Kegiatan 5 - Interaksi Antara Organisme Dan Lingkungan
Kegiatan 5 - Interaksi Antara Organisme Dan Lingkungan
OLEH:
KELOMPOK I
1. FANENI INTAN HARTIKA
11312241001
2. NOVIASTRI HERDINAWATI
11312241002
11312241003
4. LINA SAFITRI
11312241004
11312241041
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum biologi yang berjudul Interaksi Antara Organisme dengan Linkungan
disusun oleh Kelompok I pada
Hari/tanggal
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,
Ekosari R, M.P.
A. TUJUAN
1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.
2. Memerikan sifat fisik klimatik (suhu dan kelembaban tanah, suhu dan kelembaban
udara.
3. Memerikan sifat khemis (pH dsb.) tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatan.
4. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi
pengamatan.
5. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi
pengamatan.
6. Menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan.
7. Mengaitkan sifat spesifik organism dengan spesifikasi lingkungan.
B. KAJIAN PUSTAKA
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungan. Istilah ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Haeckel,
seorang ahli Biologi, pada pertengahan dasawarsa 1860-an. Ekologi berasal dari bahasa
Yunani, oikos yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu., sehingga secara harfiah
ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup (tumbuhan,
hewan, manusia) dengan lingkungannya (cahaya, suhu, curah hujan, kelembaban, dll),
demikian juga proses kelahiran, kehidupan, pergantian generasi, dan kematian yang
semuanya menjadi sebagian dari pengetahuan manusia, proses yang berlangsung terus
tersebut dinamakan dengan Hukum Alam
Ekosistem adalah suatu hubungan timbal balik atau interaksi antara makhluk hidup
dengan lingkungannya baik lingkungan biotik ataupun abiotik yang merupakan hubungan
timbal balik yang sangat rumit dan kompleks. Sebuah ekosistem mempunyai dua
komponen yaitu biotik dan abiotik.
1. Komponen Biotik
a. Produsen : makhluk hidup yang mampu menghasilkan makanan sendiri karena
dapat
mengolah
bahan-bahan
non
makanan
(air,
sinar
matahari,
Reaksi
< 4,5
4,6 5,0
Asam sekali
5,1 5,5
Agak asam
5,6 6,0
Sedikit asam
6,1 6,5
Kurang asam
6,6 7,5
Netral
7,6 8,0
8,1 9,0
>9,0
Sangat alkalis
(Kartasapoetra, 1985:15)
d. Temperatur tanah
Suhu dikatakan sebagai derajat panas atau dingin yang dapat diukur
berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan berbagai termometer. Faktor
pengaruh suhu tanah, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud
dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, keawanan, curah hujan, angin,
kelembaban udara. Sedang yang dimaksud dengan faktor dalam yaitu tekstur
tanah, struktur tanah, kadar air tanah, kandungan bahan organik, warna tanah.
Pengaruh suhu terhadap tanaman adalah sangat besar, terutama terhadap
pertumbuhan tanaman juga pengaruhnya pada proses pematangan buah.
(Kartasapoetra, 1985:21)
e. Kelembaban
Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada diudara. Keadaan
kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-beda, besarnya kelembaban suatu
daerah merupakan faktor yang dapat menstimulir curah hujan. Besarnya
kelembaban di suatu tempat pada suatu musim erat hubungannya dengan
perkembangan-perkembangan dari organisme terutama jamur dari penyakit
tumbuh-tumbuhan. Di daerah tropis yang artinya besar mengakibatkan
masalah bagi tanaman terutama untuk hasil-hasil sayuran, lekas membusuk
yang disebabkan oleh kelembaban tadi. (Kartasapoetra, 1985:22)
Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap
individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik
individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian
banyak kita lihat di sekitar kita.
Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang
erat. Interaksi antarorganisme dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Netral
Hubungan tidak saling mengganggu antarorganisme dalam habitat yang sama
yang bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, disebut
netral. Contohnya : antara capung dan sapi.
b. Predasi
Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator). Hubungan
ini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator
juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa. Contoh : Singa dengan
mangsanya, yaitu kijang, rusa,dan burung hantu dengan tikus.
c. Parasitisme
Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bilasalah
satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari
hospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Contoh : Plasmodium
dengan manusia, Taeniasaginata dengan sapi, dan benalu dengan pohon inang.
d. Komensalisme
Komensalisme merupakan hubunganantara dua organisme yang berbeda
spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan; salah
satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Contohnya anggrek
dengan pohon yang ditumpanginya.
e. Mutualisme
Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup
pada bintil akar kacang-kacangan.
C. METODELOGI PRAKTIKUM
1.
2.
Waktu
Objek pengamatan
Alat
Termometer ruang
Hygrometer
Ph meter
Luxmeter
Roll meter
Cetok
Rafia
Gelas beker
c.
Bahan
A. Air
3.
Prosedur :
Mengukur pH, suhu dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi
pengamatan.
Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan,
menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menetukan bentuk interksi
antar komponem biotik dan abiotik.
D. HASIL PENGAMATAN
Lokasi pengamatan
Jam Pengamatan
1.
Komponen Abiotik
Aspek yang Diukur/Diamati
Plot
Struktur Tanah
Debu
16,67%
Liat
33,33%
Pasir
50%
(lempung berpasir)
2.
No
Kelembaban udara
68 %
Suhu Udara
32 C
Kelembaban tanah
10%
Suhu tanah
28 C
Ph tanah
6,9
Intensitas cahaya
773 x 10 Lux
Komponen Biotik
Jenis komponen
Jumlah
Kepadatan
Cara hidup
biotik
1
Pohon srikaya
Bentuk
interaksi
2/m2
Di atas tanah
Menjadi
produsen utama
dalam plot
Tanaman klitoria
5/m2
Merambat
Merambat pada
pada
2 pohon srikaya
tumbuhan
lain
3
Tanaman X
4/m
Merambat
Merambat pada
yang berwarna
pada
2 pohon srikaya
ungu
tumbuhan
lain
Rumput kecil
+++
+++/m2
Bebas
Tumbuh
menyebar diatas
tanah
Tanaman yang
11
11/m2
Bebas
Di atas tanah
warna pinggirnya
mengelilingi
putih
pohon srikaya
Rumput hijau
++
++/m2
Bebas
Tumbuh
menyebar di atas
tanah
Tanaman kamboja
1/m2
Bebas
Tumbuh di pot
Tanaman ephorbia
1/m2
Bebas
Tumbuh di pot
++
++/m2
Berkelompok
Merambati
di atas tanah
pohon srikaya
Berkelompok
Merambati
di atas tanah
pohon srikaya
Berkelompok
Mengerubuti
di atas tanah
buah srikaya
Terbang
Terbang bebas
bebas
mengitari pohon
10
Semut merah
+++
+++/m2
besar
11
Semut hitam
12
Kupu-kupu
+++
+++/m2
1/m2
srikaya
13
Nyamuk
5/m2
Terbang
Terbang bebas
bebas
mengitari pohon
srikaya
14
Ulat bulu
1/m2
Di atas tanah
Memakan
rumput
Keterangan :
(++)
= banyak
(+)
= sedikit
Gejala asosiasi
Simbiosis
parasitisme/predasi
Kupu-kupu
Simbiosis mutualisme
pada bunga
Semut hitam mengerubungi Semut hitam dan buah Simbiosis
buah srikaya
srikaya
parasitisme/predasi
komensalisme
lain
Semut hitam berkompetisi Semut hitam
memperebutkan
Kompetisi
buah
srikaya
E. PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di lingkungan Kebun Biologi
FMIPA UNY, mengenai Interaksi antara Organisme dengan Lingkungannya bertujuan antara
lain untuk memerikan sifat fisik klimatik atau (suhu dan kelembaban udara, suhu dan
kelembaban tanah, intensitas cahaya) tanah atau p[ermukaan lahan lokasi pengamatan,
menyebutkan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam di lokasi pengamatan,
menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan, serta mengaitkan sifat
spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungan.
Dari pengamatan dapat dioeroleh hasil berupa data pengamatan sehingga dapat
dibahas beberapa hal sebagai berikut :
1. Komponen abiotik
a) Jenis tanah (struktur tanah)
Struktur berhubungan dengan agregasi partikel utama tanah (pasir,
debu dan tanah liat ) menjadi partikel senyawa atau kelompok partikel utama
yang dipisahkan dari agregat yang berdekatan dengan permukaan yang lemah.
: 16,67%
Tanah liat
: 33,33%
Pasir
: 50%
Dengan menggunakan ketiga data ini dapat diketahui jenis tanah atau
permukan lahan lokasi pengamatan dengann cara menganalisis atau mengolah
data pada segitiga tekstur tanah.
Liat
Debu
Pasir
Berdasarkan skema segitiga tekstur tanah diatas dikertahui bahwa
perpotongan dari ketiga garis tekstur tanah yang berdasarkan presentasi
struktur tanah diperoleh bahwa jenis tanah atau permukaan lahan lokasi
pengamatan termasuk ke dalam jenis tanah lempung berpasir atau sandy clay
loam.
Berdasarkan
kelas
teksturenya
maka,
jenis
lempung
berpasir
: 40%-87,5%
Debu
: <50%
Liat
: <20%
tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara
(Kemas Ali Hanifiah,2007 : 88)
Berdsasarkan pada percobaan yang telah kami lakukan, untuk
mengetahui suhu tanah atau permukaan lokasi pengamatan menggunakan
termometer. Sehingga dalam percobaan ini diperoleh data bahwa suhu tanah
atau lahan lokasi pengamatan adalah 28C.
Menurut literatur, temperatur tanah sangat mempengaruhi aktivitas
mikroba. Aktivitas ini sangat terbatas pada temperatur di bawah 10C. Laju
optimum aktivitas biota tanah yang menguntungkan terjadi pada temperatur
18-30 C, seperti bakteri pengikat N pada tanah berdrainase baik. Nitrifikasi
berlangsung optimum pada temperatur sekitar 30 C. Pada temperatur di atas
30 C, lebih banyak unsur K tertukar dibebaskan daripada temperatur yang
lebih rendah. Sehingga penyerapan oleh akar juga meningkat. Pada temperatur
diatas
40
mikrobia
umumnya
menjadi
inaktif.
(Kemas
Ali
Haniofiah,2007:88)
Dari data pengamatan diketahui bahwa suhu atau temperatur tanah
adalah 28 C dengan demikian suhu tersebut berada pada rentang antara
temperatur 18-30 C yang merupakan suhu ideal bagi mikrobial tanah untuk
melakukan aktivitas kimianya. Seperti bakteri pengikat N2 yaitu nitobakter,
bakteri nitrosomonas dan nitrosococcus yang dapat mengikat N2 dari udara
karena temperatur tanah pada percobaan ini mendukung aktivitas mikrobial
maka aktivitas mengikat N2 dari udara dapat berjalan baik sehingga dapat
menyuburkan tanah pada lahan lokasi pengamatan ini.
Temperatur udara
Temperatur udara dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang dapat
diakses oleh daerah permukaan bumi. Kuat lemahnya intensitas cahaya
memengaruhi temperatur udara. Suhu yang tinggi atau (T > 37C)
menyebabkan penguapan pada tanaman semakin tinggi. Apabila suhu terlalu
rendah (T < 10C) menyebabkan aktivitas biologis tanaman seperti
fotosintesis, respirasi dan asimilasi terganggu.
Pada pengamatan ini diperoleh data bahwa temperatur udara pada
lokasi pengamatan sebesar 32C. Data ini diperoleh dengan cara mengukur
suhu udara menggunakan termometer. Pada titik temperatur kamar yaitu antara
suhu 25 37 suatu tumbuhan dapat melakukan aktivitas secara potensial untuk
berfotosintesis. Sehingga suhu udara yang diperoleh dari hasil pengamatan ini
juga termasuk dalam rentang antara suhu 25-37 . Maka suhu ini juga
mendukung aktivitas tumbuhan. Pada suhu ini juga akan mendukung aktivitasaktivitas hewan dan seluruh organisme yang berada pada plot ini.
Intensitas cahaya
Intensitas cahaya tergantung pada sudut jatuhnya sinar. Apabila di
waktu pagi hari dan sore hari sudut jatuhnya sinar kecil maka intensitas cahaya
yang mengenai permukaan tanah akan kecil. Sedangkan semakin sian, sudut
jatuhnya sinar akan semakin besar sehingga intensitas cahaya yang mengenai
permukaan tanah juga akan semakin besar.
Kami melakukan pengamatan pada pukul 08.30 WIB saat cahaya
matahari cukup terang. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya pada
lokasi pengamatan digunakan alat yaitu luxmeter, sehingga diperoleh hasil
bahwa besarnya intensitas cahaya pada plot lokasi pengamatan adalah 773 x
10 lux.
Intensitas cahaya yang tinggi dapat menyebabkan penguapan pada
tumbuhan juga tinggi. Apabila penguapan yang tinggi tidak disertai dengan
penyerapan air dan unsur hara tanah maka tumbuhan bisa layu dan akhirnya
mati. Sedangkan pada hewan dapat mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan
cairan tubuh.
c) Sifat khemis
Ph tanah
Pada umumnya tanah yang telah berkembang lanjut dalam daerah iklim
basah mempunyai pH tanah yang rendah, semakin lanjut umurnya semakin
asam tanah. Sebaliknya tanah di daerah iklim kering, penguapan menyebabkan
tertimbunnya unsur-unsur basa di permukaan tanah karena besarnya evaporasi
dibandingkan dengan presiptasi, sehingga makin lanjut umur tanah makin
tinggi pHnya. Selain itu pertumbuhan tanaman banyak dipengaruhi pH tanah.
Pada lokasi yang kami amati, diperoleh pH tanah sebesar 6,9 yang berarti tanah
tersebut netral. Tanah asam banyak mengandung ion H yang dapat ditukar,
sedang tanah alkalis kaya akan unsur-unsur basa yang dapat ditukar. pH tanah
pohon srikaya = 2
klitoria = 5
tanaman x = 4
ephorbia = 1
kamboja = 1
rumput hijau = ++
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada lokasi yang kami amati
ditumbuhi beberapa jenis rumput dan jumlah atau kepadatannya cukup banyak.
Rerumputan dapat tumbuh subur pada lokasi tersebut karena kondisi tanah di
lokasi tersebut merupakan tanah lempung berpasir, selain itu disebabkan oleh
suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban yang cukup serta faktor-faktor abiotik
lainnya.
Ulat bulu = 1
Kupu-kupu = 1
Nyamuk = ++
Pada lokasi yang kami amati didominasi oleh jenis hewan semut.
Karena tanah pada lokasi ini sebagian besar atau 50 % berupa pasir sehingga
semut dapat dengan mudah menggali dan membuat sarang sebagai tempat
tinggal. Selain itu terdapat pohon srikaya sebagai sumber makanan semut.
Setelah melakukan kegiatan observasi ini, selain dapat mengamati dan
menghitung jumlah kepadatannya, dari setiap individu dapat diketahui
bagaimana cara hidupnya. Untuk hewan semut yang kami amati, semut hidup
diatas tanah dan membuat sarang sebagai tempat tinggalnya. Semut hidup
diatas tanah juga tidak terlepas dari aktivitas mereka untuk mencari makan dan
pemenuhan energi yang berasal dari matahari. Selain itu, semut juga
memperoleh makanan dari pohon srikaya.
Asosiasi merupakan hubungan atau interaksi antara makhluk hidup yang satu dengan
makhluk hidup yang lain. Ini dapat terjadi dalam spesies yang sama (intraspesies) maupun
spesies yang berbeda (interspesies). Jenis asosiasi antar makhluk hidup dapat berupa
simbiosis komensalisme, simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan kompetisi. Berikut
adalah bentuk asosiasiasi yang kami temukan selama melakukan pengamatan :
Simbiosis komensalisme terdapat dalam interaksi antara klitoria dan tanaman X
terhadap pohon srikaya. Komensalisme sendiri berasal dari kata latin ko yang berarti
dengan bersama-sama dan mensa yang berarti meja, sehingga simbiosis komensalisme
adalah hubungan antara organisme dimana dalam interaksi ini organisme yang satu
mendapatkan keuntungan, sedangkan organisme yang lainnya sama sekali tidak dirugikan.
Dalam interaksi anatara klitoria dan tanaman X terhadap pohon srikaya organisme yang
diuntungkan adalah klitoria dan tanaman X. Sedangkan pohon srikaya tidak dirugikan
dengan adanya klitoria dan tanaman X
Simbiosis mutualisme terdapat dalam interaksi antara kupu-kupu terhadap bunga pada
pohon srikaya. Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang menguntungkan kedua belah
pihak. Kupu-kupu mendapatkan sari madu yang ada pada bunga sedangkan bunga
memperoleh bantuan dari kupu-kupu yang menyebarkan serbuk sari bunga tersebut ke bunga
lain. Serbuk sari ini akan menempel pada tubuh kupu-kupu dan jatuh pada bunga lain pada
saat kupu-kupu terbang dan menempel pada bunga yang lain.
Simbiosis parasitisme terdapat dalam interaksi antara ulat bulu dengan rumput.
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara organisme yang hanya menguntungkan satu
pihak saja,dimana organisme satu diuntungkan akan tetapi organisme yang lain dirugikan.
Dalam interaksi ulat bulu dengan rumput, ulat bulu mendapatkan makanan dari rumput, akan
tetapi organisme rumput dirugikan karena kelangsungan hidupnya terancam oleh ulat bulu.
Kompetisi adalah bentuk interaksi yang disebabkan karena adanya kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa yang diinginkan / dibutuhkan.
Kompetisi dapat terjadi dalam memperebutkan makanan atau tempat. Dalam pengamatan ini
terjadi kompetisi intraspesies yaitu antara sesama semut hitam dengan semut hitam yang lain
yang berkompetisi memperebutkan makanan yaitu buah srikaya. Dimana makanan tersebut
digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Begitu juga yang terjadi pada vegetasi-vegetasi
yang berada di plot lokasi pengamatan, terjadi kompetisi interspesies, yaitu antara rumput
kecil, rumput hijau, tanaman yang pinggirnya berwarna putih, dan juga pohon srikaya.
Diantara keempat vegetasi tersebut terjadi persaingan dalam memperebutkan unsure hara
serta air dan garam mineral yang ada dalam tanah. Unsure hara serta air dan garam mineral
tersebut sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan vegetasivegetasi tersebut.
F. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1) Jenis tanah atau permukaan lahan pada lokasi pengamatan adalah lempung berpasir.
Dengan perincian pasir sebesar 50%, debu sebesar 16,67% dan tanah liat sebesar
33,33%. Kondisi lahan ini cukup baik bagi tumbuh dan berkembangnya makhluk
hidup yang ada.
2) Sifat fisik klimatik tanah dan udara
a. Suhu tanah
: 28C
b. Kelembaban tanah : 10 %
c. Suhu udara
: 32C
: 6,9
: lempung berpasir
4) Jenis dari vegetasi yang tumbuh dalam plot lokasi pengamatan adalah rerumputan
dengan spesifikasi sifat yang tumbuh menyebar dalam plot tersebut. Jenis-jenis
rerumputan adalah rumput kecil, rumput hijau (agak besar) dan rumput-rumput kecil
lainnya. Keberadaan berbagai jenis rumput yang tumbuh subur ini dikarenakan
kondisi lingkungan yang memang cocok bagi kehidupan rumput itu sendiri.
5) Jenis dan spesifikasi hewan yang ada dan hidup di dalam plot lokasi pengamatan
adalah hewan jenis serangga yang didominasi oleh semut. Semut yang teramati adalah
semut merah besar, semut merah kecil, dan semut hitam.
6) Jenis-jenis asosiasi yang terjadi dalam plot llokasi pengamatan:
a. Simbiosis komenalisme: klitoria dan tanaman X merambat pada pohon
srikaya
b. Simbiosis mutulisme: kupu-kupu menghinggap pada bunga
c. Simbiosis parasitisme: semut hitam mengerubungi buah srikaya serta ulat bulu
memakan rumput
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, Isa. 1997. Klasifikasi tanah. Yogyakarta : UGM Press
Dwijoseputro, 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Jakarta: Erlangga
Hanifah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Haryanto. 2004. Komponen-Komponen Ekosistem. Jakarta: Erlangga
Kartasapoetra, G dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Bina
Aksara
Suwarno, dkk. 2006. Kehidupan Makhluk Hidup. Surakarta: Intan Pariwara
Irshadi Bagas. 2008. http://irshadi-bagas-4all.blogspot.com/2008/05/interaksi-antarorganisme.html. Diambil pada tanggal 11 Desember 2011.
LAMPIRAN
Gambar komponen biotik dan abiotik pada lokasi pengamatan di lingkungan terrestrial.