ISO 9001:2015
Mengawali tahun 2015, salah satu lompatan penting
dalam standarisasi internasional adalah dengan
membentuk Pemikiran berbasis resiko ke dalam ISO
9001:2015. Sebagai hal baru, makin banyak informasi
dalam berbagai penyajian akan memudahkan pemahaman
prinsip-prinsip Risk-base Thinking.
Ringkasan
2015 Revision Issue
Revisi setiap 5 sampai 8 tahun
2015
2008
1987
2000
1994
Membentuk pendekatan
sistematis terhadap risiko
dalam sistem manajemen
mutu.
Klausul 7 tentang,
tindakan pencegahan
dikeluarkan dan diganti
dengan memasukkan resiko
ke dalam seluruh standar.
Pendekatan berbasis
risiko, membuat organisasi
proaktif mencegah atau
mengurangi efek yang tidak
diinginkan dan
mempromosikan perbaikan
berkelanjutan.
What is
Risk-Base Thinking
What is
Risk-Base Thinking
Resiko diperhitungkan
sejak awal untuk seluruh
standar, pemikiran
berbasis risiko merupakan
bagian dari pendekatan
proses.
Contoh:
Untuk menyeberang jalan saya mungkin langsung
atau menggunakan jembatan penyeberangan di
dekatnya. Proses yang akan saya pilih
ditentukan oleh pertimbangan resiko.
What is
Risk-Base Thinking
Risiko umumnya
dipahami sebagai hal
negatif. Dalam berpikir
berbasis risiko, tetap
ada peluang positif dari
setiap resiko yang
terjadi.
contoh:
Menyeberang jalan dengan cara langsung, akan
memberikan kesempatan untuk mencapai seberang
jalan dengan cepat, tetapi resiko cedera tinggi
karena ada mobil bergerak.
What is
Risk-Base Thinking
Dengan mempertimbangkan
keseluruhan risiko , organisasi
akan:
Meningkatkan pencapaian
tujuan yang telah
ditetapkan,
Output akan lebih
konsisten
Pelanggan semakin yakin akan menerima produk
atau jasa yang diharapkan.
Klausul 5 (Kepemimpinan)
manajemen puncak diperlukan
untuk berkomitmen memastikan
Klausul 4 diikuti.
Klausul 10 (Improvement)
organisasi dituntut untuk
meningkatkan dengan menanggapi
perubahan resiko.
How do I do it
Menggunakan pendekatan faktor
resiko dalam proses organisasi Anda.
1. Identifikasi
Mengidentifikasi resiko dan peluang
setiap pilihan yang akan diambil
Contoh
Resiko menyeberangi jalan pada waktu sibuk dengan
banyak mobil bergerak cepat, tidak sama jika
menyeberang pada jalan sepi dengan sedikit mobil
yang bergerak.
Mempertimbangkan hal-hal
seperti cuaca, keadaan
sekeliling dan faktor lain
yang bisa mengganggu.
How do I do it
2. Buat Prioritas
How do I do it
3. Analisa Kasus.
How do I do it
4. Buat Rencana
How do I do it
Contoh Kasus:
Saya bisa menghilangkan risiko
cedera dengan menggunakan jembatan
tetapi saya telah memutuskan bahwa
resiko apapun yang terjadi saat
menyeberang jalan dapat diterima.
Rencana dan pertimbangan:
Mengurangi kemungkinan cedera
dan atau efek cedera, dengan
menyeberang pada saat tidak ada
mobil yang bergerak di dekat saya.
How do I do it
5. Melaksanakan rencana mengambil tindakan
contoh
Saya menyeberang jalan,
periksa tidak ada hambatan
untuk menyeberang dan ambil
tempat yang aman di tengah
lalu lintas yang bergerak.
How do I do it
6. Periksa efektivitas
tindakan dan cara kerjanya?
contoh
Saya tiba di seberang jalan
tanpa luka dan tepat waktu.
Rencana ini dijalankan dan
hasil yang tidak diinginkan
bisa dihindari.
How do I do it
7. Belajar dari pengalaman
dan perbaikan terus-menerus
contoh
Saya ulangi rencana selama beberapa hari, pada waktu yang
berbeda dan dalam kondisi cuaca yang berbeda.
Pengalaman mengajarkan, bahwa menyeberang jalan pada waktu
tertentu dalam sehari sangat sulit karena ada terlalu banyak
mobil.
How do I do it
8. Beberapa pertimbangan
peluang inovatif:
Kesimpulan
Pemikiran berbasis risiko
bukanlah hal baru dan sesuatu
yang sudah anda lakukan dan
kontinue
Pemikiran berbasis risiko:
Memastikan pengetahuan dan kesiapan lebih besar.
Meningkatkan kemungkinan mencapai tujuan.
Membuat kebiasaan pencegahan
Mengurangi kemungkinan hasil buruk.
Sumber bacaan:
.
31000 ISO: 2009 Prinsip dan pedoman Manajemen
Risiko
PD ISO / TR 31004: 2013. Pedoman pelaksanaan
Manajemen risiko - ISO 31000