Sasaran Mutu Dalam ISO 9001:2015 – Sasaran Mutu merupakan salah satu persyaratan dalam ISO 9001. Penetapan
sasaran mutu sangat penting dalam pelaksanaan persyaratan dari ISO 9001 tersebut.
Sasaran Mutu adalah goal atau target dari suatu organisasi dalam melakukan suatu proses yang ingin dicapai dalam jangka
waktu tertentu. Sasaran mutu merupakan metoda yang di gunakan oleh Perusahaan untuk tetap fokus mengejar target yang
berasal dari Pedoman Mutu hingga rencana untuk pencapaiannya.
Penetapan sasaran mutu dilakukan oleh Pimpinan Departemen atas persetujuan dari Manajemen Puncak berdasarkan
Business Plan Perusahaan dan Persyaratan Pelanggan (Customer Requirement). Sasaran mutu yang telah ditetapkan harus
disosialisasikan ke Internal Departemen masing – masing agar semua orang di dalam departemen tersebut mengerti kemana
sasaran mereka dan bagaimana kontribusinya dalam mencapai sasaran tersebut. Dalam persyaratan ISO 9001:2008.
Manajemen puncak harus memberikan bukti atas komitmennya untuk pengembangan dan penerapan sistem manajemen
mutu dan secara berkelanjutan meningkatkan keefektifannya melalui pengukuran sasaran mutu yang telah diterapkan.
Manajemen puncak harus menjamin bahwa kebijakan mutu memberikan kerangka untuk menetapkan dan meninjau sasaran-
sasaran mutu.
Metoda yang sering digunakan untuk penyusunan sasaran mutu adalah Prinsip SMART, yaitu Specific (Spesifik),
Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time-Bound (Batas waktu).
Specific : Target yang ditentukan haruslah spesifik . Sebuah tujuan yang spesifik (tertentu) memiliki kesempatan
yang jauh lebih besar untuk dicapai dari tujuan umum . Contoh, Mengurangi Produk NG / Reject untuk Hasil
Proses Injection Molding.
Measurable : Sasaran harus bisa di ukur. Perlu ditetapkan kriteria atau parameter untuk mengukur kemajuan
menuju pencapaian setiap tujuan yang ditetapkan. Misalnya : Mengurangi Produk NG / Reject untuk Hasil Proses
Injection Molding sebesar 2 %
Achievable : Target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa dicapai, Misalnya saat ini NG/Reject untuk
proses injection molding adalah 20%. Adalah tidak mungkin untuk mengurangi NG tersebut hingga 0%.
Relevant : Sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan dan sesuai dengan proses atau fungsi terkait. Misalnya :
Bagian produksi Injection Molding setidaknya mempunyai Sasaran Mutu ” Mengurangi Produk NG / Reject untuk
Hasil Proses Injection Molding sebesar 2 %” bukannya mempunyai sasaran mutu “Penagihan hutang”.
Time Bound : Sebuah sasaran harus didasarkan dalam jangka waktuatau harus mempunyai batas waktu yang jelas,
ex: Mengurangi Produk NG / Reject untuk Hasil Proses Injection Molding sebesar 2 % dalam waktu 3 bulan.
Organisasi harus menetapkan sasaran mutu pada fungsi, tingkat dan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu.
Tindakan apa yang akan dilakukan; Sasaran Mutu “Mengurangi Produk NG / Reject untuk Hasil Proses
Injection Molding sebesar 2 % dalam waktu 3 bulan” harus disertai dengan rencana strategis mengenai
tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. Untuk mempermudah bisa digunakan 7 Strategy Mutu
untuk menyelesaikannya. Misalnya beberapa hal NG atau reject bisa berasal dari :
o Orang -> Dilakukan training kesadaran Mutu bagi petugas Injection Molding
o Mesin -> Dilakukan pemeliharaan dan pengecekan mesin sebelum di operasikan
o Raw Material -> Melakukan audit terhadap raw material sebelum di inject.
Sumber daya apa yang akan diperlukan untuk mencapai sasaran mutu. Dalam hal “Mengurangi Produk NG /
Reject untuk Hasil Proses Injection Molding sebesar 2 % dalam waktu 3 bulan”. Sumber daya ini adalah orang
(karyawan), Infrastuktur (Peralatan) & Lingkungan. Perlu mendapatkan perhatian kompetensi dari operator orang
yang menjalankan mesin, peralatan, penerangan, dan kenyaman lingkungan kerja.
Siapa yang akan bertanggung jawab, dalam hal contoh diatas tentu saja menjadi tanggung jawab department
produksi injection molding.
Kapan sasaran tersebut akan Sasaran Mutu harus memiliki waktu penyelesaian dan sebagai bagian dari perbaikan
yang berkesinambuangan, berbeda waktu bisa membuat berbeda sasaran mutu yang ingin dicapai.
Bagaimana hasilnya akan dievaluasi. Sering kali organisasi menjadikan sasaran mutu hanya sebagai peryaratan
dalam ISO 9001. Bukan menjadi strategy bisnis perusahaan. Sehingga pencapaiannya baru di ukur atau di evaluasi
menjelang rapat tinjauan manajemen. Ini tidak melanggar persyaratan ISO, akan tetapi semakin sering sasaran ini
di evaluasi, semakin mudah kita menentukan apakah rencana tindakan yang sudah direncanakan dan lakukan
sebelumnya adalah tepat atau tidak. Atau justru Perusahaan harus membuat rencana tindakan lain agar lebih efektif
untuk mencapai sasaran mutu.