Anda di halaman 1dari 96

TESIS

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

A.A BAYU DHARMA WIDNYANA

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
TESIS

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

A.A BAYU DHARMA WIDNYANA


1391561004

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN
JAMBULUWUK HOTEL & RESORT

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister


pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil
Program Pascasarjana Universitas Udayana

A.A BAYU DHARMA WIDNYANA


1391561004

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

iii
LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 24 PEBRUARI 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA A.A Diah Parami Dewi, ST, MT, PhD
NIP.19611207 198903 1 003 NIP. 19740514 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil Direktur


Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana Universitas Udayana

Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD Prof. Dr. dr. A,A Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP.19690805 199503 1 001 NIP.19590215 198510 2 001

iv
Tesis ini Telah Diuji pada
Tanggal 24 Pebruari 2016

Panitia Penguji Tesis

Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana


No.879/UN14.4/HK/2016, Tanggal 23 Pebruari 2016

Ketua : Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA

Anggota :
1. A.A Diah Parami Dewi, ST, MT, PhD
2. Dr. Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT
3. Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCInstCES
4. Ida Bagus Rai Widiarsa, ST, MASc, PhD

v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

NAMA : A.A BAYU DHARMA WIDNYANA


NIM : 1391561004
PROGRAM STUDI : MAGISTER TEKNIK SIPIL
JUDUL TESIS : MANAJEMEN RISIKO
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK
PEMBANGUNAN JAMBULUWUK
HOTEL & RESORT

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila
dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, 24 Pebruari 2016

(A.A. Bayu Dharma Widnyana)

vi
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya, penelitian yang berjudul “Manajemen Risiko
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Pembangunan Jambuluwuk
Hotel & Resort” ini dapat terselesaikan. Secara khusus penulis mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membimbing, memberi masukan,
serta saran untuk perbaikan pada penelitian ini, antara lain : Bapak Dr. Ir. I Gusti
Agung Adnyana Putera, DEA, Ibu A.A. Diah Parami Dewi, ST, MT, PhD, Bapak
Ida Bagus Rai Widiarsa, ST, MASc, Ph.D, Bapak Ir. Nyoman Martha Jaya,
MConstMgt, PhD, GCInstCES, Bapak Ir. Gede Astawa Diputra, MT, Bapak Dr.
Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT serta rekan-rekan mahasiswa yang tidak dapat
disebutkan satu persatu pada tulisan ini, terima kasih atas dukungan dan doanya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika., Sp.PD., KEMD, selaku Rektor Universitas Udayana beserta staff atas
kesempatan yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan studi pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana. Terimakasih kepada Prof. Dr. dr.
A.A. Raka Sudewi., Sp.S.(K) selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi
mahasiswa Program Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana dan
kepada I Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSC, Ph.D, selaku Ketua Prodi Magister
Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Pada akhirnya penulis berharap agar penelitian pada tesis ini dapat
memberi manfaat dan refrensi bagi kemajuan jasa konstruksi serta K3 pada
khususnya, mengingat keterbatasan dari penulis, sehingga sangat diharapkan
untuk adanya saran dan masukan dalam penulisan ini yang membangun untuk
pencapaian yang lebih baik.

Denpasar, Pebruari 2016

Penulis

vii
ABSTRAK

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JAMBULUWUK HOTEL &
RESORT PETITENGET

Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah
satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Risiko
kegagalan (risk of failures) selalu ada pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat
kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, kecelakaan tersebut
dapat mengakibatkan efek kerugian (loss). Sektor konstruksi merupakan
penyumbang tertinggi kasus kecelakaan dan sakit akibat kerja di Bali. Maraknya
pembangunan sarana penginapan sementara atau hotel di Bali dapat menjadi salah
satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui potensi-potensi bahaya dan risiko dominan apa saja yang terdapat
pada proses pembangunan hotel serta memberikan tindakan pencegahan dalam
mereduksi risiko tersebut.
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diidentifikasi melalui JSA (Job
Safety Analysis). Penyebaran kuisioner dilakukan untuk mendapat tanggapan
mengenai paparan potensi bahaya yang teridentifikasi dari para expert di
lapangan. Penilaian risiko yang berkategori dominan diperingkat melalui konsep
ALARP (As Low As Reasonably Practicable).
Dari hasil penelitian teridentifikasi sebanyak 45 risiko dominan yang
terdapat pada tahapan pekerjaan struktur antara lain 43 risiko yang tergolong
risiko tinggi (high risk) seperti : terkena manuver alat berat dan kendaraan, alat
berat terguling karena area galian longsor / amblas, tali seling Tower Crane
terputus/ terjerat pada pengoperasian, muatan jatuh dari Tower Crane dan
sebanyak 2 risiko tergolong risiko sangat tinggi (extreme risk) yaitu : terkena
manuver alat mixer dan swing Tower Crane melewati batas area proyek.
Dalam meminimalkan dampak risiko K3 perlu dilakukan pengendalian
risiko, evaluasi secara periodik harian, mingguan, dan evaluasi bulanan,
pertimbangan jarak aman sumber bahaya dari pekerja, pengaturan jam kerja,
penetapan prosedur skenario keadaan darurat dan instruksi kerja.

Kata Kunci : manajemen risiko, keselamatan dan kesehatan kerja, JSA, K3


konstruksi

viii
ABSTRACT

RISK MANAGEMENT OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY


(K3) IN THE DEVELOPMENT PROJECTS OF JAMBULUWUK HOTEL
& RESORT PETITENGET

Work accidents that occur on the construction project will be one of the
causes of the disruption or cessation of activities of the project work. Risk of
failure is always there at every moment of work activities and work accident
happens, no matter how small, could lead to losses. The construction sector is the
highest contributor to work accidents and occupational illness in Bali. Rampant
construction of temporary lodging facilities or hotels in Bali can be one of the
contributors to accidents. Because as much as possible and as early as possible,
the potential for workplace accidents has to be prevented or at least mitigated.
This study aims to determine the potential hazard and any dominant risk contained
in a hotel development process as well as provides preventive measures to reduce
such risks.
In this research, the method used was descriptive qualitative. The risk of
Occupational Health and Safety (K3) was identified through JSA (Job Safety
Analysis). Questionnaire survey was carried out to get feedback from the experts
regarding the potential hazards identified. The dominant category of risk
assessment that was rated by the concept of ALARP (As Low As Reasonably
Practicable).
The research identified 45 of dominant risks contained in the phase of
work structures including 43 risks classified as high risk such as : exposed to
maneuver heavy equipment and vehicles, heavy equipment rolled because the
excavated area slid down/ subsided, cross rope of Tower Crane disconnected /
entangled on the operation, the charge fell from Tower Crane and as many as two
risks were classified as very high risk (extreme risk) that is : exposed to maneuver
mixer and swing Tower Crane over the edge area of the project. The risks tended
to be sourced in the work environment factors and work equipment.
In order to minimize the impact of K3 risks, it is necessary to conduct risk
control, evaluation activities in a daily, weekly, monthly periodic, considering a
safe distance hazard source from workers, setting working hours, scenario
procedures of an emergency, as well as safe work through work instruction to
remind the importance of working in a healthy and safe condition.

Keywords : risk management, occupational health and safety, JSA, K3


construction

ix
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM................................................................................................. ii
PRASYARAT GELAR ......................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI………………………………………………v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................... vi
KATA PENGANTAR ...........................................Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DARTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
1.4 Batasan Masalah ............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8
2.1 Proyek Konstruksi ......................................................................... 8
2.2 Manajemen K3............................................................................... 9
2.2.1 Komitmen Manajemen......................................................... 11
2.2.2 Motivasi ............................................................................... 12
2.2.3 Kewenangan......................................................................... 12
2.3 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja .......................... 14
2.3.1 Persyaratan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja ... 15
2.3.2 Pelaksanaan Teknis Rencana K3 ........................................ 18
2.3.3 Output Pelaksanaan Rencana K3 ......................................... 27
2.4 Kecelakaan Kerja.......................................................................... 28
2.4.1 Penyebab Kecelakaan Kerja................................................. 28
2.4.2 Teori Kecelakaan Kerja ...................................................... 30

x
2.4.3 Klasifikasi Kecelakaan........................................................ 36
2.4.4 Pencegahan Kecelakaan...................................................... 38
2.5 Analisis Bahaya ............................................................................ 39
2.6 Risiko............................................................................................ 41
2.7 Manajemen Risiko ........................................................................ 43
2.7.1 Tujuan Manajemen Risiko ................................................... 44
2.7.2 Manfaat Manajemen Risiko ................................................. 45
2.8 Identifikasi Risiko......................................................................... 45
2.9 Metode Identifikasi Risiko ........................................................... 46
2.10 Analisis Risiko............................................................................ 47
2.10.1 Analisis Risiko Kualitatif................................................... 48
2.10.3 Analisis Risiko Kuantitatif................................................. 51
2.11 Evaluasi Risiko ........................................................................... 51
2.12 Pengendalian Risiko ................................................................... 53
2.12.1 Tindakan Pengendalian ...................................................... 54
2.13 Penelitian Sebelumnya................................................................ 56
2.14 Identifikasi dan Sumber Risiko K3 Pada Proyek Konstruksi..... 58
2.15 Identifikasi Risiko K3................................................................. 69
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 83
3.1 Pendahuluan.................................................................................. 83
3.2 Rancangan Penelitian.................................................................... 83
3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 83
3.4 Jenis dan Sumber Data.................................................................. 84
3.5 Populasi dan Teknik Sampling ..................................................... 84
3.6 Penentuan Skala Penilaian............................................................ 85
3.7 Pengumpulan Data........................................................................ 85
3.8 Instrumen Penelitian ..................................................................... 86
3.9 Uji Validitas Konstruk dan Reliabilitas Alpha Cronbach ............. 87
3.10 Analisis Data............................................................................... 88
3.11 Kerangka Penelitian .................................................................... 89
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 90
4.1 Gambaran Umum Proyek ............................................................. 90

xi
4.1.1 Peta Lay Out ........................................................................ 91
4.1.2 Skenario dan Prosedur Keadaan Darurat ............................. 91
4.1.3 Struktur Organisasi Unit K3 ................................................ 92
4.2 Analisis Data................................................................................. 92
4.3 Uji Validitas Konstruk dan Reliabilitas Alpha Cronbach............. 94
4.4 Analisis Risiko.............................................................................. 94
BAB V SIMPULAN DAN SARAN............................................................... 156
5.1 Simpulan ..................................................................................... 156
5.2 Saran ........................................................................................... 158
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 160
LAMPIRAN…………………………………………………………………….162

xii
DARTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 2.1 Skala ukur kualitatif dari likelihood ..................................................... 49
Tabel 2.2 Skala ukur kualitatif dari konsekuensi.................................................. 49
Tabel 2.3 Matriks risiko kualitatif ........................................................................ 50
Tabel 2.4 Level risiko berdasarkan standar AS/NZS4360.................................... 51
Tabel 2.5 Identifikasi risiko berdasarkan sumber risiko ....................................... 58
Tabel 2.6 Identifikasi dan sumber risiko K3 melalui JSA (Job Safety Analysis). 70
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi (likelihood) dari jawaban responden .................... 95
Tabel 4.2 Distribusi konsekuensi (consequences) dari jawaban responden ....... 108
Tabel 4.3 Peringkat risiko pada tiap aktivitas pekerjaan .................................... 120
Tabel 4.4 Risiko dominan (major risk) berdasarkan sumber risiko.................... 134
Tabel 4.5 Pengendalian risiko berdasarkan sumber risiko.................................. 138

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1 Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999)..................... 10
Gambar 2.2 Siklus aktifitas harian K3 .................................................................. 24
Gambar 2.2 Teori Domino Heinrich ..................................................................... 32
Gambar 2.3 Likelihood vs Consequences ............................................................. 41
Gambar 2.4 Risk Calculated ................................................................................. 44
Gambar 2.5 Regional ALARP .............................................................................. 53
Gambar 2. 6 Skema tindakan pengendalian.......................................................... 55
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian ................................................................... 89
Gambar 4.1 Peta layout lokasi proyek .................................................................. 91
Gambar 4.2 Presentase jumlah risiko menurut jenis pekerjaan ............................ 92
Gambar 4.3 Presentase jumlah risiko berdasarkan sumber risiko ........................ 93
Gambar 4.4 Presentase peringkat risiko berdasarkan kategori risiko ................. 133

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kecelakaan kerja yang terjadi pada proyek konstruksi akan menjadi salah

satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas pekerjaan proyek. Risiko

kegagalan (risk of failures) selalu ada pada setiap aktifitas pekerjaan dan saat

kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, dapat

mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu sebisa mungkin dan sedini

mungkin, potensi kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak-tidaknya dikurangi

dampaknya. Secara historis peraturan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) di Indonesia telah ada sejak pemerintahan Hindia Belanda. Setelah jaman

kemerdekaan dan diberlakukannya Undang-undang Dasar 1945, maka beberapa

peraturan termasuk peraturan keselamatan kerja yang pada saat itu berlaku yaitu

Veiligheids Reglement telah dicabut dan diganti dengan Undang-undang

Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970. Setiap kecelakaan pasti selalu ada

penyebabnya, kelalaian perusahaan yang hanya memusatkan diri pada keuntungan

merupakan penyebab besar terjadinya kecelakaan kerja. Minimnya pengetahuan

tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagian besar disebabkan oleh

masih adanya anggapan bahwa program K3 hanya akan menjadi tambahan beban

biaya perusahaan, padahal jika diperhitungkan besarnya dana kompensasi/

santunan untuk korban kecelakaan kerja lebih kecil dibandingkan keuntungan.


2

Depnakertrans jawa timur (2014) menyatakan bahwa dari data PT.

Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) angka kecelakaan kerja di Indonesia

masih tergolong tinggi, tahun 2006 terjadi 95.624 kasus kecelakaan kerja dan

tahun 2007 terjadi sebanyak 83.714 kasus. Pada tahun 2008 terjadi sebanyak

93.823 kasus, dengan jumlah pekerja yang sembuh 85.090 orang, sedangkan yang

cacat total 44 orang. Menurut Runtu (2016) berdasarkan data Kementrian

Kesehatan jumlah kasus kecelakaan kerja tertinggi tahun 2014 adalah Sulawesi

Selatan, Riau, dan Bali, sedangkan jumlah pekerja yang sakit akibat kerja tertinggi

tahun 2014 adalah Bali. Sektor konstruksi merupakan penyumbang kecelakaan

tertinggi, yakni 31,9% dari total kecelakaan yang terjadi berjenis kasus antara lain

jatuh dari ketinggian 26%, terbentur 12%, dan tertimpa alat 9%, maka semua

proyek pembangunan konstruksi haruslah ditingkatkan pengawasannya, agar

angka kecelakaan kerja di bidang konstruksi dapat diminimalkan.

Pembangunan gedung-gedung berlantai seperti sarana penginapan

sementara/ hotel akan terus berkembang seiring jaman dan teknologi karena jasa

penginapan sementara/ hotel tersebut merupakan kontribusi besar bagi sektor

pariwisata. Pada saat pelaksanaan konstruksi pembangunan sarana-sarana seperti

hotel ini pada khususnya yang melibatkan empat unsur dalam proses interaksinya

antara lain: people, equipment, materials, environment (PEME) secara otomatis

dapat mengundang terjadinya kecelakaan kerja pada proses pembangunan hotel

tersebut, pembangunan sarana tersebut diwajibkan untuk menerapkan sistem

manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kerja dimana

masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini juga merupakan bagian dari
3

perencanaan dan pengendalian proyek konstruksi. Tujuan dan sasaran Sistem

Manajemen K3 adalah menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di

tempat bekerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan

lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah, mengurangi

kecelakaan, dan penyakit berkelanjutan akibat kerja.

Tujuan manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah

mengurangi risiko K3 yang berpotensi mengakibatkan kerugian baik dalam prihal

finansial maupun citra dari perusahaan itu sendiri, mengetahui bagaimana

kecelakaan terjadi juga berguna dalam arti mengidentifikasi jenis kegagalan atau

kesalahan apa saja yang biasanya menyebabkan kecelakaan, sehingga tindakan

dapat diambil untuk mengatasi kegagalan tersebut sebelum ada kesempatan untuk

terjadi, oleh karena itu dengan berkurangnya risiko K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) diharapkan dapat mengurangi dampak kecelakaan pada area

kerja serta meningkatkan keuntungan organisasi dari sisi kesehatan maupun sisi

keselamatan karyawan/pekerja dalam melakukan pekerjaan di tempat kerjanya

sesuai ekspektasi.

Tinggal di daerah dengan kemungkinan dan berbagai keragaman budaya,

membuat Bali selalu menjanjikan pasar yang sangat menantang bagi industri

perhotelan, sehingga tak sedikit dari para investor berupaya berinvestasi mencoba

keuntungan di Bali pada sektor pariwisata pada umumnya dalam bentuk sarana

penginapan tersebut.

Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget merupakan

salah satunya, proyek pembangunan hotel ini menyajikan fasilitas hotel bintang 3
4

berkonsep Jewels of Jambuluwuk dengan fasilitas premium berkapasitas 144

kamar di kawasan Pantai Petitenget berjarak hanya sekitar 15 km dari jantung

kota Denpasar atau 30 menit perjalanan berkendara dari Bandara Ngurah Rai Bali.

Wilayah tersebut dinilai memiliki tipikal dan sensasi keindahan sunset beserta

gelombang air lautnya.

PT. Archouse selaku pemilik dan pengembang Jambuluwuk Hotel &

Resort Petitenget melalui proses seleksi telah resmi menunjuk PT. Wahyu Di

Graha sebagai kontraktor utama pada proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel &

Resort Petitenget.

Proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget, merupakan

proyek kompleks di kawasan dengan skala aktifitas cukup besar pada area

lingkungan pariwisata yang sedang berkembang, dengan ketinggian 18 meter, 7

lantai dari permukaan existing, meliputi area Basement, semi- Basement, dan

bangunan berlantai 4 serta area rooftop pool and event party dengan nilai kontrak

Rp.60.698.000.000 dan target waktu pelaksanaan 900 (sembilan ratus) hari kerja.

Pembangunan hotel ini melibatkan alat-alat berat seperti Excavator, Backhoe,

Tower Crane, Crawler Crane, Concrete Mixer Truck. Area pekerjaan hotel ini

terletak berhimpitan dengan fasilitas-fasilitas umum dan pribadi seperti restaurant

Mirror Garden, villa-villa, dan area perumahan warga setempat.


5

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan
dibahas adalah :

1. Bagaimana mengidentifikasi risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) pada kegiatan proyek Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget?

2. Risiko-risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) apa saja yang

termasuk kategori major risk yang terdapat pada proyek Jambuluwuk

Hotel & Resort Petitenget?

3. Bagaimana strategi tindakan mitigasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dalam meminimalkan kecelakaan kerja yang tergolong kategori

major risk terhadap sumber risiko pada proyek Jambuluwuk Hotel &

Resort Petitenget?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari pemasalahan yang ada maka adapun tujuan yang ingin dicapai

penulis adalah :

1. Mengidentifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang

terjadi pada kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort

Petitenget

2. Mengetahui risiko dominan (major risk) yang terjadi pada kegiatan

proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget

3. Mendapatkan pemecahan/solusi dalam memberi penanganan risiko K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) terhadap risiko yang berkategori


6

dominan pada sumber-sumber risiko proyek pembangunan Jambuluwuk

Hotel & Resort Petitenget

1.3 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari tujuan penelitian yaitu:

1. Memberikan informasi mengenai risiko-risiko dominan K3 (Keselamatan

dan Kesehatan Kerja) yang inheren pada proyek pembangunan

Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget

2. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi atau perbandingan

mengenai penyebab kecelakaan kerja dalam rangka meningkatkan

pelaksanaan K3 pada proyek konstruksi

3. Dapat digunakan untuk mengurangi penyebab atau bahan reviewer K3

(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada proyek

pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget

4. Pihak perusahaan/Kontraktor dapat menerapkan manajemen risiko K3

(Kesehatan dan keselamatan kerja) untuk mengurangi kecelakaan kerja

menuju "zero accident".

5. Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk menekan angka kecelakaan

pada proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget


7

1.4 Batasan Masalah


Lingkup dan batasan dari penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian adalah proyek konstruksi pembangunan Jambuluwuk

Hotel & Resort Petitenget

2. Kegiatan yang ditinjau pada penelitian adalah kegiatan pelaksanaan

proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget dari

tahapan pekerjaan persiapan, struktur dan mekanika elektrikal (ME)

3. Responden adalah orang yang terlibat langsung dan berkompeten dengan

kegiatan proyek pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget

khususnya pada bidang K3 yang berkaitan dengan kegiatan proyek

pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget yaitu project

manager, site manager, safety manager, safety supervisor, safety officer,

dan pelaksana.

4. Analisis risiko yang dilakukan hanya terbatas pada tahap identifikasi

risiko (risk identification), penilaian risiko (risk assesment),

pengendalian risiko (risk mitigation). Analisa tidak membahas risiko sisa

(residual risk), biaya, mutu dan waktu pelaksanaan.


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi


Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang sifatnya unik

hanya dilakukan satu kali dan dibatasi oleh sumber daya dalam waktu terbatas.

Didalam rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, terdapat proses yang

berfungsi untuk mengolah sumber daya (resources), sehingga dapat menjadi suatu

hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah karya berupa bangunan. Pengelolaan

proyek konstruksi menjadi semakin kompleks karena banyaknya pihak yang

berinteraksi di dalamnya serta semakin tingginya tuntutan terhadap kualitas,

kenyamanan, keamanan, estetika, dan keberlanjutan proyek itu sendiri.

Dilihat dari aspek-aspek pada proyek konstruksi, terdapat fungsi pada

tahapan perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan. Semua fungsi

dari komponen tersebut harus diterapkan kepada semua tahapan yang ada pada

proyek konstruksi, karena proyek konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang

paling berisiko dan berbahaya di antara sektor pekerjaan lainnya.

Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan

antara lain menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek

konstruksi memiliki karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi

disiplin ilmu, melibatkan banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan

relatif rendah, masa kerja terbatas, intensitas kerja yang tinggi, tempat kerja

(terbuka, tertutup, lembab, kering, panas, berdebu, kotor), menggunakan beragam

jenis peralatan kerja, teknologi, kapasitas, material dan lain lain (Winjani,2010).
9

2.2 Manajemen K3
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan

pengarahan kepada suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan

organisasional dengan maksud yang nyata (real), proses yang terdiri dari

rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan mencapai tujuan

yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia (human

resources), dan sumberdaya lainnya.

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) adalah bagian

dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber

daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,

pengkajian dan pemeliharaan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang

berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman,

efisien dan produktif (Djoko, 2007).

Menurut Adityanto (2012) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

dapat diartikan sebagai 2 pengertian :

1. Secara Filosofis

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu pemikiran atau

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun

rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap

hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

2. Secara Keilmuan
10

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan ilmu pengetahuan

dan segala penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Pada dasarnya secara umum sistem dari Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (MK3) mengandung 6 dasar elemen utama Occupational

Health and Safety Assessment (OHSAS 18001) sebagai berikut :

a. Kebijakan K3 (Safety and health policy)

b. Perencanaan (Planning)

c. Penerapan dan operasional (Implementation and operation)

d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action)

e. Tinjauan manajemen (Management review)

f. Perubahan perbaikan berkelanjutan (Continual improvement)

Perbaikan Berkelanjutan
(Continual Improvement)

Tinjauan Manajemen
(Management Review) Kebijakan (Policy)

Perencanaan (Planning)

Pemeriksaan dan Tindakan Penerapan dan Operasional


(Checking and Corrective (Implementation and Operation)
Action)

Gambar 2.1
Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999)
(Sumber: Departemen PU, 2007)
11

Lima (5) Prinsip dasar pelaksanaan MK3 sesuai tentang pedoman pada

penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

menurut Permennaker No.:5/MEN/1996. Terdiri dari :

a. Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3

b. Perencanaan (Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3)

c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dengan Mengembangkan Kemampuan

dan Mekanisme Pendukung yang Diperlukan untuk Mencapai Kebijakan,

Tujuan dan Sasaran K3

d. Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3

e. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara

berkesinambungan.

2.2.1 Komitmen Manajemen


Menurut Djoko (2007) komitmen merupakan landasan utama konsep

penerapan sistim Manajemen K3. Komitmen yang berupa kebijakan dan arahan

dalam penerapan K3 di Perusahaan, komitmen pimpinan tentunya termasuk

kesediaannya menyiapkan organisasi K3, SDM K3 dan anggaran K3 yang

dituangkan dalam bentuk kebijakan K3 (Safety Policy), secara umum isi dari

komitmen tersebut adalah : Landasan keberhasilan program K3 merupakan

pernyataan sikap dan dukungan manajemen terhadap program K3 dalam

perusahaannya serta mengikat semua pihak terkait (stakeholder), meliputi

manajemen, karyawan, pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.


12

2.2.2 Motivasi
Menurut Winjani (2010) menyebutkan bahwa penyebab dari motor

penggerak adalah : prestasi yang diukir, penghargaan yang diperoleh, tantangan

tugas, tanggung jawab, pengembangan, keterlibatan, kesempatan, dan balas jasa,

imbalan berupa gaji atau upah merupakan salah satu dari imbalan yang akan

diperoleh melalui kegiatan bekerja, imbalan tersebut dapat dijadikan motivasi

kepada pekerja agar pekerja bekerja dengan kinerja tinggi. Akan tetapi jika upah

tersebut tidak dipenuhi, maka akan muncul pertentangan yang kadangkala timbul

gejala berupa konflik bahkan hingga memburuknya kesehatan fisik dan mental.

Teori Herzberg pun menyatakan tingginya motivasi kerja dipengaruhi oleh

faktor ekstrinsik seperti, kondisi kerja, gaya kepimimpinan, hubungan antar

pribadi, dan supervise, apabila faktor- faktor ekstrinsik ini tidak dipenuhi maka,

akan berpengaruh pada motivasi kerja. Disebutkan bahwa adanya motivasi dalam

diri karyawan yang tinggi maka perilaku pada saat bekerja akan menjadi selamat,

tetapi jika pekerja mempunyai motivasi dalam diri yang rendah, maka secara

langsung perilaku pada saat bekerja akan menjadi tidak selamat (Winjani,2010).

2.2.3 Kewenangan
Kewenangan adalah kuasa untuk membuat keputusan, menunjuk,

memerintah dan melimpahkan tanggung jawab kepada personel. Organisasi harus

menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas para personil yang akan

mengatur, menjalankan dan memantau aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan

risiko K3 dalam kaitannya dengan aktifitas, fasilitas dan proses dalam organisasi

secara keseluruhan. Hal-hal tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan dan


13

dikomunikasikan. Penanggung jawab tertinggi dalam K3 adalah top management.

Bila organisasi berupa perusahaan berskala besar, mempunyai anak-anak

perusahaan maka yang dimaksud top management harus didefinisikan dengan

jelas. Manajemen organisasi harus menyediakan sumber daya utama, termasuk

didalamnya sumber daya manusia, spesialis-spesialis, teknologi maupun keuangan

dalam rangka pelaksanaan, kontrol dan perbaikan manajemen K3 (Djoko,2007).

Menurut Andhika (2012) menjelaskan bahwa peran tenaga ahli untuk

mengembangkan, menerapkan dan memelihara cara kerja, prosedur, sistim,

pengamanan dan standar dalam menghilangkan, mengendalikan dan mengurangi

bahaya kecelakaan kerja terhadap personel, prasarana, lingkungan, dan SDM K3.

Maka penanggung jawab K3 dalam manajemen organisasi harus mempunyai

aturan main, tanggung jawab dan wewenang dalam rangka :

a. Menjamin bahwa persyaratan-persyaratan dalam sistem manajemen K3

dibangun, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi dalam

OHSAS

b. Menjamin bahwa laporan performance sistim manajemen K3

disampaikan kepada top management dalam rangka evaluasi dan sebagai

dasar perbaikan sistim manajemen K3. Pada dasarnya Keselamatan dan

Kesehatan kerja (K3) adalah tanggung jawab setiap pekerja yang ada

dilapangan proyek konstruksi,namun secara matrik kewenangan harus

diberikan kepada seseorang yang memiliki pengalaman dan bisa bertindak

sebagai Project Safety Officer. Kewenangan yang diberikan secara

perseorangan contohnya seseorang dapat memberhentikan pekerjaan jika


14

menurutnya pekerjaan tersebut dilaksanakan tidak aman dan tidak

memenuhi Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja

2.3 Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pada setiap kegiatan proyek konstruksi selalu ditandai dengan keterlibatan

sumber daya, seperti bermacam-macam material, peralatan, serta tenaga kerja

yang berkompeten maupun non kompeten. Sehingga sangatlah mungkin jika

terjadi kesalahan-kesalahan yang dapat mengakibatkan gangguan keselamatan dan

kesehatan kerja. Maka pada program pelaksanaan proyek yang ditangani harus

memperhitungkan dan melaksanakan tindakan kehati-hatian yaitu tindakan

keselamatan dan kesehatan kerja.

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah kunci sebagai acuan

kinerja dalam keamanan pekerjaan pada proyek konstruksi yang ingin melindungi

para pekerjanya, personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang

memberikan petunjuk bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan

perlindungan terhadap aset/properti. Perencanaan K3 meliputi :

a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko

(risk assessment and risk control) yang dapat diukur

b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya

c. Penentuan tujuan dan sasaran

d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus

e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.


15

2.3.1 Persyaratan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi terhadap kebijakan/ policy

yang ditetapkan, yang memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja, penerapan

K3 dengan mempertimbangkan telaah awal sebagai bagian dalam

mengidentifikasi potensi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko atas

permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek tempat kegiatan

kerja konstruksi berlangsung.

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007) dalam modul pelatihan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengidentifikasi potensi

bahaya yang ada serta tantangan yang dihadapi akan sangat mempengaruhi dalam

menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan/proyek. Untuk hal tersebut

haruslah ditentukan oleh pokok dalam perusahaan/proyek dalam identifikasi

bahaya meliputi :

- Frekuensi dan tingkat keparahan Kecelakaan Kerja

- Kecelakaan Lalu Lintas

- Kebakaran dan Peledakan

- Keselamatan Produk (Product Safety)

- Keselamatan Kontraktor

- Emisi dan Pencemaran Udara

- Limbah Industri

Sasaran Penerapan dari manajemen K3 sendiri meliputi; sumber daya

manusia, sistem prosedur, sarana dan fasilitas, pencapaian prespektif di

Lingkungan internal dan ekternal serta pemberdayaan. Dalam menetapkan tujuan


16

dan sasaran kebijakan/policy keselamatan dan kesehatan kerja organisasi harus

menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja

keselamatan dan kesehatan kerja, yang sekaligus merupakan informasi mengenai

keberhasilan pencapaian dari manejemen K3.

Menentukan program umum yang didalamnya memuat strategi pencapaian

penerapan manajemen K3, secara detail program dapat di aplikasikan dalam

bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semua ini ditujukan untuk memudahkan

dalam menerapkan dan mengembangkan sistim K3 untuk setiap kegiatan operasi

sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan yang akan

berpengaruh meningkatnya produktifitas kerja, penyusunan elemen K3

disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing organisasi berdasarkan hasil telaah

awal dan penetapan tujuan objektif yang ingin dicapai.

Penyusunan elemen-elemen K3 dalam program disesuaikan dengan sistem

manajemen K3 yang hendak dijalankan, dapat menggunakan atau memilih acuan

atau undang-undang/peraturan/standar yang telah dijelaskan sebagai referensi.

Maka sistem yang dijalankan harus memenuhi 12 elemen K3 operasional,

diantaranya adalah :

a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen

b. Pendokumentasian Strategi

c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak

d. Pengendalian Dokumen dan Data K3

e. Pembelian

f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3


17

g. Pengembangan Ketrampilan dan Kemampuan

h. Komunikasi dan Pelaporan

i. Pengelolaan Material

j. Standar Pemantauan

k. Audit internal SMK3

l. Tinjauan Manajemen

Dari ke 12 elemen K3 operasional itu dasar penyusunan program

pelaksanaan yang dimulai dari perencanaan penerapan K3 melalui identifikasi

bahaya sampai dengan penerapan dan pengendalian operasi yang harus

dijalankan. Sistem dan prosedur yang harus disiapkan termasuk petunjuk kerja

meliputi seluruh aspek kegiatan sesuai dengan tingkatan kegiatan yang ada

dilapangan, antara lain :

- Prosedur kerja aman (Safe Working Practices).

- Prosedur kebersihan dan penyelamatan lingkungan.

- Prosedur penyelamatan keadaan darurat.

- Prosedur kesehatan kerja.

- Prosedur penanggulangan kebakaran.

- Prosedur pemenuhan sarana dan fasifitas.

- Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup.

- Prosedur Identifikasi Bahaya (Hazards identification).

- Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training & Education).

- Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety Review).

- Petunjuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment).


18

- Prosedur pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (Traffic Safety).

- Petunjuk Kerja Inspeksi K3 (Safety Inspection).

- Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation).

- Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management).

- Petunjuk Kerja Sistim Pelaporan K3 (Safety Reporting Systems).

- Prosedur Audit K3 (Safety Audit).

2.3.2 Pelaksanaan Teknis Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Untuk mewujudkan pelaksanaan dari rencana program K3 harus adanya

upaya-upaya dalam tindakan pada proses pelaksanaan yang berkelanjutan

(Khurnia, 2012). Upaya-upaya berikut dapat seperti :

1. Alat Pelindung Diri (APD)

Mempersiapkan peralatan/alat pelindung diri guna mengurangi cidera dan

mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Contohnya: Topeng gas/masker,

pelindung badan/jacket, sepatu yang sesuai, helem, sarung tangan, kaca mata dan

sebagainya.

2. Peralatan K3

Atas dasar memperhitungkan kekuatan dari metode kerja dan kebutuhan

peralatan yang akan digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan agar

dipersiapkan. Contohnya : Penahan dinding galian, alat pemadam kebakaran,

jaring net, alat peringatan tanda bahaya dan lain sebagainya.

3. Peninjauan ulang kontrak, pembelian dan peralatan konstruksi

Pengadaan barang dan jasa harus ditinjau ulang untuk memastikan dan

menjamin kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan-persyaratan K3


19

yang ditentukan serta pada setiap pembelian barang dan jasa termasuk didalamnya

prosedur pemeliharaan barang harus terintegrasi dalam strategi penanganan

pencegahan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam pembelian harus

menjamin agar produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan memenuhi

persyaratan K3 agar dipastikan pada saat penerimaan barang dan jasa di tempat

kerja organisasi harus dapat menjelaskan kepada semua pihak yang akan

menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai identifikasi bahaya, penilaian

dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.

4. Komunikasi K3

Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber

penting pelaksanaan K3, semua kegiatan ini harus didokumentasikan, prosedur

yang ada harus dapat menjamin pemenuhan kebutuhan tersebut seperti hasil

pelaksanaan K3, pemantauan, audit dan tinjauan ulang manajemen kesemua pihak

yang mempunyai tanggung jawab dalam kinerja K3. Melakukan identifikasi dan

menerima informasi K3 yang terkait dari luar perusahaan dan menjamin informasi

yang terkait dikomunikasikan kepada orang- orang yang membutuhkannya. Tipe

komunikasi ini dapat melingkupi jangkauan kegiatan yang luas seperti :

-Tanda dan penghalang

-Papan Buletin

-Tool box meeting

-Rapat awal Indoktrinasi K3

-Patroli keselamatan & kesehatan kerja

-Buletin individu untuk hal khusus


20

5. Training & Pelatihan

Organisasi harus menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan

dana yang memadai untuk menjamin pelaksanaan K3 sesuai dengan persyaratan

sistem K3 yang ditetapkan. Dalam memenuhi ketentuan tersebut, organisasi harus

membuat prosedur dan menyediakan biaya, sehingga dapat dipantau

keefektifannya sesuai dengan tingkat keperluannya.

Pengurus organisasi harus mempunyai dan menjamin kompetensi kerja

serta pelatihan setiap tenaga kerja yang cukup dalam rangka menjalankan

tugasnya dalam unit-unit kerja yang terkait dengan K3. Kompetensi harus

didefinisikan sesuai dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman. Organisasi

harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk menjamin karyawan-

karyawannya bekerja pada fungsi-fungsi dan level yang relevan, dalam kaitan

dengan menjamin kesesuaian sistem yang dijalankan dengan kebijakan, prosedur

dan persyaratan-persyaratan dalam sistim serta konsekuensi K3, baik aktual

maupun potensial dalam menjalankan aktifitas kerja.

6. Inspeksi dan Perbaikan K3

Organisasi harus menetapkan inspeksi, pengujian dan pemantauan

berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3 yang ditetapkan, frekuensi inspeksi,

pengujian dan pemantauan harus disesuaikan dengan obyeknya. Personel yang

terlibat mempunyai kompetensi cukup pengalaman, catatan, rekaman hasil

inspeksi, pengujian, dan pemantauan dipelihara dan tersedia dengan baik bagi

tenaga kerja, kontraktor yang terkait dan manajemen. Tindakan perbaikan segera

dilakukan atas ketidaksesuaian yang ditemukan saat inpeksi, pengujian dan


21

pemantauan, penyelidikan yang memadai harus dilakukan untuk menemukan

permasalahan dari suatu insiden.

7. Prosedur Pemeriksaan

Prosedur pemeriksaan dapat berupa inspeksi dan audit yang bersifat

internal, pemeriksaan harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi

di bidang K3, khususnya K3 dibidang pekerjaan konstruksi. Pemeriksaan yang

bersifat inspeksi dapat dilaksanakan secara harian (daily), mingguan (weekly),

bulanan (monthly), yang harus dijalankan secara tetap dan kontinyu untuk

mempertahankan hasil yang telah dicapai.

Pemeriksaan yang bersifat audit tentunya dilaksanakan secara berkala tiap

2 (tiga) bulan sekali atau 6 (enam) bulan sekali, ketentuan ini berlaku mengikuti

standar/ketentuan audit yang diberlakukan pada umumnya oleh badan internal

organisasi dan/atau badan auditor.

Pemeriksaan dilaksanakan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di

bidang kerjanya dan mendapat pengesahan serta verifikasi oleh petugas yang

mempunyai kompetensi K3 atau yang diberi kewenangan akan hal ini dalam

bidang K3. Kegiatan pemeriksaan dapat dimulai dari pengendalian kegiatan pada

material dan pergudangan (logistic) termasuk juga dalam penerimaan akan

barangmasuk, penyimpanan/penempatan, pengambilan/pengeluaran/pemindahan,

pemasangan, pemeliharan, pengelolaan peralatana konstruksi dan fasilitas

pekerjaan konstruksi lainnya serta penanganan kesehatan dan tingkungan,

semuanya ini harus dipastikan terintegrasi dalam strategi pencegahan risiko

kecelakaan yang akan terjadi dan/atau penyakit akibat kerja


22

Pemeriksaan yang bersifat inspeksi maupun audit keduanya mempunyai

sifat yang sama yakni, untuk memastikan bahwa penerapan dan pelaksanaan

sistim manjemen K3 telah dijalankan sesuai kaidah-kaidah/standar K3. Sedangkan

audit lebih ditekankan pada pencapaian sasaran dan target, penanganan

ketidaksesuaian (noncorforming), dan tindak lanjut hasil inspeksi.

8. Tindakan Perbaikan

Tindakan perbaikan lebih ditujukan dan bersifat memperbaiki keadaan

situasi terhadap bahaya yang akan timbul. Tindakan perbaikan yang dilaksanakan

dilapangan secara umum menjadi tanggung jawab pimpinan unit kerjanya, dan

perbaikan dapat dilakukan dengan temuan menyimpang dari ketentuan/strandar

yang ditentukan dalam sasaran dan program Kerja K3 sesuai dengan

pengembangan kondisi pekerjaan dilapangan yang sebelumnya tidak terdapat

antisipasi bahayanya atau belum ditinjau tingkat keseuaiannya, guna

penyempurnaan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan

bahan/material/prosedur opersionil sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja

yang akan berujung pada rekomendasi hasil inspeksi, pengujian dan

commissioning yang termasuk pada pekerjaan fase pemindahan, penempatan,

pemasangan/ perakitan dan pelepasan/pembongkaran kembali.

9. Prosedur Pengendalian

Pengendalian disini maksudnya adalah untuk memantau dan mengukur

pencapaian kinerja K3, yang meliputi proses K3 didasarkan dengan adanya

kinerja masing-masing proses kegiatan dan sasaran.


23

Pengukuran (Evaluasi) dan peningkatan kinerja K3. Pengukuran adalah

pengukuran kinerja, dilakukan didasarkan pada ketentuan yang telah ditetapkan

sebelumnya berupa parameter kinerja, cara penilaian tingkat pemahaman

pengetahuan dan partisipasi pekerja dalam kegiatan K3, termasuk partisipasi

pengunjung/tamu/subkontraktor/vendor/mitra kerja yang terkait pelaksanaan kerja

konstruksi dilapangan, statistik angka insiden/kecelakaan tingkat keparahan dan

frekuensi insiden ataupun kecelakaan, termasuk jumlah jam kerja yang hilang.

10. Pengendalian Administratif

Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat harus mempertimbangkan segala

aspek K3 pada setiap tahapan, rancangan tinjauan ulang prosedur dan instruksi

kerja harus dibuat oleh personel yang mempunyai kompetensi kerja dengan

melibatkan pelaksana yang terkait. Dalam hal ini personel yang melaksanakan

harus diberikan pelatihan agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang

pekerjaannya. Prosedur dan instruksi kerja ini juga harus ditinjau secara berkala,

untuk memastikan bahwa prosedur dan instruksi kerja tersebut terkendali sesuai

dengan perubahan keadaan yang terjadi seperti pada peraturan perundang-

undangan, peralatan, proses atau bahkan bahan baku yang digunakan.

Pemeriksaan dan operasionil (implementation and operation), umpan balik

& pengukuran kinerja (feedback from measuring performance) dan audit adalah

sebagai masukan untuk melakukan pemeriksaan dan tindakan perbaikan (checking

and corrective action) dan menghasilkan keluaran/output Tinjauan Manajemen

(menagement review) perbaikan berkelanjutan (continual improvement).


24

11. Siklus Penanganan K3

a. Siklus Harian K3

Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) adalah suatu siklus aktifitas

safety yang rnempuyai periode ulang setiap hari. Aktifitas ini dilakukan oleh

kelompok-kelompok kecil pekerja yang menangani pekerjaan sejenis, dipimpin

langsung oleh kepala grup kerja.

Safety Talk
Morning

Final Check Inspection to


start work
DAILY
SAFETY
Site clean up WORK Patrol,
guidance, and
supervision

Gambar 2.2
Siklus aktifitas harian K3

(Sumber: Departemen PU, 2007)

b. Siklus Mingguan K3

Siklus Mingguan K3 (Weekly safety work cycle) dilakukan periodik

mingguan, biasanya pada akhir minggu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan

mengevaluasi oleh manajemen proyek terhadap grup-grup kerja, menyampaikan


25

informasi-informasi dari manajemen proyek kepada grup-grup kerja, serta

mengadakan interaksi satu grup kerja dengan grup kerja lainnya, sehingga akan

terjadi tukar menukar pengalaman yang diperoleh suatu grup kerja selama satu

minggu berjalan.

c. Siklus Bulanan K3

Siklus Bulanan K3 (Monthly safety work cycle) dilakukan secara

periodik bulanan, biasanya terletak pada akhir bulan. Hal ini perlu dilakukan

untuk tujuan menyampaikan informasi dari manajemen proyek kepada personil,

mengevaluasi K3 oleh manajemen proyek terhadap pelaksanaan K3 pada

proyek konstruksi selama satu bulan, serta penentuan program-program kerja

yang bersifat strategis.

12. Audit K3

Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur audit dan program

audit dalam rangka pemeriksaan pada sistem manajemen K3, dengan tujuan

mengetahui kesesuaian dengan sistim manajemen K3. Program audit lengkap

dengan jadwalnya yang dilaksanakan secara berkala, harus didasarkan pada hasil

dari penilaian risiko dari aktifitas organisasi dari hasil audit sebelumnya.

Pelaksanaan audit dilaksanakan secara sistimatik terhadap pekerjaan yang

menjadi obyek audit oleh personil yang mempunyai kompetensi dalam kerja

audit, dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan sistim manjemen keselamatan

dan kesehatan kerja yang diterapkan. Prosedur audit mencakup lingkup,

frekwensi, metodologi,kompetensi, wewenang dan persyaratan-persyaratan untuk

melakukan pelaporan hasil.


26

Frekuensi audit harus ditentukan atas hasil tinjauan ulang audit sebelumnya

oleh manajemen, rekaman hasil audit ini harus disebar luaskan ke unit-unit yang

terkait dengan observasi audit. Hal ini guna memastikan agar tidak akan terjadi

ketidaksesuaian yang sama pada unit-unit lain yang belum dilaksanakan audit,

dimana hasil audit sebelumnya menjadi acuan tindakan perbaikan dan

peningkatan pelaksanaan K3 yang berkelanjutan.

Inspeksi harian biasa dilakukan oleh safety officer tetapi yang lain juga

secara berkala melakukan inspeksi proyek untuk memenuhi rencana keselamatan

& kesehatan kerja (Safety & Health Plan) dalam hal ini mewakili Pemilik

proyek/owner, perusahaan asuransi dan dinas-dinas terkait dari instansi

pemerintahan. Seringkali dilakukan bersama dalam membantu Safety Officer

lapangan.

13. Investigasi Kecelakaan

Hal ini penting bahwa setiap kecelakaan harus di lakukan investigasi, seperti

penyebabnya, dan membuat laporan secara lengkap apa yang terjadi dan mengapa

bisa terjadi, sering dengan gambar. Laporan ini biasanya diperlukan oleh

perusahaan asuransi yang melindungi akibat adanya kerugian akan tetapi juga

penting untuk peningkatan kinerja K3 Kontraktor.

14. Fasilitas Kesehatan dan Testing Perobatan

Diperlukan pengaturan terhadap Rumah Sakit terdekat dan Dokter untuk

membantu bila terjadi kecelakaan setelah dilakukan pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) di lapangan, seperti halnya menetapkan dan menyiapkan

peralatan P3K sendiri. Pada proyek konstruksi besar yang biasanya dibiayai oleh
27

pemerintah, memerlukan program dari beberapa jenis pengujian obat terhadap

personel sebagai persyaratan K3 (Departemen Pekerjaan Umum, 2007).

2.3.3 Output Pelaksanaan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Menurut Occupational Health and Safety Assessment (OHSAS) hasil output

dari pelaksanaan rencana dari K3 dapat memberikan efek yang positif pada

kegiatan itu sendiri antara lain :

1. Mengurangi Cidera

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja di laksanakan dengan baik akan

mengurangi cidera pada tenaga kerja dan menaikan citra moril dari jumlah tenaga

kerja yang pernah terkait secara langsung maupun tidak langsung pada kegiatan

konstruksi tersebut.

2. Mengurangi Biaya Asuransi

Tingkat kecelakaan pada santunan biaya untuk pengobatan cidera merendah

yang akan berdampak mengurangi biaya premi asuransi.

3. Meningkatkan Reputasi

Pemilik proyek menjadi tertarik kepada kontraktor yang memiliki reputasi

yang baik dan bertanggung jawab terhadap seluruh pekerja yang terlibat ikut serta

dalam proyek konstruksi tersebut, pekerja juga akan cenderung menginginkan

bekerja dengan perusahaan yang mengutamakan pada Keselamatan & Kesehatan

Kerja.

4. Meningkatkan Produktivitas

Kecelakaan menghasilkan penurunan produktivitas di lapangan, yang mana

juga melemahkan keuntungan perusahaan kontraktor. Maka dari itu dengan


28

merencanakan dan tindakan mencegah terjadinya kecelakaan seminimal mungkin

akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan.

2.4 Kecelakaan Kerja


Menurut Australia/New Zealand Standard For Risk Management

(AS/NZS 4630) (2004) Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diinginkan

yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat mengakibatkan cidera/kematian

terhadap orang, kerusakan harta benda atau terhentinya proses produksi, semua

kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan namun berpotensial

menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan, atau kerugian lainnya. Kecelakaan

Kerja didefinisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang

dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian

kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian. Pengertian ini

digunakan juga untuk kejadian yang dapat menyebabkan merusak lingkungan.

2.4.1 Penyebab Kecelakaan Kerja


Penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi di tempat bekerja pada

dasarnya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu secara kondisi dan tindakan :

a. Kondisi berbahaya yang berkaitan dengan:

1). Mesin, peralatan, bahan, dan lain-lain.

2). Lingkungan kerja: kebisingan, penerangan, dan lain-lain.

3). Proses produksi: waktu kerja, sistem, dan lain-lain.

4). Sifat kerja.

5). Cara kerja.

b. Tindakan berbahaya yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor:


29

1) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.

2) Cacat tubuh yang tidak kelihatan.

3) Keletihan dan kelelahan.

4) Sikap dan tingkah laku yang tidak aman.

Menurut Winjani (2010) secara umum terdapat dua penyebab dari

terjadinya kecelakaan kerja yaitu penyebab langsung (immediate causes) dan

penyebab dasar (basic causes):

a. Penyebab Langsung

Penyebab langsung kecelakaan adalah suatu keadaan yang biasanya bisa

dilihat dan dirasakan secara langsung, dikarenakan adanya tindakan-tindakan

tidak aman (unsafe acts) dan kondisi- kondisi yang tidak aman (unsafe

conditions).

Dari beberapa hasil riset menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan

faktor penyebab utama kecelakaan kerja yang paling sering terjadi, berdasarkan

riset tersebut, 80% kecelakaan diakibatkan oleh tindakan tidak aman (unsafe act)

yang dan 20% oleh kondisi tidak aman (unsafe condition). Jadi, dapat

disimpulkan bahwa perilaku tidak aman (unsafe act) memegang pengaruh yang

besar terhadap kecelakaan kerja dibandingkan dengan kondisi tidak aman (unsafe

condition) perilaku tidak aman (unsafe act) adalah suatu tindakan seseorang yang

menyimpang dari aturan yang sudah ditetapkan dan dapat mengakibatkan bahaya

bagi dirinya sendiri, orang lain, maupun peralatan yang ada di sekitarnya.

Pendapat lain yang berkenaan, unsafe act adalah setiap perbuatan atau kondisi

tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan.


30

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsafe act adalah semua

tindakan yang dilakukan oleh seseorang (human factor), dimana tindakan tersebut

dapat membahayakan dirinya sendiri, orang lain, peralatan maupun lingkungan

yang ada di sekitarnya.

b. Penyebab Dasar

Faktor dari kepribadian dan faktor kerja/lingkungan kerja. Faktor

manusia/pribadi, antara lain karena: kurangnya kemampuan fisik, mental dan

psikologi, kurangnya/lemahnya pengetahuan dan ketrampilan/ keahlian, stres,

motivasi yang tidak cukup/salah. Sedangkan faktor kerja/ lingkungan, antara lain

karena: tidak cukup kepimpinan atau pengawasan, tidak cukup pengetahuan, tidak

cukup pembelian/pengadaan barang, tidak cukup perawatan, tidak cukup standar-

standar kerja, penyalahgunaan.

2.4.2 Teori Kecelakaan Kerja


Terdapat sejumlah teori tentang kecelakaan. Teori tersebut memberikan

pengertian terhadap tindakan preventif dan menggambarkan semua faktor yang

berkaitan terhadap terjadinya kecelakaan atau memperkirakan dengan alasan-

alasan yang akurat kemungkinan sebuah kecelakaan akan terjadi. Beberapa teori-

teori kecelakaan adalah sebagai berikut (Colling,1990):

1. Teori Domino Heinrich

Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor yang

saling berhubungan: kondisi kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak aman,

kecelakaan dan cedera. Heinrich (1931) berpendapat bahwa kecelakaan pada


31

pekerja terjadi sebagai rangkaian yang saling berkaitan. Mekanisme terjadinya

kecelakaan diuraikan dengan Domino Sequence berupa:

a. Ancestry and environment, yakni pada orang yang memiliki sifat tidak baik

yang diperoleh karena faktor biologi keturunan, pengaruh lingkungan dan

pendidikan, mengakibatkan seorang pekerja kurang hati-hati, dan banyak

membuat kesalahan.

b. Fault of person, merupakan rangkaian dari faktor keturunan dan lingkungan

tersebut di atas yang menjurus pada tindakan yang salah dalam melakukan

pekerjaan.

c. Unsafe act and mechanical or physical hazards, tindakan yang berbahaya

disertai bahaya mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya rangkaian

berikutnya.

d. Accident, peristiwa kecelakaan yang menimpa pekerja dimana pada umumnya

disertai dengan kerugian.

e. Injury, kecelakaan mengakibatkan cedera/luka atau berat, kecacatan dan bahkan

kematian.
32

Timeline

Gambar 2.2
Teori Domino Heinrich
(Sumber : Bhardwaj, 2010)

Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan. Jika

satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan

roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino yang telah kita

kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa

beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.

Menurut Heinrich (1931), kunci untuk mencegah kecelakaan adalah

dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor

penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak

aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan. Dengan penjelasannya


33

ini,Teori Domino Heinrich menjadi teori ilmiah pertama yang menjelaskan

terjadinya kecelakaan kerja.Kecelakaan tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib

sial atau karena peristiwa kebetulan.

Pada tahun 1967, Birds memodifikasi teori domino Heinrich dengan

mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu

kecelakaan, yaitu manajemen, sumber penyebab dasar, gejala, kontak, dan

kerugian. Dalam teorinya, Bird mengemukakan bahwa usaha pencegahan

kecelakaan kerja hanya dapat berhasil dengan mulai memeperbaiki manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja. Praktek di bawah standar (unsafe acts) dan

kondisi di bawah standar (unsafe conditions) merupakan penyebab langsung suatu

kecelakaan dan merupakan penyebab utama dari kesalahan manajemen.

2. Teori Swiss Cheese Model

Dalam teori ini, Reason (1990) membagi penyebab kelalaian/kesalahan

manusia menjadi 4 tingkatan diantaranya : tindakan tidak aman (unsafe acts),

pra-kondisi yang dapat menyebabkan tindakan tidak aman (preconditions for

unsafe acts), pengawasan yang tidak aman (unsafe supervision), pengaruh

organisasi (organizational influences). Berbeda dengan teori Domino Heinrich,

Swiss Cheese Model memberikan informasi perihal bagaimana suatu tindakan

tidak aman dapat terjadi. Informasi berikut, menunjukkan bagaimana terjadinya

suatu tindakan tidak aman itu, yang berasal dari manusia itu sendiri Types of

Human Errors:

1. Tindakan tidak aman (Unsafe Act) :

- Kesalahan (Errors)
34

- Pelanggaran (Violations)

2. Penyebab tindakan tidak aman (Preconditions for Unsafe Acts) :

- Kondisi operator (Conditions of operator)

- Kurangnya praktek dari operator (Poor practice of operator)

3. Pengawasan yang tidak aman (Unsafe Supervision) :

- Kurangnya pengawasan (Inadequate supervision)

- Perencanaan yang kurang tepat (Improper planning)

- Kesalahan yang tidak diperbaiki (Failure to correct problems)

- Pelanggaran dari pengawasan (Supervisory violation)

4. Pengaruh organisasi (Organizational Influences) :

- Iklim organisasi (Organizational climate)

- Proses organisasi (Organizzational process)

Dalam Swiss Cheese Model, berbagai macam types of human errors ini

merepresentasikan lubang pada sebuah keju. Jika keempat keju ini (unsafe act,

preconditions for unsafe acts, unsafe supervisions, and organizational influences)

sama-sama mempunyai lubang, maka kecelakaan menjadi tak terhindarkan.

Dalam berbagai aspek, teori ini mampu memberi banyak sumbangan atas

pencegahan kecelakaan kerja. Agar kecelakaan dapat dicegah, manajemen mesti

mengenali secara spesifik kemungkinan terjadinya kelalaian/kesalahan manusia

pada tiap tahapan pekerjaan yang dilakukan karyawan. Melalui pendekatan ini,

karyawan tidak lagi menjadi pihak yang dipersalahkan jika suatu kecelakaan

terjadi. Melalui Swiss Cheese Model, manajemen yang justru dituntut untuk

melakukan segala upaya yang diperlukan untuk melindungi karyawannya.


35

3. Teori Kecelakaan Pettersen

Model ini menyertakan 2 (dua) kemungkinan penyebab kecelakaan seperti

yang dikemukakan dari teori domino: kesalahan manusia atau kesalahan sistem.

Penyebab-penyebab kecelakaan dan atau insiden dapat bersumber dari salah satu

atau keduanya. Model ini menyatakan bahwa di belakang kesalahan manusia ada

3 (tiga) kategori besar: beban yang berlebih, rangkap, dan keputusan yang keliru.

Perbedaan yang utama adalah pada kategori ketiga yaitu keputusan yang keliru.

Kategori ini mengajukan bahwa para pekerja sering melakukan kesalahan melalui

keputusan-keputusan secara sadar atau tidak sadar. Berkali-kali pekerja akan

memilih untuk mengerjakan tugas dengan tidak aman karena sederhana saja, ini

lebih masuk akal dalam situasi mereka mengerjakannya dengan tidak aman

daripada mengerjakannya dengan aman, dikarenakan tekanan dari teman, prioritas

sistem dimana mereka berada, tekanan produksi, dan lain-lain. Teori ini

mengadopsi teori Ferell yang menyertakan kesalahan sistem disamping kesalahan

manusia. Teori ini mengkategorikan tiga kelompok besar penyebab kecelakaan

yaitu overload, ergonomic, dan pengambilan keputusan yang salah. Teori ini

mengemukakan bahwa pengambilan keputusan yang salah pada suatu kondisi

yang disadari atau secara tidak sadar bertindak tidak aman.

4. Teori Loss Causation Model

Loss Causation Model berisikan petunjuk yang memudahkan

penggunanya untuk memahami bagaimana menemukan faklor penting dalam

rangka mengendalikan meluasnya kecelakaan dan kerugian termasuk persoalan

manajemen. Bird dkk. (1985) menjelaskan bahwa suatu kerugian (loss)


36

disebabkan oleh serangkaian faktor-faktor yang berurutan seperti yang terdapat

dalam Loss Causation Model, yang terdiri dari:

1. Kurangnya pengendalian (Lack of Control)

Pengendalian adalah salah satu faktor penting dalam mencegah terjadinya

kecelakaan. Penyebab lack of control yaitu:

a. Inadequate programe; hal ini dikarenakan program yang tidak memadai dalam

hubungannya dengan ruang lingkup.

b. Inadequate programe standards; tidak spesifiknya standar, standar kurang jelas

atau standar tidak baik.

c. Inadequate compliance -with standards; kurang patuhnya terhadap pemenuhan

standar yang sudah ditetapkan merupakan penyebab yang sering terjadi.

2. Penyebab dasar (Basic Causes):

a. Personal dari faktor kepemirnpinan atau kepengawasan.

b. Faktor pekerjaan atau tidak sesuainya desain engineering.

3. Penyebab secara langsung (Immediate Causes)

Suatu kejadian yang secara cepat memicu terjadinya kecelakaan bila kontak

dengan bahaya. Immediate causes meliputi faktor sub-standard dan faktor kondisi.

Faktor substandard diantaranya tindakan tidak aman seperti mengoperasikan unit

tanpa ijin, faktor kondisi seperti kebisingan, ventilasi iklim kerja dan lain-lain.

2.4.3 Klasifikasi Kecelakaan


Menurut International Labour Organization (ILO) (1962) sebuah badan

yang menampung isu perburuhan internasional klasifikasi kecelakaan akibat kerja

adalah sebagai berikut (Winjani, 2010) :


37

1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan, antara lain:

- Terjatuh

- Tertimpa benda jatuh

- Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh

- Terjepit oleh benda

- Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

- Pengaruh suhu tinggi

- Terkena arus listrik

- Kontak dengan bahan-bahan yang berbahaya atau radiasi

2. Klasisfikasi menurut penyebab, antara lain:

- Mesin

- Alat angkut dan alat angkat

- Peralatan lain

- Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi

- Lingkungan kerja

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan, antara lain:

- Patah tulang

- Diskolasi atau keseleo

- Regang otot atau urat

- Memar dan luka dalam yang lain

- Amputasi

- Luka-luka lain

- Gegar dan remuk


38

- Luka bakar

- Keracunan-keracuan mendadak

- Akibat cuaca dan lain-lain

- Mati lemas

- Pengaruh arus listrik

- Pengaruh radiasi

- Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh, antara lain:

- Kepala

- Leher

- Badan

- Anggota atas

- Anggota bawah

- Banyak tempat

- Kelainan umum

2.4.4 Pencegahan Kecelakaan


Menurut Bennett dan Silalahi (1995) bahwa teknik pencegahan kecelakaan

harus didekati dengan dua aspek, yakni :

a. Aspek perangkat keras (peralatan, perlengkapan, mesin, letak, dsb).

b. Aspek perangkat lunak (manusia dan segala unsur yang berkaitan).

Kegiatan pencegahan kecelakaan dan keselamatan kerja ditindak lanjuti

dengan beberapa hal. Adapun halnya sebagai berikut :


39

a. Memperkecil/menekan kejadian yang membahayakan dari mesin, cara kerja,

material dan struktur perencanaan

b. Memberikan alat pengaman agar tidak membahayakan sumber daya yang ada

dalam perusahaan tersebut.

c. Memberikan pendidikan (training) kepada tenaga kerja atau karyawan tentang

kecelakaan dan keselamatan kerja.

d. Memberikan alat pelindung diri tertentu terhadap tenaga kerja

2.5 Analisis Bahaya


Peninjauan yang sistimatik terhadap proses proyek konstruksi untuk tujuan

identifikasi semua bahaya terhadap personel yang terlibat didalam pelaksanaan

konstruksi termasuk masyarakat atau pemasok barang yang keberadaanya

sebentar di lapangan. Biasanya dilaksanakan oleh tenaga ahli dibidang K3 (safety

engineer) kontraktor dengan bantuan struktur uraian pekerjaan (Work Breakdown

Structure) dan pengawasan pelaksanaan konstruksi, dimana hal ini bagian dari

identifikasi risiko. Organisasi bertanggung jawab menyusun dan memelihara

prosedur tentang perencanaanidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian,

dan dokumentasi dalam memenuhi kebijakan K3 yang ditetapkan.

Menurut Winjani (2010) data dari Labor Occupational Health Program

(1962) menyebutkan bahwa bahaya ditempat kerja adalah segala sesuatu di tempat

kerja yang dapat malukai pekerja, baik secara fisik maupun mental.

Bahaya merupakan potensi yang dimiliki oleh bahan/ material, proses atau

cara dari pekerja yang dapat menimbulkan kerugian terhadap keselamatan dan

kesehatan jiwa seseorang. Bahaya juga merupakan suatu sumber energi yang
40

dapat menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja, kerusakan pada peralatan,

lingkungan, dan struktur.

Jenis-jenis Bahaya
Menurut Soehatman (2009) jenis-jenis bahaya Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) saat berada di tempat kerja sebagai berikut :

1. Bahaya fisik (Physical Hazard) dapat berupa radiasi, temperatur ekstrim, cuaca,

pencahayaan, getaran, tekanan udara.

2. Bahan kimia (Chemical Hazard) bahaya berbentuk gas, cair, padat yang

mempunyai sifat racun (toxic), iritasi (irritant), sesak napas (asphyxia), mudah

terbakar (flammable), meledak (explosive), berkarat (corrosive).

3. Bahaya biologis (Biological hazard) bahaya yang dapat berasal dari

mikroorganisme khususnya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti

bakteri, jamur, virus.

4. Bahaya ergonomik merupakan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

pada tubuh secara fisik sebagai akibat dari ketidaksesusaian dan cara kerja yang

salah

5. Bahaya mekanis (Mechanical Hazard) bahaya yang terdapat pada benda-benda

yang bergerak serta dapat menimbulkan dampak luka bahkan kematian seperti

terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, terjepit.

6. Bahaya kelistrikan (Electrical hazard) merupakan bahaya yang berasal dari

arus aliran listrik.

7. Bahaya psikologi (Psychological Hazard Stress) dapat berupa tekanan

pekerjaan, kekerasan ditempat kerja, dan jam kerja yang panjang kurang teratur.
41

2.6 Risiko
Menurut Australia/New Zealand Standard atau disebut juga AS/NZS 4360

(2004), risiko adalah suatu kesempatan dari kejadian atau peristiwa yang dapat

menimbulkan dampak pada sasaran, risiko diukur berdasarkan adanya

kemungkinan terjadinya suatu kasus dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan.

Likelihood

Consequence

Gambar 2.3
Likelihood vs Consequences
(Sumber : Bhardwaj, 2010)

Gambar tersebut menunjukkan bahwa risiko tidak dapat hilang/menjadi

nol, bahaya akan selalu ada dalam semua aktifitas dan selalu memiliki

konsekuensi yang tidak diinginkan, dan kemungkinan terjadinya selalu ada.

Konsekuensi dan kemungkinan tersebut dapat dikurangi, tetapi tidak pernah dapat

dihilangkan, seperti yang gambar diatas, di mana kedua sumbu didekati selalu

bersifat asimtotik, yaitu melengkung dan tidak pernah mencapai nol. Satu-satunya
42

cara untuk mencapai operasi yang benar-benar bebas risiko adalah menghapus

bahaya sama sekali atau sehubungan dengan keselamatan dengan cara

menghentikan aktivitas.

Risiko dalam konteks K3 berarti berkaitan dengan besarnya kemungkinan

sumber bahaya yang timbul dan tingkat keparahan potensi kerugian yang muncul,

baik dampak kesehatan maupun yang lainnya.

Jenis-jenis Risiko
Pada Manajemen Risiko dalam perspektif K3, jenis risiko dapat

dikategorikan sebagai berikut (Soehatman,2009) :

a. Risiko Keselamatan (Safety Risk )

Risiko keselamatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan rendah

untuk terjadi tetapi memiliki konsekuensi besar.Risiko ini dapat terjadi sewaktu-

waktu, bersifat akut dan fatal. Kerugian-kerugian yang biasanya terjadi dalam

risiko keselamatan adalah cedera, kehilangan hari kerja, kerusakan property dan

kerugian produksi dan penjualan.

b. Risiko Kesehatan (Health Risk)

Risiko kesehatan adalah suatu risiko yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk

kterjadi tetapi memiliki konsekuensi yang rendah.Risiko jenis ini dapat terjadi

kapan saja secara terus- menerus dan berdampak kronik. Penyakit-penyakit yang

terjadi misalnya gangguan pernafasan, gangguan syaraf, gangguan reproduksi dan

gangguan metabolic atau sistemik.

c. Risiko Lingkungan (Enviromental Risk)


43

Risiko ini berhubungan dengan keseimbangan lingkungan. Ciri- ciri risiko

lingkungan adalah perubahan yang tidak signifikan, mempunyai masa laten yang

panjang, berdampak besar pada populasi atau komunitas, berubahnya fungsi dan

kapasitas habitat dan ekosistem serta kerusakan sumber daya alam

d. Risiko Keuangan (Financial Risk)

Risiko keuangan berkaitan dengan masalah ekonomi, contohnya adalah

kelangsungan suatu bisnis, asuransi dan inventasi

e. Risiko Umum (Public Risk)

Risiko ini berkaitan dengan kesejahteraan kehidupan orang banyak. Sehingga hal-

hal yang tidak diharapkan seperti pencemaran air dan udara dapat dihindari.

2.7 Manajemen Risiko


Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang

sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini

merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan

ketidakpastian, serta dapat memperkirakan dampak yang akan ditimbulkan dan

mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko tersebut.

Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon

bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam hal tindakan

manajemen risiko yaitu dalam prihal mencegah dan memperbaiki (Ibrahim,2011).

Prinsip filosofi dari manajemen risiko adalah merencanakan segala

sesuatunya dengan baik, dari yang terbaik serta bersiaplah menghadapi keadaan

yang terburuk (Soehatman, 2010).


44

0% Risk 100% Risk

Safe Player Risk Taker

100% Safe 0% Safe


CALCULATED
RISK

Gambar 2.4
Risk Calculated
(Sumber : Bhardwaj, 2010)

2.7.1 Tujuan Manajemen Risiko


Manajemen risiko pada dasarnya adalah bagian dari manajemen yang

terintegrasi dalam bertujuan untuk memaksimalkan kemajuan pencapaian

organisasi dengan cara meminimalkan kerugian yang dapat terjadi.

Tujuan dari manajemen risiko menurut AS/NZS 4360 (2004) adalah

sebagai berikut :

1.Membantu meminimalisasikan meluasnya efek yang tidak diinginkan terjadi.

2.Memaksimalkan pencapaian tujuan organisasi dengan meminimalkan kerugian.

3.Melaksanakan program manajemen secara efisien sehingga memberikan

keuntungan bukan kerugian.

4.Melakukan peningkatan pengambilan keputusan pada semua level.


45

5.Menyusun program yang tepat untuk menimalisasi kerugian pada saat terjadi

kegagalan.

6. Menciptakan manajemen proaktif bukan reaktif.

2.7.2 Manfaat Manajemen Risiko


Manfaat dari manajemen risiko adalah dapat mencegah perusahaan dari

kegagalan, yang mana sebagian besar dapat menghancurkan fasilitas/aset.

Menurut AS/NZS 4360 (2004) manfaat menerapkan manjemen risiko adalah :

1. Memperkecil kemungkinan suatu kejadian yang tidak diinginkan dan

mengurangi efek yang ditimbulkan dari kemungkinan tersebut.

2. Meningkatkan produktifitas kerja.

3. Membantu meningkatkan perencanaan kerja perusahaan yang efektif,

lingkungan kerja, produksi dan mencapai performa perusahaan yang lebih baik.

4. Mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi dan kemudahan untuk memenuhi

target perusahaan dan perlindungan aset.

5. Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

2.8 Identifikasi Risiko


Identifikasi risiko merupakan upaya untuk mengetahui adanya risko dan

menemukan Hazard / penyebab yang berpotensial menimbulkan risiko dalam

setiap aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan daftar

komprehensif tentang sumber risiko dan kejadian yang menyertainya agar tidak

menghambat pencapaian tujuan dari aktivitas itu sendiri (Wiyasa,2014).


46

2.9 Metode Identifikasi Risiko


Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam melakukan

identifikasi risiko untuk mengetahui faktor penyebab dan proses terjadinya

konsentrasi atau dampak. Beberapa contoh metode identifikasi risiko tersebut

adalah sebagai berikut (Wiyasa,2014) :

a. Preeliminary Hazard Analysis

Preeliminary Hazard Analysis adalah suatu metode yang dilakukan dalam

mengetahui bahaya-bahaya awal pada suatu sistem baru. Preeliminary Hazard

Analysis dilakukan jika tidak ada suatu informasi mengenai sistem tersebut.

b. Failure Mode Effect Analysis

Failure Mode Effect Analysis adalah suatu metode yang digunakan untuk

menganalisis sistem yang berhubungan dengan engineering yang mungkin

mengalami kegagalan dan efek yang ditimbulkan dari kegagalan. Failure

Mode Effect Analysis secara sistematis menilai komponen dari suatu sistem

tentang bagimana sistem dapat gagal lalu mengevaluasi efek dari kegagalan

tersebut, tingkat bahaya yang dihasilkan dari kegagalan dan bagaimana kegagalan

tersebut dicegah atau diminimalisasi

c. Check List

Check List digunakan sebagai cara untuk mengetahui kondisi awal pada

suatu kondisi yang meliputi aspek-aspek safety. Safety checklist dapat digunakan

untuk mengevaluasi perangkat peralatan, fasilitas, konsep design atau prosedur

operasi.

d. Hazard and operability Study


47

Hazard and operability Study (HAZOPS) dapat digunakan untuk

mengidentifikasi bahaya pada industri kimia. HAZOPS digunakan untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi proses yang berhubungan dengan safety dan

bahaya pada lingkungan dan memproses masalah yang dapat berdampak pada

efisiensi operasi.

e. Fault Tree Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis dapat digunakan untuk memprediksi dan mencegah

terjadinya kecelakaan atau digunakan sebagai alat investigasi setelah terjadi

kecelakaan.

f. Job Safety Analysis

Job Safety Analysis atau JSA adalah suatu proses yang dilakukan dalam

mengidentifikasi bahaya melalui langkah-langkah kerja yang ada. Setiap langkah

dianalisis untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan

pekerjaan tersebut.

2.10 Analisis Risiko


Analisis risiko merupakan kegiatan menganalisa suatu risiko dengan

menentukan besarnya kemungkinan terjadi dan tingkat dari penerimaan akibat

suatu risiko. Tujuan adalah untuk membedakan antara risiko kecil, risiko sedang,

dengan risiko besar dan menyediakan data untuk membantu evaluasi dan

penanganan risiko (AZ/NZS 4360). Faktor yang mempengaruhi dalam analisis

risiko adalah :

a. Sumber risiko
48

Merupakan asal atau timbulnya risiko yang dapat berupa material, yang

digunakan dalam proses kerja, peralatan kerja, kondisi area kerja dan perilaku

dari pekerja.

b. Probabilitas

Merupakan besaran kemungkinan timbulnya risiko. Ditentukan dengan

menganalisis frekuensi bahaya terhadap para pekerja, jumlah dan karakteristik

bahaya yang terpapar pada pekerja, jumlah dan karakteristik pekerja yang terkena

dampak bahaya, kondisi area kerja, kondisi peralatan kerja, serta efektifitas

tindakan pengendalian bahaya yang telah dilakukan sebelumnya. Faktor

probabilitas juga berkaitan dengan faktor perilaku pekerja dikarenakan kurangnya

pengetahuan dan kesadaran terhadap bahaya dan sumber risiko yang ada dalam

proses kerja dan di tempat kerjanya, keterbatasan kemampuan fisik dan mental

yang dimiliki pekerja saat pekerja seperti kondisi fisik pekerja yang sakit saat

melakukan pekerjaan atau stres yang dialami pekerja yang berpengaruh dalam

penurunan konsentrasi pekerja.

c. Konsekuensi

Merupakan besaran dampak yang ditimbulkan dari risiko. Ditentukan

dengan analisis atau kalkulasi statistik berdasarkan data-data yang terkait atau

melakukan estimasi subjektif berdasarkan pengalaman terdahulu.

2.10.1 Analisis Risiko Kualitatif


Metode kualitatif ini pada umumnya menggunakan tabulasi sifat

karakteristik penelitian melalui skala deskriptif seperti; tinggi, sedang, atau

rendah. Hasil dari analisis kualitatif berbentuk matriks risiko dengan dua
49

parameter, yaitu peluang atau kemungkinan (likelihood) terjadi dan akibat

(consequence). Menurut AS/NZS 4360 seperti tabel berikut :

Tabel 2.1
Skala ukur kualitatif dari likelihood

Level Deskripsi Definisi


Hampir
Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal, misalnya
5 pasti
kecelakaan di jalan raya yang padat
terjadi

Sering Terjadi beberapa kali dalam periode tertentu, misalnya


4
terjadi kecelakaan kereta api

Dapat Risiko dapat terjadi namun tidak sering misalnya, jatuh dari
3
terjadi ketinggian proyek

Kadang- Terkadang dapat terjadi, misalnya kebocoran pada instalasi


2
kadang nuklir

Jarang
1 Terjadi dalam keadaan tertentu, misalnya disambar petir
sekali
(Sumber: Soehatman, 2009)

Tabel 2.2
Skala ukur kualitatif dari konsekuensi
Level Deskripsi Definisi
Tidak Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada
1
signifikan manusia
Cedera ringan, P3K, kerugian sedang, tidak menimbulkan
2 Kecil
dampak serius terhadap kelangsungan bisnis
Cedera berat, perlu penanganan medis, kerugian finansial
3 Sedang
sedang

Cedera parah, kerugian berat, gangguan pada aktivitas serta


4 Berat
memberi dampak serius terhadap kelangsungan bisnis

Fatal bahkan meninggal, kerugian besar dengan dampak


5 Bencana
luas, terhentinya kegiatan
(Sumber: Soehatman, 2009)
50

Tabel 2.3
Matriks risiko kualitatif
Konsekuensi
Probality Tidak signifikan Kecil Sedang Berat Bencana
1 2 3 4 5
5 S T E E E
4 S T T E E
3 R S T T E
2 R S S T T
1 R R S S S

(Sumber: Soehatman, 2009)

Keterangan :

E- Risiko Ekstrim : Sangat berisiko, butuh tindakan cepat

T- Risiko Tinggi : Risiko besar, butuh perhatian manajemen puncak

S- Risiko sedang : Tanggung jawab manajemen harus spesifik

R- Risiko rendah : Risiko dapat diterima, ditangani dengan prosedur rutin

Tingkat risiko (level of risk) pada analisis ini merupakan hasil perkalian

dari risiko-risiko keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan pekerjaan.

Nilai risiko = Likelihood (L) x Consequences (C)

Tingkat risiko metode analisis dibagi ke dalam beberapa kategori yang dapat

dilihat pada tabel 2.4


51

Tabel 2.4
Level risiko berdasarkan standar AS/NZS4360

RISIKO
SANGAT Risiko tidak dapat diterima, kegiatan tidak boleh dilanjutkan sampai
TINGGI keadaan tertentu/ upaya mereduksi risiko
15- 25

RISIKO
Risiko perlu pertimbangan untuk direduksi, kegiatan tidak boleh
TINGGI
dilanjutkan, jika dilanjutkan perlu tindakan segera
8 - 12

RISIKO
Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, disesuaikan dengan perhitungan
SEDANG
biaya pencegahan dan waktu yang diperlukan
4-6

RISIKO
RENDAH Risiko dapat diterima, pengendalian tambahan tidak diperlukan
1-3

(Sumber : AS/NZS4360, 2004)

2.10.3 Analisis Risiko Kuantitatif


Analisis kuantitatif merupakan analisis yang mempergunakan perhitungan

probabilitas kejadian dengan data numerik tidak berupa peringkat, konsekuensi

dihitung menggunakan permodelan hasil dari kumpulan kejadian atau eksperimen

terdahulu, sedangkan probabilitas dihitung dari paparan dan likelihood untuk

menetapkan tingkatan yang terjadi.

2.11 Evaluasi Risiko


Tingkat atau peringkat dari risiko merupakan alat yang sangat penting

pada manajemen dalam pengambilan keputusan, karena melalui peringkat risiko


52

pihak manajemen dapat menentukan prioritas dan penanganan saat

mengalokasikan sumber daya pada tahap pekerjaan konstruksi berlangsung. Pada

evaluasi risiko akan diperoleh gambaran-gambaran informasi tentang risiko yang

ada dalam parameter biaya maupun parameter lainnya. As Low As Reasonably

Practicable (ALARP) merupakan salah satu konsep praktis dalam mengevaluasi

prioritas dari risiko tersebut menimbang terhadap terjadinya risiko, dana, dan

waktu untuk mengendalikannya dilapangan. Menggunakan metode dengan konsep

ini dapat memungkinkan dan memudahkan kita dalam menetapkan tujuan dan

tugas para duty-holders secara non preskriptif (Bhardwaj, 2010).

Menurut AS/NZS 4360 (2004) ada tiga kategori region pada ALARP

untuk meninjau peringkat risiko antara lain :

1. Dapat diterima secara luas (broadly acceptable)

2. Dapat ditoleransi (tolerable)

3. Tidak dapat diterima/ tidak dapat ditoleransi (unacceptable)


53

Gambar 2.5
Regional ALARP
(Sumber : Bhardwaj, 2010)

2.12 Pengendalian Risiko


Pengendalian risiko merupakan langkah terpenting dalam menentukan

alternatif-alternatif pada pilihan yang tersedia setelah diketahuinya potensi dan


54

besarnya risiko yang ada. Berikut beberapa alternatif sebagai pendekatan dalam

pengendalian risiko (AS/NZS 4360, 2004) :

a.) Menghindari risiko/ tidak mengambil risiko

b.) Mengurangi kemungkinan terjadi (reduce likelihood)

Mengurangi segala kemungkinan-kemungkinan terjadinya risiko dengan

macam pendekatan seperti : jam kerja, ijin kerja, budaya K3, eliminasi, isolasi,

dan pengendalian jarak.

c.) Mengurangi konsekuensi kejadian (reduce consequence)

Risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya secara total dengan

pertimbangan teknis dan ekonomis yang membuat risiko itu akan tetap ada.

Konsekuensi dari suatu kejadian dapat direduksi dengan penerapan system

tanggap darurat yang terencana dengan baik.

d.) Pengalihan risiko (risk transfer)

Pengalihan risiko ini berupa ambil alih pihak lain yang berkompeten

terhadap risiko yang dapat terjadi, dengan bidang khusus tanggungan risiko

dialihkan atau dipusatkan kepada pihak penanggung. Dengan ini konsekuensi

yang terjadi ditransfer risikonya kepada pihak asuransi.

2.12.1 Tindakan Pengendalian


Risiko dapat dikendalikan/ dikelola melalui beberapa teknik dan pilihan

teknologi yang tersedia dalam usaha pencegahan maupun pengendalian dengan

pertimbangan biaya, efisiensi, dan efektivitasnya (Bhardwaj, 2010).


55

Eliminasi `

Substitusi

Isolasi

Engineering

Administrasi

APD Pilihan Terakhir

Gambar 2. 6
Skema tindakan pengendalian
(Sumber : Bhardwaj, 2010)

a.) Eliminasi

Potensi dari sumber dari risiko/ bahaya yang dapat terjadi dihilangkan,

maka risiko menyisakan kemungkinan kecil untuk terjadi.

b.) Subtitusi

Sumber bahaya yang tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan karena

pertimbangan tertentu pada pelaksanaan, dapat diganti dalam penentuan alternatif

lainnya dengan sumber yang intensitasnya lebih rendah.

c.) Isolasi

Sumber bahaya yang masih ada, dengan intensitas yang berkurang bahkan

nihil kejadian. Menempatkan sumber bahaya terisolir dari para pekerja.


56

d.) Engineering

Sumber dari bahaya dikelola secara teknis dengan menentukan jarak aman

yang dapat menjauhkan para pekerja dari sumber bahaya, semakin jauh sumber

bahaya semakin kecil pula paparan yang akan diterima.

e.) Administrative

Sumber bahaya dikelola melalui pendekatan-pendekatan administratif

seperti pengaturan jam kerja, shift kerja, prosedur kerja yang aman, dan pemilihan

pekerja yang selektif.

f.) APD (Alat Pelindung Diri)

Pilihan terakhir yang tujuan dari penggunaannya sendiri untuk mengurangi

dampak/ akibat dari penerimaan risiko dari sumber bahaya, sebagai perlindungan

dan rasa aman dalam melaksanakan pekerjaan.

2.13 Penelitian Sebelumnya


Terdapat beberapa penelitian yang menjadi refrensi dari proposal tesis ini

sebagai berikut :

1. Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek

Pembangunan Ciputra World Jakarta (Wiyasa),2014. Dengan menggunakan

metode kuisioner untuk mengidentifikasi risiko berkesimpulan : Terdapat 262

jenis risiko yang teridentifikasi melalui kuisioner dan 80 jenis risiko diantaranya

tergolong risiko dengan kategori dominan (major risk) maka dari itu, dilakukan

pengendalian risiko melalui tindakan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :


57

a.) Pendekatan Teknis (engineering control), dengan cara memperbaiki desain

alat/ pemasangan alat pengaman tertentu misalnya, memasang tali kendali pada

semua operasi pengangkatan yang dilakukan menggunakan Tower Crane sehingga

beban dapat dikendalikan pada jarak yang aman serta mencegah beban jatuh pada

tempat yang tidak diharapkan.

b.) Pendekatan Administrasi, dengan mengatur jadwal kerja, waktu istirahat/ libur

yang cukup, dan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

c.) Pendekatan Manusia, dengan cara memberikan pelatihan kerja kepada para

pekerja baru sebagai pendukung kerja agar melakukan pekerjaan secara aman.

2. Analisis Kualitatif Hubungan Antara Hasil Analisis Risiko Keselamatan

Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja yang Telah Terjadi pada pekerja di unit

Shredder Facility PT Holcim Indonesia Tbk (Winjani),2010. Sesuai dengan tujuan

Sistem Manajemen K3 untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit

akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif, maka

haruslah dibentuk suatu tim yang ringkas tetapi memiliki kemampuan cepat dalam

pembuatan peraturan, standar K3 perusahaan dan materi pelatihan untuk

mengembangkan sistem manajemen K3 di tempat kerja.

3. Identifikasi dan Analisis Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

Area Produksi di PT. Sierad Produce,Tbk (Khurnia, 2012). Pemberian pelatihan

kepada pekerja dirasa sangat penting untuk mengenali potensi bahaya dan risiko

di tempat kerja serta melakukan sosialisasi secara rutin mengenai K3 terutama

pada area-area yang secara potensial mengundang kecelakaan kerja.


58

2.14 Identifikasi dan Sumber Risiko K3 Pada Proyek Konstruksi


Menurut Wiyasa (2014) proses identifikasi risiko dapat dibedakan menurut
sumber risiko yang ada, berikut adalah proses pengidentifikasian risiko K3
berdasarkan dari sumber penyebab kecelakaan pada tahapan pekerjaan konstruksi
yaitu seperti pada Tabel.2.5 berikut :
Tabel 2.5
Identifikasi risiko berdasarkan sumber risiko
Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
Penyimpanan Bahan 1 Kebakaran X
Kimia Cat 2 Iritasi pada kulit X

3 Menghirup racun X

Penyimpan bahan 4 Iritasi X


Kimia Semen 5 Menghirup debu X

6 Tertimpa tumpukan semen X

Penyimpanan Bahan 7 Kebakaran X


Bakar / Olie 8 Iritasi pada kulit X

9 Menghirup racun X

Penyimpan Tabung 10 Meledak / Kebakaran X


Gas 11 Menghirup Racun X

12 Tertimpa / Tersandung X
Tabung
Penyimpanan Spare 13 Tersandung X
Part Mesin 14 Terbentur X

15 Tertimpa / Tersandung X

Bahan Beracun 16 Meledak / Kebakaran X


Lainnya 17 Menghirup Racun X

18 Iritasi pada kulit X

19 Iritasi pada mata X


Erection Tower Crane 20 Jatuh tergelincir X

21 Jatuh dari ketinggian X

(Sumber : Wiyasa,2014)
59

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
22 Tersengat listrik X

23 Terjepit X

Erection Passenger 24 Jatuh tergelincir X


Hoist 25 Terjepit X

26 Jatuh rem otomatis rusak X

27 Kejatuhan X

Erection Lift Barang 28 Jatuh dari ketinggian X

29 Terjepit X

30 Tersengat listrik X

31 Kejatuhan X

Pengoprasian TC 32 Jatuh dari ketinggian X

33 Muatan jatuh / lepas X

34 Terbentur muatan TC X

35 Tersambar petir X

36 Tali sling putus X

37 TC roboh /patah X

Oprasiona Passenger 38 Jatuh dari ketinggian X


Hoist 39 Muatan jatuh / lepas X

40 Tali sling putus X

41 Terjepit X

Pemasangan Safety 42 Tergores X


Net 43 Kejatuhan material X

44 Jatuh dari ketinggian X

Pemasangan Reiling 45 Jatuh dari ketinggian X


Pengaman 46 Tergores X

47 Tersengat listrik X

Pengoprasian lift 48 Muatan jatuh / lepas X


barang 49 Terjepit X

(Sumber : Wiyasa,2014)
60

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
50 Kejatuhan material X

Erection Gondola 51 Jatuh dari ketinggian X

52 Terjepit X

53 Tersengat listrik X

54 Kejatuhan X

Oprasional Gondola 55 Jatuh dari ketinggian X

56 Tali sling putus X

57 Terjepit X

Pekerjaan Galian/ 58 Terkena Swing Excavator X


Excavation dengan 59 Excavator Terguling X
Alat
60 Nafas sesak alibat debu X
galian
61 Terkubur longsoran tanah X
dari atas
62 Terjatuh kedalam lubang X
galian
Mengangkut tanah 63 Dump truck terjatuh X
hasil galian kedalam galian
64 Terlindas/ tertabrak Dump X
Truck
65 Terkena swing excavator / X
terbentur alat berat
66 Dump Truck jatuh ketepi X
galian
Pengurugan Tanah / 67 Terbentur alat berat X
Pasir
68 Nafas sesak karena debu X

69 Iritasi mata X

70 Terlidas/ tertabrak Dump X


Truck

(Sumber : Wiyasa,2014)
61

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
Pemadatan tanah 71 Kaki terlindas alat X
dengan babby roller / 72 Gangguan pendengaran X
stamper
73 Gangguan physicologis X
akibat getaran alat
Dewatering 74 Pekerja terperosok X
kedalam galian
75 Gangguan pendengaran X

76 Tersengat listrik mesin X


pompa
77 Terbentur/ tertimpa pipa X
bor pada saat pengeboran
Pondasi Bore Pile 78 Terbentur pipa casing saat X
Instalasi casing pengangkatan
sementara 79 Kejatuhan pipa casing saat X
pengangkatan akibat sling
putus
80 Tangan tergores pipa X
casing
81 Gangguan pendengran X

Pek. Boring Pile 82 Terbentur alat bor (auger) X

Pek. Boring 83 Kejatuhan auger saat X


pengangkatan akibat sling
putus
84 Tangan tergores auger X

85 Terprosok lubang hasil X


boring
Penurunan steel cage 86 Tangan tergores X
kedalam lubang bor 87 Terbentur rangkaian besi X
saat memasukan ke lubang
bor
88 Kejatuhan steel cage saat X
pengangkatan akibat sling
putus

(Sumber : Wiyasa,2014)
62

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
Pek. Pengecoran 89 Tertabrak truck mixer X
beton (casting) 90 Terkena percikan beton X

91 Iritasi kulit X

92 Terbentur pipa tremi X

93 Kejatuhan pipa tremi saat X


pengangkatan akibat sling
putus
Pek. Bekisting 94 Tertimpa tumpukan X
Pengangkutan material
material dari truk ke 95 Tertabrak truk/truck crane X
workshop 96 Tangan tergores X

97 Kepala terbentur X

Pemotongan kayu/ 98 Tertimpa tumpukan X


playwood kayu/plywood
99 Jari terpotong mesin X

100 Tersengat listrik X

101 Gangguan pendengaran X

102 Mata kemasukan serbuk X


kayu
Perakitan Bekesting 103 Jari terjepit palu X

104 Jari tertusuk paku X

105 Jari terkena gergji X

106 Tertimpa tumpukan X


bekersting
Pengangkatan 107 Tertimpa / terjepit X
begesting ke area tumpukan begesting
proyek 108 Tertabrak truck crane X

109 Tangan tergores X

110 Kepala terbentur begesting X

Pekerjaan pembesian 111 Tertimpa / terjepit X


Pengangkutan besi tumpukan besi

(Sumber : Wiyasa,2014)
63

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
dari truck ke 112 Tertabrak truck crane X
workshop 113 Tangan tergores / tertusuk X
besi
Pemotongan / 114 Tertimpa tumpukan besi X
pembengkokan 115 Jari terjepit Bar Cutter X

116 Tersengat listrik X

117 Tangan tergores X

Perakitan besi 118 Tangan tertusuk kawat X


bendrat
119 Tangan terjepit gum X

120 Tangan / Kaki kejatuhan X


besi
121 Tertusuk / Tersandung X
potongan besi
Pengangkatan besi ke 122 Tertimpa tumpukan besi X
area proyek 123 Tertabrak truck crane X

124 Tangan tergores X

Pemasangan/ 125 Scafolding roboh X


Platform Scafolding 126 Terjatuh X

127 Kepala terbentur X

128 Kepala terbentur X

Pemasangan 129 Terjatuh dari ketinggian X


bekesting Kolom, 130 Kejatuhan begesting X
Balok, Lantai &
131 Tangan terkena gergaji X
Dinding
132 Kaki tertimpa bekesting X

Pemasangan besi 133 Terjatuh dari ketinggian X


Pemasangan besi 134 Kepala terbentur X
Kolom, balok dan
135 Tangan terjepit X
Dinding
136 Tertimpa besi X

137 Kaki tertusuk besi X

(Sumber : Wiyasa,2014)
64

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
Pemasangan besi 138 Terperosok jatuh X
lantai 139 Kaki tersandung/ tertusuk X
besi
140 Tangan terjepit X

141 Terjatuh dari ketinggian X

142 Tertimpa besi X

Pekerjaan pengecoran 143 Sling putus bucket terjatuh X

144 Tertabrak / tertimpa bucket X


Pengecoran Kolom
145 Terjatuh dari ketinggian X
dengan Bucket
146 Tertimpa vibrator X

147 Iritasi tangan X

Pengecoran Balok, 148 Terjatuh dari ketinggian X


Lantai dan Dinding 149 Iritasi tangan X
dengan concrete
150 Tertabrak / tertimpa pipa X
pump
151 Kaki tersandung/ tertusuk X
besi
Jacking Balok 152 Terjatuh dari ketinggian X
Prategang 153 Iritasi tangan X

154 Kejatuhan alat jacking X

155 Tersengat listrik X

Pemasangan plat 156 Terjatuh dari ketinggian X


dinding/balok 157 Terjepit / terbentur plat X
prategang dinding
menggunakan TC 158 Tertimpa plat dinding X

159 Tangan tergores X

Pemasangan canopy 160 Terjatuh dari ketinggian X


dengan baja WF 161 Terbentur baja WF X

162 Tertimpa baja WF X

163 Radiasi Mata karena sinar X


las

(Sumber : Wiyasa,2014)
65

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
164 Tangan terkena las X

165 Tangan terkena gerindra X

166 Tangan terkena alat bor X

167 Tabung gas meledak X

Pemasangan Bata 168 Mata terkena percikan X


Hebel < 1 m mortar
169 Kejatuhan material X

170 Kulit terkena percikan X


mortar
Pemasangan Bata 171 Mata terkena percikan X
Hebel > 1 m mortar
172 Kejatuhan material X

173 Kulit terkena percikan X


mortar
174 Tertimpa pasangan Hebel X
yang rubuh
175 Jatuh dari ketinggian X

Pekerjaan kolom / 176 Tangan tergores X


balok praktis 177 Kaki tertusuk besi X

178 Kepala terbentur besi X

Memasang 179 Tertimpa kusen / pintu X


kusen/pintu kayu 180 Tangan terkena palu X

181 Kepala terbentur kayu X

Memasang kusen 182 Tersengat listrik X


jendela + kaca 183 Tertimpa kaca X
aluminium pada
184 Tangan terkena gerinda X
dinding luar
185 Gondola terperosok X

Pekerjaan plesteran 186 Mata terkena percikan X


dinding dalam mortar
187 Kulit terkena percikan X
mortar

(Sumber : Wiyasa,2014)
66

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
188 Terjatuh X

Pekerjaan Acian 189 Mata terkena percikan X


dinding luar mortar
190 Kulit terkena percikan X
mortar
191 Jatuh dari ketinggian X

192 Gangguan physikologis X


ketinggian
193 Gondola terperosok X

Pekerjaan pasangan 194 Tangan terkena gerinda X


keramik lantai 195 Mata terkena percikan X
keramik
196 Menghirup debu X

Pekerjaan pasangan 197 Tangan terkena gerinda X


keramik dinding 198 Mata terkena percikan X
keramik
199 Menghirup debu X

200 Mata terkena percikan X


mortar
201 Terjatuh dari ketinggian X

202 Bising X

Pekerjaan water 203 Jatuh X


proffing (coating 204 Kejatuhan material X
system)
205 Jatuh dari ketinggian X

Pekerjaan water 206 Jatuh terpeleset X


proffing (membrane 207 Kejatuhan material X
system)
208 Jatuh dari ketinggian X

209 Tangan terkena api X

210 Tabung gas meledak X

Pekerjaan pengecatan 211 Jatuh terpeleset X

(Sumber : Wiyasa,2014)
67

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
212 Kejatuhan material X

213 Iritasi pada tangan X

Pekerjaan 214 Tersengat listrik X


pemasangan plafond 215 Mata kemasukan debu X
gypsum
216 Tangan tergores cutter X

217 Terjatuh X

Pekerjaan 218 Mata terkena percikan X


pemasangan eksternal mortar
clading 219 Kulit terkena percikan X
mortar
220 Terjatuh dari ketinggian X

221 Gondola terperosok X

Pekerjaan screed 222 Mata terkena percikan X


mortar
223 Kulit terkena percikan X
mortar
224 Lift terperosok X

225 Tersengat listrik alat X


penghalus lantai
Pekerjaan floor 226 Terpleset / terjatuh X
hardener 227 Kulit terkena percikan X
mortar
228 Tersengat listrik X

Pemasangan 229 Terjatuh dari ketinggian X


plumbing dan fire 230 Kejatuhan material X
fighting
231 Kebakaran akibat mesin las X

232 Tabung gas meledak X

233 Mata terkena gram besi X

234 Tangan terkena api las X

Pemasangan material 235 Terjatuh dari ketinggian X

(Sumber : Wiyasa,2014)
68

Sumber Risiko
Jenis Pekerjaan No Identifikasi Risiko
Peo. Equ. Mat. Env.
utama pek. mekanikal 236 Kejatuhan material X

237 Kebakaran akibat mesin las X

238 Tabung gas meledak X

239 Mata terkena gram besi X

240 Tangan terkena api las X

241 Tersengat listrik X

Pekerjaan instalasi 242 Tersengat listrik X


listrik, genset dan alat 243 Terjatuh dari ketinggian X
elektrik lainnya
244 Kejatuhan material X

Pekerjaan 245 Terjatuh dari ketinggian X


pemasangan lift 246 Tersengat listrik X

247 Kejatuhan material X

Mengebor gantungan 248 Tersengat listrik X


instalasi 249 Terjatuh dari ketinggian X

250 Mata terkena serpihan X


beton
Pemasangan kabel 251 Tangan tergores X
tray 252 Kejatuhan ducting X

253 Terjatuh dari ketinggian X

Pemotongan pipa 254 Mata terkena percikan api X


dengan cuting wheel 255 Tersengat listrik alat bor X

256 Jari terkena alat potong X

Snay pipa dan 257 Jari terpotong X


pemasangan 258 Jari tertusuk sisa snay X

259 Terhirup bahan kimia X

Pemotongan pipa 260 Tangan terkena semburan X


dengan las api
261 Mata terkena percikan api X
262 Tabung meledak X
(Sumber : Wiyasa,2014)
69

2.15 Identifikasi Risiko K3


Potensi bahaya diidentifikasi dari tahap pekerjaan, proses, dan aktivitas
yang dikerjakan. Dilakukan pengamatan tentang potensi bahaya yang dapat terjadi
sebagai bahan diskusi untuk mengetahui faktor penyebab (causal) dari potensi
bahaya. Berdasarkan studi literatur yang diperoleh dari hasil penelitian
sebelumnya, observasi, serta melakukan brainstorming dengan kelompok tim
kerja yang terkait dengan proyek Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort
Petitenget, terdapat 4 sumber yang dalam proses interaksinya dapat menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja antara lain: people, equipment, material, environment
(PEME). Dari proses diskusi terdapat sebanyak 13 jenis potensi bahaya baru
yaitu: 1.Pembebanan struktur/infrastruktur melewati kapasitas kendaraan alat
berat, 2.Tertimpa alat saat loading/unloading, 3.Kotoran proyek yang menempel
pada ban saat keluar area proyek, 4.Terkena alat kerja, bodem SPT, angker saat
penyelidikan tanah, 5.Terkena benda tajam kasat mata di area penyelidikan tanah,
6.Terperososk kedalam lubang galian manual, 7.Kaki tergencet stamper pada saat
pemerataan lahan, 8.Gangguan fisik dan pendengaran dari getaran alat mekanis,
9.Kaki terlindas maneuver backhoe, 10.Alat berat yang terguling karena area
galian amblas/longsor, 11.Tersiram/tertimbun muatan tanah galian, 12.Terkena
benda tajam pada genangan air di lingkungan proyek, 13.Terperosok kedalam
lubang pengeboran bor pile. Total terdapat 275 jenis risiko K3 pada proyek
Pembangunan Jambuluwuk Hotel & Resort Petitenget yang dibagi berdasarkan
tiga tahapan pekerjaan antara lain : Tahap Pekerjaan Persiapan, Tahap Pekerjaan
Struktur, dan Tahap Pekerjaan ME ditampilkan seperti pada Tabel.2.6 berikut :
70

Tabel 2.6
Identifikasi dan sumber risiko K3 melalui JSA (Job Safety Analysis)
J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Tahapan Persiapan Perapihan dan Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan Mobilisasi Alat Pembersihan Lokasi dan helm)
Kerja
Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Pembuatan Pagar Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Pengaman dan dan helm)
Papan Nama Proyek
Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dari seng dan kayu
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual

Mobilisasi / Pembebanan struktur / Kerusakan × Dilakukan Perbaikan segera setelah terjadi


Demobilisasi Alat infrastruktur oleh kendaraan lingkungan area kerusakan (rekondisi)
Berat dan / alat berat kerja
Kendaraan Material
Terkena manuver alat berat Luka, Cidera, × Traffic manajemen ( Pengaturan lalu lintas
dan kendaraan Meninggal pada kendaraan)
Paparan debu tanah akibat Gangguan × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
keluar masuk kendaraan dan kesehatan Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
alat berat penggunaan APD (Kaca Mata) untuk
pekerja yang melintasi area

Loading / Tertimpa alat pada saat Luka, Cidera, × Traffic manajemen & IK Alat Kerja
Unloading Alat loading/unloading Meninggal Mekanis
Berat ; Truck
Loader, Dozer, Kotoran yang menempel Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
Excavator, Backhoe pada ban keluar area proyek Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
penggunaan APD (Kaca Mata) untuk
pekerja yang melintasi area

Site Office, Tempat Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Tidur Pekerja, dan helm)
Gudang dan
KM/WC Pekerja Tertimpa balok baja Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Meninggal dan helm), IK Alat Kerja Manual

Terbakar pada saat Luka, Cidera × Pakai Masker Las, Sarung Tangan Las,
pengelasan Celemek/ Appron dan Sepatu las

Jatuh dari ketinggian saat Luka, Cidera, × Memakai safety belt


pemasangan rangka, dinding Meninggal
dan atap

Pemasangan Atap Paparan serbuk asbes Gangguan × Dilakukan pengecatan pada bagian bawah,
Asbes Direksi Keet kesehatan dilakukan segera penggantian jika ada atap
asbes yang rusak
71

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
Pengadaan Instalasi Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Air (pemasangan mata dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
pipa) Manual
Terkena alat kerja, kunci pipa Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual

Terpeleset area licin Luka, Cidera × Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu
Awas Licin

Pengadaan Instalasi Tersengat listrik Kematian × Pakai Sepatu Boot Karet, IK. Pekerjaan
Kabel Listrik dan Jaringan Listrik
Kabel Telepon

1.2 Gudang Tempat Tersandung Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Penyimpanan Penyimpanan Alat, dan helm)
/Logistik Spare Part, dan
Mesin Kerja Terbentur Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Tergores alat bermata tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual

Tertimpa alat berbahan besi Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual

Penyimpanan Bahan Kebakaran dari bahan mudah Luka, Cidera, × Menyediakan APAR (Alat Pemadam Api
Bakar, Kimia, terbakar Meninggal Ringan)
Semen
Iritasi terkena kulit, mata Gangguan × Pakai APD (Sepatu kerja, sarung tangan,
kesehatan helm, kaca mata)

Menghirup racun Gangguan × Menggunakan masker


kesehatan
Tergelincir cairan kimia Luka, Cidera × Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu
Awas Licin
1.3 Pengukuran Awal Topography Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
mata dan helm)

Tersandung karena jalan Luka, Cidera × Pakai sepatu kerja


tidak rata
Terkena alat kerja, paku Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual

Penyelidikan Tanah Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
mata dan helm)

Tersandung karena jalan Luka, Cidera × Pakai sepatu kerja


tidak rata

Terkena alat kerja, bodem Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
SPT, Angker dsb dan helm)
TOTAL JUMLAH RISIKO 9 6 4 13 32
72

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
II. PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 Pekerjaan Galian : Galian Tanah Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Pile Cap, Plate Manual yang digunakan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Basement, Menggunakan Manual
Sekrop dan Cangkul Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera × Pemasangan rambu area galian
galian
Tergelincir lumpur / licin Cidera × Pakai Sepatu Boot Karet dan pasang rambu
Awas Licin
Urugan Tanah Pasir Percikan debu pasir Gangguan × Menggunakan Safety google/ kaca mata
dan Pemadatan kesehatan
Menggunakan Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Stamper yang digunakan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Kaki tergencet stamper Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Gangguan fisik dan Gangguan × Menggunakan earplug/ penutup telinga &
pendengaran dari getaran alat kesehatan Ik, Alat Kerja Manual

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Pembersihan Puing Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Bangunan Lama yang digunakan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Pada Area Galian Manual
Pile Cap, Plate Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Basement, dan helm)
Basement, Tie Percikan puing Gangguan × Pakai APD dan kaca mata
Biem, GWT, Pit kesehatan
Lift menggunakan
Terlindas, terkena manuver Luka, Cidera, × Traffic manajemen, APD, memasang rambu
backhoe
backhoe Meninggal & IK Alat Mekanis

2.2 Galian Tanah Penggalian tanah Terkena Manuver Excavator Luka, Cidera, × IK. Pengoperasian Alat Mekanis
Mekanis dengan alat Meninggal
Excavator
Alat berat terguling karena Luka, Cidera, × IK. Pengoperasian Alat Mekanis
area galian longsor / amblas Meninggal
Pekerja jatuh kedalam area Luka, Cidera, × Memasang rambu, guard line
galian Meninggal
Pemindahan Tanah Terkena Manuver Excavator Luka, Cidera, × IK. Pengoperasian Alat Mekanis
Galian Meninggal
menggunakan
Tersiram, tertimbun muatan Luka, Cidera, × Memasang rambu, guard line
excavator
tanah galian Meninggal
73

J OB SAFETY AN AL YSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
2.3 Loading Tanah ke Manuver Truk di Terkena manuver truk Luka, Cidera, × Traffic manajemen, APD, memasang rambu
truk Lokasi galian Meninggal & IK Alat Mekanis

Muatan Tanah oleh Terkena manuver Excavator Luka, Cidera, × IK. Pengoperasian Alat Mekanis
Excavator ke Truk Meninggal
Loader Tersiram, tertimbun muatan Luka, Cidera, × Memasang rambu, guard line
tanah galian Meninggal
2.4 Pekerjaan Instalasi Listrik Terkena sengatan listrik, pada Kematian × IK. Pekerjaan Pada Jaringan Listrik
Dewatering pada Pompa area basah
Pengering Gangguan pendengaran dari Gangguan × Memakai Ear Plug
alat pompa kesehatan
Terkena benda tajam pada Luka, Cidera × APD (Sepatu)
genangan air
2.5 Instalasi Soldier Mobilisasi & Terkena manuver alat dan Luka, Cidera, × Traffic manajemen ( Pengaturan lalu lintas
Pile, Retaining Wall Demobilisasi alat kendaraan Meninggal pada kendaraan)
pengeboran
Terkena longsor galian Luka, Cidera, × Memasang rambu, guard line
Meninggal
Pengeboran Soldier Terkena manuver alat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Pile pengeboran dan helm)
Terperosok kedalam lubang Cidera × Memasang rambu, guard line
pengeboran
Tergelincir lumpur / licin Cidera × Memasang rambu, guard line

Pemasangan Pipa Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Chasing Tremi yang digunakan dan helm)
Terbentur, Tergores pipa Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
tremi dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Pembesian untuk Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Soldier Pile yang digunakan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Tertusuk kawat bindrat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertusuk benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terjepit rangkaian besi Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Pengecoran Beton Terkena manuver Truk Mixer Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu
Soldier Pile & IK Alat Mekanis

Tertimpa bucket Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
pengecoran lubang dan helm)

Lingkungan kotor akibat Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
ceceran beton dan lumpur Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
yang menempel pada
kendaraan/ Mixer yang keluar
Tes Pengujian PDA Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terpental alat pengujian Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Mata terkena serpihan beton Gangguan × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan,
yang hancur pengelihatan helm, kaca mata)
74

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
2.6 Pekerjaan Pile Cap Bench Marking Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual
dan Tie Beam Level Pile Cap dan yang digunakan
Beam
Terperosok kedalam lubang Cidera × Memasang rambu, guard line
galian Pile Cap
Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Pemotongan/ Terkena mesin bobok/ Jack Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual
Bobokan Level Hammer
Kepala Tiang Bored Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD & IK. Alat Kerja Manual
Pile yang digunakan
Pembuangan Sisa Terkena manuver truk Luka, Cidera, × Traffic manajemen & IK. Alat Mekanis
Puing Pembobokan pembuangan Meninggal

Tertimbun muatan puing Luka, Cidera, × Traffic manajemen


Meninggal

Anti Rayap Terkena cipratan Power Iritasi kulit × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Spray dan helm)

Pembuatan Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Bekisting untuk Tie yang digunakan dan helm)
Beam
Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera × Memasang rambu, guard line
bekisting
Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Perakitan Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Pembesian untuk yang digunakan dan helm)
Tie Beam Tertusuk benda tajam kasat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
mata dan helm)
Terjepit rangkaian besi Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat / Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu
Pile Cap dan Tie Mixer & IK Alat Mekanis
Beam
Tertimpa bucket Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Meninggal dan helm)

Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Pakai APD (sarung tangan dan masker)
pengecoran galian
Lingkungan kotor akibat Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
ceceran beton dan lumpur / Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
tanah yang menempel pada
Ban Mixer / Kendaraan yang
Pencetakan Sampel keluar
Terkenaproyek
besi cetakan kubus Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Kubus Beton Pile dan helm)
Cap dan Tie Beam Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Pakai APD (sarung tangan dan masker)
pengecoran
Cipratan mengenai mata Gangguan × Menggunakan google / kaca mata
pengelihatan
Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
75

J OB SAFET Y AN AL YSIS
IDEN T IFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
2.7 Pekerjaan Lantai, Pekerjaan Bekisting Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Kolom, Balok dan untuk Lantai, dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Plat Lantai Kolom, Balok dan Manual
Plat Lantai
Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera × Memasang rambu, guard line
bekisting
Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
mata dan helm)
Pembesian pada Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Lantai, Kolom, dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Balok dan Plat Manual
Lantai Terkena alat potong, bender Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Tertusuk Wiremesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Terjepit Wire Mesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat/ Kematian × IK. Pengoperasian Alat Mekanis
pada Lantai, Mixer
Kolom, Balok dan
Tertimpa bucket Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Plat Lantai
Meninggal dan helm)
Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Pakai masker dan google/ kaca mata
pengecoran
Cipratan mengenai mata Gangguan × Pakai masker dan google/ kaca mata
Penglihatan

Lingkungan kotor akibat Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
ceceran beton dan lumpur / Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
tanah yang menempel pada
Ban Mixer / Kendaraan yang
keluar proyek
Pencetakan Sampel Terkena besi cetakan Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Kubus Beton untuk dan helm)
Lantai, Kolom,
Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Pakai masker dan google/ kaca mata
Balok dan Plat
pengecoran
Lantai
Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
2.8 Pekerjaan Dinding Pengangkutan besi Terkena besi saat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Basement wiremesh ke area pengangkutan dan helm)
dinding basement
Terpeleset area licin Cidera × Memasang rambu, guard line
secara Manual
Terjepit barang bawaan Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Tertusuk besi wiremesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Terjepit besi wiremesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Instal perakitan besi Tertusuk kawat bindrat Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
wiremesh pada area dan helm)
dinding basement
Terkena bijih besi Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terjepit gum dan alat kerja Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
manual dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Terjepit rangkaian Wire Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Mesh dan helm)
76

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
Fabrikasi Bekisting Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Dinding Basement dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertimpa tumpukan bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Tersandung alat kerja Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Paparan serbuk dan serutan Gangguan × Menggunakan masker


kayu kesehatan

Penyetelan dengan Alat kerja jatuh menimpa Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Tumpuan Platform pekerja dibawah Meninggal dan helm)

Platform roboh Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Meninggal dan helm)

Jatuh dari Scafolding Luka, Cidera, × Memakai safety belt, IK. Bekerja Pada
Meninggal Ketinggian

2.9 Pekerjaan Kolam Pemasangan Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Renang Lantai Bekisting Plat dan dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Bawah ; Dinding, Dinding Kolam Manual
Balok, Plat
Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
bekisting dan helm)
Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Tertimpa tumpukan bekisting Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Pembesian Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
wiremesh pada plat dan helm)
dan dinding kolam Tertusuk benda tajam Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
renang dan helm)
Tertusuk kawat bindrat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertusuk stek besi Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Terjepit Wire Mesh Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
77

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat/ Kematian × Traffic manajemen, APD, memasang rambu
pada plat dan Mixer & IK Alat Mekanis
dinding kolam
Tertimpa bucket Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
renang
Meninggal dan helm)

Tertimpa vibrator Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Mixer pump tersemprot Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
keluar area proyek, terkena Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
tetangga
Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Memakai masker, sarung tangan
pengecoran
Lingkungan kotor akibat Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
ceceran beton dan lumpur / Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
tanah yang menempel pada
Ban Mixer / Kendaraan yang
keluar proyek

Pekerjaan Acian dan Terkena cipratan bahan kimia Iritasi kulit × Memakai masker, sarung tangan
Waterproofing
Cipratan mengenai mata Gangguan × Menggunakan google / kaca mata
pengelihatan,
kebutaan

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Instalasi pompa air Terkena benda tajam kasat Luka, Cidera × Manual
Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan mesin filter mata dan helm)
kolam renang
Terkena alat kerja, kunci pipa Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm) & IK Penggunaan Alat Kerja
Manual
Terpeleset area licin Cidera × Memasang rambu area licin, guard line

3.0 Tahapan Konstruksi Pemasangan Terbentur Scaffolding saat Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Scaffolding pemasangan dan helm)
Konstruksi Lantai
Terjatuh dari lantai atas Kematian × Safety belt & IK. Bekerja Pada Ketinggian
Atas

Terjepit scaffolding saat Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
pemasangan dan helm)
Fabrikasi Rakitan Tertusuk besi / kawat saat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Pembesian untuk pemotongan dan helm)
Kolom dan Balok
Lantai Atas Terjepit alat potong bengkok Luka, Cidera × Pakai sarung tangan kulit
besi (Bar Cutter / Bar
Bender)
Terkena sisa potongan besi Luka × Membuat tempat khusus sisa potongan besi

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Pemasangan bata Mata terkena percikan mortar Gangguan × Menggunakan google / kaca mata
untuk dinding pengelihatan
konstruksi lantai
atas Terkena alat potong, gerinda Luka, Cidera × Menggunakan sarung tangan kulit
78

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
Pembongkaran Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Bekisting dan helm)
Konstruksi kolam
Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
renang lantai bawah
dan helm)
dan Basement
Tertimpa tumpukan bekisting Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai sarung tangan kulit


Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Percikan paparan debu puing, Gangguan × Menggunakan kaca mata
semen pengelihatan
Water Balancing Terkena alat kerja Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Sirkulasi Air Kolam dan helm)
Renang Lantai
Terkena benda tajam Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Bawah
dan helm)
Terkena Zat Kimia chlorine Gangguan × Menggunakan sarung tangan dan masker
kesehatan

Percikan paparan debu puing, Luka, Cidera × Menggunakan kaca mata


semen

3.1 Pekerjaan Kolam Pekerjaan Bekisting Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Renang Rooftop Dinding dan Plat dan helm)
Dinding, Plat Kolam Rooftop

Terperosok kedalam lubang Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
bekisting dan helm)

Terbentur bekisting Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)

Tertimpa tumpukan bekisting Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertusuk paku Luka × Membuat tempat khusus paku

Jari terjepit palu Cidera × Pakai sarung tangan kulit

Terkena benda tajam Luka, Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Pembesian Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual
wiremesh pada plat
dan dinding kolam Tertusuk benda tajam Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
rooftop dan helm)
Tertusuk kawat bindrat Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
dan helm)
Tertusuk sambungan Luka × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
Wiremesh dan helm)

Terjepit Wiremesh Luka, Cidera × Pakai sarung tangan kulit

Terkena stek potongan besi Luka × Stek yang sudah tidak berfungsi segera
dipotong
79

J OB SAFETY AN AL YSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
Pengecoran Beton Terkena manuver alat berat/ Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat
area kolam rooftop Mixer

Tertimpa Bucket Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan


dan helm)

Cipratan mengenai mata Gangguan × Pakai kaca mata


pengelihatan

Terkena cipratan beton saat Iritasi kulit × Pakai sarung tangan


pengecoran

Lingkungan kotor akibat Komplain warga × Storing Tenaga dan Peralatan Kebersihan
ceceran beton dan lumpur / Jalan (Tangki Air, Selang, Sapu Lidi)
tanah yang menempel pada
Ban Mixer / Kendaraan yang
keluar proyek
Pekerjaan Acian Terkena cipratan bahan kimia Iritasi kulit × Pakai sarung tangan
area Dinding
Bangunan, Kolam
Cipratan mengenai mata Gangguan × Pakai kaca mata
Renang Bawah,
pengelihatan
Rooftop dan
Waterproofing Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Finishing Arsitektur Tersengat listrik akibat kabel Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik
Area Kolam Renang yang digunakan, luka akibat
(bawah dan terinjak / tertimpa material
rooftop) dan berat dan tajam
instalasi Water Stop
Terpapar debu semen, debu Gangguan × Pakai kaca mata
paras, debu terrasso marmer kesehatan

Terjatuh dari ketinggian pada Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian


pekerjaan opening dinding

Terpeleset jatuh karena Cidera × IK. Bekerja Pada Ketinggian


ceceran cat

Terjatuh / terpeleset saat naik Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian


tangga Scaffolding

Terbentur atau terjepit Cidera × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
scaffolding dan helm)

Terjatuh dari scaffolding saat Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian


pemasangan pengecatan,
bobok dll

Scaffolding roboh perkuatan Cidera, × Pemeriksaan perkuatan Scaffolding


kurang meninggal External (Wall Tie, Bracing, Perkuatan
paralel, pondasi, stut/ pipa penunjang dan
cat walk).

Tersengat listrik akibat Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik


Peralatan listrik yang
digunakan tidak aman / kabel
lecet / stop kontak tanpa
steker)

Terjatuh/ tersandung tertusuk Luka, Cidera, × Pakai APD ( Sepatu kerja, sarung tangan
stek besi di lantai Meninggal dan helm)

Mata terkena percikan Gangguan × Pakai kaca mata


gerinda pengelihatan

Bising dari Penggunaan Gangguan × Pengaturan jam kerja


Gerinda potong saat kenyamanan
pemasangan keramik
80

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
3.2 Operasional Alat Pengoperasian alat Muatan jatuh dari TC Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat
Berat TC dan Genset berat TC untuk menimpa pekerja
akses bahan dan
pengoperasian
mesin genset

Swing melewati batas area Gangguan × Melakukan sosialisasi dahulu sebelum


proyek, mengenai wilayah kenyamanan beroperasi
tetangga

Terkena manuver TC Kematian × IK. Pengoperasian Alat Berat

Terjatuh dari ketinggian Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian


TC roboh mengenai pekerja Kematian × Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"
atau orang sekitar dan guardlie

Tali seling terputus/ terjerat Kematian × Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"
dan guardlie
Terkena panas mesin alat Cidera × Pakai sarung tangan dan sepatu kerja
berat dan genset saat
penggantian spare part dan
membersihkan genset

Kebakaran dari bahan mudah Luka, Cidera, × Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api
terbakar (BBM) Meninggal Ringan)

Kebisingan dari Gangguan × Menggunakan penutup telinga / plug


pengoperasian genset pendengaran

3.3 Instalasi baja WF Perakitan dan Tergores baja tajam Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual
Pemasangan rangka
atap baja Terbentur baja WF Luka, Cidera × Pakai helm kerja

Radiasi sinar las Gangguan × Pakai kaca mata


pengelihatan

Mata terkena percikan api las Gangguan × Pakai kaca mata


pengelihatan

Tangan terkena percikan api Cidera × Pakai sarung tangan

Terjatuh dari ketinggian saat Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian


instalasi
Tabung blender meledak Kematian × Penyediaan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan)
3.4 Instalasi Safety Net Pemasangan jaring Tergores benda tajam kasat Luka × Pakai sarung tangan
dan Reiling net mata
pengaman
Terjatuh dari ketinggian Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Terpeleset jatuh karena licin Luka, Cidera × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Pekerja yang berada dibawah Cidera × Memasang rambu "ada pekerjaan diatas"
tertimpa material
Mata terkena percikan debu Gangguan × Pakai kaca mata
material pengelihatan
TOTAL JUMLAH RISIKO 60 44 33 62 199
81

J OB SAFETY AN AL YSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK L IN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
III. PEKERJAAN PLUMBING DAN ME
3.1 Instalasi listrik dan Operasi alat, Tersengat listrik akibat Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik
alat elektrik pemasangan kabel Peralatan listrik yang
pendukung pada dinding digunakan tidak aman / kabel
bangunan lecet / stop kontak tanpa
steker)

Kejatuhan material dari Cidera × Memasang rambu"ada pekerjaan diatas"


konstruksi atas

Paparan debu material Gangguan × Menggunakan masker


kesehatan
Terkena benda tajam kasat Luka × Menggunakan sepatu kerja
mata

Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

3.2 Pengadaan Ruang Pemasangan Tersengat listrik Kematian × Menggunakan sepatu kerja karet
Pompa Control Panel,
Cable Control, Pipa
Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR
WLC pada area
bangunan
Terkena benda tajam kasat Luka × Menggunakan sepatu kerja
mata
Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik

Instalasi Pressure Tersengat listrik Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik
Tank, Hot Water
Tank, dan Distribusi Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR

Kaki terkena benda tajam Luka × Menggunakan sepatu kerja

Terkena alat kerja manual, Cidera × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik
kunci besi
Pembuatan sump Tersengat listrik Kematian × IK. Bekerja Pada Jaringan Listrik
pit dan instalasi
Sumbmersible Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR, Penyediaan nomer
telepon darurat

Kaki terkena benda tajam Luka × Menggunakan sepatu kerja

Terkena alat potong pipa Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Terperosok jatuh pada Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja, helm)


lubang sump pit

3.4 Instalasi Pemipaan Pemasangan Menghirup gas bocor/ Gangguan × Memakai masker
LPG Black Steel Regulator dan beracun kesehatan
Pipe Cable Control

Tabung LPG meledak Kematian × Menyediakan APAR, Penyediaan nomer


telepon darurat
Terkena benda tajam Luka × IK. Alat Kerja Manual

Terkena alat kerja Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual

Pengeboran / Mata terkena serpihan beton Gangguan × Pakai kaca mata


pembobokan lubang pengelihatan
kabel instalasi
Terjatuh dari ketinggian Kematian × IK. Bekerja Pada Ketinggian

Menghirup debu beton Gangguan × Memakai masker


kesehatan
Terkena alat kerja manual Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual
82

J OB SAFETY AN ALYSIS
IDEN TIFIK ASI BAH AYA DAN ASPEK LIN GK U N GAN
TINGKAT SUMBER RISIKO
LOKASI/ PROSES /
NO AKTIVITAS POTENSI BAHAYA/ RISIKO KEPARAHAN People Equipm Material Environ PENGENDALIAN AWAL (MITIGASI)
FUNGSI ent ment
(SEVERITY)
K3 JAMBULUWUK HOTEL & RESORT
Pemotongan sisa Terkena potongan pipa besi Luka × Membuatkan tempat khusus untuk
pipa besi dengan tajam potongan besi
blending las Tabung blender las meledak Kematian × Menyediakan APAR, Penyediaan nomer
telepon darurat

Percikan api las blender Gangguan × Pakai kaca mata


mengenai mata pengelihatan
Terkena alat kerja yang Luka × IK. Alat Kerja Manual
digunakan

Tangan terkena percikan api Luka, Cidera × Pakai sarung tangan

3.5 Pengeboran Sumur Operasi alat Terkena manuver Cidera × Traffic manajemen
Dalam pengeboran untuk pemindahan mesin bor
air sumur
Bising dari mesin bor Gangguan × Pakai penutup telinga/plug, pengaturan jam
pendengaran kerja
Terperosok pada lubang bor Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja, helm)

Terbentur pipa chasing Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja, helm)

Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual
yang digunakan

3.6 Supply Air Instalasi PVC Terpeleset area licin Cidera × Memasang rambu dan guardline
Pemipaan Air
Bersih dari sumur Mata terkena percikan debu Gangguan × Pakai kaca mata
material pengelihatan

Terkena potongan tajam pipa Luka × Pakai sarung tangan

Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × Pakai APD (Sepatu kerja,sarung tangan,
yang digunakan helm)
Pompa Sirkulasi, Jari terjepit pompa Cidera × Menggunakan sarung tangan kulit
Sand Filter untuk
sumur Bising dari pompa Gangguan × Pakai earplug/penutup telinga
pendengaran
Terkena potongan tajam pipa Luka × Pakai sarung tangan

Terkena alat kerja (handtool) Luka, Cidera × IK. Alat Kerja Manual
yang digunakan

TOTAL JUMLAH RISIKO 23 7 3 11 44

Berdasarkan hasil identifikasi risiko K3 pada Tabel 2.9 diketahui terdapat


total sebanyak 275 risiko yang masing-masing teridentifikasi pada Tahap
Pekerjaan Persiapan sebanyak 32 risiko, Tahap Pekerjaan Struktur sebanyak 199
risiko, dan 44 risiko dari Tahap Pekerjaan Plumbing dan ME.

Anda mungkin juga menyukai