0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
92 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang masa nifas mulai dari kala IV hingga 6 minggu post partum. Proses ini merupakan proses kembalinya organ tubuh ibu ke kondisi semula sebelum hamil secara alami. Dibahas pula gangguan yang dapat terjadi selama masa nifas seperti demam nifas, endometritis, dan perdarahan post partum beserta tindakan yang dapat dilakukan. Anjuran untuk ibu baru juga diberikan sepert
Dokumen tersebut membahas tentang masa nifas mulai dari kala IV hingga 6 minggu post partum. Proses ini merupakan proses kembalinya organ tubuh ibu ke kondisi semula sebelum hamil secara alami. Dibahas pula gangguan yang dapat terjadi selama masa nifas seperti demam nifas, endometritis, dan perdarahan post partum beserta tindakan yang dapat dilakukan. Anjuran untuk ibu baru juga diberikan sepert
Dokumen tersebut membahas tentang masa nifas mulai dari kala IV hingga 6 minggu post partum. Proses ini merupakan proses kembalinya organ tubuh ibu ke kondisi semula sebelum hamil secara alami. Dibahas pula gangguan yang dapat terjadi selama masa nifas seperti demam nifas, endometritis, dan perdarahan post partum beserta tindakan yang dapat dilakukan. Anjuran untuk ibu baru juga diberikan sepert
Adalah kala nifas, yaitu periode dari hemostatik Yang terjadi adalah : - Kontraksi uterus menyebabkan terjepitnya pembuluh darah yang ada di plasental bed (Tempat melekatnya plasenta), sehingga memberi waktu untuk terjadinya trombus pada ujung-ujung pembuluh darah. Disamping itu dibantu oleh otot2 uterus untuk menjepit pembuluh darah, inilah yang disebut periode hemostatik - Jalan lahir harus dipantau akibat anak yang lahir yang mungkin membuat laserasi atau trauma pada jaringan lunak, jadi pada yang normal kontraksi uterus berjalan dengan kontraksi yang kuat sehinnga uterus seperti batu. Fundus uteri setinggi pusat dan perdarahan yang tertampung selama 2 jam tidak lebih dari 100cc - Untuk memastikan kontraksi itu baik minimal dalam waktu 30menit pertama harus dipastikan terdapat kontraksi membatu, dengan adanya kontraksi 30 menit maka sudah timbul trombus pada ujung-ujung pembuluh darah. Trombus inilah yang menghentikan perdarahan, yang berpengaruh adalah kontraksi uterus dan reaksi citokin, tromboksan, menyebabkan kontraksi pada pembuluh darah sehingga memerlukan faktor koagulopati, reaksi citokin dan kotraksi uterus (penghentian Hemostatik) - Jadi jangan meninggalkan kala IV minimal 30 menit pertama setelah lahir, pastikan semuanya baik dalam 2 jam. Gangguan yang terjadi pada kala IV : 1. Kontraksi yang tidak baik ( Hipotoni atau atonia uteri ) Ciri hipotoni kontraksi (+) tapi 10-15 menit menjadi lunak kembali setelah dirangsang keras kembali setelah itu lunak kembali. Cara memimpin dalam keadaan ini harus dimasase selama 30 menit agar trombusnya sudah cukup untuk hemostatik. Apabila dirangsang tidak mau kontraksi maka pikirkan atonia uteri. Hipotoni, pakai uterustonika. Yang dipakai yang spastik misal methyl ergometrin atau mesoprostol atau apabila tidak ada respon maka perlu diberikan oksitosin drip 10 unit dalam 500cc dengan tetesan 15 tpm tujuannya menjaga kontraksi uterus terus menerus 2. Apabila kontraksi baik dan fundus uteri dibawah pusat namun masih terdapat darah segar dari jalan lahir (masih ada perdarahan) maka segera diperiksa apakah ada laserasi jalan lahir dengan menggunakan spekulum. Amati bekas epis, bekas laserasi jalan lahir yang sudah terjahit, atau masih adanya laserasi jalan lahir yang blum terjahit, dan lihat adanya hemato serta bibir portio utuh atau robek dan buatlah diagnosa. Misal, perdarahan postpartum e/c laserasi jalan lahir, yang terjadi pada servik maka servik harus bisa dipresentasikan dengan memegang bibir servik menggunakan ovarium klem sambil mengamati apakah ada bagian yang berdarah. Sobek dan berdarah ini dilakukan penjahitan (secara AFU (luka terlihat dan terbebas dari organ sekitar)) jahit bagian proksimal dari sumber perdarahan kemudian dijahit kemudian dilanjutkan dengan penjahitan kontinyu dan klem ovarium harus bisa mempresentasikan. Yang paling sulit adalah pada bagian fornix posterior lateral kanan dan kiri. Hati hati dibelakang fornis ada pleksus venosus, gunakan jarum bulat yang besar dengan lengkungan yang dalam. Bagian hematom harus dapat dipresentasikan, kemudian lakukan insisi. Cari daerah couple bleeding, lakukan penjahitan lebar dengan jarum yang lengkungannya dalam. Apabila laserasi atau hematom jangan lupa post partum pakai tampon vagina, 12/24 jam dilepas. Apabila hematom didaerah vulva maka penonjolannya gampang terlihat. 3. Perdaraha atoni, tertampung darah sudah 400cc dalam 2 jam, sebaiknya kita waspada jangan menunggu 100cc segera setalah post partum. Kontraksi tidak seperti batu (kurang baik) fundus masih sepusat. Berikan infus sekaligus uterotonika oksitosin 10 unit dan masase untuk merangsang uterus atau memberikan tekanan mengeluarkan sitosel supaya uetrus bisa berkontraksi, cek kontraksinya muncul atau tidak. Bila tidak berikan methergin iv atau im, ada reaksi apa tidak bila ada terus rangsang selama 30 menit, apabila tidak kontraksi kita harus mempersiapkan operasi (siap cari darah, kamar operasi dan pasang tampon ke dalam uterus. Setelah siap kamar operasi, dilihat tampon tadi masih terlihat putih atau berdarah. Apabila ada kontraksi dan tampon masih putih, diteruskan terapi tadi (masase+uterotonika) apabila berdarah segera dibawa ke kamar operasi. Apabila waktu operasi tampon diamil setelah memotong adenksa dan fornik. Biasanya dikerjakan supra servikal (lebih aman karena tidak melibatkan uretra) atau supra vaginal. Tampon diambil setelah 24 jam. Untuk darah yang diperlukan adalah darah segar (WB) juga diperlukan anti spasmin. Sifat dari tamponade adalah membuat ruang untuk menimbulkan trombus. Kompresi bimanual dilakukan sementara untuk menghentikan darah dari arteri uterina, bisa juga pakai klem ovarium untuk bagian kanan kiri dari uterus.
MASA NIFAS Periode kala IV sampai 6 minggu post partum Adalah proses kembalinya organ-organ ibu kembali sampai sebelum hamil, proses ini proses normal dan alamiah. Yang secara detail yang berubah adalah sistem vaskularisasi, hormonal dan oragan menjadi kembali. 3 hari post partum biasanya diamati di rumah sakit atau klinik, apakah terjadi involusi yang baik atau tidak baik terutama tinggi fundus uteri, lokia, temeperatus badan, perdarahannya. Dibedakan persalinan normal atau tidak, apabila tidak bedakan vaginal atau bukan vaginal. Persalinan dengan tindakan terutama pada kala II lama, kita harus waspada adanya fistula obstetrik dengan memasang DC selama 4 hari. Misal seperti embriotomi, forceps berat, maka kantung kemih harus kosong dan rectum harus kosong. Selain itu perawatan sepeerti biasa. Pada persalinan dengan sectio diamati adanya perdarahan vaginal, kemudian kencingnya diperiksa. Komplikasi dari seksio, perdarahan dan lasserasi dari VU yg bisa menyebabka gangguan diuresis. Ketika merawat harus tau, normal/tdk normal, vaginal/abdominal. - Normal, hari ke 3 TFU 1-2 jari bawah pusat, tidak ada febris, lokia rubra, seminggu setelah dirumah kemudian kontrol. TFU pertengahan pusat-simpisis - Setelah 6 minggu, perdarahan tidak ada atau ada perdarahan karena nifas terakhir (1-2hari), setelah nifas maka motivasi untuk penggunaan KB Gangguan pada nifas : 1. Febris ferporalis, disebabkan oleh Mastitis/stuwing mamae diterapi dengan antibiotika dan oksitosin 5 unit untuk kontraksi mioepitel, bisa terjadi abses mamae apabila dktus lactoriferusnya buntu. 2. Dapat juga terhadi endometritis perforalis, tandanya febris dan subinvolusi, Lokianya berbau, nyeri suprasimpisis, dapat diberikan terapi antibiotika untuk gram negatif dan anaerob serta uterotonika biasanya dipakai methyl ergometrin. perawatan minimal 5 hari, komplikasi endometritis perforalis dapat terjadi pelvio peritonitis. Bisa terjadi apabila endomteritis tidak diobati secara adekuat. Biasanya dipakai ciprofolksasin bisa iv ataupun oral. Ileolitis, bisa terjadi phlebitis di daerah paha memberikan gejala plegmasia albagulen, daerah sakit apabila jalan dan dingin. Kadang2 diberi heparin (trombofob) sambil diberikan antibiotik yang adekuat Perdarahan post partum Perdarahan akibat adanya retensi sisa plasenta (berdarah, subinvolusi) terapi dengan kuretase atau endometritis (panas). Endomtritis + Retensi diberikan antibiotik +Kuretase
Anjuran : - Jangan bekerja terlalu berat - Jangan meminum jamu-jamu, ada yang mengandung estrogen sehingga mengganggu proses involusi - Senam postpartum, melatih kembali otot panggul - Hormon progesteron (striae gravidarum) dan melanin (melanofor) nantinya hilang sendiri.