Anda di halaman 1dari 18

Manajemen Stratejik

Analisis Lingkungan Internal



Dosen Pengajar:
Dr. Henny Rahyuda, SE., MM., Ak

Nama Kelompok 6:
Nayda Al-khowarizmi Ryiadi (1206205053)
I Made Weli Moksaoka (1206205083)
I Gede Oka Wijaya (1206205168)
I Kadek Dony Darma Putra Irawan (1206305132)
I Made Surya Dharma (1206305134)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BUKIT JIMBARAN
2014
IMPLEMENTASI STRATEGI
Pengertian Implementasi Strategi
Implementasi adalah pekerjaan yang dilakukan setelah merumuskan strategi. Dengan
keterampilan intuitif dan analitis yang baik, motivasi, dan kepemimpinan khusus serta mampu
melakukan banyak koordinasi
Implementasi strategi adalah proses di mana manajemen mewujudkan strateginya dalam
bentuk program, prosedur dan anggaran. Implementasi strategi juga dapat diartikan sebagai
pengembangan strategi dalam bentuk tindakan.
Implementasi terkadang lebih sulit karena implementasi membawa sebuah perubahan. banyak
faktor2 tak terduga yang bisa menjadi hambatan.
Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2000) menekankan bahwa serangkaian tindakan strategis yang
disebut formulasi strategi dan implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika
perusahaan ingin mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-
rata. Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan perangkat dan tindakan
implementasi secara konsisten dengan strategi-strategi level-bisnis, level-perusahaan, akuisisi,
internasional, dan kerjasama yang sebelumnya dipilih.
Perumusan strategi dan implementasi strategi harus sesuai dengan tujuan strategis dan misi
strategis. Tujuan strategis dan misi strategis disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari
analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Perusahaan mempelajari lingkungan
eksternal dan internal agar dapat mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman pasarnya dan
menentukan bagaimana menggunakan kompetensi-kompetensi intinya dalam usaha
mendapatkan hasil strategisnya yang diinginkan. Dengan pengetahuan ini, perusahaan
membentuk tujuan-tujuan strategis, misi strategis mensefisikasi, secara tertulis, produk-produk
yang ingin diproduksi oleh perusahaan tersebut dan pasar yang ingin dilayani ketika
mendayagunakan sumber daya, kapabilitas, dan kompetensi-kompetensinya.
Cakupan Implementasi Strategi
Penerapan atau implementasi strategi mencakup (1) penguasaan perusahaan (corporate
governance), (2) struktur dan kontrol organisasi (organizationa structure and control), (3)
kepemimpinan strategis (strategic leadership), dan kewirausahaan dan inovasi perusahaan
(entrepreneurship & innovation).
Penguasaan Perusahaan
Penguasaan perusahaan adalah suatu hubungan antara para pihak yang digunakan untuk
menentukan dan mengendalikan arah strategik dan kinerja atas organisasi. Penguasaan
perusahaan (corporate governance) berurusan dengan mengindentifikasi cara-cara untuk
meyakinkan bahwa keputusan-keputusan strategik dibuat secara efektif. Penguasaan
perusahaan digunakan dalam perusahaan untuk memantapkan perintah antara para pemilik
perusahaan dan para manajer puncak perusahaan tersebut.
Dalam teori keagenan (Agency Theory) dijelaskan adanya hubungan antara para pemegang
saham (prinsipal) sebagai para pemilik perusahaan dengan para manajer sebagai agen pembuat
keputusan. Para prinsipal menyewa para manajer untuk dijadikan agen pembuat keputusan.
Hubungan keagenan tersebut menuntut kekhususan risiko dengan para pembuat keputusan.
Masalah keagenan terjadi ketika hasrat-hasrat atau tujuan-tujuan atas prinsipal dan agen
konflik dan kesukran atau mahalnya atas prinsipal untuk memverifikasi bahan agen telah
diperoleh secara tepat.
Ada lima kunci mekanisme penguasaan (governance mechanisms), yaitu (1) konsentrasi
kepemilikan (ownership concentration), (2) dewan direktur (boards of Directors), (3)
kompensasi eksikutif (executive compensation), (4) struktur keorganisasian multidivisi
(multidivisional organizational structure), dan (5) pasar bagi pengendalian perusahaan (market
for corporate control ).

1.Konsentrasi Kepemilikan
Ownersship concentration terjadi sebagai berikut. Sejumlah besar para pemegang
saham mempunyai suatu insentif yang kuat untuk memantau manajemen secara
tertutup. Mereka dalam jumlah besar membantu membuat berarti pemantauan
tersebut sementara menghabiskan waktu, usaha dan mahal pemantauan secara
tertutup. Mereka juga bisa mencari kedudukan dewan yaitu meningkatkan kemampuan
mereka untuk memantau secara efektif (meskipun lembaga-lembaga finansial secara
legal terlupakan secara pengarahan dari kepemilikan kursi-kursi dewan).
2.Dewan Direktur
Mekanisme penguasaan board of Directors bisa terjadi di dalam prganisasi, dalam
hubungan di luar organisasi, dan di luar organisasi lainnya. Di dalam organisasi yaitu
pada CEO perusahaan dan para manajer level-puncak lainnya. Di luar organisasi yang
berhubungan, yaitu terjadi pada individu-individu yang tdak dilibatkan dengan operasi
sehari-hari, tetapi yang mempunyai suatu hubungan dengan perusahaan. Di luar
organisasi lainnya, yaitu terjadi pada individu-individu yang bebas atas operasi
perusahaan sehari-hari dan hubungan-hubungan lainnya. Karena itu dalam mekanisme
dewan direktur agar penguasaan dewan lebih efektif disarankan sebagai berikut:
-Meningkatkan diversitas atau keragaman atas latar belakang keanggotaan dewan
-Memperkuat mnajemen internal dan sistem pengendalian akuntansi.
-Memantapkan proses-proses formal bagi evaluasi atas kinerja dewan.
3. Kompensasi Eksikutif
Mekanime penguasaan perusahaan dari segi kompensasi eksikutif dapat meliputi:
Gaji, bonus-bonus, kompensasi insentif jangka panjang.
Keputusan-keputusan eksikutif adalah bersifat kompleks dan tidak-rutin.
Banyak faktor mencampuri pembuatan keputusan tersebut mempersulit untuk
memantapkan bagaimana keputusan-keputusan manajerial agar dapat tanggap secara
terarah bagi outcomes.
Sebagai tambahan, kepemilikan saham (kompensasi insentif jangka panjang) membuat
para manajer lebih dapat lebih mudah membujuk untuk mengubah-ubah pasar yang
menjadikan pengendalian parsial mereka.
Sistem-sistem insentif tidak menjamin bahwa para manajer membuat keputusan-
keputusan yang benar, tetapi mereka meningkatkan kemunkinan (likelihood) bahwa
para manajer akan melakukan sesuatu bagi balasjasa yang diberikan kepada mereka.
4. Struktur Keorganisasian Divisional
Mekanisme penguasaan melalui struktur keorganisasian mutidivisional bergantung
pada:
Desain untuk kendali yang mengajarkan peluang-peluang manajerial. Kantor perusahaan
dan dewan memantau keputusan-keputusan strategik para manajer. Kepentingan
manajerial ditingkatkan dalam memaksimumkan kesejahteraan.
Struktur organisasi bentuk-M tidak perlu terbatas pada tindakan-tindakan swa-layan
para manajer tingkat perusahaan. Hal ini bisa membimbing untuk agak memperbesar
penguasaan daripada tanpa diversifikasi.
Diversifikasi lini produk secara luas membuat mekanisme penguasaan sulit bagi para
manajer level-puncak untuk mengevaluasi keputusan-keputusan strategik ata para
manajer divisional.
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk
mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi, maka logis jika
strategi dan strutur terkait erat. Lebih tepatnya struktur harus mengikuti strategi.
5. Pasar bagi Pengendalian Perusahaan
Governance mechaniusm o market for corporate control meliputi operasi-operasi, dan
tindakan-tindakan. Melalui operasi-operasi ketika penampakan risiko perusahaan atas
pengambil-alihan ketika mereka beroperasi tidak efisien. Tahun tahun 1980-an
menunjukkan pasar aktif bagi pengendalian perusahaan, secara meluas sebagai suatu
hasil atas memungkinkan pengelompokkan atas modal (junk bonds). Beberapa
perusahaan mulau untuk mengoperasikan secara lebih efisien sebagai hasil atas
kendala pengambil-alihan, meskipun terjadi secara tiba-tiba atas pengambil-alihan
yang secara relatif tidak berperasaan. Kemudian dibuat perubahan-perubahan dalam
regaulasi yang telah membuat kesulitan pengambil-alihan yang tidak
berperasaan.Mekanisme penguasaan pasar bagi pengendalian perusahaan melalui
tindakan-tindakan sebagai suatu sumber penting atas disiplin sepanjang manajerial yang
tidak-kompeten dan boros.

Proses Implementasi Strategi


1. Menganalisa perubahan
- Tahap pertama dalam proses implementasi strategi.

- Tujuannya untuk memberikan gagasan yang jelas & terperinci mengenai seberapa
banyak perusahaan harus berubah agar berhasil dalam mengimplementasikan
strateginya.

- Terbagi dalam beberapa pola, yaitu:
a. Tidak adanya perubahan yang signifikan (continuation)
Terjadi karena adanya pengulangan strategi yang sama dengan strategi
yang digunakan dalam periode sebelumnya.
b. Perubahan rutin (routine change)
Merupakan perubahan yang digunakan oleh perusahaan untuk lebih
memikat pelanggan. Misal: memperbaharui kemasan, taktik harga yang
berbeda.
c. Perubahan terbatas (limited change)
Disebabkan karena adanya penawaran produk baru kepada pelanggan
baru dalam golongan produk umum yg sama.
d. Perubahan radikal (radical change)
Reorganisasi besar-besaran dalam perusahaan. Biasanya dilakukan pada
saat terjadi merger & akuisisi, tetapi masih dalam industri yang sama.
e. Organizational redirection
Melibatkan merger & akuisis perusahaan yang berasal dari industri yang
sama sekali berbeda. Jenis ini merupakan perubahan yang kompleks.
Melibatkan perubahan misi perusahaan.

2. Analisis struktur organisasi
Alasan utama mengapa perubahan dalam strategi memerlukan bahkan mengharuskan
perubahan dlm struktur organisasi, yaitu:
a. Struktur biasanya menjelaskan tentang bagaimana kebijakan akan disusun.
b. Struktur biasanya menjelaskan tentang bagimana sumberdaya akan dialokasikan.
Ada 5 jenis struktur organisasi yg biasa digunakan, yaitu:
a. Struktur organisasi sederhana
b. Struktur organisasi fungsional
c. Struktur organisasi divisional
d. Struktur organisasi SBU (Strategic Business Unit Structure)
e. Struktur organisasiMatriks

3. Analisis budaya organisasi
Budaya perusahaan merupakan komponen yagn menyebabkan mengapa suatu strategi
dapat diimplementasikan pada suatu perusahaan, sementara strategi tersebut gagal
untuk diimplementasikan pada perusahaan yang lain dengan kondisi yang relatif sama.

4. Analisis gaya kepemimpinan
4 Gaya kepemimpinan secara umum, yaitu:
a.Gaya kepemimpinan administrator
- Kurang inovatif & terlalu kaku pada aturan
- Sikapnya konservatif, kelihatan takut untuk mengambil resiko (mencari aman).
b.Gaya kepemimpinan analitis
- Pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisa, terutama analisa logika
- Berorientasi pada hasil
- Rencana-rencana rinci & jangka panjang.
c.Gaya kepemimpinan asertif
- Sifatnya agresif & mempunyai perhatian yang sangat besar kepada
pengendalian personal.
- Lebih terbuka pada konflik & kritik.
d.Gaya kepemimpinan entrepreneur
- Sangat menaruh perhatian kepada kekuasaan & hasil akhir
- Kurang menekankan kerjasama
- Selalu mencari easing & emnargetkan standar yg tinggi.

5. Implementasi dan evaluasi strategi
Tahap akhir dlm implementasi strategi. Untuk melakukan tahap ini dgn baik & berhasil,
manajemen perusahaan perlu mengetahui 4 jenis keahlian dasar, yaitu:
a. Kemampuan Berinteraksi (Interacting skills)
Kemampuan manajemen berinteraksi dan ber-empati dgn berbagai perilaku & sikap
orang lain untuk mencapai tujuan.
b.Kemampuan Mengalokasi (Allocating skills)
Kemampuan manajemen dalam menjadwalkan tugas2, anggaran, waktu, serta
sumberdaya2 lain secara efisien.
c. Kemampuan Memonitor (Monitoring skills)
Meliputi penggunaan informasi yg efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan
berbagai masalah yg timbul dlm proses implementasi.
d.Kemampuan Mengorganisasikan (Organizing skills)
Kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal dlm rangka
menyesuaikan diri dgn berbagai masalah yg mungkin terjadi.

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Hampir setiap literatur-literatur tentang kepemimpinan memberikan gambaran yang
ideal tentang kepemimpinan. Hal ini dapat dimengerti, karena masnusia membutuhkan
kepemimpinan itu. Dan dari waktu ke waktu kepemimpinan menjadi tumpuan harapan dari
manusia, sehingga dewasa ini masalah kepemimpinan semakin menarik perhatian banyak
kalangan terutama dalam kajian komtemporer, sebab kepemimpinan memiliki dimensi yang
luas.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan adalah perihal memimpin; cara
memimpin. Rebecca ,kepemimpinan bisa dirumuskan sebagai kiat mempengaruhi orang banyak
agar mau bekerjasama memperjuangkan tujuan-tujuan yang ingin mereka capai. Rebecca
kemudian menambahkan bahwa seoarng pemimpin adalah penggerak ke arah usaha bersama
yang terorganisasi. Ia merupakan agen atau pelaksana dari suatu kekuasaan yang menggunakan
dirinya.
Berdasarkan paradigma tersebut mempengaruhi persepsi atau cara pandang kita
mengenai orang-orang yang menempati posisi istimewa dan menjadi boss untuk
mempengaruhi orang banyak. Hal ini tidak terlepas dari karateristik kualitas IQ dan Emotional
Inteligent seorang pemimpin sebagai pribadi yang luar biasa yang membedakannya dari
manusia-manusia lain.
Kepemimpinan Strategis
Kepemimpinan strategis berkenaan dengan penentuan arah perusahaan dengan
mengembangkan dan mengkomunikasikan visi kedepat serta memotivasi dan inspirasi para
anggota organisasi untuk mengarah pada visi tersebut Terdapat tiga elemen yang melekat pada
kepemimpinan, yaitu mengajak dan memandu orang untuk mencapai tujuan, melibatkan
kelompok orang yang diarahkan sehingga terdapat interaksi antar personal dan merupakan
penggerak yang dapat memberikan arti atau nili yang lebih bagi bawahannya.
Kepemimpinan pada suatu organisasi yang melayani masyarakat luas dikembangkan
sistem kepegawaian yang mantap dengan pengembangan karier yang berdasarkan prestasi
kerja, kemampuan yang profesional, keahlian dan ketrampilan, serta kemantapan sikap mental
aparat melalui upaya pendidikan pelatihan, penugasan, bimbingan dan konsultasi, serta melalui
pengembangan motivasi, kode etik, dan disiplin kedinasan yang sehat, didukung oleh sistem
informasi kepegawaian yang mantap serta, didukung oleh sistem informasi kepegawaian yang
mantap serta, dilengkapi dengan sistem pemberian penghargaan yang wajar.

Efektivitas organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi tidak terlepas dari
peranan pemimpin. Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi
karena tanpa kepemimpinan yang baik akan sulit untuk mencapai tujuan organisasi, bahkan
untuk beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi di dalam maupun di luar organisasi.
Hal ini disebabkan karena setiap pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap
bawahannya, misalnya terhadap kepuasan kerja, komitmen, produktivitas, kinerja dan lain-lain.

Gaya kepemimpinan seorang pemimpin suatu organisasi dapat menentukan berhasil
tidaknya tujuan organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu dalam upaya meningkatkan
peran anggota organisasi, maka pelaksanaan prinsip-prinsip komunikasi perlu lebih ditingkatkan
dan gaya kepemimpinan perlu diperhatikan. Hubungan yang harmonis antara karyawan dan
pimpinan merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan jika dihubungkan dengan tingkat
kepuasan kerja.
Menganalisis Gaya Kepemimpinan
Implementasi strategi biasanya berkaitan erat dengan perubahan, oleh karena itu
tidaklah mengherankan masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dan perlu
dicermati secara teliti dalam implementasi strategi. Gaya kepemimpinanlah yang akan
berpengaruh terhadap cara-cara berkomunikasi serta proses pengambilan keputusan di dalam
perusahaan di mana semua itu nantinya akan bermuara pada terbentuknya budaya
perusahaan.

Terdapat berbagai teori tentang gaya kepemimpinan. Namun secara umum teori-teori tersebut
dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu:

a. Gaya kepemimpinan yang berkesan administrator. Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan
kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali
takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung mencari aman. Model
kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan yang telah kita bahas
sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change, serta Limited
change.
b. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical). Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya
pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisis, terutama analisis logika pada
setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil dan menekankan
pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang. Kepemimpinan model ini
sangat mengutamakan logika dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang
masuk akal serta kuantitatif.
c. Gaya kemimpinan asertif (Assertive). Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan
mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan
dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka dalam konflik
dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses argumentasi dengan beberapa
sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang memuaskan.
d. Gaya kepemimpinan entepreneur. Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian
kepada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan pada kebutuhan akan
kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu mencari pesaing dan
menargetkan standar yang tinggi.

Dalam era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini, setiap pemimpin harus siap dan dituntut
mampu untuk melakukan transformasi terlepas pada gaya kepemimpinan apa yang mereka
anut. Pemimpin harus mampu mengelola perubahan, termasuk di dalamnya mengubah budaya
organiasi yang tidak lagi kondusif dan produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang tajam,
pandai mengelola keragaman dan mendorong terus proses pembelajaran karena dinamika
perubahan lingkungan serta persaingan yang semakin ketat.





IMPLEMENTASI KEBIJAKAN FUNGSIONAL
Strategi Fungsional
Strategi fungsional memiliki pengertian / definisi sebagai aktivitas jangka pendek dimana tiap
unit fungsional dalam perusahaan berpartisipasi dalam implementasi strategi besar
perusahaan.
Bisa dikatakan bahwa strategi fungsional menerjemahkan pemikiran strategi besar menjadi
tindakan yang dirancang untuk mencapai sasaran jangka pendek yang spesifik.
Strategi fungsional adalah strategi yang lebih bersifat teknis yang merupakan rumusan arahan
dan pedoman dan operasional. Startegi tersebut terdiri dari 6 jenis, yaitu:
1. Strategi produksi, strategi ini untuk menetapkan apa yang menjadi produk unggulan,
produk kompetitif, produk baru, sesuai dengan kompetensi pokok yang dimiliki.
2. Strategi pemasaran, strategi ini untuk menetapkan pasar mana yang akan digarap,
kondisi pasar yang bagaimana yang akan diinginkan, dan lain sebagainya.
3. Strategi promosi, strategi ini merupakan kelanjutan dari pemasaran dan produksi,
dimana promosi apa yang dihendak diluncurkan, media apa yang akan digunakan
untuk promosi dan sebagainya.
4. Strategi keuangan, dimana berkaitan dengan pendanaan serta ketersediaan dana
baik untuk produksi, pemasaran dan bagian fungsional lainnya. Dari mana dana
tersebut didapat dan bagaimana penggunaannya.
5. Strategi sumber daya manusia (SDM), merupakan strategi yang penting dan harus
mencakup seluruh fungsi manajemen. Pemilihan SDM yang tepat dan berkompeten
pada bidang yang tepat sangat lah diperlukan.
6. Startegi fungsional lainnya, ini berkaitan dengan pihak luar seperti suplier,
konsultan, agen dan lain sebagainya dengan memperhatikan transparansi, kejujuran,
dan keterbukaan.

Struktur yang paling luas digunakan adalah jenis fungsional atau tersentralisasi karena
struktur ini yang paling sederhana dan paling murah dari tujuh alternatif yang ada. Struktur
fungsional (functional structure) mengelompokkan tugas dan aktivitas berdasarkan fungsi bisnis
seperti produksi/operasi, pemasaran, keuangan/akuntansi, penelitian dan pengembangan, dan
sistem informasi manajemen. Selain sederhana dan tidak mahal, struktur fungsional juga
mendorong spesialisasi tenaga kerja, meningkatkan efisiensi talenta manajerial dan teknis,
meminimalkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang pelik, dan memungkinkan
pengambilan keputusan yang cepat.

Beberapa kelemahan struktur fungsional antara lain spesialisasi yang berlebihan pada
fungsi, meminimalkan peluang pengembangan karir, dan terkadang dicirikan oleh semangat
kerja karyawan yang rendah, konflik lini/staf, pendelegasian wewenang yang bruruk, serta
pengawasan akan produk dan pasar yang tidak memadai. Struktur fungsional seringkali
memunculkan pemikiran jangka pendek dan sempit yang bisa membuat perusahaan tidak
mampu mencapai apa yang terbaik baginya secara keseluruhan. Sebagai contoh, departemen
litbang berusaha merancang produk dan komponen sedemikian rupa untuk mencapai desain
teknis yang elegan, sementara departemen produksi mengingingkan produk yang sederhana
sehingga dapat diproduksi secara lebih murah. Jadi, komunikasi seringkali tidak berjalan dengan
baik dalam struktur fungsional. Kebanyakan perusahaan besar telah meninggalkan struktur
fungsional dan lebih memilih desentralisasi dan akuntanbilitas yang lebih baik.

IMPLEMENTASI ORGANISASI
Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan alat pencapaiannya (strategi
dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak untuk mendikte tujuan,
sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia, ada beberapa
yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam perencanaan manajemen
strategi antara lain :
1. Efektif dan efesiensi
Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di
inginkan. Karena kebanyakan situasi yang memerlukan analisa strategi tidak
statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan antara penyebab
dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata
yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dibawah pengawasan
pelaku. Kebalikan dari strategi, taktik adalah internal dan kriteria yang
digunakan bukanlah keefektifan melainkan efesiensi
2. Keputusan dan Emplementasi
Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi.
Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan
strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam manajemen strategi
persaingan :
Proses berfikir yang mendahului tindakan
Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting
Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan
mendominasi yang lambat.
Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah
segalanya.
Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang
sebenarnya.
Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan
yang unik.
3. Pertumbuhan dan Struktur Organisasi
Tahap implementasi strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan
struktur organisasi, karena keselarasan struktur dengan strategi merupakan
satu hal yang penting untuk tercapainya implementasi strategi. Pertumbuhan
organisasi terjadi kala skala organisasi berkembang. Pertumbuhan yang
terjadi bisa vertical dan bisa juga horizontal. Pertumbuhan organisasi
menghasilkan berbagai bentuk struktur organisasi seperti stuktur fungsional,
divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan struktur
organisasi horizontal. Masing-masing struktur tersebut mempunyai kelebihan
dan kelemahan masing-masing.
4. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan
dikembangkan oleh individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi,
yang diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan
kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman
bagi setiap anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi
tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah
organisasi lainnya.

Tahap implementasi dan evaluasi strategi ini merupakan tahap akhir dalam
implementasi strategi. Dalam tahap ini manajemen sudah harus mempunyai gagasan yang
jelas mengenai tingkat perubahan yang diinginkan, baik menyangkut struktur organisasi,
budaya perusahaan maupun gaya kepemimpinan. Menurut Thomas V. Bonoma dalam Hari
Purnomo dan Zulkiflimansyah (1999), untuk melakukan tahap implementasi dan evaluasi
strategi dengan baik dan berhasil, manajemen perusahaan perlu terbiasa dan
membiasakan diri dengan empat jenis keahlian dasar, yaitu:
a. Kemampuan Berinteraksi (Interacting Skills)
Kemampuan ini ditunjukkan dengan kapabilitas manajemen perusahaan dalam
berinteraksi dan berempati dengan berbagai perilaku dan sikap orang lain untuk
mencapai tujuannya
b. Kemampuan Mengalokasi (Allocation Skills)
Kemampuan ini diperlukan untuk menunjang kemampuan manajemen dalam
menjadwallkan tugas-tugas, anggaran waktu, serta sumberdaya-sumberdaya lain
secara efisien.
c. Kemampuan Memonitoring (Monitoring Skills)
Kemampuan ini meliputi kapabilitas perusahaan dalam menggunakan informasi
secara efisien untuk memperbaiki atau menyelesaikan berbagai masalah yang timbul
dalam proses implementasi.
d. Kemampuan Mengorganisasikan (Organizing Skills)
Merupakan kemampuan untuk menciptakan jaringan atau organisasi informal dalam
rangka menyesuaikan diri dengan berbagai masalah yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai