Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG ZAKAT DAN

PAJAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanakan pembangunan pemerintah membutuhkan dana untuk
pemenuhan hal-hal yang dibutuhkan, dana tersebut diambil oleh pemerintah melalui pajak
yang diambil dari masyarakat sehingga pajak ini menjadi salah satu kewajiban masyarakat.
Namun di sisi lain, selain adanya kewajiban untuk membayar pajak, masyarakat yang
beragama Islam mempunyai kewajiban lain yang harus ditunaikan yaitu membayar zakat.
Kedudukan zakat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan bentuk pelaksanaan
interaksi manusia sebagai makhluk sosial dan juga mendorong manusia untuk berusaha
mendapatkan harta benda sehingga dapat menunaikan kewajibannya berzakat sebagai bukti
pelaksanaan rukun Islam.
Zakat dan pajak merupakan dua hal yang penting dan tidak dapat dipungkiri
keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehingga timbul permasalahan mengenai hal
mana yang harus lebih diutamakan.
Oleh karena itu, penyusun akan menoba memaparkan lebih jauh lagi mengenai zakat dan
pajak ini dalam makalah kami yang berjudul Zakat dan !ajak dalam !erspekti" #ukum Islam.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah penyusun paparkan sebelumnya, maka ada
beberapa hal yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya$
%. &pa pengertian Zakat dan !ajak'
(. )elaskan perumusan dan perbedaan Zakat dan !ajak*
+. ,agaimana pendapat ulama tentang kewajiban membayar zakat dan pajak tersebut'
. Tu!uan
&dapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain$
%. -engetahui pengertian Zakat dan !ajak.
(. -engetahui tentang perumusan dan perbedaan Zakat dan !ajak.
+. -engetahui pendapat ulama tentang kewajiban membayar Zakat dan !ajak tersebut.
D. Kerangka Pem"k"ran
!ajak dan zakat sama-sama penting, namun diantara salah satunya yang harus
didahulukan, atau mungkin seseorang yang telah membayar zakat kehilangan kewajibannya
untuk membayar zakat dan sebaliknya ataukah orang tersebut harus membayar kedua-
duanya.
E. Met#$e Penel"t"an
.ntuk mendapatkan data dan in"ormasi yang dibutuhkan, penyusun menggunakan
beberapa metode, antara lain$
&. /tudi pustaka
!ada metode ini, kami membaa buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan
penyusunan makalah ini.
,. !emikiran
Kami menoba untuk belajar mengungkapkan pemikiran kami sendiri dan kemudian
kami tuangkan pada makalah ini.
0. )aringan In"ormasi
Kami menggunakan jaringan in"ormasi berupa internet guna menambah nilai lebih
dari makalah ini.
%. &"stemat"ka
BAB I PENDAHULUAN
,ab ini terdiri dari latar belakang masalah, Identi"ikasi -asalah, 1ujuan, Kerangka
!emikiran, -etode !enelitian dan /istematika.
BAB II ZAKAT DAN PAJAK DALAM PER&PEKTI% HUKUM I&LAM
!ada bab ini penyusun membahas isi dari identi"ikasi diantaranya !engertian Zakat
dan !ajak, kewajiban dalam pembayaran keduanya dan pendapat para ulama tentang hal
tersebut.
BAB III PENUTUP
,ab ini terdiri dari kesimpulan dan saran dari penyusun.
BAB II
PEMBAHA&AN
&. ZAKAT
'. Pengert"an Zakat
Zakat menurut bahasa adalah sui dan subur. Zakat menurut istilah syara2 ialah kadar
harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat.
Zakat adalah kewajiban atas harta yang bersi"at mengikat dan bukan anjuran. Kewajiban
tersebut terkena kepada setiap muslim 3baligh atau belum, berakal atau gila4 ketika mereka
memiliki sejumlah harta yang sudah memenuhi batas nisabnya.
(. &)arat $an Harta *a!"+ Zakat
a. Syarat Wajib Zakat
!ara ahli "i5ih bersepakat bahwa zakat diwajibkan kepada orang yang merdeka,
beragama Islam, baligh dan berakal, mengetahui bahwa zakat adalah wajib hukumnya, lelaki
atau perempuan. Dalam hal ini banyak sekali perbedaan pendapat antara para ulama
mengenai harta anak keil dan orang gila, apakah wajib zakat atau tidak atas mereka. Namun
sebagian besar ulama /ya"i2iyah, -alikiyah dan #anabillah berpendapat bahwa zakat
diwajibkan atas harta anak keil dan orang gila yang ditunaikan oleh walinya.
b. Harta Wajib Zakat
/ejalan dengan ketentuan ajaran Islam yang selalu menetapkan standar umum pada setiap
kewajiban yang dibebankan kepada umatnya, maka dalam penetapan harta menjadi sumber
atau objek wajib zakat pun harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut$
#arta milik penuh (al-milku at-tam), yakni bahwa pemilik harta tersebut
memungkinkan untuk mempergunakan dan mengambil man"aat harta itu seara
penuh. #arta yang dizakati ini harus didapatkan melalui ara yang dibenarkan syara
dan tidak diwajibkan atas harta yang didapat seara haram.
,erkembang (an namaa), maksudnya harta tersebut dapat bertambah bila diusahakan
atau mempunyai potensi untuk berkembang. Kalau ulama terdahulu mengkategorikan
zakat hanya pada 6 3lima4 kategori, maka ulama kontemporer seperti Dr. 7usu"
8ardhawi menambah 9 3empat4 kategori baru sesuai dengan perkembangan sarana
untuk menumbuhkembangkan potensi kekayaan tersebut.
0ukup nisbah, artinya harta tersebut telah menapai jumlah tertentu sesuai dengan
ketentuan syara.
:ebih dari kebutuhan pokok, yakni lebih dari kebutuhan minimal yang harus dipenuhi
setiap hari seperti sandang, pangan dan papan. &pabila kebutuhan hidup minimal ini
masih belum mampu untuk dipenuhi setiap harinya, maka yang bersangkutan terbebas
dari zakat.
,ebas dari hutang. Orang yang memiliki hutang yang besar dan mengurangi nilai
nisbah kena zakat, maka ia tidak berkewajiban membayar zakat. &dapun hutang-
hutangnya harus diselesaikan dahulu, oleh karena itu zakat dikenakan bagi orang kaya
yang memiliki harta lebih.
/udah satu tahun. -aksudnya kepemilikan harta tersebut sudah lewat dari %( bulan
8omariyah.;<=-asa satu tahun ini hanya berlaku bagi ternak, uang, harta benda yang
diperdagangkan. /edangkan hasil pertanian, buah-buahan, rikaz 3barang temuan4 dan
lain-lain yang sejenis tidak disyaratkan.
,. Ma-am.Ma-am Zakat
Zakat terbagi menjadi dua bagaian, yaitu$
%. Zakat >itrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah pada bulan ?amadhan.
Disebut pula dengan sedekah "itrah. Zakat ini diwajibkan pada tahun kedua hijriah,
yaitu tahun diwajibkannya puasa, yang bertujuan untuk mensuikan orang yang
berpuasa dari uapan kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya, untuk memberik
makan pada orang-orang miskin dan menukupkan mereka dari kebutuhan dan
meminta-minta pada #ari ?aya Idul >itri.
(. Zakat #arta (al-maal),yakni zakat yang dikeluarkan karena telah diperolehnya suatu
harta kekayaan. #arta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan dapat digunakan
menurut lazimnya. /esuatu dapat disebut harta (al-maal)jika memenuhi dua syarat,
yaitu $
a. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun dan dikuasai@
b. Dapat diambil man"aatnya sesuai dengan lazimnya.
/edangkan harta yang wajib dikeluarkan zakatnya meliputi$
a. #asil pertanian@
b. #arta terpendam, barang tambang dan kekayaan laut@
. Amas dan perak@
d. !erniagaan dan perusahaan@
e. ,inatang ternak@
". /aham dan surat berharga@
g. #adiah atau harta tidak terduga, dan
h. !ro"esi.
/. 0rang 1ang Berhak Mener"ma Zakat
&dapun orang-orang yang berhak mendapatkan harta dari zakat terbagi ke dalam
delapan golongan 3ashnaf 4 sebagaimana dipaparkan sebagai berikut$
a. >akir, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan atau sumber pendapatan
yang jelas dan tidak menukupi kebutuhan hidup minimalnya.
b. -iskin, ialah orang yang mempunyai pekerjaan atau sumber penghasilan yang
jelas tetapi belum bias memenuhi kebutuhan hidup minimalnya.
. ?ikab, yaitu orang yang keadaannya dapat dikategorikan sebagai budak, yakni
orang yang seara ekonomis tertekan oleh lingkungannya seperti pembantu
rumah tangga atau orang yang hidupnya menggantungkan diri kepada orang
lain.
d. Bharimin, adalah orang yang tidak mampun melunasi hutangnya 3pailit4, atau
kewajiban hutangnya lebih besar dari pada kekayaannya.
e. /abilillah, ialah orang yang sedang melakukan kegiataan atau usaha dalam
rangka menegakkan hukum &llah /C1, seperti penyelenggaraan pendidikan
dan dakwah Islam.
". Ibnu /abil, adalah segala maam kegiatan atau usaha dalam rangka
mendukung lanarnya suatu perjalanan, pembangunan "asilitas transportasi,
pembangunan sarana jalan, jembatan, atau komunikasi untuk membuka daerah
terpenil.
g. -ualla", yaitu orang yang baru memeluk agama Islam, atau usaha-usaha dan
kegiatan dalam rangka meningkatkan pemahaman ajaran agama Islam
terutama bagi orang muslim yang pengetahuan agamay masih kurang.
h. &mil, yakni orang atau organisasi berikut system administrasinya untuk
mendukung lanarnya kegiatan penghimpunan dan pendayagunaan dana zakat.
a. Lan$asan Ke2a!"+an Mem+a)ar Zakat
Zakat adalah rukun Islam ketiga yang diwajibkan di -adinah pada bulan /yawal
tahun kedua #ijriyah setelah diwajibkannya puasa ?amadhan dan zakat >itrah. &yat-ayat
zakat, shoda5ah dan in"a5 yang turun di -akkah baru berupa anjuran dan penyampaiannya
menggunakan metodologi pujian bagi yang melaksanakannya dan aian atau teguran bagi
yang meninggalkannya. :andasan kewajiban membayar zakat diantaranya$
< AL.3UR4AN
/urat &l-,a5araah ayat 9+$ &rtinya$ DDirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan
ruku'lah bersama dengan orang-orang yang ruku.
/urat &t-1aubah ayat %E+$ &rtinya$ DAmbilah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan do'akanlah
mereka karena sesungguhnya do'amu dapat memberikan ketenangan bagi mereka
Dan Allah !aha !endengar lagi !aha !engetahuiF.
/urat &l &nGaam ayat %9%$ &rtinya$ H!akanlah buahnya "ika telah berbuah dan
tunaikan haknya (ke#a"ibannya) dihari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan
zakatnya)H.
< A&.&UNNAH
?asulullah /&C bersabda yang diriwayatkan ,ukhari dan -uslim dari &bdullah bin
.mar$ &rtinya$ H$slam dibangun atas lima rukun% &yahadat tiada 'uhan kecuali Allah
dan !uhammad sa# utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, menunaikan
ha"i dan puasa (amadhanH.
#adist diriwayatkan oleh &th-1habrani dari &li ra$ &rtinya$ H&esungguhnya Allah
me#a"ibkan (zakat) atas orang-orang kaya dari umat $slam pada harta mereka
dengan batas sesuai kecukupan fu)oro diantara mereka *rang-orang fakir tidak
akan kekurangan pada saat mereka lapar atau tidak berba"u kecuali karena ulah
orang-orang kaya diantar mereka $ngatlah bah#a Allah akan menghisab mereka
dengan keras dan mengadzab mereka dengan pedihH.
5. H"kmah Zakat
&jaran Islam memberikan peringatan dan anaman yang keras terhadap orang yang
enggan mengeluarkan zakat. Kewajiban menunaikan zakat demikian tegas dan murlak, oleh
karena di dalamnya terkandung hikmah dan man"aat yang besar dan mulia, baik yang
berkaitan dengan muzakki, mustahik, harta yang dikeluarkan maupun bagi masyarakat seara
keseluruhan. Diantara hikmahnya adalah sebagai berikut$
a. /ebagai perwujudan keimanan kepada &lla /C1,
b. -enolong, membantu dan membina para mustahik, terutama "akir miskin ke arah
kehidupan yang lebih baik dan sejahtera sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan layak,
. !emerataan pendapatan masyarakat, sehingga mengurangi kesejangan antara orang
yang mempunyai limpahan harta dengan orang yang kekurangan hartanya.
B. PAJAK
'. Pengert"an Pa!ak
!ajak adalah beban kewajiban yang harus ditanggung oleh masyarakat didalam suatu
negara, baik hal itu bersi"at personal maupun kelompok. 7ang kegunaannya adalah untuk
membiayai kebutuhan negara didalam pembangunannya. Dalam setiap perekonomian
pemerintah perlu melakukakn berbagai jenia perbelanjaan. !engeluaran-pengeluaran untuk
membiayai administrasi pemerintah, membangun dan memperbaiki in"rastuktur,
menyediakan "asilitas pendidikan dankesehatan, dan membiayai setiap kegiatan untuk
menjaga keamanan negara merupakan pengeluaran yang tidak bisa dielakkan oleh
pemerintah, dana tersebut terutama diperoleh dari pemungutan pajak
/edangkan mengenai pajak, terdapat bermaam-maam batasan atau de"inisi tentang
HpajakH yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah$
-enurut !ro". Dr. !. ). &. &driani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara 3yang dapat
dipaksakan4 yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan
umum 3undang-undang4 dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
-enurut !ro". Dr. #. ?ohmat /oemitro /#, pajak adalah iuran rakyat kepada Kas
Negara berdasarkan undang-undang 3yang dapat dipaksakan4 dengan tiada mendapat jasa
timbal 3kontra prestasi4 yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk
membayar pengeluaran umum. De"inisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi
sebagai berikut$ !ajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk publi sa<ing yang merupakan
sumber utama untuk membiayai publi in<estment.
/edangkan menurut /ommer"eld ?ay -., &nderson #ershel -., I ,rok #orae ?,
pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat
pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih
dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
(. Ma-am.Ma-am Pa!ak
Dalam hukum pajak terdapat pelbagai pembedaan jenis-jenis pajak, yang dibagi ke
dalam golongan-golongan besar. !embedaan dan pembagian ini mempunyai "ungsi yang
berlainan pula. &da yang "ungsinya hanya digunakan untuk memudahkan pekerjaan di dalam
praktik, ada juga yang "ungsinya ditujukan kepada tujuan ilmiah. ,erikut ini adalah
penggolongan yang dibedakan menurut golongan, si"at dan lembaga pemungutnya.
-enurut golongannya, seara garis besar berbagai jenis pajak-pajak yang dipungut
pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu$
a. !ajak :angsung, adalah jenis pungutan pemerintah seara langsung dikumpulkan dari
pihak yang wajib membayar pajak. /etiap indi<idu yang bekerja dan perusahaan yang
menjalankan kegiatannya dan memperoleh keuntungan wajib membayar pajak. !ajak
yang dipungut dan dikenakan ke atas pendapatan merekan dnamakan pajak langsung,
yakni pajak itu diambil langsung dari orang atau badan sebagai wajib pajak untuk
membayar pajaknya. Dalam pengertian ekonomis pajak langsung adalah pajak yang
bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan, tidak boleh
dilimpahkan kepada orang lain. Dalam pengertian administrati" pajak langsung adalah
pajak yang dipungut seara berkala.
b. !ajak 1idak :angsung, adalah pajak yang bebannya boleh dipindah-pindahkan kepada
pihak lain. !engertian seara ekonomis, pajak tidak langsung adalah pajak-pajak yang
bebannya dapat dilimpahkan kepada pihak ketiga atau konsumen. Dalam pengertian
administrati", pajak tidak langsung adalah pajak yang dipungut setiap terjadi peristiwa
atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan
baran atau pembuatan akte.
Dalam memilih ara untuk menentukan apakah suatu pajak termasuk pajak langsung atau
tidak langsung dalam arti ekonomis dapat diikuti ara yang lazim dalam ilmu ekonomi.
1erdapat tiga unsur yang melekat pada kewajiban memenuhi pajak, yaitu$
%. !enanggung jawab pajak 3wajib pajak4 yakni orang yang seara "ormal yuridis
diharuskan melunasi pajak, yaitu bila padanya terdapat "aktor-"aktor atau kejadian-
kejadian yang menimbulkan sebab 3menurut undang-undang4 untuk dikenakan pajak.
(. !enanggung jawab adalah orang yang dalam "aktanya 3dalam arti ekonomis4 memikul
dulu beban pajaknya.
+. 7ang dituntut oleh pembuat .ndang-.ndang, juga dinamakan pemikul pajak, yaitu
oleh yang menurut maksud .ndang-.ndang harus dibebani pajak.
)ika ketiga unsur tersebut ditemukan pada seseorang, maka pajaknya adalah pajak
langsung. Namun jika terpisah atau terdapat pada lebih dari satu orang, maka disebut pajak
tidak langsung.
!embagian pajak menurut si"atnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pajak subjekti"
3bersi"at perorangan4 dan pajak objekti" 3bersi"at kebendaan4.
%. !ajak /ubjekti", adalah pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan pribadi
wajib pajak, untuk menetapkan pajaknya harus ditemukan alasan-alasan yang objekti"
berhubungan erat dengan keadaan matrialnya, yaitu yang disebut gaya pikulnya.
(. !ajak Objekti", adalah pajak yang pertama-tama memperhatikan kepada objeknya
baik itu berupa benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak, kemudian barulah diari
subjeknya 3orang atau badan4 yang bersangkutan lansung, dengan tidak
mempersoalkan apakah subjek itu berkediatam di Indonesia atau tidak.
-enurut lembaga pemungutnya, pajak dapat dibagi menjadi dua yaitu pajak negara 3pajak
pusat4 dan pajak daerah.
%4 !ajak Negara, ialah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat yang
penyelenggaraanya dilaksanakan oleh departemen keuangan dan hasilnya akan
digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada umumnya. 0ontohnya adalah
pejak yang dipungut oleh dirjen pajak sepertai !ajak !enghasilan, !ajak !ertambahan
Nilai, !ajak ,umi dan ,angunan dan sebagainya.
(4 !ajak Daerah, yaitu pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah seperti
propinsi, kabupaten maupun kotamadya berdasarkan peraturan pemerintah daerah
masing-masing dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan ?umah 1angga Daerah
masing-masing.

,. %ungs" Pa!ak
!ada dasarnya "ungsi pajak adalah sebagai sumber pemasukan keuangan negara 3"ungsi
budgeter4, yang nantinya dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran operasional maupun
in<estasi oleh negara. Namun ada "ungsi lainnya yang tidak kalah pentingnya yaitu pajak
sebagai "ungsi mengatur.
%. >ungsi ,udgeter, adalah "ungsi yang letaknya pada sektor publik, dan pajak-pajak di
sini sebagai alat 3atau suatu sumber4 untuk memasukkan uang sebanyaknya ke dalam
kas negara yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran
negara. !ajak-pajak ini terutama akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran rutin, dan apabila setelah itu masih ada sisa 3surplus4, maka surplus ini
dapat digunakan untuk membiayai in<estasi pemerintah 3publi sa<ing untuk publi
in<estment4.
(. >ungsi -engatur 3regularend4, adalah digunakan sebagai alat untuk melaksanakan
kebijakan negaran dalam bidang ekonomi dan sosial, untuk menapai tujuan-tujuan
tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. #al ini merupakan udaha pemerintah
untuk turut amput tangan dalam hal mengatur dan bilamana perlu mengubah susunan
pendapatan dan kekayaan dalam sektor swasta.
/. Pa!ak Penghas"lan
a6 K#nse7 Penghas"lan
Dari segi ekonomi penghasilan pada umumnya timbul karena adanya tindakan
ekonomi. !enghasilan seara istilah dalam kamus ekonomi adalah penerimaan uang oleh
seseorang atau perusahaan dalam bentuk
gaji (#ages), upah (salaries), sewa(rent), bunga (interest), dan laba (profit) De"inisi tersebut
hanya menilai penghasilan berdasarkan hasil dari penerimaan uang saja, tanpa
mempertimbangkan unsur kenikmatan (benefit in kind) ataupun kepuasan yang dapat
diperoleh seseorang. !ada setiap penerimaan atas gaji, upah, sewa, bunga, dan laba terdapat
kenikmatan atau kepuasan yang merupakan bagian tersendiri dari penghasilan seseorang.
De"inisi di atas seperti halnya yang telah diungkapkan oleh ekonom &merika, ?obert
-urrray #aig, yang menekankan bahwa penghasilan adalah tambahan kemampuan. 7ang
dihitung sebagai penghasilan hanya berbentuk uang atau sesuatu yang dapat dinilai dengan
uang.
!enghasilan dapat juga berarti sebagai hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan
dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (se+ices) yang dihasilkannya dari
pendapatan penjualan (sales re+enue)!enghasilan berdasarkan de"inisi ini dalam prinsipnya
dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang
merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang atau jasa dikalikan dengan harga barang
tersebut. !enghasilan jika disandarkan pada analisis mikro ekonomi digunakan berkenaan
dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang berasal dari penyediaan "aktor-
"aktor produksi sumber daya alam(natural resources), tenaga kerja (labour), dan
modal (capital)-asing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga atau laba.
De"inisi penghasilan untuk kepentingan perpajakan dapat berbeda dengan de"inisi
seara ekonomis karena adanya tujuan tertentu dari kebijakan perpajakan terutama berkaitan
dengan "ungsi pajak yang ber"ungsi sebagai penerimaan (budgeter) dan
mengatur (regulerend), dimana didalamnya menakup pertimbangan keadilan dalam
pembebanan pajak. De"inisi penghasilan menurut .ndang-.ndang !ajak !enghasilan %JK9
sebagaimana telah diubah terakhir dengan .ndang-.ndang Nomor %L 1ahun (EEE terantum
dalam pasal 9 ayat 3%4.
Dari de"inisi penghasilan yang terdapat pada pasal tersebut, terdapat lima unsur
de"inisi penghasilan, yaitu$
%. 1ambahan kemampuan ekonomis,
(. Diterima atau diperoleh oleh Cajib !ajak.
+. ,erasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
9. Dengan nama dan dalam bentuk apapun,
6. Dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan.
,erdasarkan uraian de"inisi pajak dan penghasilan tersebut di atas, pajak penghasilan
adalah beban kewajiban pajak yang dikenakan pada setiap hasil usaha yang telah diperoleh
oleh setiap orang atau badan usaha. .ndang-.ndang !erpajakan menganut pengertian
penhasilan yang luas, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh wajib pajak, baik dari yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
%. /ubjek !ajak !enghasilan
/ubjek pajak adalah subjek hukum yang oleh undang-undang pajak diberi kewajiban
perpajakan. !engertian dan penggolongan subjek pajak dalam .ndang-.ndang !ajak
!enghasilan terdapat pada pasal ( dalam .ndang-.ndang Nomor %L 1ahun (EEE. 7ang
menjadi subjek pajak adalah orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai suatu
kesatuan menggantikan yang berhak, badan dan bentuk usaha tetap. /edangkan subjek pajak
terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri.
(. Objek !ajak !enghasilan
7ang menjadi pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk$
a. !enggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gra"i"ikasi, uang pensiun atau uang imbalan dalam bentuk lain dalam undang-
undang ini@
b. #adiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan@
. :aba usaha@
d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta yang termasuk
didalamnya.
8. Lan$asan Ke2a!"+an Mem+a)ar Pa!ak
Di dalam #ukum Islam, Dasar membayar pajak itu hukumnya adalah wajib,
berdasarkan kepada ayat &l-8ur2an /urat &t-1aubah$ (J H!erangilah orang-orang yang tidak
beriman kepada &llah dan tidak pula kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan
apa yang diharamkan oleh &llah dan ?asul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang
benar 3&gama &llah4, yaitu orang-orang yang diberi &l-kitab kepada mereka, sampai mereka
membayar H)izyahH dengan patuh, sedang mereka dalam keadaan tundukH.
!embebanan kewajiban membayar pajak hanyalah terhadap kaum laki-laki dan kaum #awa
yang normal, sedangkan orang yang tidak mampu, dibebaskan dari kewajiban tersebut.
!embebanannya pun disesuaikan dengan status sosial dan kondisi keuangannya.
Dalam pengaturan pajak tersebut haruslah sesuai dengan .ndang-undang, yaitu pasal
(+ ..D %J96 yang berbunyi$ D!ajak dan pungutan yang bersi"at untuk keperluan negara
diatur dengan undang-undangF.
. PERUMU&AN DAN PERBEDAAN ZAKAT DAN PAJAK
%. Perumusan Zakat $an Pa!ak
M .nsur !aksaan
,agi seorang muslim yang hartanya telah memenuhi syarat zakat maka ia harus
menunaikan kewajibannya yang diwakili oleh petugas zakat yaitu amil. Demikian halnya
dengan orang yang sudah masuk kategori wajib pajak, dapat dikenakan tindakan paksa
kepadanya, baik seara langsung maupun tidak langsung.
M .nsur !engelola
&sas pengelolaan zakat didasarkan pada "irman &llah /C1 yang terdapat dalam surat
at-1aubah ayat NE. !engelolaan zakat bukanlah semata-mata dilakukan seara indi<idual, dari
muzakki diserahkan langsung kepada mustahik, akan tetapi dilakukan olah sebuah lembaga
yang menangani zakat yang memenuhi persyaratan tertentu. /edangkan pengelolaan pajak,
jelas harus diatur oleh negara.
(. Dar" &"s" Tu!uan
Dari sudut pembangunan kesejahteraan masyarakat, zakat memiliki tujuan yang
sangat mulia bertujuan untuk meniptakan kesejahteraan, keamanan dan ketentraman.
Demikian pula dengan pajak sebagai sumber dana untuk mewujudkan suatu masyarakat adil
dan makmur yang merata dan berkesinambungan antara kebutuhan material dan spiritual.
,. Per+e$aan Antara Zakat $an Pa!ak
N#
.
Ma-am Zakat Pa!ak
'. !engertian ,ersih, bertambah
dan berkembang
.tang, upeti, iuran
kepada negara
(. :andasan
#ukum
&l-8ur2an dan &s-
/unnah
.ndang-.ndang suatu
negara
,. Nisab dan
1ari"
Ditentukan &llah
/C1 dan bersi"at
mutlak nisbah zakat
memiliki ukuran
tetap
Ditentukan oleh negara
dan bersi"at relati".
Nisbahnya berubah-
ubah sesuai dengan
neraa anggaran
dihapuskan
/. /i"at Kewajiban bersi"at
tetap dan terus
menerus
Kewajiban bersi"at
kebutuhan dan dapat
dihapuskan
8. /ubjek -uslim /emua warga negara
5. Objek
&lokasi
!enerimaan
1etap K
golongan (ashnaf)
.ntuk dana
pembangunan dan
anggaran rutin
9. #arta yang
Dikenakan
#arta yang
produkti"
:. /yarat Ijab
8abul
Disyaratkan /emua harta
;. /anksi !ahala dari &llah
/C1
Dari negara
'<. !enghitunga
n
Diperayakan
kepada muzakki dan
adanya amilin
3petugas zakat4
&elf Assesment
&ystem, wajib pajak
menghitung sendiri
besarnya pajak
terhutang melalui
penyampaian /!1
D. Pen$a7at 7ara ulama tentang ke2a!"+an mem+a)ar Zakat $an Pa!ak
Islam adalah agama yang anti kedzaliman. !engutipan pajak tidak dapat dilakukan
sembarangan dan sekehendak hati penguasa. !ajak yang diakui dalam sejarah "i5ih Islam dan
sistem yang dibenarkan harus memenuhi beberapa syarat yaitu$
%4 ,enarObenar harta itu dibutuhkan dan tak ada sumber lain.
!ajak itu boleh dipungut apabila negara memang benar-benar membutuhkan dana,
sedangkan sumber lain tidak diperoleh. Demikianlah pendapat /yeikh -uhammad 7usu"
8ardhawy.
!ara ulama dan para ahli "atwa hukum Islam menekankan agar memperhatikan syarat
ini sejauh mungkin. /ebagian ulama mensyaratkan bolehnya memungut pajak apabila ,aitul
-al benar O benar kosong. !ara ulama benar O benar sangat hati O hati dalam
mewajibkan pajak kepada rakyat, karena khawatir akan membebani rakyat dengan beban
yang di luar kemampuannya dan keserakahan pengelola pajak dan penguasa dalam menari
kekayaan dengan ara melakukan korupsi hasil pajak.
(4 !emungutan !ajak yang &dil.
&pabila pajak itu benar-benar dibutuhkan dan tidak ada sumber lain yang memadai,
maka pengutipan pajak, bukan saja boleh, tapi wajib dengan syara. 1etapi harus diatat,
pembebanan itu harus adil dan tidak memberatkan. )angan sampai menimbulkan keluhan dari
masyarakat. Keadilan dalam pemungutan pajak didasarkan kepada pertimbangan ekonomi,
sosial dan kebutuhan yang diperlukan rakyat dan pembangunan.
+4 !ajak hendaknya dipergunakan untuk membiayai kepentingan umat, bukan untuk
maksiat dan hawa na"su.
94 !ersetujuan para ahliPendikiawan yang berakhlak.
Kepala negara, wakilnya, gubernur atau pemerintah daerah tidak boleh bertindak
sendiri untuk mewajibkan pajak, menentukan besarnya, keuali setelah dimusyawarahkan
dan mendapat persetujuan dari para ahli dan endikiawan dalam masyarakat.
/edangkan mengenai pembayaran zakat, para ulama telah sepakat akan kewajiban zakat dan
bagi yang mengingkarinya berarti telah ka"ir dari Islam.
BAB III
KE&IMPULAN DAN &ARAN
A. KE&IMPULAN
%. Zakat menurut bahasa adalah sui dan subur. Zakat menurut istilah syara2 ialah
kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
beberapa syarat.
(. !ajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang,
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapatkan balas jasa seara
langsung.
+. ,aik zakat maupun pajak pembayarannya bersi"at wajib, dan orang yang
sudah membayar zakat wajib pula membayar pajak, begitupun sebaliknya.
9. para ulama berpendapat bahwa zakat itu wajib dibayarkan, sedangkan pajak
itu boleh diambil apabila kas negara benar-benar dalama keadaan kosong.
B. &ARAN
%. Zakat dan pajak diwajibkan bagi umat Islam, tetapi kewajiban pajak harus diberikan
keringanan, sehingga tidak memberatkan karena dua kali beban.
(. -asyarakat sebaiknya bersikap lebih seimbang baik terhadap pembayaran zakat
maupun terhadap pembayaran pajak, karena keduanya merupakan kewajiban.
+. !emerintah hendaknya lebih memperhatikan syarat-syarat pemungutan pajak yang
telah dirumuskan oleh para ulama demi terwujudnya keadilan dalam masyarakat.
DA%TAR PU&TAKA
&l->aridy, Drs. #. #asan ?i"ai, ,anduan -akat ,raktis, 3)akarta$ Dompet Dhua"a
?epublika4, (EE9
,idihardjo, ?. /oeroso, /#, ,engantar $lmu .ukum ,a"ak, 3,andung$ !1. ?o"ido .tama,
(EEE4, et. ke-9
,ohari, #., ,engantar .ukum ,a"ak, 3)akarta$ !1. ?aja Bra"indo !ersada, (EE(4, et. ke-9,
(EE+
Departemen &gama ?epublik Indonesia, Al-/uran dan 'er"emahnya, )akarta, %JKL
Dompet /osial !eduli .mat, (isalah -akat, 3)akarta$ D/!.
#a"idhuddin, D?. K.#. Didin, -./i, -akat Dalam ,erekonomian !odern, 3)akarta$ Bema
Insani !ress4, (EE(
www.google.omPzakatQpajak.
Cikipedia IndonesiaPAnsiklopedia bebas
Ansiklopedia IslamP>i5hP!ajakIZakat

Anda mungkin juga menyukai