4.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kota Banjarmasin merupakan Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan sekaligus sebagai salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Pulau Kalimantan. Fakta ini menjadikan Kota Banjarmasin sebagai pusat pelayanan bagi kota-kota dan provinsi-provinsi lainnya di Pulau Kalimantan. Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 31646 sampai dengan 32254 lintang selatan dan 1143140 sampai dengan 1143955 bujur timur. Berada pada ketinggian rata- rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpaya-paya dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Kota Banjarmasin berada di sebelah selatan Provinsi Kalimantan Selatan, berbatasan dengan : Di sebelah utara dengan Kabupaten Barito Kuala. Di sebelah timur dengan Kabupaten Banjar. Di sebelah barat dengan Kabupaten Barito Kuala. Di sebelah selatan dengan Kabupaten Banjar. Kota Banjarmasin terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Dae rah Tingkat II di Kalimantan sebagai undang-undang. Keputusan Walikota Banjarmasin Nomor 93 Tahun 2000 tentang Pena taan Daerah Kota Banjarmasin dan Pembentukan Kecamatan Banjarmasin Tengah, kemudian dikuatkan dengan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 tahun 2001 tentang Penataan Daerah Kota Banjarmasin, Kota Banjarmasin terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Utara. Luas Kota Banjarmasin 98,46 km persegi atau 0,26% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, terdiri dari 5 kecamatan dengan 52 kelurahan.Penjelasannya dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1 berikut ini. 42
RPIJM KOTA BANJARMASIN
G a m b a r
4 . 1 :
P e t a
A d m i n i s t r a s i
K o t a
B a n j a r m a s i n
43
RPIJM KOTA BANJARMASIN
Tabel 4.1: Wilayah Administrasi Kota Banjarmasin No Kecamatan Ibukota Luas Wilayah Jumlah Kelurahan Km2 Presentase 1. Banjarmasin Selatan Kelayan Selatan 38,27 38,87 12 2. Banjarmasin Timur Kuripan 23,86 24,23 9 3. Banjarmasin Barat Pelambuan 13,13 13,34 9 4. Banjarmasin Tengah Teluk Dalam 6,66 6,76 12 5. Banjarmasin Utara Alalak Utara 16,54 16,80 10 Jumlah 98,46 100 52 Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012 4.2 GAMBARAN DEMOGRAFI Perkembangan penduduk pada dasarnya akan mempengaruhi pergeseran pertumbuhan suatu wilayah, dimana adanya peningkatan pola interaksi wilayah dan aktivitas pergerakan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tata guna lahan yang ada. Kota Banjarmasin merupakan salah satu dari sekian banyak wilayah perkotaan yang berkembang di Indonesia yang mengalami peningkatan aktivitas penduduknya. Hal ini mengingat adanya pola interaksi antar wilayah Kota Banjarmasin dengan wilayah lainnya yang semakin meningkat, baik dari pola interaksi perekonomian maupun interaksi lainnya. Dari data kependudukan di Kota Banjarmasin tersebut, jumlah penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2011 adalah sebesar 634.990 jiwa, yang terdiri dari 317.449 jiwa penduduk laki-laki dan 317.541 jiwa penduduk perempuan. Jumlah penduduk paling besar berada di Kecamatan Banjarmasin Selatan yang mencapai 148.230 jiwa sedangkan jumlah penduduk paling kecil berada di Kecamatan Banjarmasin Tengah yang mencapai 91.248 jiwa. Tabel4.2: Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarmasin Tahun 2011 No Kecamatan Luas (Km 2 ) Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) Laki-Laki Perempuan Jumlah 1. Banjarmasin Selatan 38,27 74.612 73.618 148.230 3.873 2. Banjarmasin Timur 23,86 55.014 56.619 112.633 4.721 3. Banjarmasin Barat 13,13 73.660 71.706 145.366 11.071 4. Banjarmasin Tengah 6,66 44.783 46.465 91.248 13.701 5. Banjarmasin Utara 16,54 68.380 69.133 137.513 8.314 Jumlah 98,46 317.449 317.541 634.990 6.449 Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012 Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepadatan penduduk Kota Banjarmasin sebesar 6.449 jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terjadi di Kecamatan Banjarmasin Tengah yang mencapai 13.701 44
RPIJM KOTA BANJARMASIN
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah terjadi di Kecamatan Banjarmasin Selatan yang mencapai angka 3.873 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Kota Banjarmasin pertahun selama sepuluh tahun terakhir berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, yakni antara 2000-2010 adalah sebesar 1,72 persen per tahun. Angka ini jauh diatas LPP nasional pertahun yang sebesar 1,47 persen dan dibawah LPP Kalimantan Selatan sebesar 1,98 persen. LPP Kecamatan Banjarmasin Utara adalah LPP tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya di Kota Banjarmasin yakni sebesar 5,24 persen. Kemudian Kecamatan Banjarmasin Selatan dengan LPP sebesar 2,08 persen. Kedua Kecamatan tersebut jauh diatas LPP Kota Banjarmasin. Sedangkan Kecamatan Banjarmasin Timur dan Barat dibawah LPP Kota Banjarmasin masing-masing sebesar 0,98 persen dan 0,88 persen. Kecamatan Banjarmasin Tengah mengalami penurunan LPP (pertumbuhan negative) sebesar -0,48 persen. Lebih jelas mengenai laju pertumbuhan penduduk Kota Banjarmasin terlihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3: Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarmasin Tahun 2000-2010 No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 2000 2010 1. Banjarmasin Selatan 118.835 145.958 2,08 2. Banjarmasin Timur 101.477 111.902 0,98 3. Banjarmasin Barat 131.372 143.402 0,88 4. Banjarmasin Tengah 96.348 91.780 -0,48 5. Banjarmasin Utara 79.383 132.395 5,24 Kota Banjarmasin 527.415 625.395 1,72 Sumber: Sensus Penduduk Kota Banjarmasin, 2010. Prosentase penduduk miskin di Kota Banjarmasin dari tahun 2007 hingga tahun 2010 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 prosentase penduduk miskin Kota Banjarmasin mencapai 2,90% naik hingga menjadi 5,04% pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2011 prosentase penduduk miskin Kota Banjarmasin mengalami penurunan menjadi 4,77%. Selengkapnya jumlah dan prosentase penduduk miskin Kota Banjarmasin tersaji pada tabel berikut. Tabel 4.4: Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin Kota Banjarmasin Tahun 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Jml Penduduk miskin 17.576 29.506 30.301 31.600 30.555 Persentase 2,90 4,77 4,80 5,04 4,77 Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012 45
RPIJM KOTA BANJARMASIN
4.3 GAMBARAN TOPOGRAFI Kota Banjarmasin terletak sekitar 50 km dari muara sungai Barito dan dibelah oleh Sungai Martapura, sehingga secara umum kondisi morfologi Banjarmasin didominasi oleh daerah yang relatif datar dan berada di dataran rendah. Daerah ini terletak di bawah permukaan air laut rata-rata 0,16 m (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng 0%-2%. Satuan morfologi ini merupakan daerah dominan yang terdapat di wilayah Kota Banjarmasin, sedangkan jika dibandingkan dengan luas Propinsi Kalimantan Selatan, proporsi kondisi morfologi ini mencapai 14%. Kondisi ini sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan sebagai area fisik terbangun. Namun, ketinggian di bawah permukaan laut menyebabkan sebagian besar wilayah Kota Banjarmasin merupakan rawa tergenang yang sangat dipengaruhi oleh kondisi pasang surut air. 4.4 GAMBARAN HIDROLOGI Kondisi hidrologi Kota Banjarmasin menurut RTRW Kota Banjarmasin dikelilingi oleh sungai- sungai besar beserta cabang-cabangnya, mengalir dari arah utara dan timur laut ke arah barat daya dan selatan. Sungai-sungai tersebut mengalir dan membentuk pola aliran mendaun (dendritic drainage patern). Sungai utama yang besar adalah Sungai Barito dengan beberapa cabang utama seperti Sungai Martapura, Sungai Alalak dan sebagainya. Muka air Sungai Barito dan Sungai Martapura dipengaruhi oleh pasang surut Laut Jawa sehingga mempengaruhi drainase kota dan apabila air laut pasang sebagian wilayah kota digenangi air. Rendahnya permukaan lahan (0,16 m di bawah permukaan laut) menyebabkan air sungai menjadi payau dan asin di musim kemarau, karena terjadi intrusi air laut.Secara umum, tipe pasang surut yang ada di Kalimantan Selatan adalah tipe diurnal, di mana dalam 24 jam terjadi gelombang-pasang 1 kali pasang dan 1 kali surut. Lama pasang rata-rata 5 6 jam dalam satu hari. Selama waktu pasang, air diSungai Barito dan Sungai Martapura tidak dapat keluar akibat terbendung oleh naiknya muka air laut. Kondisi ini tetap aman selama tidak ada penambahan air oleh curah hujan tinggi. Air yang terakumulasi akan menyebar ke daerah-daerah resapan seperti rawa, dan akan keluar kembali ke sungai pada saat muka air sungai surut. Kondisi kritis terjadi pada saat muka air pasang tertinggi waktunya bersamaan dengan curah hujan maksimum. Aliran air yang terbendung di bagian hilir sungai yang menyebabkan debit air sungai naik dan menyebar ke daerah-daerah resapan, debitnya akan mendapat tambahan dari air hujan. Apabila kondisi daerah resapan tidak mampu lagi menampung air, maka air akan bertambah naik dan meluap ke daerah- daerah permukiman dan jalan. Berdasarkan pengukuran sesaat yang dilakukan oleh Sub Dinas 46
RPIJM KOTA BANJARMASIN
Pengairan DPU Provinsi Kalimantan Selatan (dalam RTRW Kota Banjarmasin), didapat gambaran tentang kondisi muka air sungai maupun rawa di wilayah Banjarmasin sebagai berikut: 1. Sungai Barito Dari hasil pengukuran air pasang di Sungai Barito terjadi perbedaan muka air pada waktu pasang dan surut di muara Sungai Kuin 177 cm dan ke arah hulu di muara Sungai Alalak adalah 191 cm. 2. Sungai Martapura Di Sungai Martapura terjadi perbedaan muka air pasang dan surut masing-masing di lokasi Sungai Basirih 179 cm dan 18 cm di atas tanah rata-rata. 3. Sungai Pangeran Sungai Pangeran adalah anak Sungai Barito yang terletak di sebelah Sungai Alalak. Pengamatan muka air Sungai Pangeran di dekat jembatan Jalan S. Parman menunjukkan fluktuasi 164 cm, sedangkan Sungai Kuin yang terletak di belakang Komplek Kejaksaan menunjukkan 175 cm (4 cm di atas muka tanah rata-rata). 4. Sungai Awang Sungai Awang ini menunjukkan perbedaan pasang dan surut sekitar 116 cm. Kondisi fisik alamiah Kota Banjarmasin sebagai wilayah yang banyak dialiri oleh sungai-sungai besar dan cabang-cabangnya mengalir dari arah utara dan timur laut ke arah barat daya dan selatan, menyebabkan kota ini dikenal pula dengan julukan Kota Seribu Sungai. Hampir semua sungai yang ada di Kota Banjarmasin umumnya bermuara di Sungai Barito dan Sungai Martapura yang kondisi alirannya dipengaruhi pasang surut Sungai Barito, dengan panjang rata rata sungai kurang lebih 5 km sampai 10 km dan lebar bervariasi antara 5 m sampai 60 m. Pola aliran sungai secara keseluruhan dapat dikategorikan sebagai pola aliran mendaun (dendritic drainage patern), dimana jenis pola tersebut dapat dicirikan dari aliran sungai cabang menuju sungai utama. Tetapi untuk sungai utama polanya adalah meander. Kecepatan arus permukaan sungai di Banjarmasin relatif lamban, tergantung kepada kondisi pasang surut. Ketika kondisi surut arus mengarah ke bagian hilir dan sebaliknya ketika pasang arus kembali ke bagian hulu. Kecepatan arus ketika pasang berkisar antara 0,28 0,373 m/det (rata-rata 0,343 m/det), sedangkan pada saat surut antara 0,321 0,395 m/det (rata-rata 0,363 m/det) [Dokumen AMDAL Pembangunan Kawasan Wisata dan Rekreasi Banjarmasin Park, 2003, dalam RTRW Kota Banjarmasin]. Kemiringan sungai di Banjarmasin sangat kecil, karena kondisi topografi yang relatif datar dengan arus lamban, serta banyaknya hambatan berupa tumbuhan air dan tumbuhan rawa di sekitar sungai, sampah-sampah, endapan lumpur yang besar dan banyaknya rumah-rumah penduduk yang dibangun di pinggir sungai. Sungai utama yang berkelak-kelok menimbulkan 47
RPIJM KOTA BANJARMASIN
meander, dimana hal ini dapat dicirikan dari munculnya aktivitas erosi yang dominan ke arah samping (lateral), serta munculnya pulau-pulau kecil pada alur Sungai Barito yang bertemu dengan anak sungainya. Kota Banjarmasin sendiri memiliki kesan sebuah pulau atau delta yang terbentuk akibat bertemunya arus Sungai Barito dengan Sungai Martapura. Berdasarkan karakteristik, ukuran dan fungsinya, gambaran umum sungai-sungai di Kota Banjarmasin dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.2. Dalam konteks regional, Kota Banjarmasin memiliki peranan yang sangat penting. Posisinya yang strategis di bagian hilir Sungai Barito menjadikan Banjarmasin menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan yang potensial bagi wilayah Kalimantan, terutama bagian selatan dan tengah (sebagai daerah lalu lintas Trans Kalimantan). Pergerakan barang dan penumpang melalui sungai yang menuju ke Banjarmasin atau sebaliknya telah berlangsung sejak dulu, bahkan telah menjadi tradisi bagi penduduk yang bermukim di tepi sungai di Kalimantan. Transportasi sungai merupakan urat nadi perhubungan bagi kota-kota yang terdapat di tepi Sungai Barito, Kapuas dan Kahayan, terutama ketika transportasi darat dan udara belum menjangkau daerah-daerah tersebut. Adanya Sungai Anjir Serapat yang menghubungkan Sungai Barito dan Sungai Kapuas semakin memperluas jangkauan pelayanan transportasi sungai di wilayah ini. Hubungan perdagangan dengan wilayah Pulau Jawa dan Sulawesi telah terjalin sejak lama dan intensif. Frekuensi perjalanan kapal penumpang maupun barang dari beberapa pelabuhan utama di Pulau Jawa (Tanjung Priok dan Tanjung Perak) ke Pelabuhan Trisakti cukup tinggi.
Tabel 4.5: Klasifikasi Sungai di Kota Banjarmasin No Nama Sungai Kelas Sungai Panjang (m)
No Nama Sungai Kelas Sungai Panjang (m) 1 Barito Besar 11.500
51 Pengambangan Kecil 1.165 2 Martapura Besar 25.066
52 Buaya Kecil 1.263 3 Alalak Besar 11.705
53 Anak Banyiur Kecil 1.298 4 Belasung Kecil 95
54 Jagad Raya Kecil 1.310 5 Gg. Melati Kecil 117
55 Kidaung Kecil 1.364 6 Telawang Kecil 128
56 Pacinan Kecil 1.453 7 Pasar Kamboja Kecil 157
57 Banyiur Kecil 1.554 8 Tapis Kandal Kecil 169
58 Jingah Kecil 1.578 9 Manggis Kecil 185
59 Gayam Kecil 1.915 10 Parit Kecil 201
60 Tungku Kecil 2.028 11 Saka Bangun Kecil 207
61 Saka Permai Kecil 2.290 12 Anak Pangeran Ki 2 Kecil 232
62 Anak Pangeran Ki 1 Kecil 2.450 13 Bahaur Kecil 233
63 Kuin Saluran 3.909 14 Surgi Mufti Kecil 246
64 Duyung Saluran 1.001 15 Banyiur Utara Kecil 247
65 Belitung Darat Saluran 1.304 16 Gatot Kecil 251
66 Batas Belitung Darat Saluran 1.369 48
RPIJM KOTA BANJARMASIN
No Nama Sungai Kelas Sungai Panjang (m)
No Nama Sungai Kelas Sungai Panjang (m) 17 Anak Kidaung Kecil 260
67 Anjir Mulawarman Saluran 1.778 18 Panggal Kecil 265
68 Ahmad Yani Sedang 3.285 19 Sidomulyo Kecil 269
69 Saka Mangkuk Kiri2 Sedang 496 20 Skip Lama Kecil 335
70 Handil Bujur Kiri Sedang 534 21 Sakaban Pasai Kecil 339
71 Saka Mangkuk Kiri Sedang 681 22 Sifa Kecil 340
72 Simpang Jelai Kiri Sedang 768 23 Benawa Kecil 382
73 Bagau Kanan Kanan Sedang 985 24 Lumbah Kecil 396
74 Handil Bamban Sedang 1.008 25 Jeruju Kecil 402
75 Bagau Kiri Sedang 1.055 26 Laksana Intan Kecil 467
76 Antasan Segera Sedang 1.295 27 Gg. Saadah Kecil 473
77 Peradaban Sedang 1.387 28 Simpang Tangga Kecil 487
78 Handil Jatuh Sedang 1.489 29 Anak Pelambuan Kiri Kecil 498
79 Pelambuan Sedang 1.509 30 Meratus Kecil 501
80 Pekapuran Sedang 1.534 31 Bilu Kecil 530
81 Darapan Sedang 1.593 32 Antasan Raden Kecil 567
82 Awang Sedang 1.999 33 Anak Miai Kecil 572
83 Pangeran Sedang 2.009 34 Pandai Kecil 591
84 Veteran Sedang 2.087 35 Anak Pelambuan Kanan Kecil 622
85 Gampa Sedang 2.186 36 Cendrawasih Kecil 636
86 Simpang Jelai Sedang 2.250 37 Jl. Bali Kecil 644
87 Handil Bujur Sedang 2.341 38 Air Mantan Kecil 662
88 Andai Sedang 2.624 39 Kerukan Kecil 682
89 Tatah Bangkal Sedang 2.855 40 Gardu Kecil 709
90 Runggun Sedang 3.029 41 Antasan Bondan Kecil 715
91 Kelayan Kecil Sedang 3.057 42 Tatas Kecil 736
92 Guring Sedang 3.105 43 Halinau Kecil 767
93 Kelayan Sedang 3.227 44 Gudang Kecil 772
94 Perigi Sedang 3.294 45 Keramat Kecil 793
95 Saka Harang Sedang 3.337 46 Kuripan Kecil 822
96 Teluk Dalam Sedang 3.428 47 Pasar Rambai Kecil 889
97 Pemurus Sedang 3.569 48 Sugaling Kecil 931
98 Tatah Belayung Sedang 4.143 49 Tallan Kecil 961
99 Kuin Kecil Sedang 4.298 50 Miai Kecil 1.002
100 Basirih Sedang 4.390 Sumber : Dinas Pengelolaan Sungai dan DrainaseKota Banjarmasin, Tahun 2009
49
RPIJM KOTA BANJARMASIN
G a m b a r
4 . 2 :
P e t a
H i d r o l o g i
K o t a
B a n j a r m a s i n
410
RPIJM KOTA BANJARMASIN
4.5 GAMBARAN GEOLOGI Sebagian besar formasi batuan dan tanah di wilayah Kota Banjarmasin adalah jenis Alluvium (Qa) yang dibentuk oleh kerikil, pasir, lempung, dan lumpur. Tanah Alluvial yang didominasi struktur lempung adalah merupakan jenis tanah yang mendominasi wilayah Kota Banjarmasin. Jenis tanah ini mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan hortikultura). Formasi batuan yang membentuk Kota Banjarmasin adalah : 1. Formasi Berai (tomb) dibentuk oleh batu gamping putih berlapis dengan ketebalan 20-200 cm. Formasi ini mengandung fosil berupa batu koral foreminifera dan ganggang dengan sisipan napal berlapis (10-15 cm) dan batu lempung kelabu berlapis (tebal 25 74 cm). 2. Formasi Dahor (tqd) dibentuk oleh batu pasir kwarsa (tidak padu), konglomerat dan batu lempung lunak dengan sisipan lignit dengan ketebalan 5 10 cm. Satuan ini menjadi dasar endapan alluvial yang berada di atasnya. 3. Formasi keramaian (kak) dibentuk oleh perselingan batu lanau dan batu lempung. Formasi ini bersisipan dengan batu gamping dengan ketebalan berkisar dari 20-50 cm. 4. Formasi Pudak (Kap) yang dibentuk oleh lava ditambah perselingan antara breksi/konglomerat dan batu pasir dengan olistolit (massa batuan asing) berupa batu gamping, basal, batuan malihan, dan ultramafik. Ukuran olistolit ini berkisar antara puluhan meter hingga ratusan meter. 5. Formasi Tanjung (Tet) dibentuk oleh batu pasir kwarsa berlapis (50-150 cm) dengan sisipan batu lempung kelabu yang memiliki ketebalan 30 150 cm pada bagian atas serta batubara hitam mengkilap dengan ketebalan 50 100 cm pada bagian bawah. 6. Alluvium (Qa) yang dibentuk oleh kerikil, pasir, lanau, lempung, dan lumpur. Disamping itu banyak juga dijumpai sisa-sisa tumbuhan serta gambut pada kedalaman tertentu. 7. Formasi Pitanak (Kvpc) yang disusun dan dibentuk oleh lava yang terdiri atas struktur bantal, berasosiasi dengan breksi-konglomerat. 8. Kelompok batuan ultramafik (Mub) disusun oleh harzborgit, piroksenit, dan serpentinit. 4.6 GAMBARAN KLIMATOLOGI Secara klimatologi, Kota Banjarmasin beriklim tropis dengan klasifikasi tipe iklim A dengan nilai Q=14,29% (rasio jumlah rata-rata bulan kering dengan bulan basah). Temperatur udara bulanan di wilayah ini rata-rata 26C-38C dengan sedikit variasi musiman, dimana suhu udara maksimum 33C dan suhu udara minimum 22C. Curah hujan rata-rata mencapai 2.400 mm 3.500 mm dengan fluktuasi tahunan berkisar antara 1.600 mm 3.500 mm. Penyinaran matahari tahunan rata-rata pada saat musim hujan 2,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari. 411
RPIJM KOTA BANJARMASIN
Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata tersebar jatuh pada bulan Januari yaitu 74 91% dan terkecil pada bulan September yaitu 52%. Evaporasi dari permukiman air bebas karena penyinaran matahari dan pengaruh angin, rata-rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0,2 mm/hari. Tabel 4.6 Jumlah Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan Di Kota Banjarmasin Tahun 2009-2011 No Bulan Curah Hujan (mm) Hari Hujan 2009 2010 2011 2009 2010 2011 1 Januari 402,2 407,2 494,9 23 22 21 2 Pebruari 322,9 233,1 427,9 18 13 17 3 Maret 267,4 357,5 378,7 15 19 19 4 April 208,2 396,2 366,0 16 18 17 5 Mei 201,4 197,4 278,4 12 15 11 6 Juni 121,0 301,8 177,5 9 17 7 7 Juli 256,1 95,5 55,0 19 16 3 8 Agustus 56,0 132,4 42,0 4 13 4 9 September 50,0 243,4 218,9 2 18 11 10 Oktober 190,9 371,4 171,5 12 21 9 11 Nopember 384,3 418,1 371,5 20 22 16 12 Desember 356,4 414,4 351,5 18 23 15 Rata-Rata 309,0 297,4 277,9 14 18 13 Sumber : Kota Banjarmasin Dalam Angka, Tahun 2012. 4.7 KONDISI SOSIAL EKONOMI 4.7.1 KONDISI SOSIAL Kultur budaya yang berkembang di Banjarmasin sangat banyak hubungannya dengan sungai, rawa dan danau, disamping pegunungan. Tumbuhan dan binatang yang menghuni daerah ini sangat banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan mereka. Kebutuhan hidup mereka yang mendiami wilayah ini dengan memanfaatkan alam lingkungan dengan hasil benda-benda budaya yang disesuaikan. hampir segenap kehidupan mereka serba relegius. Disamping itu, masyarakatnya juga agraris, pedagang dengan dukungan teknologi yang sebagian besar masih tradisional. Ikatan kekerabatan mulai longgar dibanding dengan masa yang lalu, orientasi kehidupan kekerabatan lebih mengarah kepada intelektual dan keagamaan. Emosi keagamaan masih jelas nampak pada kehidupan seluruh suku bangsa yang berada di Kalimantan Selatan. Orang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan material budaya yang berkaitan dengan relegi, 412
RPIJM KOTA BANJARMASIN
melalui berbagai proses adaptasi, akulturasi dan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya pembauran dalam aspek-aspek budaya. Meskipun demikian pandangan atau pengaruh Islam lebih dominan dalam kehidupan budaya Banjar, hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalam kehidupan sehari-hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha. Seni ukir dan arsitektur tradisional Banjar nampak sekali pembauran budaya, demikian pula alat rumah tangga, transport, Tari, Nyayian dsb. Masyarakat Banjar telah mengenal berbagai jenis dan bentuk kesenian, baik Seni Klasik, Seni Rakyat, maupun Seni Religius Kesenian yang menjadi milik masyarakat Banjar. 4.7.2 KONDISI EKONOMI Keunggulan suatu sektor ekonomi dapat dilihat dari segi pertumbuhan, kontribusi sektor yang bersangkutan dalam perekonomian secara agregat, dan daya serapnya terhadap tenaga kerja. Sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan dan kontribusi terhadap PDRB serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi merupakan sektor yang paling unggul di antara sektor-ekonomi yang ada. Sektor ini akan menjadi penggerak utama perekonomian pada suatu wilayah. Berdasarkan distribusi persentase nilai PDRB Kota Banjarmasin dari tahun 2010 2012 berdasarkan harga berlaku terlihat bahwa struktur perekonomian Kota Banjarmasin didominasi oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan distribusi sebesar 25,14 % pada tahun 2012. Distribusi PDRB Kota Banjarmasin menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan dapat dilihat pada Tabel4.7berikut : Tabel4.7: Distribusi Persentase PDRB Berdasarkan Harga Konstan di Kota Banjarmasin Tahun 2010-2012 Sektor 2010 2011 2012 Pertanian 1,10 1,03 1,02 Pertambangan dan Penggalian - - - Industri Pengolahan 17,19 16,39 15,79 Listrik dan Air Minum 1,51 1,47 1,43 Bangunan 9,52 9,46 9,61 Perdagangan, Restoran dan Perhotelan 22,01 22,74 23,17 Pengangkutan dan Komunikasi 24,93 25,12 25,14 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 11,41 11,35 11,58 Jasa-Jasa 12,33 12,43 12,27 P D R B 100,00 100,00 100,00 Sumber: Kota Banjarmasin Dalam Angka, 2012 Untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu wilayah, dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan suatu ukuran kuantitatif dari hasil-hasil 413
RPIJM KOTA BANJARMASIN
pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pada suatu saat tertentu untuk memberikan gambaran mengenai keadaan perekonomian pada masa-masa lalu dan masa sekarang. Pertumbuhan nilai PRDB Kota Banjarmasin pada tahun 2011 mencapai ..% mengalami kenaikan/penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Kota Banjarmasin didukung dari berbagai bidang diantaranya pertanian;industri pengolahan; listrik dan air minum; perdagangan, restoran dan perhotelan; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta jasa-jasa. Sektor pengangkutan dan komunikasimemberikan sumbangan yang paling besar terhadap total PDRB Kota Banjarmasin dengan rata-rata sumbangan yang diberikan sebesar 25,14 %. Sektor lainnya yang memiliki kontribusi relatif besar adalah sektor perdangan, restoran dan perhotelan yaitu 23,17 % sedangkan PDRB yang disumbangkan dari sektor pertanian relatif kecil yaitu hanya 1,02 %. Tabel 4.8 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Kota banjarmasin Tahun 2010-2012 No Lapangan Usaha Tahun Persentase % 2010*) 2011**) 2012**) 1 Pertanian 54.305.617 54.290.183 56.913.785 1,02 a. Tanaman Bahan Makanan 8.667.514 9.168.427 8.929.937 0,16 b. Tanaman Perkebunan 1.788.904 1.366.798 1.159.077 0,02 c. Peternakan dan hasil-hasilnya 17.215.325 15.110.294 15.666.544 0,28 d. Kehutanan 20.685.773 22.321.012 24.337.806 0,44 e. Perikanan 5.948.103 6.323.652 6.820.420 0,12 2 Pertambangan dan Galian - - - - a. Minyak dan Gas Bumi - - - - b. Pertambangan Tanpa Migas - - - - c. Penggalian - - - - 3 Industri Pengolahan 848.341.178 864.121.398 880.789.821 15,79 a. Industri Migas - - - - b. Industri Tanpa Migas 848.341.178 864.121.398 880.789.821 15,79 4 Listrik dan Air Minum 74.727.018 77.382.129 79.742.883 1,43 a. Listrik 50.319.469 50.661.778 51.346.397 0,92 b. Gas Kota - - - - c. Air Minum 24.407.549 26.720.350 28.396.486 0,51 5 Bangunan/Konstruksi 469.751.265 498.590.733 535.953.396 9,61 6 Perdagangan, Restoran dan Perhotelan 1.086.518.974 1.198.638.684 1.292.599.039 23,17 a. Perdagangan Besar dan Eceran 851.176.533 948.662.969 1.028.273.963 18,43 b. Hotel 72.799.957 76.922.216 83.138.063 1,49 c. Restoran
162.542.484 173.053.499 181.187.013 3,25 414
RPIJM KOTA BANJARMASIN
No Lapangan Usaha Tahun Persentase % 2010*) 2011**) 2012**) 7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.230.547.986 1.324.212.981 1.402.636.155 25,14 A. Pengangkutan 923.896.435 988.630.780 1.039.312.385 18,63 1. Angkutan Jalan Raya 360.909.129 394.152.504 412.641.142 7,40 2. Angkutan Laut 301.255.945 312.353.567 322.453.778 5,78 3. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan 8.373.806 7.972.304 8.146.502 0,15 4. Angkutan Udara 225.606.895 224.944.628 265.939.822 4,77 5. Jasa Penunjang Angkutan 27.750.660 29.207.777 30.131.081 0,54 B. Komunikasi 306.651.551 335.582.201 363.323.770 6,51 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 563.139.735 598.029.443 645.991.293 11,58 a. Bank 366.760.053 389.235.080 425.889.522 7,63 b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank 34.986.653 36.471.711 37.708.025 0,68 c. Jasa Penunjang Keuangan 1.173.076 1.259.680 1.346.561 0,02 d. Sewa Bangunan 139.639.819 149.512.890 158.452.768 2,84 e. Jasa-Jasa Perusahaan 20.580.134 21.550.083 22.594.417 0,40 9 Jasa-Jasa 608.597.674 655.381.549 684.519.751 12,27 A. Pemerintahan Umum 535.370.340 578.174.976 602.565.927 10,80 B. Swasta 73.227.334 77.206.574 81.953.824 1,47 1. Sosial Kemasyarakatan 32.753.017 34.558.133 36.863.855 0,66 2. Hiburan dan Rekreasi 13.958.893 15.067.357 16.172.869 0,29 3. Perorangan dan Rumah Tangga 26.525.424 27.581.084 28.917.099 0,52 PDRB 4.935.929.450 5.270.647.101 5.579.146.112 100 Sumber : Kota Banjarmasin Dalam Angka, Tahun 2012.