalah apa yang dinyatakan saksi dihadapan sidang dan keterangan
seorang saksi saja tidak dapat dijadikan alat bukti yang sah sebagaimana
yang lazim disebut “ Unus Testis Nullus Testis ”------------------------------------

Ada keterangan saksi yang bernilai sebagai bukti dan perlu digarisbawahi,
bahwa tidak semua keterangan saksi yang mempunyai nilai sebagai alat
bukti. Keterangan saksi yang mempunyai nilai adalah keterangan yang
sesuai dengan apa yang dijelaskan pasal 1 angka 27 KUHAP:
(1) Yang saksi lihat sendiri
(2) Saksi dengar sendiri
(3) Saksi alami sendiri
(4) Saksi menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
Selanjutnya mengenai kesaksian di persidangan disebutkan dalam Pasal
185 ayat (5) KUHAP, yaitu: “Baik pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari
hasil pemikiran saja, bukan keterangan saksi”.
Ketentuan Pasal 185 ayat (6) KUHAP tentang penilaian keterangan saksi,
dinyatakan: “Dalam menilai kebenaran keterangan saksi satu dengan yang lain,
Hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan:
a. Persesuaian antara keterangan saksi satu sama lainnya;
b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti lain;
c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberikan
keterangan tertentu;
d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya
dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya.
Ketentuan-ketentuan pasal tersebut juga mengatur dan memberikan
ketentuan tentang penggunaan alat-alat bukti secara langsung
(ommiddelijkheid der bewijsvoering). Azas ini dipakai sebagai upaya untuk
menelusuri “materieel waarheid” (kebenaran materiel) sebagaimana
dinyatakan oleh Prof. van Bemmelen dalam bukunya berjudul “Leerboek
van het Ned. Strafprocesrecht, 6 e herziene druk”, halaman 95 yang secara garis
besarnya mempunyai arti, sebagai berikut:
“Dalam menelusuri kebenaran materiel, maka berlaku suatu azas bahwa
keseluruhan proses yang menghantarkan kepada Putusan Hakim, harus secara
langsung dihadapkan kepada Hakim dan proses secara keseluruhan diikuti oleh
Terdakwa serta harus diusahakan dengan alat bukti yang sempurna”.
Selain itu dalam perkara ini perlu pula diingat kembali asas “IN DUBIO
PRO REO” yang juga berlaku bagi Hukum Pidana yang berintikan serta
menyatakan bahwa apabila terdapat cukup alasan untuk meragukan
kesalahan Terdakwa, maka Hakim membiarkan neraca timbangan
jomplang untuk keuntungan
Terdakwa--------------------------------------------------------------------------
Prinsip doktrin dalam Hukum Pidana tetap dominan dalam kehidupan diri
Terdakwa yang universal, karenanya dihindarilah sejauh mungkin
subyektivitas atas penanganan perkara yang dihadapi siapapun, baik itu
JONIZAR SH.,MM & REKAN
5
berkaitan dengan masalah sosial, politis maupun ekstra interventif lainnya,
sehingga adagium bahwa “Lebih baik membebaskan seribu orang
bersalah daripada menghukum satu orang yang belum tentu bersalah”,
dapat diterapkan secara totalitas dan obyektif, begitu pula pada diri dan
kasus Terdakwa
ini---------------------------------------------------------------------------
Memang asas tersebut tidak tertulis dalam KUHP, namun tidak dapat
dihilangkan kaitannya dengan azas “Tiada Pidana Tanpa
Kesalahan”(“Geen Straf Zonder Schuld”) atau “Anwijzigheid van alle
Schuld” yang sudah menjadi yurisprudensi tetap dan dapat diturunkan
dari Pasal 182 ayat (6) KUHAP. Begitu pula menjadi doktrin dan asas tetap
dalam Hukum Pidana “Anwijzigheid van alle Materielle
Wederrechtelijkheid” atau “Tiada Pidana Tanpa Melawan Hukum
Materiel”, suatu asas yang sangat berkembang dalam Hukum Pidana.

II. DAKWAAN DAN TUNTUTAN PIDANA

1. DAKWAAN

Pada awal persidangan perkara ini Penuntut Umum telah membacakan


dakwaan sebagai berikut:

JONIZAR SH.,MM & REKAN


6
JONIZAR SH.,MM & REKAN
7
JONIZAR SH.,MM & REKAN
8
JONIZAR SH.,MM & REKAN
9
JONIZAR SH.,MM & REKAN
10
JONIZAR SH.,MM & REKAN
11
JONIZAR SH.,MM & REKAN
12
JONIZAR SH.,MM & REKAN
13
JONIZAR SH.,MM & REKAN
14
JONIZAR SH.,MM & REKAN
15
JONIZAR SH.,MM & REKAN
16
JONIZAR SH.,MM & REKAN
17
JONIZAR SH.,MM & REKAN
18
JONIZAR SH.,MM & REKAN
19
JONIZAR SH.,MM & REKAN
20
JONIZAR SH.,MM & REKAN
21
JONIZAR SH.,MM & REKAN
22
JONIZAR SH.,MM & REKAN
23
JONIZAR SH.,MM & REKAN
24
2. TUNTUTAN PIDANA

Pada persidangan hari KAMIS tanggal 24 Oktober 2019 Sdr. Jaksa


Penuntut Umum (JPU) telah membacakan Surat Tuntutan pada pokoknya
sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY YOESOEF terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah “Melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Primair Pasal 2 ayat (1)
Jo. Pasal 18 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20
tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY YOESOEF dengan pidana penjara selama 10
(sepuluh) tahun dan 6 (enam) bulan pidana denda sebesar Rp.
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) subsider kurungan dengan
perintah agar terdakwa ditahan.
2. Uang Pengganti:
Membebankan terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY YOESOEF membayar uang pengganti sebesar
Rp. 14.850.000.000,- (empat belas milyar delapan ratus lima puluh juta
rupiah), jika terdakwa tidak membayar uang pengganti paling lama 1
(satu) bulan sesudah putusan Pengadilan Negeri Samarinda yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap, maka uang pengganti
tersebut, dalam hal terdakwa tidak mempunyai harta benda yang
mencukupi untuk membayar uang pengganti, maka diganti dengan
pidana penjara selama 5 (lima) tahun dan 3 (tiga) bulan.

3. Menyatakan barang bukti berupa :


1. Copy Leges Buku Pedoman Perkreditan Business Banking Segmen
Menengah Buku 1, Bab 1, Sub Bab A, Sub Sub Bab 13 halaman 1,
No. Instruksi IN/0004/PGV Tanggal 30 Desember 2011 perihal
Refinancing Kredit.
2. Copy Leges Buku Pedoman Perkreditan Business Banking Segmen
Menengah Buku 1, Bab 1, Sub Bab A, Sub Sub Bab 13 halaman 1,
No. Instruksi IN/0006/PGV Tanggal 30 Desember 2011 perihal
Ketentuan Umum Kredit Investasi;
3. Copy Leges Surat dari PT.Indo Pusaka Berau Nomor
010/DIR/IPB/1/2013 Tanggal 14 Januari 2013 Perihal Permohonan
Pembiayaan Proyek Pengembangan PLTU Lati Berau, Kalimantan
Timur.
4. Copy Leges Surat Perihal Keputusan Fasilitas Kredit Saudara
Nomor BLM/2.1/0360/R Tertanggal 23 September 2015, terdiri
dari halaman 1 sampai dengan halaman 13 berikut lampiran I dan
lampiran II masing-masing 1 (Satu) Lembar;
5. Copy Leges Perjanjian Kredit Nomor 2015/056 Tertanggal 23
September 2015, terdiri dari 22 halaman berikut lampiran I berupa
jaminan, lampiran II berupa asuransi, lampiran berupa jadwal
angsuran hutang pokok;
6. Copy Leges Surat dari PT. Indo Pusaka Berau
Nomor: 129/DIR/IPB/XII/2015 Tertanggal 28 September 2015
Perihal Pencairan Kredit;

JONIZAR SH.,MM & REKAN


25
7. Copy Leges Surat dari PT. Indo Pusaka Berau
Nomor 191/DIR/IPB/XII/2015 Tertanggal 22 Desember 2015
Perihal Permohonan Pembukaan Blokir Rekening Giro PT.IPB;
8. Copy Leges Surat Facsimile kepada BNI Kantor Cabang Tanjung
Redeb Nomor WBJ/7.5/-/Facs Tanggal 28 Desember 2015
sebanyak 1 (Satu) lembar mengenai pembukaan blokir dan
pemindahbukuan;
9. Copy Leges Surat Perjanjian Kerja antara PT. Indo Pusaka Berau
dengan PT Pembangkit Listrik Nusantara tentang Turnkey Project
Pekerjaan Pembangunan Boiler Circulated Fluidized Bed (CFB)
unit 4 Kapasitas 40 Ton/Jam, PLTU Lati – Berau, Kalimantan
Timur, Nomor 038.SPK/DIR/IPB/XII/2015 Tanggal 08 Desember
2015
10. 1 (satu) Berkas Dokumen asli Akta Notaris ERNI ROHAINI,
SH.MBA Nomor 13 Tanggal 28 Desember 2015.
11. 1 (satu) lembar Bilyet Giro No. BW504555 tanggal 30 Desember 2015
(asli).
12. 1 (satu) Lembar Surat Bukti Pengeluaran uang PT.Indo Pusaka Berau No:
BP-080 tanggal 28 Desember 2018 (asli) beserta 1 (satu) Lembar
salinan (asli).
13. 1 (satu) lembar surat asli No : 006/XII/PLN/2015, tanggal 18
Desember 2015 perihal Permohonan Pembayaran Down Payment
dari PT. Pembangkit Lsitrik Nusantara atas nama SAMSON
TAMBUNAN yang ditujukan kepada PT. Indo Pusaka Berau.
14. 1 (satu) lembar asli INVOICE No : 010/IPB/PLN/XII-2015 tanggal
18 Desember 2018 yang di tanda tangani SAMSON TAMBUNAN
Selaku Project Director PT.Pembangkit Listrik Nusantara.
15. 1 (satu) Lembar asli Nota Kredit Bank BNI dengan Nomor Kosong
tanggal 28 Desember 2015, transfer dari 88674842 INDO PUSAKA
BERAU IDR 14.850.000.000,- Transfer ke 5552340000
PEMBANGKIT LISTRIK NUSANTARA IDR 14.850.000.000,-
dengan Berita DP BOILER CFB 40 TON/HOUR PT. INDO
PUSAKA BERAU– TANJUNG REDEB
16. 1 (satu) Lembar Copy surat nomor : 191/DIR/IPB/XII/2015
tanggal 22 Desember 2015 perihal Permohonan Pembukaan Blokir
Rekening Giro PT. IPB yang ditanda tangani oleh Chairuddin
Noor, SE., M.Si selaku Direktur PT. Indo Pusaka Berau.
17. 1 (satu) Lembar Copy surat NPWP PT. Pembangkit Listrik
Nusantara nomor 31.608.487.0-063.00, tanggal 5 Oktober 2015.
18. 1 (satu) Lembar copy surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
PT. Pembangkit Listrik Nusantara nomor : S-
1320PKP/WPJ.04/KP.0403/2015.
19. 1 (satu) lembar copy Surat Keterangan Terdaftar PT. Pembangkit
Listrik Nusantara Nomor : S- 13581KT/WPJ.04/KP.0403/2015,
tanggal 5 Oktober 2015.
20. 1 (satu) Berkas Dokumen SURAT PERJANJIAN KERJA Antara PT.
INDO PUSAKA BERAU Dengan PT. PEMBANGKIT LISTRIK
NUSANTARA Tentang TURNKEY PROJECT PEKERJAAN
PEMBANGUNAN BOILER CIRCULATED FLUIDIZED BED (CFB)
UNIT 4 KAPASITAS 40 TON/JAM, PLTU LATI-BERAU,
KALIMANTAN TIMUR Nomor : 024.SPK/DIR/IPB/X/2015,
tanggal 8 Desember 2015.
21. 1 (satu) Berkas Dokumen Asli SURAT PERJANJIAN KONTRAK
PEMBELIAN PERALATAN UNTUK PEKERJAAN
PEMBANGUNAN BOILER SYSTEM DENGAN KAPASITAS 40
TPH PLTU LATI UNIT 4 DI BERAU, KALIMANTAN TIMUR
DENGAN NO.054/PLN/SPK/IV/2016, TANGGAL 11
JANUARI 2016.

JONIZAR SH.,MM & REKAN


26
22. 1 (satu) Lembar Kwitansi No. 1 perihal Pembayaran Down
Payment dari PT. Pembangkit Listrik Nusantara kepada Qindao
Honest Universal Machinery Co.Ltd sebesar CNY 750.000,00 atau
sebesar Rp. 1.577.452.500,00,- (satu Milyar lima ratus tujuh puluh
tujuh juta empat ratus lima puluh dua ribu lima ratus rupiah).
23. 1 (satu) Lembar Kwitansi No. 2 perihal Pembayaran Down
Payment dari PT. Pembangkit Listrik Nusantara kepada Qindao
Honest Universal Machinery Co.Ltd sebesar CNY 750.000,00 atau
sebesar Rp. 1.517.062.500,00,- (satu Milyar lima ratus tujuh belas
juta enam puluh dua ribu lima ratus rupiah).
24. 1 (satu) Lembar Kwitansi No. 3 perihal Pembayaran Down
Payment dari PT. Pembangkit Listrik Nusantara kepada Qindao
Honest Universal Machinery Co.Ltd sebesar CNY 1000.000,00 atau
sebesar Rp. 2.022.260.000,00,- (dua milyar dua puluh dua juta dua
ratus enam puluh ribu rupiah).
25. 1 (satu) Lembar Kwitansi No. 4 perihal Pembayaran Down
Payment dari PT. Pembangkit Listrik Nusantara kepada Qindao
Honest Universal Machinery Co.Ltd sebesar CNY 1000.000,00 atau
sebesar Rp. 2. 029.470.000,00,- (dua milyar dua puluh Sembilan juta
empat ratus tujuh puluh ribu rupiah)
26. 1 (satu) Lembar Kwitansi No. 5 perihal Pembayaran Down
Payment dari PT. Pembangkit Listrik Nusantara kepada Qindao
Honest Universal Machinery Co.Ltd sebesar CNY 1000.000,00
sebesar Rp. 1. 960.200.000,00,- (satu milyar Sembilan ratus enam
puluh juta dua ratus ribu rupiah).
27. 17 (Tujuh Belas Lembar asli) bukti Setoran Tunai Bank BNI dengan
penyetor Sdr M GANDI.
28. 4 (Empat Lembar asli) Bukti Formulir Setoran Rekening dengan
Penyetor Sdr M GANDI.
29. 1 (satu lembar asli) Bukti setoran Formulir Kiriman uang dengan
pemohon Sdr M GANDI.
30. 1 (satu) Bandel Copy Berkas Dokumen Pendirian Perseroan
terbatas PT. Indo Pusaka Berau nomor 8 tanggal 12 Januari 2005.
31. 1 (satu) Berkas Copy Dokumen Surat keputusan Pemegang Saham
Secara Sirkuler PT. Indo Pusaka Berau No.016./K/010/RUPS-
IPB/2012, pengangkatan dan penetapan Sdr CHAIRUDDIN NOOR
sebagai Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau.
32. 1 (satu) Bandel Copy Dokumen Akta nomor 4 Tanggal 11 Januari
2013 tentang pernyataan keputusan para pemegang saham PT.Indo
Pusaka Berau (perubahan susunan pengurus)/pengangkatan Sdr
CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.Si sebagai Direktur Uatama PT. Indo
Pusaka Berau.
33. 1 (satu) Lembar Copy surat Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Asminstrasi
Hukum Umum Nomor : AHU-AH.01.10-04254 tanggal 12 Februari
2013 perihal penerimaan pemberitahuan perubahan data perseroan
terbatas PT. Indo Pusaka Berau.
34. 1 (satu) Berkas Copy Dokumen Keputusan Direksi PT. Indo Pusaka
Berau Nomor : 04.Kpts/DIR/IPB/2015, tanggal 5 Januari 2015
tentang pengadaan barang dan jasa di lingkungan PT. Indo Pusaka
Berau.
35. 3 (tiga) Lembar copy surat keputusan Direksi PT. Indo Pusaka
Berau nomor : 172.Kpts/DIR/IPB/VI2013, tanggal Juni 2013
tentang pembentukan Panitia Lelang di Lingkungan PT. Indo
Pusaka Berau.
36. 1 (satu) Berkas copy Dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) Pembangunan Boiler Type Circulated Fluidized Bed (CFB) 40
ton/Jam Unit 4 PLTU LATI, Berau – Kalimantan Timur, Nomor :

JONIZAR SH.,MM & REKAN


27
RKS/DIR/IPB/X/2013, tanggal Oktober 2013 perihal
PEKERJAAN PEMBANGUNAN BOILER TYPE CIRCULATED
FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR WASTE COAL SISA
PEMBAKARAN BOILER UNIR 1, 2 DAN 3 PLTU LATI.
37. 2 (Dua) Lembar Copy Surat ketua panitia pengadaan barang dan
jasa nomor : 003/PPJB-CFB/IPB/II/2014, tanggal 3 Februari 2014
perihal hasil pengadaan barang pekerjaan pembangunan Boiler
CFB Unit 4.
38. 1 (satu) lembar copy surat Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau
nomor : 032/DIR/IPB/II/2014, tanggal 5 Februari 2014,
perihal tender pekerjaan pembangunan Boiler CFB unit 4 PLTU
Lati.
39. 1 (satu) Lembar copy surat ketua penitia pengadaan barang dan
jasa nomor : 006/PPBJ-CFB/IPB/II/2014, tanggal 7 Februari,
perihal hasil evaluasi penawaran tender pembangunan Boiler CFB
Kap. 40 T/J.
40. 1 (satu) Berkas Copy Dokumen EVALUASI TENDER DOKUMEN
PEMBANGUNAN BOILER CIRCULATED FLUIDIZED BED
KAPASITAS 40 T/J LATI BERAU.
41. 1 (satu) lembar copy surat nomor : 116/DIR/IPB/VIII/2015
tanggal 18 Agustus 2015 perihal permohonan pencairan fasilitas
Kredit PT. Indo Pusaka Berau.
42. 1 (satu) Lembar copy surat Letter of Inten (LOI)
nomor: 162/DIR/IPB/X/2014 tanggal 17 Oktober 2014.
43. Rekening Koran Bank BNI Cab Tanjung Redeb dengan nomor
rekening 5552340000 atas nama PT. Pembangkit Listrik Nusantara
44. Buku rekening Bank BNI Cab. Tanjung Redeb dengan nomor.
Rekening 0088656595 atas nama Chairuddin Noor (dikembalikan
kepada Terdakwa Chairuddin Noor, SE.,M.Si Bin Muhammad
Roesly Yoesoef)
45. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara
sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

JONIZAR SH.,MM & REKAN


28
MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT
JAKSA PENUNTUT UMUM YANG KAMI HORMATI, DAN
SIDANG PENGADILAN YANG KAMI MULIAKAN

III. FAKTA–FAKTA PERSIDANGAN

Dipersidangan telah didengar keterangan saksi-saksi, keterangan ahli,


bukti surat, keterangan Terdakwa, dan pemeriksaan barang bukti yang
pada pokoknya sebagai berikut :

A. KETERANGAN SAKSI-SAKSI:

(1). Saksi :

Nama Lengkap : ALINUDDIN PANE BIN ALM RUSLI PANE


Tempat Lahir : Padang Masiang
Umur/Tanggal Lahir : 35 Tahun / 08 Nopember 1986
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Batak / Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Lae Butar Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : Strata Satu
No Handphone 0823 –6917– 1616

Menerangkan :

1. Diperiksa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

2. mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

3. mengerti setelah ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22 Undang-Undang


No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi bahwa apabila saksi tidak memberikan keterangan yang sebenarnya
maka dapat dipidana dengan ketentuan ini.

(2). Saksi :
Nama Lengkap : FAKHRRUROZI,S.Pd Bin Alm AKHMAD SAROSA
Tempat Lahir : Baja Kuning
Umur/Tanggal Lahir : 37 Tahun / 13 Juli 1984
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Jawa/ Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Tulaan Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil JONIZAR SH.,MM & REKAN
29
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : Strata Satu
No Handphone 0813 –7008– 7000
Menerangkan :

1. Diperiksa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

2. mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

3. mengerti setelah ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22 Undang-Undang


No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi bahwa apabila saksi tidak memberikan keterangan yang sebenarnya
maka dapat dipidana dengan ketentuan ini.

4. Jabatan Saksi di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Negeri 1 Gunung Meriah


Pada Tahun 2018 adalah guru mata pelajaran otomotif

5. Tugas Saksi adalah mengajarkan pelajaran otomotif kepada siswa sesuai


rencana pembelajaran roster pelajaran, tanggung jawab Saksi kepada Kepala
Sekolah SMK Negeri 1 Gunung Meriah yaitu saudara Drs. M.SAIFULLAH S.

6. Saksi menjabat Selaku Bendahara Sekolah negeri 1 Gunung Meriah sejak


tanggal 20 Januari 2020 sesuai dengan Surat keputusan Kepala Sekolah SMK
Negeri 1 Gunung Meriah Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil
Nomor : 421.2/582/2020, Tanggal 20 Januari 2020.
(3). Saksi :

Nama Lengkap : ERIDAWATI, S.E, Ak


Tempat Lahir : LAMTEUMEN. 16 SEPTEMBER 1973
Umur/Tanggal Lahir : 48 Tahun / 16 September 1973
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa/Kebangsaan : Aceh / Indonesia
Tempat Tinggal : LR Anggrek No 247 Komplek BTN Ajeun Desa Ajuen
Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil ( PNS)
Pendidikan Terakhir : Strata Satu / S -1 ( Tamat)
No Handphone 0811-6802-639
Menerangkan :
1. Diperiksa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

2. mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

3. mengerti setelah ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22 Undang-Undang


No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi bahwa apabila saksi tidak memberikan keterangan yang sebenarnya
maka dapat dipidana dengan ketentuan ini.

4. Saksi dinas di Dinas Pendidikan Aceh pada tahun 2018.

5. Jabatan Saksi sebagai Bendahara Pengeluran Dinas Pendidikan Aceh


berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor : 954/525/2018 tentang
Perubahan Kelima Atas Keputusan Gubernur Aceh Nomor 954/1260/2017
tentang Penetapan Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang, Bendahara

JONIZAR SH.,MM & REKAN


30
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada satuan Kerja Perangkat Aceh
Tahun Anggaran 2018 Tanggal 7 Mei 2018.

6. Saksi menjabat selaku Bendahara Pengeluaran di Dinas Pendidikan Aceh hanya


pada tahun 2018 dan saat ini Saksi tidak lagi bertugas selaku bendahara
pengeluaran di Dinas Pendidikan Aceh.

7. Tugas Saksi Selaku Bendahara Pengeluran Dinas Pendidikan Aceh pada tahun
2018 adalah menerima, menyimpan, membayarkan dan menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Aceh dalam rangka
pelaksanaan APBA pada SKPA sebagaimana diatur didalam Peraturan Gubernur
Aeh Nomor 106 Tahun 2013 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Aceh.

8. Benar ada dana Bantuan Operasional Sekolah kepada SMK Negeri 1 Gunung
Meriah pada tahun 2018 yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non
Fisik Angaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN
(4). Saksi :

Nama Lengkap : EPIYANTI BERUTU BINTI SIAN MANIK


Tempat Lahir : Kecupak,
Umur/Tanggal Lahir : 41 Tahun / 01-03-1979
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa/Kebangsaan : Pak-pak / Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Gunung Lagan Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : Strata Satu
No Handphone 0822 –7710– 7563

Menerangkan:

1. Diperiksa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

2. mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

3. mengerti setelah ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22 Undang-Undang


No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang perubahan atas
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi bahwa apabila saksi tidak memberikan keterangan yang sebenarnya
maka dapat dipidana dengan ketentuan ini.

4. Jabatan Saksi di Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK) Negeri 1 Gunung Meriah


Pada Tahun 2018 selaku Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.

(5). Saksi :
Nama Lengkap : AZIZAH, S.Pd., M.PD
Tempat Lahir : Cuetmeucet, 31-12-1973
Umur/Tanggal Lahir : 48 Tahun,
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa/Kebangsaan : Aceh
Tempat Tinggal : Jl. Lamyoung – Dusun Lampaseh
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : Strata Dua / S- 2
No Handphone 0812-6921-771

JONIZAR SH.,MM & REKAN


31
Menerangkan:

1. Diperiksa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani

1. mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

2. mengerti setelah ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22 Undang-


Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001
tentang perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa apabila saksi tidak
memberikan keterangan yang sebenarnya maka dapat dipidana dengan
ketentuan ini.

4. Jabatan Saksi di Dinas Pendidikan Aceh Selaku selaku Kepala Bidang SMK
Dinas Pendidikan Aceh.---

5. Saksi memilik SK (Surat Keputusan) Selaku Kepala Bidang SMK Dinas


Pendidikan Aceh dengan nomor : PEG.821.2/535/JA/XI, Tanggal 13
Nopember 2020.
(6). Saksi
Nama Lengkap : RASIDIN KOMBIH
Tempat Lahir : Kuta Cane
Umur/Tanggal Lahir : 43 Tahun / 17 Agustus 1977
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Alas / Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan Terakhir : STM
No Handphone : 0812- 6344-997
Menerangkan:

1. Ya, saat ini saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2. Ya, saya mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan
sebenar-benarnya.

(8). Saksi

Nama Lengkap : LAKSANA


Tempat Lahir : Longkip, 03 – 03 – 1970
Umur/Tanggal Lahir : 60 Tahun / 24 Februari 1961
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Pak –Pak / Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Perangusan Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani / Pekebun
Pendidikan Terakhir : SMP
No Handphone : 0852- 5716-9699

Menerangkan:

1. saat ini saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan mengerti dan bersedia
memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

(9). Saksi

JONIZAR SH.,MM & REKAN


32
Nama Lengkap : AJMIR HRP
Tempat Lahir : Rimo
Umur/Tanggal Lahir : 60 Tahun / 24 Februari 1961
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Batak / Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Rimo Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan Terakhir : SMA
No Handphone : 0821- 6640-3095
Menerangkan:

1. Ya, saat ini saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan mengerti dan
bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.
(10). Saksi :
Nama Lengkap : HIDAYAT. SE
Tempat Lahir : Takengon
Umur/Tanggal Lahir : 47 Tahun / 28 April 1973
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Gayo / Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan Terakhir : Strata Satu ( S- 1)
No Handphone : 0813-6052-5757
Menerangkan :
1. Ya, saat ini saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

2. saya mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

3. Ya, saya mengerti setelah saya ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22
Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001
tentang perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa apabila saya tidak memberikan
keterangan yang sebenarnya maka dapat dipidana dengan ketentuan ini.

4. ia benar saya pemilik Bengkel YOLAN OIL yang beralamatkan Jalan T.R
Angkasa Desa Tanah Bara Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil
dan Toko Bengkel YOLAN OIL bergerak dibidang Perbengkelan dan Menjual
Sparepart Kendaraan Roda 4 dan roda 6.

5. Bengkel YOLAN OIL bergerak dibidang Perbengkelan dan Sparepart Kendaraan


Roda 4 dan roda 6 Sejak tahun 2004 sampai saat ini dan pihak Sekolah SMKN 1
Gunung Meriah pernah berbelanja di Bengkel YOLAN OIL milik saya tetapi saya
sudah tidak ingat lagi tahunnya.

6. Dan Seingat saya yang berbenja di Bengkel YOLAN OIL milik saya dari pihak
Sekolah SMKN 1 Gunung Meriah yaitu saudara SAIFULLAH dan Pada saat
belanja di toko bengkel saya tersebut pembayarannya secara berhutang hanya
mengambil barang.

7. Setiap Pembelian yang dilakukan oleh saudara saifullah tersebut dengan cara
berhutang dan saya catat di Faktur atau Bon milik saya lalu saya simpan.

8. Iya benar ada nama saya di dalam Laporan pertangungjawaban dana Bantuan
Oprasional Sekolah SMK Negeri 1 Gunung meriah triwulan 1 (satu), Triwulan II
(Dua) , Triwulan (III) dan Triwulan (IV) Tahun 2018 atas nama HIDAYAT SE dan
Faktor/Bon yang ada di Laporan pertangungjawaban dana Bantuan Oprasional
Sekolah SMK Negeri 1 Gunung meriah triwulan 1 (satu), Triwulan II (Dua) ,
Triwulan (III) dan Triwulan (IV) Tahun 2018 tersebut bukan milik saya.
(11). Saksi
JONIZAR SH.,MM & REKAN
33
Nama Lengkap : ZUBIRUDDIN
Tempat Lahir : Rimo
Umur/Tanggal Lahir : 43 Tahun / 06 Januari 1978
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Batak/ Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Rimo Kecamatan Gunung Meriah
Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan Terakhir : SMA
No Handphone : 0812- 6997-1573

Menerangkan :

1. Ya, saat ini saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan mengerti dan
bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

2. Ia benar saya pemilik Untuk toko USAHA TUNAS BARU benar yang beralamat
di Jalan Iskandar Muda Nomor 72 Rimo Aceh Singkil atas nama saya
ZUBIRUDDIN dan Toko Usaha Tunas Baru menjual spare part sepeda motor
dan sepeda.

3. USAHA TUNAS BARU dimulai Sejak tahun 2004 sampai saat ini.

4. Sepengetahuan saya pihak Sekolah SMKN 1 Gunung Meriah tidak pernah


berbelanja di toko toko Usaha Tunas Baru milik saya pada tahun 2018 lalu
Sepengetahuan saya Drs. M. SAIFULLAH selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1
Gunung Meriah tahun 2018 dan Bendahara Sekolah saudari Ade Prisuci S.PD
tidak pernah berbelanja di toko Usaha Tunas Baru milik saya.

(12). Saksi

Nama Lengkap : MUJI BURRAHMAN BIN ABDUL AZIS POHAN


Tempat Lahir : Simpang Kanan
Umur/Tanggal Lahir : 44 Tahun / 07 Juni 1977
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku Bangsa/Kebangsaan : Pak-pak/ Indonesia
Tempat Tinggal : Desa Gunung Lagan Kecamatan Gunung
Meriah Kabupaten Aceh Singkil
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
Pendidikan Terakhir : Strata Satu
No Handphone 0813 – 6194 – 5764

Menerangkan :

1. saat ini saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

2. saksi mengerti dan bersedia memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya.

JONIZAR SH.,MM & REKAN


34
3. saksi mengerti setelah saya ditunjukan dan membaca ketentuan Pasal 22 Undang-
Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana yang diubah dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2001 tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi bahwa apabila saya tidak memberikan keterangan yang sebenarnya
maka dapat dipidana dengan ketentuan ini.

4. Saya menjabat Selaku kepala Sekolah negeri 1 Gunung Meriah sejak tanggal 08
Januari 2020.

A. KETERANGAN AHLI:

2. Keterangan Ahli Warkhatun Najidah dalam persidangan


tanggal 5 September 2019 di bawah sumpah, pada pokoknya
menerangkan sebagai berkut:
- Bahwa ahli adalah seorang dosen Fakultas Hukum
Universitas Mulawarman.
- Bahwa ahli menegaskan BUMD adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah
dan pendirian atas BUMD harus berdasarkan Peraturan
Daerah (PERDA) pada daerah yang bersangkutan
- Bahwa menurut ahli, BUMD yang tidak didirikan
berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) berarti Perusahaan
tersebut didirikan menurut UU PT.
- Bahwa ahli menegaskan, kedudukan PT. Indo Pusaka Berau
menurut hukum adalah bukan BUMD, karena bukan
Pemerintahan Kab. Berau hanya memiliki saham 49 %
(empat puluh Sembilan persen), yang terdiri dari:
a. PT. Indo Pusaka Berau sebesar 49 % (empat puluh
Sembilan persen) milik Pemkab. Berau
b. PT. Indonesia Power sebesar 47 % (empat puluh tujuh
persen).
c. PT. Pusaka Jawa Baru sebesar 4 % (empat persen)
- Bahwa menurut ahli PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB) tidak
tunduk pada UU BUMD, tetapi tunduk pada Peraturan
Pemerintah nomor 1 Tahun 2008 Jo. Peraturan Pemerintah
nomor 49 tahun 2011 tentang Investasi Pemerintah. Artinya
PT. IPB tersebut, bukan BUMD tetapi merupakan investasi
Pemerintah Daerah Kab. Berau.
- Bahwa ahli menegaskan, Investasi Pemerintah adalah
penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka
Panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan
Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi,
sosial, dan/atau manfaat lainnya.
- Bahwa ahli mengatakan, Investasi Langsung adalah
penyertaan modal dan/atau pemberian pinjaman oleh
badan investasi pemerintah untuk membiayai kegiatan
usaha, sedangkan penyertaan modal adalah bentuk Investasi
Pemerintah pada Badan Usaha dengan mendapat hak
kepemilikan, termasuk pendirian Perseroan Terbatas (PT)
dan/atau pengambilalihan Perseroan Terbatas. (PT)
- Bahwa ahli menegaskan, pengaturan atau pengelolaan
investasi pada PT. IPB harus tunduk pada undang-undang
Perseroan Terbatas (UU PT).
- Bahwa ahli menegaskan, ada perbedaan yang prinsip antara
PERUSDA (BUMD) dengan Perusahaan Perseroan Daerah,

JONIZAR SH.,MM & REKAN


35
yaitu: Pertama, PERUSDA (BUMD) didirikan mutlak harus
dengan Peraturan Daerah (PERDA) pada daerah yang
bersangkutan, kemudian yang kedua, seluruh modalnya
dimiliki satu daerah dan tidak terbagi atas saham, kemudian yang
ketiga, Kepala Daerah merupakan pemilik modal, keempat organ
terdiri dari KPM, Dewan Pengawas dan Direksi.
- Bahwa ahli menegaskan, sedangkan untuk Perusahaan
Perseroan Daerah didirikan dengan menggunakan Undang-
undang (UU PT) Perseroan Terbatas, sedangkan modal
terbagi atas saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51%
(lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1 (satu)
daerah.
- Bahwa menurut ahli, kepala daerah sebagai pemegang
saham dan organ pengambilan keputusan tertinggi terdiri
dari Rapat Umum Pemegang Saham. (RUPS)
- Bahwa ahli menegaskan, Direksi PT. Indo Pusaka Berau
dalam hal ini terdakwa TIDAK dapat dimintai
pertanggaungjawaban hukum, jika:
a. Direksi telah menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang
baik, good corporate governance
b. Direksi bukan mengambil keputusan sendiri tetapi
atas perintah dan persetujuan RUPS.
c. Direksi mempertimbangkan kebijakan sebagai bentuk
langkah yang harus ditempuh demi kepentingan
perusahaan

- Bahwa ahli mengatakan, wujud pertanggunjawaban,


kewajiban Direksi men Laporan tahunan (Vide Pasal 66 UU
PT) Laporan tahunan adalah laporan menyeluruh mengenai
perkembangan dan pencapaian, serta kinerja dari
perusahaan dalam satu tahun berjalan. Laporan tersebut
harus mendapatkan persetujuan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
- Bahwa ahli menegaskan, dengan telah disetujui dan
diterimanya Laporan Pertanggungjawaban Direksi, maka
Direksi tersebut mendapatkan “acquit et de charge”
(pembebasan dan pelunasan; release and discharge). Acquit
diterjemahkan sebagai “to clear (a person) of a criminal
charge” (Black Law Dictionary). Acquit et de charge
diartikan sebagai “to set free, release or discharge from an
obligation, duty, liability, burden, or from an accusation or
charge” (Wikipedia). Hal ini berarti dengan acquit et de
charge, maka direksi dibebaskan dari tanggung jawabnya,
tugas atau kewajiban terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan. Konsekuensinya, maka Direksi tidak dapat
dituntut bertanggung-jawab dalam hal terjadinya kerugian
yang di derita perseroan.

2. Keterangan Ahli Ardiansyah dalam persidangan tanggal 5


September 2019 di bawah sumpah, pada pokoknya
menerangkan sebagai berkut:
- Bahwa ahli adalah seorang Auditor dari kantor Akuntan
Publik “ARMANDIAS” (Kantor Akuntan Publik Terdaftar),
berkantor di Jakarta sudah berpengalaman selama 25 tahun
menjadi auditor, yaitu terhitung tahun 1994 sampai dengan
sekarang.
JONIZAR SH.,MM & REKAN
36
- Bahwa selain itu ahli juga bekerja sebagai konsultan pada
Perusda BENUA TAKA milik Pemerintah Kab. Panajam
Paser Utama.
- Bahwa menurut keterangan ahli berdasarkan pengalaman
selama menjadi konsultan pada Perusda BENUA TAKA,
bahwa Perusda BENUA TAKA merupakan Perusahan
Daerah yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah
Kab. Panajam Paser Utara, dan tidak menggunakan UU
PT dan tidak melalui Notaris. Artinya murni Perusda.
- Bahwa berdasarkan pengalaman ahli selaku konsultan pada
Perusda PT. Benua Taka, memberikan keterangan, bahwa
pendirian Perusahaan harus dilakukan melalui akte notaris
yang berbentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT),
sehingga di dalam operasionalnya tunduk dan patuh pada
ketentuan UU PT dimana diatur adanya pemisahan hak,
tanggung jawab dan wewenang antara pemilik dan
pelaksana perusahaan serta media tertinggi dalam
mempertemukan hak, tanggung jawab dan wewenang
tersebut adalah melalui Rapat Umum Pemegang Shama
(RUPS). Dengan demikian hasil RUPS merupakan rujukan
utama dalam menjalankan perusahaan.
- Bahwa menurut keterangan ahli, jika keputusan untuk
melaksanakan pembangunan proyek boiler dan turbin
dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),
maka secara otomatis Terdakwa bertanggungjawab dan
wajib menjalankannya sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.
- Bahwa menurut ahli, jika ada rencana membatalkan
pelaksanaan pembangunan proyek boiler dan turbin, maka
pembatalan tersebut harus melalui forum Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
- Bahwa menurut keterngan ahli, meskipun adanya
penggantian jabatan Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau,
pengerjaan proyek Boiler tetap berjalan dan tidak boleh
secara sepihak dihentikan oleh Direktur Utama yang baru.
- Bahwa menurut keterangan ahli, penghitungan keuntungan
atau kerugian Perusahaan PT. Indo Pusaka Berau dapat
dilakukan setelah selesainya pengerjaan proyek
pembangunan bolier.
- Bahwa menurut keteranga ahli, secara akuntansi rugi laba
proyek pengerjaan Bolier dalam perkara ini perhitungannya
dilaksanakan apabila telah masuk dan diakui dalam laporan
keuangan perusahaan yang menjadi salah satu bahasan
utama dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu
untuk mempertanggung jawabkan kinerja Direktur Utama.
- Bahwa menurut keterangan ahli, selama transaksi proyek
pembanguan bolier belum dimasukan kedalam Laporan
Laba Rugi, maka proyek tersebut belum dapat dihitung
keruginnya karena masih tercatat dalam neraca perusahaan.
- Bahwa menurut keterangan ahli, bahwa Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) merupakan media penting atau
sarana bagi pemilik untuk menerima atau menolak laporan
pertanggungjawaban yang dibuat dan ditanda tangani oleh
Direktur Utama, termasuk mengambil langkah tindak lanjut
dari keputusan yang diambil oleh pemilik apabila Laporan
pertanggunjawaban keuangan ditolak, juga termasuk tindak
lanjut melaporkan pelaku kepada aparat penegak hukum.

JONIZAR SH.,MM & REKAN


37
- Bahwa menurut keterangan ahli, dalam hal melakukan
pemeriksaan atas laporan keuangan dengan tujuan khusus,
seorang auditor wajib melihat dan mempelajari dokumen
internal dan juga wajib melakukan konfirmasi terhadap
pihak luar terkait transaksi tersebut untuk menentukan
benar atau tidaknya pencatatan yang dilakukan oleh
Manajemen Perusahaan tersebut.
- Bahwa untuk melakukan pemeriksaan pada suatu
perusahaan harus terlebih dahulu konfirmasi kepada
Perusahaan yang bersangkutan.
- Bahwa menurut ahli tidak bisa melakukan audit terhadap
suatu Perusahaan tanpa ada perintah dari Rapat Umum
Pemegang Saham. (RUPS).
- Bahwa menurut ahli, jika laporan Pertanggungjawaban
Direktur Utama dalam suatu Perusahaan Perseroan Terbatas
(PT) sudah diterima oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), maka persoalan dianggap selesai dan tuntas.
- Bahwa Laporan Pertanggungjawaban Terdakwa, jika sudah
diterima berdasarkan hasil audit dari Akuntasn publik,
maka tidak ada lagi permasalahan dikemudian terhadap
terdakwa, karena dianggap sudah selesai.

3. Keterangan Ahli Didi Rohyadi dalam persidangan di bawah


sumpah, pada pokoknya menerangkan sebagai berkut:
- Bahwa ahli berasal dari kantor BPKP perwakilan
Kalimantan Timur pernah melakukan audit pada PT. Indo
Pusaka Berau.
- Bahwa ahli mengakui telah melaksanakan audit BPKP pada
PT. Indo Pusaka Berau.
- Bahwa ahli mengakui PT. Indo Pusaka Berau bukan murni
milik Pemerintahan Berau atau bukan murni BUMD.
- Bahwa ahli mengakui pernah membaca Laporan
Pertanggungjawaban dari Terdakwa, tapi ahli tidak berhak
mengkomentari LPJ tersebut.
- Bahwa ahli mengakui dalam melaksanakan auditnya tidak
melihat adanya Peraturan Daerah (PERDA) sebagai dasar
hukum untuk mendirikan PT. Indo Pusaka Berau sebagai
Perusahaan Daerah Pemkab. Berau.
- Bahwa PT. Indo Pusaka Berau didirikan dengan
menggunakan UU Perseroan Terbatas.
- Bahwa setahu ahli Perusahaan BUMD setiap tahun rutin di
audit oleh BPKP.
- Bahwa ahli menegaskan, opini dari BPK RI cuman hanya
satu tidak boleh ada 2 (dua) opini dalam satu obyek yang
diaudit.
- Bahwa ahli mengakui melakukan audit atas permintaan dari
PT. Indo Pusaka Berau.
- Bahwa ahli dalam mengaudit PT. Indo Pusaka Berau
dilakukan secara sepihak, tanpa berkomunikasi dan/atau
berkordinasi dengan terdakwa.
- Bahwa ahli mengakui tidak menghubungi terdakwa dalam
melakukan audit pada PT. Indo Pusaka Berau.

B. KETERANGAN TERDAKWA

JONIZAR SH.,MM & REKAN


38
Keterangan Terdakwa Chairuddin Noor, SE.,M.Si Bin Muhammad
Roesly Yoesoef dalam persidangan tanggal 3 Oktober 2019, pada
pokoknya menerangkan sebagai berkut:
- Bahwa benar terdakwa menjabat sebagai Direktur Utama
PT. Indo Pusaka Berau tanggal 12 Januari 2013
- Bahwa benar terdakwa diangkat sebagai Direktur Utama melalui
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Bahwa benar terdakwa diakhir masa jabatan membuat dan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Bahwa benar laporan pertanggungjawaban yang disampaikan oleh
terdakwa diterima oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dan dinyatakan sudah selesai dan tidak ada permasalahan.
- Bahwa benar Laporan pertanggungjawaban terdakwa telah diaudit
oleh Akuntan Publik yaitu Akuntan Publik dan diyatakan sesuai
dan mendapatkan WTP tanpa perkecualian.
- Bahwa benar pemerintah Kab. Berau memiliki 49 % saham pada
PT. Indo Pusaka Berau, kepemilikan saham 47 % milik
PT. Indonesia Power, sedangkan 4 % saham milik PT. Pusaka
Jawa Baru.
- Bahwa benar pendirian PT. Indo Pusaka Berau didirikan
berdasarkan akta notaris dan menggunakan Undang-undang
Perseroan Terbatas (UU PT) dan tunduk pada
ketentuan UU PT.
- Bahwa benar pendirian PT. Indo Pusaka Berau tidak berdasarkan
Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Berau, karena memang
benar tidak ada Peraturan Daerah (PERDA) yang diterbitkan
dalam pendirian PT. Indo Pusaka Berau tersebut.
- Bahwa benar pelaksanaan pengerjaan pembanguan Proyek Boiler
Unit 4 PLTU boiler Circulated Fluidized Bed (CFB)
dengan kapasitas 40 ton/Perjam tekanan 3,8 Mpa dan
tempratur 450 “ C. adalah berdasarkan perintah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS)
- Bahwa benar semasa Terdakwa menjabat sebagai Direktur Utama
PT. Indo Pusaka Berau, terdakwa tidak pernah membatalkan
pengerjaan proyek pembangunan Boiler unit 4 PLTU boiler
Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40 ton/Perjam
tekanan 3,8 Mpa dan tempratur 450 “ C.
- Bahwa benar yang membatalkan/menghentikan secara sepihak
pengerjaan proyek pembangunan boiler unit 4 PLTU adalah
saudara NAJEMUDDIN, SE selaku Direktur Utama PT. Indo
Pusaka Berau dan dilakukan tanpa Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS)
- Bahwa menurut terdakwa seharusnya tetap diteruskan pengerjaan
proyek pembangunan boiler unit 4 PLTU tersebut, jika tidak ada
perintah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
menghentikannya, bukan dihentikan secara sepihak, tanpa ada
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Bahwa benar sumber dana untuk pembagunan bolier unit 4 PLTU
boiler Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40
ton/Perjam tekanan 3,8 Mpa dan tempratur 450 “C. berasal dari
dana pinjaman pada BNI 1946 Balikpapan dan BNI 1946 Cabang
Berau.
- Bahwa benar jaminan atas pinjaman dana pada BNI 1946 adalah
sebuah Sertifikat Hak Milik (SHM) milik PT. Indo Pusaka Berau.
- Bahwa benar, yang menang tender atas proyek pembangunan
bolier unit 4 PLTU boiler Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan

JONIZAR SH.,MM & REKAN


39
kapasitas 40 ton/Perjam tekanan 3,8 Mpa dan tempratur 450 “C
adalah PT. Perusahaan Listrik Nusantara (PT. PLN)
- Bahwa benar, terdakwa dalam menjalankan tugas sebagai Direktur
Utama PT. Indo Pusaka Berau sesuai perintah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS)
- Bahwa benar terdakwa tidak pernah menjalankan tugas perseroan
tanpa perintah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Bahwa benar terdakwa melaksanakan lelang atas
pengerjaan/pembangunan proyek boiler unit 4 PLTU boiler
Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40 ton/Perjam
tekanan 3,8 Mpa dan tempratur 450 “C.
- Bahwa benar pelaksanaan lelang berjalan sesuai prosedur dan
ketentuan hukum dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
- Bahwa benar dalam menjalankan tugas sebagai Direktur Utama PT.
Indo Pusaka Berau tunduk dan sesuai dengan Undang-undang
nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)

MAJELIS HAKIM YANG TERHORMAT


JAKSA PENUNTUT UMUM YANG KAMI HORMATI, DAN
SIDANG PENGADILAN YANG KAMI MULIAKAN

IV. PEMBAHASAN YURIDIS

Pembahasan Yuridis terhadap Dakwaan


Bahwa karena dakwaan disusun dalam subsidaritas, maka kami
membuktikan terlebih dahulu dakwaan primair melanggar Pasal 2 ayat (1)
Jo. Pasal 18 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimaa telah diubah dan ditambah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, dengan unsur-unsur sebagai berikut:
1. Setiap orang
2. Secara Melawan Hukum
3. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi
4. Dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
5. Yang melakukan, menyuruh melakukan atau turut serta melakukan
perbuatan

Ad.1. Unsur “setiap orang”

JONIZAR SH.,MM & REKAN


40
Bahwa unsur “setiap orang” dalam rumusan pasal ini mengacu pada
defenisi kata “setiap orang” sebagaimana dimaksud dalam Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor. 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi--------------------
Bahwa selama dilakukan pemeriksaan perbuatan yang dilakukan oleh
Terdakawa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN MUHAMMAD ROESLY
YOESOEF bukanlah masuk dalam golongan perbuatan yang bisa
dimaafkan (alasan pemaaf) dan bukan pula masuk dalam golongan
perbuatan yang dibenarkan (alasan pembenar) serta tidak ditemukannya
alasan-alasan lain yang dapat menghapuskan perbuatan
terdakwa-----------
Bahwa dengan memperhatikan pendapat Jaksa Penuntut Umum yang
menyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah, menurut
hukum yaitu Terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY YOESOEF-lah sebagai pelaku dari tindak pidana
dalam perkara ini berdasarkan keterangan para saksi, surat, petunjuk,
keterangan terdakwa sebagaimana yang telah dikemukakan
dipersidangan dalam pembahasan unsur “setiap orang” dalam perkara
ini, maka kami tidak sependapat dengan pembuktian Sdr. Jaksa Penuntut
Umum tentang Unsur “setiap
orang”------------------------------------------------------------------------------------
Dengan perkataan lain, terbukti tidaknya unsur “setiap orang” harus
dikaitkan dengan perbuatan yang didakwakan apakah perbuatan itu
benar dilakukan oleh Terdakwa dan apakah perbuatan itu bertentangan
dengan hukum atau bersifat melawan hukum (wederrechtelijk
heid)--------------------------
Apabila seluruh unsur dari ketentuan pidana yang didakwakan telah
terbukti, barulah unsur “setiap orang” dapat ditujukan kepada terdakwa
sebagai subjek hukum yang didakwakan melakukan tindak pidana.
Sebaliknya apabila unsur-unsur dari ketentuan pidana yang didakwakan
yang merupakan delik inti (bestanddeel delict) tidak terbukti maka unsur
“setiap orang” sebagai subjek hukum tidak dapat dimintai pertanggung
jawaban--------------------------------------------------------------------------------------
Hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung RI No: 951K/Pid/1982,
tanggal 10 Agustus 1983 dalam perkara YOJIRO KITAJIMA, yang antara
lain menerangkan bahwa unsur “barang siapa“ hanya merupakan kata
ganti orang, dimana unsur ini baru mempunyai makna jika dikaitkan
dengan unsur-unsur pidana lainnya, oleh karenanya haruslah dibuktikan
secara bersamaan dengan unsur-unsur lain dalam perbuatan yang
didakwakan dalam kaitan dengan “barang siapa.”-------------------------------
Dengan demikian untuk membuktikan unsur “setiap orang“ haruslah
dibuktikan terlebih dahulu, seluruh unsur-unsur lainnya dari tindak
pidana yang didakwakan-----------------------------------------------------------------
Ad. 2 Unsur “Secara Melawan Hukum”
Dalam “Penjelasan” Pasal 2 ayat (1) Undang-undang No. 31 Tahun 1999
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 20 Tahun 2001
disebutkan:
Yang dimaksud dengan “secara melawan hukum” dalam pasal ini mencakup
perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materiil, yakni
meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-
undangan, namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak
JONIZAR SH.,MM & REKAN
41
sesuai dengan rasa keadilan atau norma-norma kehidupan sosial dalam
masyarakat, maka perbuatan tersebut dapat dipidana.

Bahwa dalam Putusan Mahkamah Konstitusi perkara Nomor: 003/PUU-


IV/2006 tanggal 25 Juli 2006 menyatakan bunyi penjelasan Pasal 2 ayat (1)
Undang-undang No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang No. 20 Tahun 2001 telah dinyatakan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat, namun demikian secara doktrinal akademis
ajaran “perbuatan melawan hukum materiel” masih dipertahankan,
khususnya terhadap pendekatan “Negatief Materiele Wederrechtelijkheid”.
Unsur “melawan hukum” patut pula dilakukan suatu pendekatan ajaran
“materiele wederrechtelijkheid” berdasarkan fungsi negatif sehingga
menghasilkan apa yang dinamakan Prof. Mr. Remmeleink dan
Prof. Oemar Seno Adji, SH sebagai alasan-alasan pembenar yang tidak
tertulis/diluar Undang-undang--------------------------------------------------------------------
Menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor: 72 K/KR/1970, yang
pada pokoknya menyatakan:
“meskipun yang dituduh adalah suatu delik formil, namun Hakim secara materiil
harus memperhatikan juga adanya kemungkinan keadaan tertuduh atas dasar
mana mereka tidak dapat dihukum.”
Menurut Pompe, dari istilahnya saja sudah jelas, melawan hukum
(“Wederrechtelijkheid” ) jadi bertentangan dengan hukum bukan bertentangan
dengan undang-undang. Dengan demikian Pompe memandang melawan hukum
sebagai yang kita maksud dengan melawan hukum materiel. (Prof. Dr. Jur
Andi Hamzah, SH, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia &
Perkembangannya, PT.Sofmedia, Jakarta,
Hal.179)-------------------------------------------------------------------------
Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, pelaksanaan
kegiatan proyek pembangunan bolier unit 4 PLTU boiler Circulated
Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40 ton/Perjam tekanan 3,8 Mpa
dan tempratur 450 “ C adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) yang kemudian dijalankan secara baik dan
benar oleh terdakwa selaku Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau. Hal
ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1 angka 4 Undang-undang nomor: 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menegaskan, bahwa Rapat
Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut RUPS, adalah Organ
Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada
Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam
Undang-Undang ini dan/atau anggaran
dasar---------------------------------------------
Bahwa untuk menindaklanjuti secara teknis perintah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) tersebut, maka terdakwa melakukan hal-hal
berikut:
1. Membentuk panitia lelang dalam kaitannya dengan kegiatan
pembangunan proyek boiler PLTU, dengan surat Keputusan
Direksi PT. Indo Pusaka Berau, pada bulan Juni 2013
2. Ketua Panitia adalah saksi GEMBONG HERI W, sedangkan
anggota terdiri dari Sdr. Abdul Aziz, Sdr. Dony Hadiansyah, Sdr.
Dewi Rendy Mamik.
3. Pada tanggal 11 November 2013 Panitia lelang melaksanakan
lelang untuk unit boiler 4 PLTU Lati Pembangunan Boiler
Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40 ton/Perjam 3,8
Mpa dan tempratur 450 derjalat celcius.
4. Perusahaan yang dinyatakan menang lelang secara ranking adalah
PT. Pembangkit Listrik Nusantara (PT. PLN) dengan nilai

JONIZAR SH.,MM & REKAN


42
penawaran sebesar Rp. 14.850.000.000,- (empat belas milyar
delpaan ratus lima puluh juta rupiah)

Bahwa fakta persidangan menyebutkan, bahwa tidak ada Rapat Umum


Pemegang Saham (RUPS) yang membatalkan/menghentikan pelaksaaan
pembangunan proyek boiler PLTU tersebut hingga sekarang, tapi fakta
lain dalam persidangan menerangkan, bahwa pelaksanaan kegiatan
pembangunan proyek boiler PLTU tersebut, justru dibatalkan secara
sepihak dan arogan oleh Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB)
yang baru tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Sehingga secara hukum penghentikan/pembataan tersebut bertentangan
dengan Undang-undang Perseroan Terbatas, karena persetujuan awal
pelaksaan kegiatan proyek pembangunan bolier unit 4 PLTU boiler
Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40 ton/Perjam tekanan
3,8 Mpa tersebut melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan harus dibatalkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) juga-------
Bahwa besaran nilai kerugian yang dituduhkan oleh Jaksa Penuntut
Umum (JPU) dalam surat tuntutan tersebut, justru secara hukum belum
bisa dibuktikan, dan masih bersifat
asumsi----------------------------------------------------------
Bahwa terdakwa selaku Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau sudah
menjalankan tugas dan fungsi sesuai ketentuan Undang-undang
Perseroan Terbatas (UU PTS), sehingga kemudian jika tuntutan Penuntut
Umum (PU) tersebut dikaitkan dengan ketentuan pasal 11 UU BUMN,
yang menegaskan, bahwa terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (Vide UU No. 40
tahun 2007), sehingga unsur-unsur delik sebagaimana tuntutan Jaksa
Pemuntut Umum tersebut tidak
terpenuhi-------------------------------------------
Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan, pendirian
PT. Indo Pusaka Berau TIDAK menggunakan Peraturan Daerah (PERDA)
Kabupaten Berau. Artinya hingga kini Pemerintah Daerah Kab. Berau
dalam hal pendirian PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB) tidak memiliki
Peraturan Daerah sebagai landasan hukum pendirian Perusahan Daerah
yang bersangkutan. Fakta-fakta yang terungkap dipersidangan antara
lain:
1. Bahwa pendirian PT. Indo Pusaka Berau didirikan berdasarkan
akta notaris dan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UU
PT). Artinya operasional PT. Indo Pusaka Berau tunduk pada
ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas.
2. Bahwa komposisi saham PT. Indo Pusaka Berau hanya sebesar 49
% (empat puluh Sembilan persen). Hal ini membuktikan, bahwa
PT. Indo Pusaka Berau adalah murni Perseroan Terbatas (PT) yang
didirikan menurut Undang-undang Persroan Terbatas.
3. Bahwa Pemerintah Kabupaten Berau, bukan pemilik saham
tunggal atau mayoritas, sehingga tidak memiliki hak untuk
mengklaim tentang adanya kerugian Perseroan sebagai kerugian
negara, melainkan kerugian yang merupakan resiko bisnis.

4. Bahwa 3 fakta hukum tersebut diatas, jika dikaitkan dengan


ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas dan PP No: 54
Tahun 2017 tentang BUMN, maka cukup jelas dan tegas, bahwa
PT. Indo Pusaka Berau adalah Perusahaan yang tunduk pada
ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas (UU PT).
JONIZAR SH.,MM & REKAN
43
Bahwa fakta yang terungkap dipersidangan, terkait kerugian atas PT.
Indo Pusaka Berau (PT. IPB) sebagaimana digembar-gemborkan oleh
Jaksa Penuntut Umum (JPU) belum dapat diindentikasi/kabur/tidak jelas
atau dengan kata lain terjadinya PT. IPB tersebut terletak dimana
kerugian tersebut, apakah dalam konteks kerugian akibat perbuatan
melawan hukum atau kerugian disebabkan oleh adanya kesalahan
prosedur dalam pengelolaan
manajemen--------------------------------------------------------------------------------
Bahwa hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 61 UU No. 40 Tahun 2007,
menegaskan, ayat (1) setiap pemegang saham berhak mengajukan
gugatan terhadap Perseroan ke pengadilan negeri apabila dirugikan
karena tindakan Perseroan yang dianggap tidak adil dan tanpa alasan
wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, dan/atau Dewan
Komisaris. ayat (2) Gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan ke pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat
kedudukan
Perseroan-------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa Pasal 97 ayat (3), UU No. 40 Tahun 2007 menegaskan, bahwa
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan----------------------------------------------------------------
Bahwa PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB) merupakan perusahaan yang
berbadan hukum yang mendapatkan penyertaan moral secara langsung
yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Arti dipisahkan
adalah bahwa walaupun APBD sudah dijadikan penyertaan modal negara
pada Perusahaan PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB), namun pembinaan dan
pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem APBD, tetapi justru
didasarkan pada prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
Artinya, ketika harta kekayaan itu dimasukkan/disetor kepada
Perseroan, dalam hal ini PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB), maka terjadi
peralihan hak milik menjadi kekayaan Perseroan dan bukan lagi menjadi
milik negara----
Bahwa fakta yang terungkap dipersidangan, Terdakwa selaku mantan
Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau (PT. IPB) telah
mempertanggungjawabkan dengan menyerahkan Laporan
Pertanggungjawaban dalam forum Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) dan Laporan Pertanggungjawaban terdakwa tersebut dinyatakan
tuntas dan selesai dengan memberikan pembebasan dan pelunasan
sepenuh-penuhnya (ACQUIT ET DE CHARGE') kepada Terdakwa untuk
tahun buku
2015------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pertanggungajawaban Terdakwa selaku mantan Direktur Utama PT. Indo


Pusaka Berau (PT. IPB) sejalan dengan ketentuan Pasal 97 ayat (1), (2) dan
ayat (3) Undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang berbunyi:
1. Bertanggung jawab atas pengurusan perseroan untuk kepentingan
perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.
2. Setiap anggota direksi wajib dengan itikad baik dan penuh
tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
perseroan.
3. Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi
atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau

JONIZAR SH.,MM & REKAN


44
lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2)
Bahwa terdakwa selama menjalankan tugas rutin membuat laporan
pertanggungjawaban atas pengelolaan manajemen Perusahaan PT. Indo
Pusaka Berau, terlebih-lebih terdakwa membuat laporan
pertanggungjawaban diakhir masa jabatan, yang mana laporan tersebut
merupakan prinsip transparansi, yaitu sejalan dengan ketentuan pasal 66
Undang-undang Perseroan Terbatas, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Melaksanakan kewajiban selaku Direktur Utama PT. Indo Pusaka
Berau yaitu berupa membuat laporan tahunan yang berisikan
laporan keuangan, kegiatan perseroan, tanggung jawab sosial dan
lingkungan, rincian masalah yang timbul selama tahun buku, tugas
pengawasan yang dilakukan Dewan Komisaris, nama anggota
direksi dan Dewan Komisaris, gaji dan tunjangan anggota direksi
dan dewan komisaris, neraca rugi laba dari tahun buku yang
bersangkutan.
2. Melaksanakan kewajiban selaku Direktur Utama PT. Indo Pusaka
Berau yaitu membuat daftar pemegang saham, daftar khusus,
risalah RUPS, dan risalah rapat direksi.
3. Melaksanakan kewajiban selaku Direktur Utama PT. Indo Pusaka
Berau melaporkan kepada perseroan mengenai saham yang
dimiliki anggota direksi yang bersangkutan dan atau keluarganya
dalam perseroan dan perseroan lainnya.
4. Melaksanakan kewajiban untuk meminta persetujuan RUPS jika
mau mengalihkan harta kekayaan perseroan atau menjadikan
jaminan hutang kekayaan perseroan.
Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan, tidak
seorangpun SAKSI yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum yang
memberikan kesaksian, bahwa Terdakwa telah melakukan perbuatan
melawan hukum yang dapat merugkan keuangan negara
sebesar Rp. 14.850.0000.0000,- (empat belas milyar delapan ratus lima
puluh juta rupiah), sehingga jelas dan tegas tuntutan Jaksa Penuntut
Umum (JPU) kabur/tidak jelas muatan unsur-unsur perbuatan melawan
hukum yang dituduhkan kepada terdakwa sebagaimana dalam tuntutan
Jaksa Penuntut Umum a
quo--------------------------------------------------------------------------
Dalam sistem pembuktian hukum pidana dan hukum acara pidana
berlaku asas bahwa untuk membuktikan pasal yang didakwakan,
Penuntut Umum harus dapat membuktikan “ seluruh “ unsur yang
terdapat dalam pasal yang didakwakan tersebut. “Satu saja” unsur dari
pasal yang didakwakan tidak dapat dibuktikan oleh Penuntut Umum,
maka Terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak
pidana yang didakwakan tanpa harus membahas atau membuktikan
unsur-unsur lainnya--------------
Bahwa berdasarkan uraian-uraian diatas, karena salah satu unsur dalam
pasal dakwaan Primair tidak terbukti sebagaimana didakwakan dalam
Surat Dakwaan Primair Jaksa/Penuntut umum, maka kami Pensihat
Hukum (PH) tidak akan membuktikan pasal berikutnya, selanjutnya kami
akan menguraikan Dakwaan Subsidair terhadap Terdakwa--------------------
Dakwaan primair melanggar pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 UU Nomor: 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor: 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan UU Nomor: 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, adapun unsur-unsurnya adalah sebagai berikut :
1. Setiap Orang

JONIZAR SH.,MM & REKAN


45
2. Dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri atau Orang Lain atau
Koorporasi
3. Menyalahgunakan Kewenangan, Kesempatan, atau Sarana Yang Ada
Padanya Karena Jabatan atau Kedudukan
4. Yang Dapat Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara
5. Yang Melakukan, Menyuruh Melakukan dan Turut Serta Melakukan
Ad. 1. Unsur “Setiap Orang”
Bahwa makna “setiap orang” adalah dinamis makna sifatnya. Dalam
rumusan delik, pengertian “orang” sebagai pelaku tidak disyaratkan
adanya sifat tertentu yang harus dimiliki (persoonlijk bestandeel) dari seorang
pelaku sehingga pelaku dapat siapa saja (subyek hukum) sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang apabila melakukan suatu perbuatan
pidana kepada orang tersebut dapat dipertanggung jawabkan menurut
hukum-------------------------
Selanjutnya Penuntut Umum juga mencantumkan beberapa fakta yuridis.
Fakta tersebut dianggap oleh Penuntut Umum (JPU) sebagai perbuatan
pidana, oleh karenanya unsur “setiap orang” dinyatakan oleh Penuntut
Umum telah terpenuhi----------------------------------------------------------------------
Bahwa terlepas dari fakta-fakta yang dinyatakan oleh Penuntut Umum
tersebut adalah merupakan fakta yuridis, namun adalah sangat prematur
apabila fakta tersebut dipandang sebagai perbuatan/tindak pidana, karena
untuk membuktikan seseorang telah melakukan perbuatan/tindak pidana,
haruslah terpenuhi seluruh unsur dari pasal yang didakwakan----------------

Untuk menentukan “Setiap orang” yang ditujukan kepada Terdakwa,


sebagai subyek hukum yang didakwa melakukan perbuatan/tindak
pidana, maka kami Penasehat Hukum akan membahas mengenai “Setiap
Orang” dalam Pasal 3 UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001, yang
ditujukan kepada Terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY
YOESOEF-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung RI No. 1398.K/Pid/1994
yang dimaksud dengan ’setiap orang’ adalah sama dengan terminologi kata
’barang siapa’ adalah setiap orang atau pribadi yang merupakan subyek
hukum yang melakukan perbuatan pidana atau subyek hukum dari suatu
perbuatan yang dapat diminta pertanggungjawaban atas segala
tindakannya------------------------------------------------------------------------------------
Bahwa unsur setiap orang sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, bukan lah
pengertian unsur ’setiap orang’ yang diatur dalam ketentuan Kitab undang-
undang Hukum Pidana atau ketentuan lain, namun unsur ’setiap orang’
dalam hal ini adalah terkait erat dan tidak terpisahkan dengan unsur lain
yakni ’wewenang” atau ”kedudukan”------------------------------------------------------
Rumusan dalam pasal 2 ayat (1) UU No. 31 tahun 1999 jo Undang- undang
No. 20 tahun 2001 tidak dimaksudkan untuk setiap orang. Di dalam
Konvensi Internasional bahwa yang melakukan perbuatan haruslah
pejabat, bukan barang siapa. Pelakunya adalah public official bukan
“whoever”, bukan barang
siapa-----------------------------------------------------------------------------------
Bahwa maksud dari setiap orang dalam pasal 2 UU No. 31 tahun 1991
bukan ditujukan untuk setiap orang akan tetapi hanya terhadap pejabat.
Hal ini dlihat dari rumusan berikut dalam pasal 3 yang menyatakan:
”Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya
karena jabatan atau kedudukan”-------------------------------------------------------------

JONIZAR SH.,MM & REKAN


46
Yang mempunyai kewenangan hanyalah pejabat publik. Di luar pejabat
publik tidak ada pihak yang mempuyai kewenangan. Kewenangan
(authority) di sini adalah kekuatan untuk memaksa orang atau pihak lain
untuk melakukan sesuatu. Untuk lebih jelasnya bahwa yang dimaksud
dengan setiap orang dalam pasal 2 ayat (1) adalah setiap pejabat, akan
diuraikan pada bagian unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan-----------------
Bahwa menurut pendapat kami “setiap orang” sebagaimana terdapat
dalam Pasal 2 ayat (1) baru dapat dibahas setelah unsur-unsur dalam
perbuatan sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum telah dibahas
dan dinyatakan terbukti secara sah dan
meyakinkan-------------------------------------
Dengan terbuktinya seluruh unsur dari perbuatan, barulah dapat
membuktikan “setiap orang” yang ditujukan kepada Terdakwa sebagai
subyek hukum yang didakwa melakukan tindak pidana, tetapi apabila
unsur-unsur dalam Pasal 2 ayat (1) UU No. 31 tahun 1999 sebagaimana
yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 yang
berupakan delik inti atau bestanddeel delict dari suatu tindak pidana yang
didakwakan oleh Penuntut Umum tidak terbukti, maka “setiap orang”
sebagai subyek hukum tidak dapat dimintai pertanggung-
jawaban---------------------------------
Ad. 2. Unsur “Dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri Atau Orang
Lain atau Korporasi”
Bahwa menguntungkan diri sendiri artinya, bahwa dengan perbuatan
melawan hukum itu pelaku menikmati bertambahnya kekayaan atau harta
benda miliknya sendiri, sedangkan menguntungkan orang lain maksudnya
akibat perbuatan melawan hukum dari pelaku, dan orang lain yang
menikmati bertambahnya kekayaannya atau harta bendanya. Jadi disini
yang diuntungkan bukan pelaku langsung, atau mungkin juga yang
menikmati keuntungan dari perbuatan melawan hukum dari pelaku adalah
suatu korporasi, yaitu kumpulan orang atau kumpulan kekayaan yang
teroganisasi, baik berupa badan hukum maupun bukan badan hukum
(Darmawan Prinst, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Penerbit PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, Cet. Ke-1, Tahun 2002, Hal. 31)--------------------------------
Bahwa, menurut R. Wiyono berpendapat : “Yang dimaksud
“menguntungkan” adalah sama artinya dengan mendapatkan untung, yaitu
pendapatan yang diperoleh lebih besar dari pengeluaran, terlepas dari penggunaan
lebih lanjut dari pendapatan yang diperolehnya”. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan unsur “Menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi” adalah sama artinya dengan mendapatkan untung
untuk diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi”.(R. Wiyono,
Pembahasan Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Sinar Grafika, Jakarta, 2005, h. 38)---------------------
Bahwa untuk membuktikan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang
lain atau suatu korporasi adalah bertentangan dengan hukum, maka harus
dianalisa apakah perbuatan itu telah bersifat melawan hukum------------------
Bahwa secara umum, setiap perbuatan pidana selalu bersifat melawan
hukum meskipun tidak secara tegas disebut dalam pasal pidana yang
bersangkutan, sebagaimana disebut dalam Putusan Mahkamah Agung RI
No. 30K/Kr/1969 tanggal 6 Juni 1970 yang menyatakan : “Dalam setiap
delik pidana selalu ada sifat melawan hukum dari perbuatan yang dituduhkan,
walaupun dalam rumusan delik tidak selalu
dicantumkan”-------------------------------------------

JONIZAR SH.,MM & REKAN


47
Bahwa meskipun dalam pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No. 31 Tahun 1999
yang diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tidak secara tegas disebut
unsur “melawan hukum”, namun menurut doktrin hukum pidana dalam
pasal tersebut harus dianggap ada sehingga haruslah dibuktikan dalam
kaitan pembuktian unsur-unsur
selanjutnya---------------------------------------------------
Bahwa pengertian melawan hukum yang dianut oleh UU No. 31 Tahun
1999 sebagaimana dirubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 adalah dalam
pengertian formil, yang berarti perbuatan yang melanggar atau
bertentangan dgn undang-undang. Menurut Dr. Ny. Komariah Emong
Sapardjaja, SH. bahwa bersifat melawan hukum yang formal, apabila suatu
perbuatan telah mencocoki semua unsur yang termuat dalam rumusan tindak
pidana, perbuatan tersebut adalah tindak pidana. Sedangkan ajaran yang
materiel mengatakan bahwa disamping memenuhi syarat-syarat formal
yang mencocoki semua unsur yang tercantum dalam delik, perbuatan itu
harus benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai perbuatan yang tidak
patut atau tercela. (Dr. Ny. Komariah Emong Sapardjaja, SH., Ajaran Sifat
Melawan Hukum Materil dalam Hukum Pidana Indonesia, Penerbit PT. Alumni,
Bandung, Cet. I, Tahun 2002, hal.
25)----------------------------------------------------------------------------

PERANAN SURAT DAKWAAN DALAM PERKARA PIDANA:

Bahwa sebagaimana diketahui bersama, dalam sidang pengadilan surat


dakwaan berfungsi sebagai landasan dan titik tolak pemeriksaan
terdakwa, untuk membuktikan kesalahan Terdakwa. Pemeriksaan sidang
tidak boleh menyimpang dari apa yang dirumuskan dalam surat
dakwaan, sehingga undang-undang mewajibkan agar surat dakwaan
dibuat atau disusun oleh Penuntut Umum dengan terang, jelas dan
cermat selanjutnya dalam pemeriksaan perkara dipersidangan semua
pihak baik hakim, Penuntut Umum, Terdakwa atau Penasihat Hukum
(PH) terikat kepada surat
dakwaan--------------------------------------------------------------------------------------
Sebagaimana kita ketahui, bahwa Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana (KUHAP) tidak memberikan defenisi atau pengertian mengenai
arti Surat Dakwaaan, sehingga para praktisi hukum sering menyandarkan
arti dan makna surat dakwaan menurut pendapat para ahli hukum pidana
serta praktek dalam lapangan hukum pidana sehari-
hari-------------------------------
Ramelan (mantan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus) dalam
bukunya Hukum Acara Pidana (Teori dan Implementasi, hal. 162)
mengatakan : “Dengan memperhatikan ketentuan undang-undang mengenai
syarat-syarat surat dakwaan maupun pengalaman praktek, dapat dikatakan
bahwa Surat Dakwaan adalah suatu surat atau Akte (dalam Bahasa Belanda
disebut “acte van vervwizing”) yang memuat uraian perbuatan atau fakta-
fakta yang terjadi, uraian mana akan menggambarkan atau, menjelaskan
unsur-unsur yuridis dari pasal-pasal tindak pidana (delik) yang
dilanggar”--------------------------
Lebih lanjut Ramelan menyebutkan, fungsi dari surat dakwaan
mengandung 3 (tiga) dimensi yaitu dimensi pihak kejaksaan (Penuntut
Umum), dimensi pihak Terdakwa dan dimensi pihak Hakim. Bagi hakim
Surat Dakwaan adalah dasar bagi pemeriksaan dipersidangan dan
mengambil keputusan, dimana Surat Dakwaan juga akan memperjelas
aturan-aturan hukum mana yang dilanggar oleh Terdakwa, dengan
demikian hakim tidak boleh memutus atau mengadili perbuatan pidana
yang tidak didakwakan------------------------------------------------------------------

JONIZAR SH.,MM & REKAN


48
Bahwa bukti dan ketentuan yang secara tegas menyatakan Hakim terikat
kepada Surat dakwaan, secara tegas diatur dalam pasal 182 ayat (4)
KUHAP, yang menyatakan : “Musyawarah tersebut pada ayat 3, harus
didasarkan pada surat dakwaan dan segala sesuatu yang terbukti dalam
pemeriksaan di sidang”. dengan kata lain, maka berdasarkan pasal 182
ayat (4) KUHAP tersebut, Majelis Hakim akan bermusyawarah dalam
membuat suatu putusan dengan memperhatikan 2 (dua) hal berikut ini :
1. Surat dakwaan dari Penuntut umum
2. Segala sesuatu yang terbukti dalam persidangan (bila ada sekurang-
kurangnya 2 alat bukti yang sah yang meyakinkan hakim atas suatu
tindak pidana dan bila tindak pidana berdasarkan pasal 183
KUHAP). Dengan cara dan dengan alat bukti yang sah itulah
musyawarah menilai, apakah setiap unsur yang didakwakan dalam
surat dakwaan terbukti secara sah dan meyakinkan. Apabila semua
unsur terbukti artinya apa yang didakwakan dalam surat dakwaan
terbukti, sebaliknya apabila ada salah satu unsur tidak terbukti
maka apa yang didakwakan dalam surat dakwaan tidak terbukti.
Sejalan dengan hal diatas, M. Yahya harahap dalam buku Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Edisi Kedua, Sinar Grafika,
Jakarta, hal.390 menyatakan , ”...., seorang Terdakwa yang dihadapkan ke
sidang pengadilan hanya dapat dijatuhi hukuman karena telah terbukti
melakukan tindak pidana seperti yang disebutkan atau dinyatakan Jaksa dalam
surat dakwaan. Oleh karena itu, pendekatan pemeriksaan persidangan harus
bertitik tolak dan diarahkan kepada usaha membuktikan tindak pidana yang
dirumuskan dalam surat dakwaan. Penegasan Prinsip ini sejalan dengan
putusan Mahkamah Agung tanggal 16 Desember 1976 No. 68K/Kr/1973 yang
menyatakan, ”Putusan pengadilan harus berdasarkan pada tuduhan, yang dalam
hal ini pasal 315 KUHP, walaupun kata-kata yang tertera dalam surat tuduhan
lebih banyak ditujukan pada pasal 310.” Hal seperti inilah yang sering
dilalaikan oleh sebagian besar hakim dalam pemeriksaan persidangan.
Sering Pemeriksaan sidang menyimpang dari apa yang dirumuskan
dalam surat dakwaan yang mengakibatkan pemeriksaan dan
pertimbangan putusan menyimpang dari apa yang dimaksud dalam surat
dakwaan”
Ad. 3. Unsur “Yang Dapat Merugikan Keuangan Negara atau
Perekonomian Negara”
Bahwa, menurut  R. Wiyono, menyatakan : “Yang dimaksud dengan
“merugikan” adalah sama artinya dengan menjadi rugi atau menjadi berkurang,
sehingga dengan demikian yang dimaksudkan dengan unsur “merugikan
keuangan negara” adalah sama artinya dengan menjadi ruginya keuangan negara
atau berkurangnya keuangan negara.”
------------------------------------------------------------------------

“Dengan tetap berpegangan pada arti kata “merugikan” yang sama artinya
dengan menjadi rugi atau menjadi berkurang, maka apa yang dimaksud dengan
unsur “merugikan perekonomian negara” adalah sama artinya dengan
perekonomian negara menjadi rugi atau perekonomian negara menjadi kurang
berjalan.” (R. Wiyono, Pembahasan Undang-undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, h. 31
dan 33)---------------------------------------
Pengertian “keuangan negara” menurut Undang-undang No. 31 tahun 1999
adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan

JONIZAR SH.,MM & REKAN


49
atau yang tidak dipisahkan termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan
negara dan segala hak dan kewajiban yang timbul karena :
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban
pejabat lembaga negara, baik tingkat Pusat maupun di Daerah;
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban
Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah, yayasan,
badan hukum dan perusahaan yang menyertakan modal negara, atau
perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan
perjanjian dengan negara------------------------------------------------------------------------
Pengertian “perekonomian negara” menurut Undang-undang No. 31
tahun 1999 adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang
didasarkan pada kebijaksanaan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang
bertujuan memberikan manfaat, kemakmuran, dan kesejahteraan kepada seluruh
kehidupan rakyat------------------------------------------------------------------------------

Shaffmeister, Keijner dan Sutorius menguraikan arti melakukan sebagai


berikut “Melakukan artinya secara lengkap memenuhi semua unsur delik
(NB : jadi ‘melakukan’ itu suatu bentuk tunggal dan pengertian ‘berbuat’
yang jauh lebih luas artinya dan yang dalam bahasa lisan secara campur
aduk digunakan sebagai identik). Bekerjasama dengan orang lain untuk
mewujudkan delik. Pelaku dapat saja dibantu oleh orang lain, tetapi
perbuatannya hanyalah bertujuan untuk memudahkan terjadinya delik.
(Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Perkembangannya, Prof. Dr. Jur Andi
Hamzah, SH, PT. Sofmedia, 2012, hal.
519)------------------------------------------------

Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka seluruh


unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada terdakwa
Chairuddin Noor, SE.,M.Si Bin Muhammad Roesly Yoesoef dalam
dakwaan primair dan subsidair TIDAK terbukti secara sah dan
meyakinkan-

V. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

KESIMPULAN

Berdasarkan Pembahasan Yuridis tersebut diatas, maka kami berpendapat


dan berkesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa Terdakwa diangkat sebagai Direktur Utama PT. Indo Pusaka
Berau (PT. IPB) melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)-------
2. Bahwa terdakwa diberhentikan, karena berakhirnya masa jabatan
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan RUPS telah
menerima seluruh laporan pertanggungjawaban terdakwa dengan
JONIZAR SH.,MM & REKAN
50
memberikan pembebasan dan pelunasan sepenuh-penuhnya
(ACQUIT ET DE CHARGE') kepada Terdakwa untuk tahun
buku 2015----------------------------------------------------------------------------------------------
3. Bahwa pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan bolier unit 4
PLTU boiler Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40
ton/Perjam tekanan 3,8 Mpa dan tempratur 450 derajat C dilakukan
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), kemudian
dijalankan dengan baik dan benar oleh
terdakwa--------------------------------------------------

4. Bahwa untuk menindaklanjuti secara teknis perintah Rapat Umum


Pemegang Saham (RUPS) tersebut, maka terdakwa melakukan hal-
hal berikut:
a. Membentuk panitia lelang terkait kegiatan pembangunan
proyek boiler PLTU, dengan surat Keputusan Direksi PT. Indo
Pusaka Berau, pada bulan Juni 2013
b. Ketua Panitia lelang yaitu saksi GEMBONG HERI W,
sedangkan anggota terdiri dari Sdr. Abdul Aziz, Sdr. Dony
Hadiansyah, dan Sdr. Dewi Rendy Mamik.
c. Pada tanggal 11 November 2013 Panitia lelang melaksanakan
lelang untuk unit boiler 4 PLTU Lati Pembangunan
Boiler Circulated Fluidized Bed (CFB) dengan kapasitas 40
ton/Perjam 3,8 Mpa dan tempratur 450 derajat celcius.
d. Perusahaan yang dinyatakan menang lelang secara ranking
adalah PT. Pembangkit Listrik Nusantara (PT. PLN) dengan
nilai penawaran sebesar Rp. 14.850.000.000,- (empat belas
milyar delpaan ratus lima puluh juta rupiah)

5. Bahwa pelaksaaan pembangunan proyek boiler PLTU dihentikan


secara sepihak oleh Direktur Utama PT. Indo Pusaka Berau yang
baru yaitu Sdr. Najemuddin dan penghentian/pembatalan tersebut
BUKAN berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)------------
6. Bahwa pendirian PT. Indo Pusaka Berau TIDAK menggunakan
Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Berau.
7. Bahwa pendirian PT. Indo Pusaka Berau didirikan berdasarkan akta
notaris dan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas (UU PT).
Artinya operasional PT. Indo Pusaka Berau tunduk pada ketentuan
Undang-undang Perseroan Terbatas.
8. Bahwa komposisi saham PT. Indo Pusaka Berau hanya sebesar 49 %
(empat puluh Sembilan persen). Hal ini membuktikan, bahwa
PT. Indo Pusaka Berau adalah murni Perseroan Terbatas (PT) yang
didirikan menurut Undang-undang Persroan Terbatas.
9. Bahwa Pemerintah Kabupaten Berau, bukan pemilik saham tunggal
atau mayoritas, sehingga tidak memiliki hak untuk mengklaim
tentang adanya kerugian Perseroan sebagai kerugian negara,
melainkan kerugian yang merupakan resiko bisnis.

PERMOHONAN

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka kami mohon Kiranya
Ketua/Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan
menerima nota pembelaan ini dan selanjutnya memutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN


MUHAMMAD ROESLY YOESOEF TIDAK TERBUKTI secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
JONIZAR SH.,MM & REKAN
51
didakwakan, yaitu melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana diatur
dan diancam pidana dalam Dakwaan Primair Pasal 2 ayat (1) Jo. Pasal 18
ayat (1) UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-Undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
2. Membebaskan Terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY YOESOEF dari seluruh dakwaan (vrijspraak)
setidak-tidaknya dilepaskan dari tuntutan hukum (onstlag van alle
rechtsvervolging), dan/atau, jika Ketua/Majelis Hakim berpendapat lain,
mohon kiranya menjatuhkan putusan yang seringan-ringannya terhadap
Terdakwa.
3. Memulihkan hak-hak Terdakwa CHAIRUDDIN NOOR, SE.,M.SI BIN
MUHAMMAD ROESLY YOESOEF dalam kemampuan, kedudukan, harkat
dan martabatnya semula.

4. Membebankan biaya perkara kepada Negara.

VI. PENUTUP

Demikian nota pembelaan (pledoi) ini kami buat dan kami tandatangani, semoga
Allah SWT tetap memberikan kesehatan dan Petunjuk-Nya kepada kita, atas
perkenaan yang mulia majelis hakim menerima dan mengabulkannya, kami
ucapkan banyak terima kasih.
Samarinda, 31 Oktober 2019

Hormat Kami
Penasehat Hukum

JAIDUN, S.H.,M.H

AGUS SUGIONO, SH

Tembusan disampaikan kepada YTH,


 Bapak Chairuddin Noor, SE.,M,Si
 Pertinggal

JONIZAR SH.,MM & REKAN


52

Anda mungkin juga menyukai