Anda di halaman 1dari 0

1

RKW 1
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
ANALISIS TEGANGAN
Ridho K. Wattimena
Laboratorium Geomekanika
FIKTM ITB
RKW 2
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Mengapa mempelajari tegangan?
Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal
yang harus dimengerti, baik secara langsung maupun
sebagai kondisi tegangan yang diterapkan pada analisis
dan desain.
Selama dilakukan penggalian pada massa batuan
kondisi tegangan akan berubah secara dramatik karena
batuan yang tadinya mengalami tegangan telah digali
sehingga tegangan akan diredistribusikan.
Tegangan merupakan besaran tensor dan tensor tidak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2
RKW 3
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Skalar, Vektor, dan Tensor
Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki besar
(contoh: suhu, waktu, massa).
Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan
arah (contoh: gaya, kecepatan, percepatan)
Tensor merupakan besaran yang memiliki besar dan
arah serta bergantung kepada bidang tempat bekerjanya
(contoh: tegangan, regangan, permeabilitas).
RKW 4
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Definisi Tegangan
Untuk setiap arah OP melalui O
dapat dianggap bahwa benda
dapat dipotong melalui suatu
bidang kecil A melalui O dan
normal terhadap OP.
Permukaan pada sisi P disebut
sisi positif, sedangkan pada sisi
lainnya disebut sisi negatif.
Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik O dalam suatu
benda dapat diterangkan sebagai berikut
3
RKW 5
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Definisi Tegangan (Lanjutan)
Efek dari gaya-gaya internal di
dalam benda adalah sama
dengan gaya F yang dialami
benda pada sisi positif. Juga
akan terdapat kopel yang dapat
dibaikan karena A dianggap
sangat kecil.
Nilai limit dari rasio F/A
dengan A mendekati nol adalah
vektor tegangan pada titik O
yang bekerja pada bidang
dengan normal pada arah OP.
RKW 6
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Definisi Tegangan (Lanjutan)
Vektor tegangan ini adalah vektor p
OP
yang didefinisikan
sebagai:
A
F
p

=
0 A
OP
lim
4
RKW 7
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda
Gaya-gaya yang dianggap positif
adalah gaya-gaya tekan, yaitu
yang berarah seperti yang
ditunjukkan oleh F.
Hal ini berlawanan dengan
konvensi yang digunakan dalam
teori elastisitas dan mekanika
kontinu.
RKW 8
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda (Lanjutan)
Dalam mekanika batuan, akan lebih memudahkan untuk
menggunakan tegangan tekan bertanda positif karena:
Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat overburden, tekanan
pemampatan dalam peralatan-peralatan, dan tekanan fluida di
dalam pori) selalu berupa tegangan tekan.
Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika tanah dan
geologi struktur.
Banyak problem dalam mekanika batuan menyangkut gesekan
pada permukaan dan dalam kasus ini tegangan normal pada
permukaan adalah postif.
5
RKW 9
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda (Lanjutan)
Perhatikan sebuah kubus
dengan sisi paralel dengan
sumbu x, y, dan z.
Tegangan-tegangan yang
bekerja pada sisi kubus
dapat dinyatakan dengan:
Tiga tegangan normal
xx
,
yy
,
dan
zz
Enam tegangan geser
xy
,
yx
,

yz
,
zy
,
zx
, dan
xz
RKW 10
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda (Lanjutan)
Arti subscript pada tegangan:
Subscript pertama menunjukkan arah dari normal bidang
dimana tegangan tersebut bekerja.
Subscript kedua menunjukkan arah dari tegangan tersebut.
Catatan: Untuk tegangan normal, kadang-kadang
hanya digunakan satu subscript.
Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka semua
gaya yang bekerja pada sisi kubus harus setimbang,
sehingga:
xy
=
yx
,
yz
=
zy
, dan
zx
=
xz
6
RKW 11
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda (Lanjutan)
Konvensi tanda untuk
komponen tegangan dapat
didasarkan pada normal
kedalam (inward normal)
yaitu normal dari muka
kubus yang berarah ke
pusat kubus.
Tegangan yang searah
dengan normal kedalam
adalah positif.
RKW 12
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda (Lanjutan)
Pada muka horisontal
bagian atas yang paralel
dengan bidang x-y, normal
kedalam berarah ke arah
sumbu z negatif.
Tegangan normal
zz
yang
bekerja pada muka ini
searah dengan arah
normal kedalam, sehingga
dianggap positif.
7
RKW 13
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Konvensi Tanda (Lanjutan)
+
zx
dan +
zy
bekerja pada
arah negatif sumbu x dan
y.
Semua tegangan pada
muka yang terlihat pada
gambar di samping adalah
positif.
Pada muka bagian bawah,
normal kedalam berarah ke
arah sumbu z positif,
sehingga +
zz
berarah
yang sama.
RKW 14
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi
Perhatikan sebuah elemen
bujursangkar dengan sisi yang
sangat kecil pada bidang x-y dan
tebal t.
Elemen ini mengalami tegangan
normal
x
,
y
dan tegangan
geser
xy
=
yx
.
8
RKW 15
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Akan ditentukan tegangan
normal dan tegangan
geser yang bekerja pada
sebuah bidang yang
normalnya membentuk
sudut terhadap sumbu x
dimana
x
bekerja.
Perlu digunakan prinsip
kesetimbangan gaya dalam
sebuah segitiga yang
sangat kecil dengan tebal t.
RKW 16
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Panjang sisi segitiga:
AB = a
OA = a sin
OB = a cos
Untuk memenuhi kondisi
kesetimbangan, seluruh
gaya yang bekerja pada
arah dan dalam
keadaan setimbang.
9
RKW 17
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
F

= 0
at =
x
cos a cos t +
xy
sin a cos t
+
y
sin a sin t +
yx
cos a sin t
=
x
cos
2
+
y
sin
2
+ 2
xy
sin cos
Dari trigonometri:
( )
( )
2 sin cos sin 2
1 sin cos
cos2 1
2
1
in s
cos2 1
2
1
cos
2 2
2
2
=
= +
=
+ =
RKW 18
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( ) ( )
sin2 cos2
2

2

sin2
2
cos2
2

2
cos2
2

cos2 1
2

sin2 cos2 1
2

xy
y x y x
xy
y y
x x
y
xy
x
+


+
+
=
+ + + =
+ + + =
10
RKW 19
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
F

= 0
at = -
x
sin a cos t +
xy
cos a cos t
+
y
cos a sin t -
yx
sin a sin t
= (
y
-
x
)sincos +
xy
(cos2-sin2q)
Dari trigonometri:
2 os c sin cos
2 sin
2
1
cos sin
2 2
=
=
RKW 20
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
cos2 sin2
2

cos2 sin2
2

xy
y x
xy
x y
+


=
+


=
11
RKW 21
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
sin2 cos2
2

2

xy
y x y x
+


+
+
=
cos2 sin2
2

xy
y x
+


=
Persamaan persamaan :
Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan normal
dan tegangan geser pada setiap bidang yang
didefinisikan oleh untuk setiap kombinasi nilai
x
,
y
,
dan
xy
.
RKW 22
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Persamaan-persamaan yang
diturunkan untuk dan
dapat juga dilihat sebagai
persamaan untuk menghitung

x
dan
xy
pada sebuah
sistem sumbu O,x,y yang
merupakan hasil rotasi
sumbu O,x,y sebesar .
Tegangan
y
dapat dihitung
dengan mengganti dengan
+90
O
12
RKW 23
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Sehingga persamaan-persamaan untuk perubahan sumbu
menjadi:

x
=
x
cos
2
+ 2
xy
sincos +
y
sin
2

y
=
x
cos
2
(+90
O
) + 2
xy
sin(+90
O
)cos(+90
O
) +
y
sin
2
(+90
O
)

y
=
x
sin
2
2
xy
sincos +
y
cos
2

RKW 24
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Dengan menjumlahkan

x
=
x
cos
2
+ 2
xy
sincos +
y
sin
2
dan

y
=
x
sin
2
2
xy
sincos +
y
cos
2

diperoleh

x
+
y
=
x
(cos
2
+sin
2
) +
y
(cos
2
+sin
2
)

x
+
y
=
x
+
y
Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangan
normal yang saling tegak lurus adalah konstan atau
invariant dengan perputaran sumbu. Ini merupakan
sifat skalar dari tegangan dalam dua dimensi.
13
RKW 25
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:
( ) cos2 sin2
2
1
xy y x ' y ' x
+ =
Arah-arah dimana =0 disebut sumbu-sumbu utama
(principal axes) dan komponen-komponen tegangan
pada arah ini disebut tegangan-tegangan utama
(principal stresses) dan dinotasikan dengan
1
dan
3
.
Akan terdapat satu nilai untuk mana tegangan geser
tidak ada (=0).
RKW 26
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
y x
xy
y x
xy
xy
y x
xy
y x
xy
y x

2
2 tan

2
cos2
sin2
cos2 sin2
2

cos2 sin2
2

0
cos2 sin2
2

=
=


=
+


=
14
RKW 27
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
Sudut 2 merupakan sudut dari sumbu x yang
menunjukkan arah tegangan-tegangan utama
1
dan
3
.
Karena tan 2 = tan (2+180
O
) maka
Sudut merupakan arah
1
Sudut +90 merupakan arah
3
.
Setelah sudut diperoleh,
1
dan
3
dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan untuk menghitung
di depan.
RKW 28
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
( ) ( )
( ) ( )
2
xy
2
y x y x 3
2
xy
2
y x y x 1
4
1

2
1
4
1

2
1
+ + =
+ + + =
Tunjukkan bahwa
1
dan
3
dapat dinyatakan sebagai:
15
RKW 29
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr
cos2 sin2
2

sin2 cos2
2

2

xy
y x
xy
y x y x
+


=
+


+
+
=
Lihat kembali persamaan untuk menghitung dan
RKW 30
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
cos2 sin2
2

sin2 cos2
2


2


xy
y x
xy
y x y x
+


=
+


=
+

Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan menempatkan


semua 2 di sebelah kanan
16
RKW 31
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2 sin
2 cos 2 sin
2

2
2 cos
2


2


sin2 cos2
2


2


2 2
xy
xy
y x
2
2
y x
2
y x
2
xy
y x
2
y x
+

Pengkuadratan persamaan yang mengandung menghasilkan:


RKW 32
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Pengkuadratan persamaan yang mengandung menghasilkan:
2 cos
2 cos 2 sin
2

2
2 sin
2

cos2 sin2
2

2 2
xy
xy
y x
2
2
y x
2
2
xy
y x
2
+


=
17
RKW 33
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan menghasilkan:
2
xy
2
y x
2
2
y x
2

2

+


= +

Persamaan apa yang mempunyai bentuk seperti ini?


PERSAMAAN LINGKARAN
RKW 34
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Persamaan umum lingkaran berbentuk:
( ) ( )
2 2 2
R b y a x = +
18
RKW 35
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2
xy
2
y x
2
2
y x
2

2

+


= +

Persamaan :
adalah Persamaan Lingkaran dengan:
2
xy
2
y x
y x
2

: jari - Jari
,0
2

: pusat Titik
, sumbu Sistem
+

RKW 36
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
19
RKW 37
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Untuk memplot tegangan geser pada Lingkaran Mohr,
digunakan konvensi tanda positif dan negatif yang
hanya valid untuk keperluan presentasi grafis.
Tegangan geser diplot positif jika tegangan tersebut
akan memutar elemen berlawanan dengan arah
putaran jarum jam.
Tegangan geser diplot negatif jika tegangan tersebut
akan memutar elemen searah dengan arah putaran
jarum jam.
RKW 38
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
+
+ +
+
+
+
-
-
20
RKW 39
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
RKW 40
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
Lingkaran Mohr merupakan metode grafis sederhana
dan cepat yang dapat digunakan untuk:
Menentukan besar tegangan normal dan tegangan geser pada
bidang tertentu.
Menentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama.
21
RKW 41
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1
Tentukan tegangan normal
dan tegangan geser (ke
arah mana?) yang bekerja
pada Bidang C
Tentukan besar dan arah
tegangan utama mayor (
1
)
dan tegangan utama minor
(
3
)
RKW 42
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
22
RKW 43
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 30
O
counter clockwise dari arah bekerjanya
x
(sumbu x)
ATAU
Bersudut 30
O
counter clockwise dari bidang tempat
x
bekerja (Bidang A)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2 x 30
O
= 60
O
RKW 44
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
Perhatikan Bidang C
Normalnya bersudut 60
O
clockwise dari arah bekerjanya
y
(sumbu y)
ATAU
Bersudut 60
O
clockwise dari bidang tempat
y
bekerja (Bidang B)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60
O
= 120
O
23
RKW 45
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
Jadi secara grafis:
= 23.2 MPa
= 3.9 MPa
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
cos2 sin2
2

sin2 cos2
2

2

xy
y x
xy
y x y x
+


=
+


+
+
=
RKW 46
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
MPa 23.196 5.196 4 14
sin60 6 cos60
2
6 22
2
6 22

sin2 cos2
2

2

0 O
xy
y x y x
= + + =
+


+
+
=
+


+
+
=
MPa 3.928 3 6.928
cos60 6 sin60
2
6 22
cos2 sin2
2

O O
xy
y x
= + =
+


=
+


=
24
RKW 47
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
Secara grafis:
= 23.2 MPa
= 3.9 MPa
Dengan rumus:
= 23.196 MPa
= -3.928 MPa
OK
OK?
RKW 48
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)

1
= 24 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5
O
counter clockwise
dari arah bekerjanya
x
(sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5
O
counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya
x
(Bidang A)
25
RKW 49
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)

3
= 4 MPa
Bekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5
O
counter clockwise
dari arah bekerjanya
x
(sumbu x)
ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5
O
counter clockwise dari bidang
tempat bekerjanya
x
(Bidang A)
RKW 50
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
( ) ( )
( ) ( )
2
xy
2
y x y x 3
2
xy
2
y x y x 1
4
1

2
1
4
1

2
1
+ + =
+ + + =
26
RKW 51
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
( ) ( )
( ) ( )
MPa 4
MPa 24
10 14
6 6 22
4
1
6 22
2
1
4
1

2
1
3
1
3 , 1
2 2
3 , 1
2
xy
2
y x y x 3 , 1
=
=
=
+ + =
+ + =
RKW 52
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
( )
O
2
O O
2
O
1
O
1
1
1
y x
xy
1
43 . 108 87 . 36 180 2
43 . 18 87 . 36 2
16
12
tan 2
6 2 2
) 6 ( 2
tan 2

2
tan 2
= + =
= =
=

=

27
RKW 53
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
O
2 3
O
1 1
43 . 108 MPa 4
43 . 18 MPa 24
: rumus Dari
= =
= =
O
2 3
O
1 1
5 . 108 MPa 4
5 . 18 MPa 24
: grafis Secara
= =
= =
OK
OK
RKW 54
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 1 (Lanjutan)
28
RKW 55
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan dalam 3 Dimensi
Tegangan-tegangan yang bekerja
pada sisi kubus dapat dinyatakan
dengan:
Tiga tegangan normal
xx
,
yy
,
dan
zz
Enam tegangan geser
xy
,
yx
,
yz
,

zy
,
zx
, dan
xz
Sebagai syarat kesetimbangan
rotasional :
xy
=
yx
,
yz
=
zy
, dan

zx
=
xz
Tegangan-tegangan yang bekerja
cukup dinyatakan dengan enam
komponen
RKW 56
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)
Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik dapat
dinyatakan dengan matriks tegangan [], sebagai
berikut:
[ ]




=
z yz zx
yz y xy
zx xy x

29
RKW 57
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan
Sumbu-sumbu referensi untuk
penentuan kondisi tegangan dapat
dilakukan secara bebas.
Sistem sumbu asal (x,y,z)
Sistem sumbu baru (l,m,n)
Orientasi dari sumbu tertentu, relatif
terhadap sumbu-sumbu asal
didefinsikan oleh sebuah vektor
baris dari cosinus arah.
Cosinus arah adalah proyeksi dari
vektor satuan yang paralel dengan
salah satu sumbu baru (l, m, atau
n) pada salah satu sumbu lama (x,
y, atau z).
RKW 58
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Cosinus arah sumbu l: l
x
= cos
l
, l
y
= cos
l
, l
z
= cos
l
30
RKW 59
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Cosinus arah sumbu m: m
x
= cos
m
, m
y
= cos
m
, m
z
= cos
m
RKW 60
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Cosinus arah sumbu n: n
x
= cos
n
, n
y
= cos
n
, n
z
= cos
n
31
RKW 61
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Tetrahedron OABC adalah
bagian dari kubus yang
digunakan untuk menentukan
kondisi tegangan sebelum ini.
Untuk kesetimbangan, material
yang dihilangkan digantikan
oleh gaya penyeimbang
sebesar t per unit luas yang
bekerja pada ABC.
Normal bidang ABC, yaitu OP
mempunyai cosinus arah (
x
,

y
, dan
z
).
RKW 62
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Jika luas ABC adalah A, maka
proyeksi ABC pada bidang-
bidang dengan normal sumbu-
sumbu x, y, dan z adalah:
OAC = A
x
= A
x
OAB = A
y
= A
y
OBC = A
z
= A
z
Anggap komponen-komponen
vektor traksi t adalah t
x
, t
y
, t
z
.
32
RKW 63
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Syarat kesetimbangan gaya
pada arah x akan menghasilkan:
t
x
A
x
A
x

xy
A
y

zx
A
z
= 0
t
x
A
x
A
x

xy
A
y

zx
A
z
= 0
atau
t
x
=
x

x
+
xy

y
+
zx

z
Dengan menggunakan syarat
kesetimbangan gaya pada arah
y dan z, diperoleh:
RKW 64
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ][ ] =

t
atau

t
t
t
z
y
x
z yz zx
yz y xy
zx xy x
z
y
x
Dengan melakukan hal yang
sama untuk sumbu-sumbu l, m,
dan n diperoleh:
33
RKW 65
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ][ ] * * * t
atau

t
t
t
n
m
l
n mn nl
mn m lm
nl lm l
n
m
l
=

[t], [t*], [l], dan [l*] adalah vektor-


vektor yang dinyatakan relatif
terhadap sistem koordinat x,y,z
dan l,m,n.
RKW 66
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Dari dasar-dasar analisis vektor (MA2132):
Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu x,y,z ke
sistem sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:
[ ] [ ][ ] v R * v

=

atau
v
v
v
n n n
m m m
l l l
v
v
v
z
y
x
z y x
z y x
z y x
n
m
l
34
RKW 67
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk oleh
vektor baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu asal.
Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan
transpose-nya, atau:
[ ] [ ]
T 1
R R =

Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*]


serta [] dan [*]:
RKW 68
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
[ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ][ ] [ ] [ ] [ ]
[ ] [ ][ ] [ ][ ][ ] [ ][ ][ ] [ ]
[ ] [ ][ ]
[ ] [ ][ ][ ]
: diperluas yang bentuk dalam atau
R R *
maka
* * * t
karena
* R R R t R * t
sehingga
* R R *
dan
* t R t t R * t
T
T
T
T
=
=
= = =
= =
= =
35
RKW 69
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Transformasi Tegangan (Lanjutan)




z z z
y y y
x x x
z yz zx
yz y xy
zx xy x
z y x
z y x
z y x
n mn nl
mn m lm
nl lm l
n m l
n m l
n m l


n n n
m m m
l l l

Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan


persamaan di atas, maka komponen-komponen tegangan
akibat perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan
RKW 70
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama
Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama (principal
plane) adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang merupakan
tegangan utama (principal stress), sedangkan normal dari bidang
tersebut merupakan arah dari sumbu utama (principal axis).
Karena terdapat tiga acuan arah yang harus diperhitungkan, akan
terdapat juga tiga sumbu utama.
Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang
harus ditentukan untuk menggambarkan kondisi tegangan di
sebuah titik.
36
RKW 71
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu
mempunyai orientasi sedemikian rupa sehingga resultan tegangan
yang bekerja padanya hanya tegangan normal
p
.
Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:

z
y
x
p
z
y
x

t
t
t
Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat
dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:

z
y
x
z yz zx
yz y xy
zx xy x
z
y
x

t
t
t
RKW 72
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:
Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan
simultan yang homogen dalam
x
,
y
, dan
z
.
Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika
determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan
persamaan pangkat tiga:
[ ] 0



z
y
x
p z yz zx
yz p y xy
zx xy p x
=




37
RKW 73
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
I
1
= Invariant tegangan (Stress invariant) pertama
I
2
= Invariant tegangan (Stress invariant) kedua
I
3
= Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga
( )
( )
2
xy z
2
zx y
2
yz x zx yz xy z y x 3
2
zx
2
yz
2
xy x z z y y x 2
z y x 1
3 p 2
2
p 1
3
p
2 I
I
I
dimana
0 I I I
+ + + =
+ + + + =
+ + =
= +
RKW 74
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Solusi dari persamaan
adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke
terkecil sebagai berikut:

1
= Tegangan utama mayor (Major principal stress)

2
= Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress)

3
= Tegangan utama minor (Minor principal stress)
0 I I I
3 p 2
2
p 1
3
p
= +
38
RKW 75
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu utama,
yang cosinus arahnya (
x
,
y
,
z
) dapat dicari langsung dari
persamaan matriks:
[ ] 0



z
y
x
p z yz zx
yz p y xy
zx xy p x
=




dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:
1
2
z
2
y
2
x
= + +
RKW 76
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap tegangan
utama
i
(i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:
( )
( )
( )
2 1
2 2 2
zi
2 1
2 2 2
yi
2 1
2 2 2
xi
C B A C
C B A B
C B A A
+ + =
+ + =
+ + =
dengan A, B, dan C adalah:
39
RKW 77
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
yz zx
i y xy
i z zx
yz xy
i z yz
yz i y

C

B


A


=


=


=
RKW 78
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan orientasi
dari sumbu utama secara sederhana adalah penentuan nilai-nilai
eigen (eigenvalues) dari matriks tegangan dan vektor eigen
(eigenvector) dari setiap nilai eigen (Ingat: MA2132)
Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil
perkalian skalar (dot product) dari vektor cosinus arahnya sama
dengan nol:
0
0
0
1 z 3 z 1 y 3 y 1 x 3 x
3 z 2 z 3 y 2 y 3 x 2 x
2 z 1 z 2 y 1 y 2 x 1 x
= + +
= + +
= + +
40
RKW 79
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Tegangan Utama (Lanjutan)
Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling tegak
lurus bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:
z y x 3 2 1
+ + = + +
Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil perhitungan
besar dan arah tegangan utama
RKW 80
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2

x
= 7.825 MPa

y
= 6.308 MPa

z
= 7.866 MPa

xy
= 1.422 MPa

yz
= 0.012 MPa

zx
= -1.857 MPa
Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada
suatu titik jika keenam komponen tegangan pada titik
tersebut adalah
41
RKW 81
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
( )
( ) MPa 0 . 350 2 I
MPa 0 . 155 I
MPa 0 . 22 I
2
xy z
2
zx y
2
yz x zx yz xy z y x 3
2
zx
2
yz
2
xy x z z y y x 2
z y x 1
= + + + =
= + + + + =
= + + =
MPa 0 . 5
MPa 0 . 7
MPa 0 . 0 1
3
2
1
=
=
=
sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan utama
menjadi:
0 0 . 350 0 . 155 0 . 22
p
2
p
3
p
= +
yang menghasilkan:
RKW 82
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah
1
:
38 . 7
012 . 0 857 . 1
692 . 3 422 . 1
012 . 0 857 . 1
0 . 10 308 . 6 422 . 1

C
012 . 3
134 . 2 857 . 1
012 . 0 422 . 1

0 . 10 866 . 7 857 . 1
012 . 0 422 . 1


B
857 . 7
134 . 2 012 . 0
012 . 0 682 . 3
0 . 10 866 . 7 012 . 0
012 . 0 0 . 10 308 . 6


A
yz zx
1 y xy
1 z zx
yz xy
1 z yz
yz 1 y
=


=


=
=

=

=


=
=

=


=
42
RKW 83
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
( )
( )
( ) ) 129.1 (cos 6307 . 0 843 . 10 839 . 6 C B A C
) 73.9 (cos 2778 . 0 843 . 10 012 . 3 C B A B
) 43.6 (cos 7246 . 0 843 . 10 857 . 7 C B A A
0
2 1
2 2 2
1 z
0
2 1
2 2 2
1 y
0
2 1
2 2 2
1 x
= = + + =
= = + + =
= = + + =
1.0000 (-0.6307) (0.2778) ) 7246 . 0 (
2 2 2 2
z1
2
y1
2
x1
= + + = + +
Periksa:
RKW 84
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah
2
:
268 . 1
012 . 0 857 . 1
692 . 0 422 . 1
012 . 0 857 . 1
0 . 7 308 . 6 422 . 1

C
254 . 1
866 . 0 857 . 1
012 . 0 422 . 1

0 . 7 866 . 7 857 . 1
012 . 0 422 . 1


B
599 . 0
866 . 0 012 . 0
012 . 0 692 . 0
0 . 7 866 . 7 012 . 0
012 . 0 0 . 7 308 . 6


A
yz zx
2 y xy
2 z zx
yz xy
2 z yz
yz 2 y
=


=


=
=

=

=


=
=

=


=
43
RKW 85
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
( )
( )
( ) ) 132.4 (cos 6740 . 0 881 . 1 268 . 1 C B A C
) 131.8 (cos 6664 . 0 881 . 1 254 . 1 C B A B
) 108.6 (cos 3186 . 0 881 . 1 599 . 0 C B A A
0
2 1
2 2 2
2 z
0
2 1
2 2 2
2 y
0
2 1
2 2 2
2 x
= = + + =
= = + + =
= = + + =
0.9999 (-0.6740) (-0.6664) ) 3186 . 0 (
2 2 2 2
z2
2
y2
2
x2
= + + = + +
Periksa:
RKW 86
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
Mencari cosinus arah
3
:
446 . 2
012 . 0 857 . 1
308 . 1 422 . 1
012 . 0 857 . 1
0 . 5 308 . 6 422 . 1

C
098 . 4
866 . 2 857 . 1
012 . 0 422 . 1

0 . 5 866 . 7 857 . 1
012 . 0 422 . 1


B
749 . 3
866 . 2 012 . 0
012 . 0 308 . 1
0 . 5 866 . 7 012 . 0
012 . 0 0 . 5 308 . 6


A
yz zx
3 y xy
3 z zx
yz xy
3 z yz
yz 3 y
=


=


=
=

=

=


=
= =

=


=
44
RKW 87
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
( )
( )
( ) ) 66.2 (cos 4031 . 0 069 . 6 446 . 2 C B A C
) 132.5 (cos 6752 . 0 069 . 6 098 . 4 C B A B
) 51.8 (cos 6177 . 0 069 . 6 749 . 3 C B A A
0
2 1
2 2 2
3 z
0
2 1
2 2 2
3 y
0
2 1
2 2 2
3 x
= = + + =
= = + + =
= = + + =
0.9999 (0.4031) (-0.6752) ) 6177 . 0 (
2 2 2 2
z3
2
y3
2
x3
= + + = + +
Periksa:
RKW 88
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
0 009 . 0
) 6740 . 0 )( 6307 . 0 ( ) 6664 . 0 )( 2778 . 0 ( ) 3186 . 0 )( 7246 . 0 (
2 z 1 z 2 y 1 y 2 x 1 x

= + +
= + +
0 018 . 0
) 4031 . 0 )( 6740 . 0 ( ) 6752 . 0 )( 6664 . 0 ( ) 6177 . 0 )( 3186 . 0 (
3 z 2 z 3 y 2 y 3 x 2 x

= + +
= + +
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1
0 006 . 0
) 6307 . 0 )( 4301 . 0 ( ) 2778 . 0 )( 6752 . 0 ( ) 7246 . 0 )( 6177 . 0 (
1 z 3 z 1 y 3 y 1 x 3 x

= + +
= + +
45
RKW 89
T
A
3
1
1
1

M
e
k
a
n
i
k
a
B
a
t
u
a
n
Latihan 2 (Lanjutan)
MPa 21.999
866 . 7 308 . 6 7.825

z y x
= + +
= + +
Periksa sifat invariant tegangan-tegangan utama
MPa 22.0
5.0 7.0 10.0

3 2 1
= + +
= + +

Anda mungkin juga menyukai