Anda di halaman 1dari 37

MENENTUKAN KEBUTUHAN PELATIHAN

MAKRO
Langkah Kerja Uraian
1. Mengidentifikasi potensi 1.1 Data potensi sosial ekonomi
sosial ekonomi daerah dikumpulkan sesuai dengan metode
pengumpulan data.
1.2 Jenis data dan informasi yang
berkaitan dengan kebutuhan pelatihan
di daerah ditetapkan.

2. Menganalisis kebutuhan 2.1 Data kualitatif dan informasi


pelatihan dalam suatu kuantitatif tentang (kebutuhan)
wilayah geografis (makro) pelatihan dikumpulkan dari sumber-
sumber yang sahih.
2.2 Instrumen dan teknik yang sesuai
untuk mengumpulkan data digunakan.
2.3 Informasi kualitatif dan kuantitatif
yang berhubungan dengan kebutuhan
pelatihan kerja dalam suatu wilayah
geografis dianalisis.
2.4 Hasil analisis informasi kualitatif dan
kuantitatif dirumuskan.
LANGKAH KERJA URAIAN
3. Menganalisis sumber 3.1 Data kualitatif dan informasi
daya pelatihan yang ada kuantitatif tentang sumber daya
dalam suatu wilayah pelatihan dikumpulkan dari sumber-
geografis sumber yang sahih.
3.2 Instrumen dan teknik yang sesuai
untuk mengumpulkan data digunakan.
3.3 Informasi kualitatif dan kuantitatif
yang berhubungan dengan sumber daya
suatu wilayah geografis dianalisis.
3.4 Hasil analisis informasi kualitatif dan
kuantitatif dirumuskan.
4. Menetapkan kebutuhan 4.1 Hasil analisis kebutuhan pelatihan
pelatihan dalam suatu dan sumber daya pelatihan pada setiap
wilayah geografis jenis pelatihan dalam suatu wilayah
geografis dibandingkan.
4.2 Kebutuhan pelatihan pada setiap
jenis pelatihan dalam berbagai dimensi
ditetapkan.
TUJUAN PELATIHAN

Setelah selesai mengikuti


pembelajaran ini peserta pelatihan
mampu menganalisis kebutuhan
pelatihan sesuai situasi dan kondisi
daerah (makro)
LATAR BELAKANG MUNCULNYA KEBUTUHAN PELATIHAN

• GAP
KEMAMPUAN
• PERKEMBANG
AN IPTEK
• KEBIJAKAN
Kebutuhan Pelatihan BARU
KUALIFIKASI • ALIH PROFESI
(Jenis Pelatihan &
Program pelatihan) JABATAN
(Pengetahuan,
keterampilan,
dan sikap yang
dipersyaratkan
pada jabatan
yang diperoleh
PRESENT dari analisis
PERFORMANCE jabatan)
(PKS yang dimiliki
tenaga kerja saat
ini)
Secara makro terdapat empat sasaran kegiatan
pelatihan kerja yang dicanangkan sejak
digulirkannya reformasi pelatihan pada
tahun: 1994/1995: 1994/1995:
1. Meningkatkan kualitas angkatan kerja agar mampu
menciptakan dan mendukung perluasan lapangan
kerja dan penanggulangan pengangguran;
2. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja;
3. Mendukung program penempatan tenaga kerja ke
luar negeri;
4. Mendukung program penggantian tenaga kerja asing
pendatang.
1. KEBUTUHAN PELATIHAN PADA TINGKAT ORGANISASI/DAERAH (MAKRO)
MERUPAKAN HIMPUNAN DATA UMUM DARI KAB/KOT/PROV
MEMPUNYAI KEBUTUHAN LATIHAN KERJA.
CONTOH : PENINGKATAN KUALITAS PENCARI KERJA
DISESUAIKAN DENGAN POTENSI DAERAH KAB. SLEMAN

2. KEBUTUHAN PELATIHAN PADA TINGKAT JABATAN


SUATU KESENJANGAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN
SIKAP SESEORANG DENGAN KEBUTUHAN JABATAN.
(KEBUTUHAN LATIHAN JABATAN)

3. KEBUTUHAN PELATIHAN PADA TINGKAT INDIVIDU


KEBUTUHAN YANG DIRASAKAN OLEH INDIVIDU DALAM
KELANCARAN PELAKSANAAN TUGAS.
KEBUTUHAN KEBUTUHAN
PELATIHAN PADA PELATIHAN
DAERAH/
TINGKAT
NASIONAL
ORGANISASI
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN DAERAH

Kebutuhan Pelatihan
(Jenis Pelatihan & FORMASI
Program pelatihan) LAPANGAN
PEKERJAAN
(lokal, regional,
nasional, luar
negeri)

Ketersediaan
Kemampuan Populasi
yang ada di suatu
daerah
Untuk menentukan kebutuhan pelatihan di suatu
daerah atau kebutuhan secara nasional tidaklah
mudah karena kebutuhan tersebut sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

 Kebijaksanaan daerah
 Populasi Target Pelatihan
 Kebijaksanaan Pelatihan.
PEJABAT
WAWANCARA
TERKAIT
SUMBER DATA YANG
SAHIH/VALID  RPJMD
 RENSTRADA
STUDI PUSTAKA  KEBIJAKAN DAERAH
 DATA
KETENAGAKERJAAN
4 METODA POKOK STATISTIK
1. PENGUMPULAN DATA
a.l. melalui observasi, wawancara, kuesioner, media
cetak, media elektronik, data yang tersimpan
sebelumnya;
2. ANALISIS DATA
yaitu menguraikan ke dalam bermacam-macam
komponen, penguraiannya harus logis dan
bermanfaat;
3. PENYAJIAN DATA
penyajian data dalam bentuk a.l. tabulasi, grafik,
diagram batang, dan pie sehingga mudah untuk
diinterpretasikan.
4. INTERPRETASI DATA
yaitu memberikan dan mendapatkan arti data dalam
hubungan-nya antara satu dengan yang lainnya.
ANALISIS PERMASALAHAN
PELATIHAN DAERAH

ANALISIS

HASIL KEBUTUHAN
DATA PERMASALAHAN DAERAH PELATIHAN
ANALISIS

DATA KETENAGAKERJAAN

DATA PEMANFAATAN
POTENSI DAERAH
DATA GEOGRAFIS DAERAH
PERMASALAHAN
PELATIHAN
DATA LAPANGAN KERJA
Aspek di Daerah yang
Mempengaruhi Kebutuhan
Pelatihan

PARI-
WISATA

EKONOMI
BAHASA

DAERAH KEBUTUHAN
SETEM-
PAT
PELATIHAN

GEO ADAT
GRAFIS ISTIADAT
IDENTIFIKASI
DAN
ANALISA
DATA KEBIJAKSANAAN DAERAH

 Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Daerah
 Rencana Strategis Daerah
 Kebijaksanaan Daerah
INVENTARISASI DATA POTENSI DAERAH

 Data sumber kekayaan alam


 Data obyek pariwisata
 Data adat-istiadat, budaya
 Data dll.

DATA KEUANGAN DAERAH

• PAD
• Anggaran dari Pemerintah Pusat
• dll.
KONDISI POTENSI DAERAH
KESEMPATAN
POTENSI MACAM KAPASITAS
KERJA
1. Kekayaan Alam
2. Sektor Pariwisata
3. Pertanian
4. Industri
5. Home Industry
6. Dll.
INVENTARISASI DATA GEOGRAFIS

 Data letak geografis


 Data cuaca, iklim
 Data jarak tempuh dari daerah lain
 Data dll.
KONDISI GEOGRAFIS
DATA
KUALITATIF KUANTITATIF
1. Akses Jalan
2. Iklim/Cuaca
3. Kondisi Medan
4. Kondisi Permukaan
Tanah
5.
6.
INVENTARISASI DATA LAPANGAN KERJA

 Data banyaknya industri


 Data instansi pemerintah dan
BUMN/D
 Data sektor pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, kelautan
 Data permintaan tenaga kerja (lokal,
regional, nasional, dan luar negeri)
 Data dll.
KONDISI LAPANGAN KERJA
BIDANG LAPANGAN KERJA
SEKTOR
LOKAL REGIONAL LUAR NEGERI
1. Industri:
- Fabrikan
- Bengkel
2. Pariwisata
3. Pertanian
4. BUMN
5. Home Industry
6. Dll.
INVENTARISASI DATA LEMBAGA
PENDIDIKAN

 Data banyaknya sekolah dan


Perguruan Tinggi
 Data banyaknya lembaga pelatihan
pemerintah dan swasta
 Data sektor pertanian, peternakan,
perkebunan, perikanan, kelautan
 Data dll.
KONDISI LEMBAGA PELATIHAN KERJA

BIDANG TINGKAT/
NO STATUS LEMBAGA BANYAKNYA
KEAHLIAN JENJANG
1. Lembaga Pelatihan Kerja
Pemerintah

2. Lembaga Pelatihan Kerja


Swasta
KONDISI PENGANGGURAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. Penganggur
2. Penganggur Berdasarkan
Pendidikan:
- SD
- SLTP
- SLTA
- D1, D2, D3
- S1
- Pascasarjana
3. Latar belakang
penganggur:
- Pernah bekerja
- Pernah pelatihan
ANALISIS MASALAH KETENAGAKERJAAN

NO KONDISI KETENAGAKERJAAN URAIAN MASALAH


1. Tingkat pendidikan
2. Pengangguran
3. Pencari kerja
4. Minat usaha/bekerja
Adanya kecenderungan meningkatnya angka pengangguran. Pada tahun 2000 pengangguran
terbuka sebesar 5,26%, dan pada tahun 2005 menjadi 8,53%. Rendahnya kompetensi yang
dimiliki sebagian pencari kerja. Dari 44.405 orang pencari kerja di Kabupaten Sleman pada
tahun 2005, 43.04% berpendidikan SLTA, yang rata-rata belum siap kerja. Kondisi tersebut
menyebabkan:
- Rendahnya daya saing pencari kerja dalam memperebutkan lapangan kerja yang tersedia
- Peluang lapangan kerja terbesar yang terbuka bagi mereka hanyalah di sektor ekstrasi
atau sektor produksi, tetapi sebagai tenaga kasar dengan tingkat upah yang relatif rendah.
Masih rendahnya proporsi penduduk yang bekerja dengan membuka usaha sendiri. Dari
sebanyak 476.196 orang penduduk yang bekerja, hanya sekitar 33% yang membuka usaha
mandiri. Selebihnya sebesar 67% bekerja sebagai buruh atau pekerja tetap, pekerja bebas, dan
pekerja tidak dibayar. Meskipun faktor keterbatasan modal tidak dapat dinafikkan peranannya,
namun mengingat bahwa:
- Terdapat cukup variasi jenis-jenis usaha yang untuk memulainya cukup memerlukan modal relatif kecil;
- Tersedianya fasilitas modal kerja yang pada saat sekarang relatif tidak terlalu sulit diakses (pinjaman candak kulak
PKK, modal bergulir, kredit murah bagi UMKM, dan sebagainya);
- Prospek positif pasar yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya pendapatan per kapita penduduk;
- Tidak hanya restriksi yang berarti bagi setiap individu untuk membuka usaha sendiri sepanjang tidak bertentangan
dengan peraturan-perundangan yang berlaku.
Berdasarkan data hasil kajian di atas, patut diduga bahwa fenomena masih rendahnya proporsi
penduduk yang bekerja mandiri, antara lain disebabkan karena masih rendahnya semangat dan
kemampuan kewirausahaan. Kondisi rendahnya hasrat atau kemauan untuk membuka
usaha mandiri, belum dikuasainya dengan baik kiat-kiat atau trik-trik mengelola usaha, dan
seterusnya adalah sebagian dari proxi yang relevan bagi rendahnya jiwa kewirausahaan
tersebut.
ANALISIS MASALAH KETENAGAKERJAAN

NO KONDISI PENDUDUK URAIAN MASALAH


1. Tingkat pendidikan Mayoritas berpendidikan SMU ke bawah
yang mencapai 68,86% sehingga
mereka belum siap bekerja
2. Pengangguran Adanya kecenderungan meningkatnya
angka pengangguran. Lima tahun yang
lalu 5,26%, dan pada tahun ini menjadi
8,53%.
3. Pencari kerja Rendahnya kompetensi yang dimiliki
pencari kerja karena mayoritas mereka
berpendidikan yang belum siap kerja,
41,26% SMU, sehingga daya saingnya
rendah.
4. Minat usaha/bekerja Masih rendahnya proporsi penduduk
yang melakukan usaha mandiri karena
terhambat berbagai kendala.
POTENSI PENYERAPAN TENAGA KERJA
KESEMPAT-
NO. SEKTOR MACAM KAPASITAS TERSERAP
AN KERJA
1. Kekayaan Alam
2. Sektor Pariwisata
3. Pertanian
4. Industri
5. Home Industry
6. Dll.
Analisis Sumber Daya Pelatihan
Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah/Swasta

KETERSEDIAAN
%
OBYEK YANG
NO BANYAKNYA KELAYAKAN KETERANGAN
DIANALISIS ADA TDK ADA DIGUNAKAN

A. LPK PEMERINTAH
1. SDM Pelatihan
2. Peralatan Pelatihan
3. Program Pelatihan
4. Ruang Teori/Bengkel
B. LPK SWASTA
1. SDM Pelatihan
2. Peralatan Pelatihan
3. Program Pelatihan
4. Ruang Teori/Bengkel
ANALISIS MASALAH KESEMPATAN KERJA

NO SEKTOR KESEMPATAN KERJA URAIAN MASALAH


1.
2.
3.
4.
ANALISIS MASALAH KESEMPATAN KERJA

NO SEKTOR KESEMPATAN KERJA URAIAN MASALAH


1. Industri Masih banyak kesempatan kerja,
tetapi kualitas pencari kerja belum
sesuai dengan kualifikasi kesempat-
an kerja tersebut
2. Pariwisata
3. Perhotelan
4. Pertanian
5. dst.
DAFTAR PERMASALAHAN PELATIHAN

NO URAIAN MASALAH PELATIHAN KEBUTUHAN PELATIHAN


DAFTAR PERMASALAHAN PELATIHAN

NO URAIAN MASALAH PELATIHAN KEBUTUHAN PELATIHAN


1. Rendahnya masalah pencari kerja yang Peningkatan kualitas pencari
mayoritas berpendidikan SMU ke bawah kerja untuk memenuhi
mengakibatkan tidak dapat memenuhi kesempatan kerja di industri
kualifikasi kesempatan kerja di industri
2. Rendahnya proporsi wirausaha berdampak Peningkatan minat wirausaha
pada meningkatnya pengangguran
3. Dst.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN DAERAH

Kebutuhan Pelatihan
(Peningkatan Kualitas
SDM) FORMASI
LAPANGAN
PEKERJAAN
(sektor)

Ketersediaan
Kemampuan Populasi
(Kalitas SDM saat ini)
DAFTAR KEBUTUHAN PELATIHAN

NO KEBUTUHAN PELATIHAN BIDANG KEAHLIAN


DAFTAR KEBUTUHAN PELATIHAN

NO KEBUTUHAN PELATIHAN BIDANG KEAHLIAN


1. Peningkatan kualitas pencari kerja untuk Otomotif, kerja logam, las, elek-
memenuhi kesempatan kerja di industri tronika industri
2. Peningkatan wirausaha Kewirausahaan
3. Dst.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai