PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupannya, manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari
nilai-nilai kebenaran yang sebenarnya karena kesehariannya manusia dihadapkan
berbagai
macam
persoalan
yang
membutuhkan
penyelesaian.
Dengan
perkembangan iptek yang pesat ini persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan
manusia pun semakin sulit mengatasi persoalan hidupnya. Di saat kita manusia
tidak bisa menyelesaikan atau mengatasi persoalan hidup. Kita pasti lebih memilih
lari dari masalah tersebut dan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti
minuman-minuman keras, narkoba, dll. Dan bahkan tidak sedikit dari mereka
yang melakukan bunuh diri gara-gara tidak bisa mengatasi persoalan kehidupan.
Di sinilah iman dan taqwa itu mengambil perannya sebagai jalan keluar
atau solusi untuk menyelesaikan masalah kehidupan itu tersebut. Ketika seseorang
telah bisa memahami dan menerapkan konsep dari iman dan taqwa tersebut
kedalam kehidupannya maka ia dapat mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi
iman dan taqwa itu sangat penting bagi manusia khususnya bagi kita pemeluk
agama islam, agar mendekatkan kita kepada Allah SWT. Dan menjadi hamba
yang beriman dan bertaqwa. Dengan begitu konsep iman dan taqwa itu perlu
untuk dikaji.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan dari judul makalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
Bagaimana cara menerapkan konsep iman dan taqwa di kehidupan
sehari-hari ?
4.
Apa peran iman dan taqwa dalam menjawab problema kehidupan
modern ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah
agama islam dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan penulisan
dan pembaca tentang konsep iman dan taqwa, cara mengimplementasikannya ke
kehidupan sehari-hari serta mengetahui bahwa imtaq dapat menjawab problema
kehidupan kita di masa yang modern ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Iman dan Taqwa
2.1.1 Pengertian Iman
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yu'manu - amanan yang
berarti percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang
terletak dalam hati.
Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin, keimanan berarti
kepercayaan atau keyakinan. Dengan demikian, rukun iman adalah dasar, inti,
atau pokok - pokok kepercayaan yang harus diyakini oleh setiap pemeluk agama
Islam.
Secara sempurna pengertiannya adalah membenarkan (mempercayai)
Allah dan segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai wahyu melalui rasulrasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan
perbuatan.
Dalam surat al-Baqarah 165, dikatakan bahwa orang yang beriman adalah
orang yang amat sangat cinta kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena
itu, beriman kepada Allah berarti sangat rindu terhadap ajaran Allah. Oleh karena
itu beriman kepada Allah berarti amat sangat menaati ajaran Allah yaitu Al-Quran
dan sunnah rasul.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah Atthabrani, iman
didefinisikan dengan keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal perbuatan (al-Imaanu 'aqdun bil qalbi waiqraarun
billisaani wa'amalun bil arkaan).
Istilah iman dalam al-qur'an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang
memberikan corak dan warna tentang suatu yang diimani, seperti dalam surat anNisa': 51 yang dikaitkan dengan jibti (kebatinan/Idealisme) dan thaghut
(realita/nasionalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan dengan
kata bathil, yaitu wallaziina aamanuu bil baathili. Bathil berarti tidak benar
menurut Allah.Sementara dalam surat al-Baqarah: 4 iman dirangkaikan dengan
kata ajaran yang diturunkan oleh Allah.
Dengan demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau
ajaran nya, dikatakan sebagai iman haq, sedangkan yang dikaitkan dengan
selainnya dinamakan iman bathil.
Keimanan adalah perbuatan yang bila diibaratkan pohon, mempunyai pokok dan
cabang. Bukankah sering kita baca atau dengar sabda Rasullah saw. Yang kita
jadikan kata-kata mutiara, misalnya malu adalah sebagian dari iman, kebersihan
sebagian dari iman, cinta bangsa dan Negara sebagian dari iman, bersikap ramah
sebagian dari iman, menyingkirkan duri atau yang lainnya yang dapat membuat
orang sengsara dan menderita, itu juga sebagian dari iman. Diantara cabang cabang keimanan yang paling pokok adalah keimanan kepada Allah SWT.
2.1.2 Pengertian Taqwa
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka
taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).
Seorang muslim yang bertaqwa pasti selalu berusaha melaksanakan
perintah Tuhannya dan menjauhi segala laranganNya dalam kehidupan ini.
Karakteristik orang - orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan.
3
A.
B.
C.
D.
E.
Iman kepada Allah, para malaikat, kitab - kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan
memelihara fitrah iman.
Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang orang miskin, orang - orang yang terputus di perjalanan, orang - orang yang
meminta - minta dana, orang - orang yang tidak memiliki kemampuan untuk
memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang
kedua ini, dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang
diwujudkan melalui kesanggupan mengorbankan harta.
Mendirikan solat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan
diri.
Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata
lain memiliki semangat perjuangan.
2.
Jika disebut nama Allah, hatinya akan bergetar dan berusaha ilmu Allah
tidak lepas dari syaraf memorinya (al-anfal : 2)
3.
4.
Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakn perintahNya. (al-anfal: 3, Al-muminun: 2, 7)
5.
6.
7.
8.
9.
2.
3.
Menonjol rasa puasnya dalam perolehan rezeki sesuai dengan usaha dan
kemampuannya
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kalau ditegur orang segera intropeksi. Kalau ternyata teguran tersebut benar
maka dia menyesal dan mohon ampun kepada Allah swt. serta minta maaf
kepada orang yang tertimpa oleh kesalahannya itu
14. Kalau dimaki orang dia tersenyum simpul sambil mengucapkan: "Kalau
makian anda benar saya bermohon semoga Allah swt. mengampuniku.
Kalau
teguran
anda
ternyata
salah,
saya
bermohon
agar Allah
mengampunimu
2.4 Keterkaitan Iman dan Taqwa
Pada prinsipnya, iman adalah syarat sedangkan taqwa adalah tujuan.
Kedudukan iman sebagai syarat menunjukkan bahwa kewajiban melaksanakan
ibadah puasa hanya dapat disahuti melalui wadah keimanan ini. Mengingat bahwa
nilai-nilai iman berfluktuasi maka sudah pasti nilai-nilai puasa juga demikian.
Oleh karena itu, melalui wadah iman ini pulalah maka tujuan dari puasa yaitu
menuju jenjang taqwa sangat mudah direalisasikan. Iman dan taqwa merupakan
dua sisi mata uang yang sangat sulit untuk dipisahkan dan bahkan kedua-duanya
saling membutuhkan. Dengan kata lain, jenjang taqwa tidak akan pernah terwujud
bila tidak diawali dengan keimanan dan keimanan itu sendiri tidak akan memiliki
nilai apa-apa bila tidak sampai ke derajat ketaqwaan.
Perpaduan antara iman dan taqwa ini adalah kemuliaan sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, Al-Qur'an dengan tegas
menyebutkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang
yang paling taqwa. Prediket kemuliaan ini sangat ditentukan oleh kualitas taqwa,
semakin tinggi tingkat ketaqwaan seseorang maka semakin mulia pula
kedudukannya pada pandangan Allah. Perpaduan antara iman dan taqwa ini tidak
akan terjadi secara otomatis karena iman memiliki persyaratan untuk menuju nilai
kesempurnaannya. Persyaratan ini dapat dilihat melalui aturan-aturan yang
diberlakukan kepada iman yaitu memadukan keyakinan dengan perbuatan. Tanpa
melakukan perpaduan ini maka iman akan selalu bersifat statis karena berada pada
tataran ikrar tidak pada tataran aplikasi. Oleh karena itu, maka kata 'iman' selalu
digandeng dalam Al-Qur'an dengan amal shaleh (amanu wa 'amilu alshalihat)
supaya keberadaan iman terkesan lebih energik.
Penggandengan kata 'iman' dengan perbuatan baik ini menunjukkan
adanya upaya-upaya khusus yang harus dilakukan untuk menjaga keeksisan iman
itu sendiri. Perlunya upaya khusus ini karena posisi manusia masih sangat labil
jika masih berada pada level iman. Untuk menguatkan posisi ini maka orang6
dengan panca indera manusia. Namun kita wajib iman dan percaya kepadanya.
Jumlah malaikat sangatlah banyak, hingga tak ada yang mengetahui jumlahnya,
kecuali Allah. Diantara nama - nama malikat yang disebut dalam Al-Qur'an.
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah
Allah menurunkan kitab-kitabNya kepada para Nabi sebagai pedoman
umat manusia untuk hidup didunia agar selamat dunia dan akhirat. Ada 4 kitab
yang Allah turunkan kepada para Nabi, yaitu :
a.
b.
c.
d.
Ketika beliau SAW. Ditanya oleh Malaikat Jibril tentang hari kiamat,
belaiau tak tahu kapan terjadinya, namun beliau memberikan tanda-tanda kiamat
yang mendahului terjadinya kiamat. Di antara tanda-tandanya adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Beriman kepada qada dan qadar berarti harus beriman kepada Ilmu Allah yang
merupakan deretan sifat-sifat-Nya sejak azali. Allah mengetahui segala sesuatu.
Tidak ada makhluk sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak Dia
ketahui. Dia mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan. Dia
juga mengetahui kondisi dan hal-hal yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi
di masa yang akan datang.
Penulisan Takdir
10
Sebagai mukmin, kita harus percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik di
masa lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang, semuanya telah dicatat
dalam Lauh Mahfuzh dan tidak ada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya.
Seorang mukmin yang telah mengimani qada dan qadar harus mengimani
masyi`ah (kehendak Allah) dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh. Apapun yang
Dia kehendaki pasti terjadi meskipun manusia tidak menginginkannya. Begitu
pula sebaliknya, apa pun yang tidak dikehendaki pasti tidak akan terjadi meskipun
manusia memohon dan menghendakinya. Hal ini bukan dikarenakan Allah tidak
mampu melainkan karena Allah tidak menghendakinya.
Pencipta Allah
Ketika beriman terhadap qada dan qadar, seorang mukmin harus mengimani
bahwa Allah-lah pencipta segala sesuatu, tidak ada Khaliq selain-Nya dan tidak
ada Rabb semesta alam ini selain Dia.
Inilah empat rukun beriman kepada qada dan qadar yang harus diyakini setiap
muslim. Maka, apabila salah satu di antara empat rukun ini diabaikan atau
didustakan, niscaya kita tidak akan pernah sampai kepada gerbang keimanan yang
sesungguhnya. Sebab, mendustakan rukun-rukun tersebut berarti merusak
bangunan iman terhadap qada dan qadar dan ketika bangunan iman itu rusak,
maka hal tersebut juga akan menimbulkan kerusakan pada bangunan tauhid itu
sendiri.
Ada empat macam takdir, antara lain :
Takdir Umum (Takdir Azali)
Takdir mengenai segala sesuatu yang ditetapkan sebelum penciptaan langit, bumi,
dan seluruh isinya.
Takdir Umuri
Takdir yang diberlakukan atas manusia pada masa awal penciptaannya dan
bersifat umum. Meliputi rizki, ajal, kebahagiaan, dan kesengsaraan.
Takdir Samawi
Takdir yang dicatat pada malam Lailatul Qadar setiap tahun.
Takdir Yaumi
11
Takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi dalam satu hari,
mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan, mengampuni dosa,
menghilangkan kesusahan, dan sebagainya.
Allah berfirman dalam surat Ar Rad ayat 11 :
Arti : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah Islam yang
terangkum dalam Rukun Iman merupakan landasan bagi setiap umat Islam dalam
mempelajari dan mengimplementasikan agama Islam dalam kehidupan seharihari. Selain itu, penerapan akidah yang baik dan benar dapat mendatangkan
manfaat bagi kita, misalnya memberikan ketenteraman jiwa, mewujudkan
kehidupan yang baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen serta dapat
meningkatkan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT.
2.6 Implementasi Konsep Iman dan Takwa dalam Kehidupan Sehari-hari
Iman sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa iman, ibadah yang
dilakukanakan sia-sia, bahkan amal yang dilakukan tidak akan sampai kepada
Allah SWT, sepertiyang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat An-Nabia ayat 94, yang artinya
"Barang siapa yang megerjakan amal sholeh, sedang ia beriman, maka usahanya tak akan
terabaikan. Dan sesungguhnya Kami menuliskan amalan itu untuknya"
Keimanan dan ketaqwaan yang dianugerahkan Allah SWT untuk kaumnya
haruslah disyukuri dan diperkuat dengan cara meningkatkan ibadah amal,
misalnya disamping
menjalankan ibadah wajib (sholat, zakat, puasa), juga menjalankan ibadah
sunnah,misalnya dengan membayar infaq dan sedekah.
Berikut penerapan iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari, sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
12
" Barang siapa bisa menjamin diantara kedua mulut (bibir)nya (bibir atas dan
bawah), niscaya aku akan menjadi surganya "
f. Menjaga amanah dan menepati janji. Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa haruslah
bisa menjaga amanah yang diberikan kepada dirinya dan berusahalah untuk
selalu menepati janji selagi masih mampu.
g. Menjaga sholat wajib. Menjaga sholat dalam kehidupan sehari-hari bukan
persoalan yang mudah. Menjaga sholat ini berarti orang tersebut bisa menjaga
waktunya, dia selalu sholat tepat waktu dan tidak menunda-nunda sholatnya.
Disamping sholat tepat waktu orang tersebut juga menjaga cara dan
bacaannya dengan benar sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Disamping itu juga harus bisa menjaga efek positif dari
sholat, yaitu dengan benar-benar menghayati dan melaksanakan apa yang
telah dibaca dalam melaksanakan sholat.
h. Selalu siap untuk menghadapi kematian sebagaimana dari rukun iman.
individu.
Ada
beberapa
faktor
penyebab
munculnya
masalah
13
itulah orang miskin yang sombong dan orang tua bangka yang berzina dosanya lebih
besar daripada dosa orang kaya yang sombong dan perbuatan zina seorang
yang masih muda. Hal itu sebagaimana dikisahkan di dalam hadits. Ada tiga
golongan orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah dan tidak akan
diperhatikan oleh-Nya pada hari kiamat. Dan di antara mereka itu adalah orang
tua beruban yang berzina dan orang miskin yang sombong.
d) Meninggalkan ketaatan, baik berupa keyakinan, ucapan, maupun amalan fisik
Sebab iman akan semakin banyak berkurang apabila ketaatan yang
ditinggalkan juga semakin besar. Apabila nilai suatu ketaatan semakin penting
dan semakin prinsip maka meninggalkannya pun akan mengakibatkan
penyusutan dan keruntuhan iman yang semakin besar dan mengerikan.
Bahkan terkadang dengan meninggalkannya bisa membuat pelakunya
kehilangan iman secara total, sebagaimana orang yang meninggalkan shalat
sama sekali. Perlu diperhatikan pula bahwa meninggalkan ketaatan itu terbagi
menjadi dua, yaitu :
Pertama, ada yang menyebabkan hukuman atau siksa yaitu apabila yang
ditinggalkan adalah berupa kewajiban dan tidak ada alasan yang hak untuk
meninggalkannya.
Kedua, sesuatu yang tidak akan mendatangkan hukuman dan siksa karena
meninggalkannya, seperti : meninggalkan kewajiban karena udzur syar'i
(berdasarkan ketentuan agama) atau hissi (berdasarkan sebab yang terindera),
atau tidak melakukan amal yang hukumnya mustahab/sunnah. Contoh untuk
orang yang meninggalkan kewajiban karena udzur syar'i atau hissi adalah
perempuan yang tidak shalat karena haidh. Sedangkan contoh orang yang
meninggalkan amal mustahab/sunnah adalah orang yang tidak mengerjakan
shalat Dhuha.
BAB III
ISI
3.1 Permasalahan
Di kehidupan yang sangat modern ini perkembangan iptek sangat pesat
tetapi walau perkembangan iptek ini sudah maju, permasalahan hidup manusia
bukan lebih sedikit atau lebih mudah tapi malah menjadi lebih kompleks dan
ragam permasalahannya pun bertambah banyak. Terdapat beberapa contoh
problem dalam kehidupan modern di antara :
1.
2.
3.
4.
Perekonomian
Putus asa
Kegelisahan atau bimbang
Kekecewaan, dll.
14
2.
3.
3.2 Pembahasan
Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan
Kehidupan Modern
Dalam kaitan ini, iman dan taqwa yang dapat berperan menyelesaikan
problema dan tantangan kehidupan modern tersebut.
Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan
Modern
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini
dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan
manusia:
a.
Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah.
Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun
yang dapat mencegahnya. Sebaliknya,jika Allah hendak menimpakan bencana,
maka tidak ada satu kekuatanpun yang sanggup menahan dan mencegahnya.
Kepercayaan dan keyakinan demikian menghilangkan sifat mendewa-dewakan
manusia yang kebetulan sedang memegang kekuasaan, menghilangkan
kepercayaan pada kesaktian benda-benda keramat, mengikis kepercayaan pada
khufarat, takhyul, jampi-jampi dan sebagainya. Pegangan orang yang beriman
adalah firman Allah surat Al Fatihah ayat 1-7
b.
15
Acapkali manusia dilanda resah dan duka cita, serta digoncang oleh
keraguan dan kebimbangan. Orang yang beriman mempunyai keseimbangan ,
hatinya tentram(mutmainah), dan jiwanya tenang(sakinah), seperti dijelaskan
firman Allah:
..(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah,hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram
(Ar-Ra'd,13:28)
e.
16
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat ikhlas, tanpa
pamrih , kecuali keridaan Allah. Orang yang beriman senantiasa konsekuen
dengan apa yang telah diikrarkannya, baik dengan lidahnya maupun dengan
hatinya. Ia senantiasa berfirman pada firman Allah:
Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An'aam, 6:162)
g.
Orang yang beriman selalu berjalan pada arah yang benar karena Allah
membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki. Dengan demikian
orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya. Hal ini sesuai
dengan firman Allah:
Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan
merekalah orang-orang yang beruntung.(Al-Baqarah, 2:5)
h.
17
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Agama islam bukanlah hambatan untuk perkembangan iptek tapi justru
agama islam bisa lebih mengembangkan dan memperbaiki iptek itu. Dan dengan
adanya agama islam permasalahan-permasalahan yang muncul seiring dengan
perkembangan iptek ini dapat diatasi atau diselesaikan. Dengan cara tetap
menerapkan konsep iman dan taqwa tersebut dalam kehidupan kita, dengan begiu
kemajuan iptek tidak membuat kemerosotan moral pada diri manusia.
Dengan adanya hubungan yang dinamis antara agama dan modernitas,
maka diperlukan upaya untuk menyeimbangkan pemahaman orang terhadap
agama dan modernitas. Pemahaman orang terhadap agama akan melahirkan sikap
keimananan dan ketaqwaan (Imtaq), sedang penguasaan orang terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) di era modernisasi dan industrialisasi mutlak
diperlukan. Dengan demikian sesungguhnya yang diperlukan di era modern ini
tidak lain adalah penguasaan terhadap Imtaq dan Iptek sekaligus. Salah satu usaha
untuk merealisasikan pemahaman Imtaq dan penguasaan Iptek sekaligus adalah
melalui jalur pendidikan. Dalam konteks inilah pendidikan sebagai sebuah sistem
harus didesain sedemikian rupa guna memproduk manusia yang seutuhnya. Yakni
manusia yang tidak hanya menguasai Iptek melainkan juga mampu memahami
ajaran agama sekaligus mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
SARAN
Pada dasarnya dalam kehidupan modern, kita sebagai manusia tidak bisa
terlepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita beriman dan bertaqwa, kita
dapat mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal yang menyesatkan atau dari
segala sesuatu yang tidak baik. Selain itu, kita juga dapat menentukan apakah
modernisasi tersebut dianggap sebagai suatu kemajuan atau tidak, dipandang
bermanfaat atau tidak, diperlukan atau sebaliknya perlu dihindari.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://recyclearea.wordpress.com/2009/09/16/pengertian-akidah-serta-imankepada-qada-dan-qadar/
http://anshorimujahid.wordpress.com/2011/02/21/pengertian-dan-rukun-iman/
http://gustiprabangasta.blogspot.com/2010/09/masalah-masalah-sosial-yangterjadi-di.html
http://skripsi-dulrohman.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-pai-tentangiman-dan.html
19
PERTANYAAN
1.
Apakah iman itu hanya diukur lewat sholat, dzikir, puasa dll ?
2.
3.
4.
JAWABAN
1.
iman tu tidak diukur hanya dengan hubungan kita dengan allah, tetapi
20
3.
Budaya bukan menciptakan islam tetapi islam yang menciptakan budya dan
memelihara budaya agar tidak menyimpang dari ajaran islam., maka dari itu
budaya yang tidak sesuai dengan ajaran islam lebih baik kita tinggalkan., atau
apabila kita bisa memperbaikinya lebih baik kita memperbaikinya
http://skripsi-dulrohman.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-pai-tentangiman-dan.html
21