KELOMPOK A8 :
Achmad Nurul Hidayat
G0011003
Aprilisasi P.S.
G0011031
G0011063
G0011097
G0011115
Risky Pratiwi P
G0011177
G0011047
Gefaritza Rabbani
G0011099
G0011173
TUTOR :
Rani Tyas, dr.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO II
Bu Susi Pantang Makan yang Basah-basah Selama Hamil
Bu Susi, umur 38 tahun, G3A0P2 datang periksa kehamilan klinik dokter
keluarga ditemani oleh suaminya. Dokter Mira sebagai dokter keluarga
menanyakan mengenai struktur keluarga Bu Susi, siklus kehidupan keluarga,
membuat genogram, serta menilai faktor risiko internal dan faktor risiko eksternal
serta dampak kesakitan terhadap keluarga dalam rangka membuat diagnostik
secara holistik dan melakukan penatalaksanaan secara komprehensif. Saat ini
dokter Mira memperkirakan umur kehamilan Bu Susi memasuki minggu ke-20.
Riwayat persalinan sebelumnya adalah dengan dukun beranak, dan anak
pertamanya saat ini berumur 3 tahun, anak kedua 1,5 tahun. Saat ini Bu Susi
memeriksakan kehamilannya ke dokter karena takut kejadian perdarahan hebat
saat persalinan sebelumnya terulang apalagi 3 tahun terakhir ini Bu Susi dikatakan
menderita sakit gula oleh dokter. Dokter melakukan pemeriksaan 7T pada Bu Susi
kemudian memberikan edukasi kepada Bu Susi untuk makan makanan yang
bergizi tinggi. Namun, Bu Susi mengatakan bahwa dari dulu selama hamil tidak
mau makan makanan yang basah seperti telur karena oleh orang tuanya dan
orang-orang di sekitarnya dikatakan dapat menyebabkan anak di dalam rahim
gelisah dan lukanya lama sembuh. Selain itu, setelah melahirkan, Bu Susi dilarang
oleh ibunya memberikan ASInya yang pertama kali keluar dan tidak boleh makan
yang amis-amis seperti ikan.
Dokter juga mengingatkan Bu Susi untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin karena Bu Susi masuk dalam kriteria 4 terlalu, dan mengingatkan agar
segera ke dokter apabila timbul keluhan-keluhan agar tidak terjadi tiga terlambat.
Dokter
Mira merencanakan
akan
memberikan konseling tentang perwatan selama masa nifas dan perawatan untuk
bayinya setelah lahir nanti termasuk laktasi, dan persiapan untuk merujuk pasien
ke Puskesmas PONED menjelang waktu melahirkan.
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Seven Jump
1. Langkah I : Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa
istilah dalam skenario.
Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut :
a. Genogram
Genogram mengacu kepada penggunaan diagram secara luas
untuk memahami hubungan suatu keluarga setidaknya untuk tiga
generasi. Perry, (2010:383) menyebutkan bahwa esensinya,
3
menggambarkan
yakni
asal-usul
keluarga klien
dan kakek-neneknya.
Genogram adalah alat bantu untuk mengetahui tentang sejarah
keluarga dari waktu ke waktu dan biasanya menyediakan berbagai
macam data dari sebuah generasi keluarga melalui pola hubungan
antar anggota keluarga beserta karakteristik yang melekat pada
masing-masing anggota keluarga, baik berupa pekerjaan, jenis
kelamin, umur, dan berbagai peristiwa yang mengiringi perjalanan
sebuah keluarga dari generasi ke generasi.
b. Dokter keluarga
Dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer
yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif,
dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga
dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis
penyakitnya.
c. Holistik
Menyeluruh, maksudnya dalam memberi pelayanan dokter harus
peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang
terdiri dari fisik, mental, sosial, dan spiritual, serta berkehidupan
di tengah lingkungan fisik dan sosialnya.
d. Siklus kehidupan keluarga
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahanperubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga
sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan
gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi
yang dialami kebanyakan keluarga. Siklus hidup keluarga terdiri
dari variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan
penanganan
suatu
masalah
kesehatan
tidak
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
keluarga,
lingkungan
(dokter spesialis).
Sistem rujukan dari dokter keluarga ke dokter spesialis atau antar
tahap
pelayanan
pertama, Pelayanan
kesehatan
Tingkat
adalah
Primer.
sebagai
Pelayanan
berikut;
di
sini
belum
11
dokter
keluarga.
Dan
paradigma
sakit
yang
namun
sebagai
tetap
pelayanan
dapat
komprehensif
dapat
diaudit
yang
dan
dipertangungjawabkan
b. Comunicator (Penghubung atau Penyampai Pesan)
Yang mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui
penjelasan yang efektif sehingga memberdayakan pasien dan
keluarganya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatannya
sendiri serta memicu perubahan cara berpikir menuju sehat dan
mandiri kepada pasien dan komunitasnya
c. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Yang melakukan pemeriksaan pasien,
pengobatan,
dan
12
effectiveness untuk
kepentingan
pasien
13
budaya,
dan tingkatan
sosial.
Secara
klinis, dokter
ini
Practice, 1969).
Dokter keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat sebagai
kontak pertama yang merupakan pintu masuk ke sistem pelayanan
kesehatan, menilai kebutuhan kesehatan total pasien dan
menyelenggarakan pelayanan kedokteran perseorangan dalam
satu atau beberapa cabang ilmu kedokteran serta merujuk pasien
ke tempat pelayanan lain yang tersedia, sementara tetap menjaga
kesinambungan pelayanan, mengembangkan tanggung jawab
untuk pelayanan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan,
serta
bertindak
sebagai
koordinator
pelayanan
kesehatan,
14
personal,
tingkat
pertama,
menyeluruh
dan
untuk
mempunyai
menyelenggarakan
peranan
penatalaksanaan
yang
pasien,
unik
dalam
penyelesaian
tanpa
yaitu
ucapan
yang
tidak didasari
16
dengan
pengalaman)
Memvalidasi
4) Penerima yang tidak berfungsi
Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
Diskualifikasi, contoh : iya dech.....tapi....
Offensive (menyerang bersifat negatif)
Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
Kurang memvalidasi
5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih,
gembira
Komunikasi terbuka dan jujur
Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya
diskusi
Kurang empati
Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
Komunikasi tertutup
Bersifat negatif
Mengembangkan gosip
B. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan
posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa
aman, kepala keluarga, sebaagai anggota dari kelompok
sosialnya
serta
sebagai
lingkungannya.
17
anggota
masyarakat
dari
dan spiritual
C. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti
keinginannya)
Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses
persuasi)
Affective
power
(pengaruh
yang
yang
dipaksakan
diberikan
sesuai
melalui
18
19
personal
dan
ketidaksiapannya
menjadi
20
peran pula dalam tahap ini, dan tantangan ini harus disikapi
secara tepat.
4. Tahap Keluarga dengan Remaja. Ini merupakan salah satu
tahap yang paling menantang dalam kehidupan berkeluarga.
Anak yang tadinya penurut cenderung jadi remaja tak
penurut, dan ini merupakan perkembangan normal. Anak
yang sebelumnya sulit diatur, jadi remaja yang jauh lebih
sulit diatur. Orangtua yang sudah terbiasa mengatur dengan
cara yang telah berhasil pada tahap sebelumnya cenderung
mengalami kesulitan, dan tentu saja ini jadi tantangan
tersendiri dalam hidup bersama pasangan. Apabila pasangan
memang betul-betul siap dan trampil menjadi pasangan dan
menjadi orangtua, tantangan besar ini akan lebih mudah
dihadapi.
5. Tahap Keluarga dengan Anak Dewasa, artinya anak yang
mereka besarkan saat ini sudah menjadi dewasa mandiri.
Anak dari pasangan ini mungkin sudah atau belum
menikah, tapi belum punya keturunan. Beberapa pasangan
merasa lebih dekat satu sama lain di tahap ini, karena masamasa mengasuh anak telah mereka lewati bersama.
Beberapa pasangan lain justru menjadi asing satu sama lain,
terutama mereka yang pada tahap-tahap sebelumnya kurang
memahami cara berkomunikasi yang hangat.
6. Tahap Keluarga di Masa Pensiun. Pensiun mengubah cara
hidup keluarga, biasanya karena tanggung jawab untuk
bekerja
dan
penghasilan
menjadi
sangat
berkurang
21
22
23
dokter
keluarga
berdasarkan
diagnostik
holistik.
Adapun
dengan
rujukan interval.
Dokter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab
penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran
N
Kewenangan
O
MATERNAL
1.
Perdarahan pada
kehamilan muda
Perdarahan post
partum
3.
Hipertensi dalam
kehamilan
Kemampuan
26
4.
Persalinan macet
5.
6.
Infeksi Nifas
NEONATAL
1.
Asfiksia pada neonatal
27
2.
Gangguan nafas
pada bayi baru lahir.
3.
4.
5.
6.
Ikterus
28
jantung)pada asfiksia.
Terapi oksigen
Koreksi asam basa akibat asfiksia
Intubasi (apabila diperlukan)
Pemantauan pasca tindakan
termasuk menentukan resusitasi
berhasil atau gagal.
Penyebab dan tingkatan gangguan
nafas pada bayi baru lahir
Terapi oksigen
Resusitasi bila di perlukan
Manajemen umum dan spesifik
(lanjut) gangguan pernafasan.
Pemantauan pasca ti ndakan.
Rujukan bila di perlukan
Diagnosis BBLR dan penyulit
yang sering ti mbul (hipotermia,
hipoglikemia, hiperbilirubinemia,
infeksi/ sepsis,dan gangguan
minum)
Penyebab BBLR dan factor
predisposisi
Pemeriksaan fisik
Penentuan usia gestasi
Komplikasi pada BBLR
Pengaturan pemberian minum/
jumlah cairan yang dibutuhkan
bayi.
Pemantauan kenaikan BB
Penilaian
tanda
kecukupan
pemberian ASI
Diagnosis hipotermi
Menghangatkan bayi dengan
incubator
Diagnosis hipoglikemi
berdasarkan hasil pengukuran
kadar glukosa darah
Pemberian glukosa mengikuti
GIR (Glucose Infusion rate),
termasuk pemberian ASI apabila
memungkinkan.
Diagnosis icterus berdasarkan
Kejang pada
Neonatus
8.
Infeksi Neonatus
Sumber:
Kurikulum
emergensi/komplikasi.
Letaknya strategis dan mudah diakses oleh Puskesmas/
Fasyankes non PONED dari sekitarnya.
29
sesuai
dengan
kompetensi
dan
dibutuhkan.
Puskesmas telah dimanfaatkan masyarakat dalam/luar wilayah
kerjanya sebagai tempat pertama mencari pelayanan, baik
e
f
PONED,
kegawatdaruratan
medik
serta
tindakan
umumnya
mengatasi
dalam
rangka
rujukan kabupaten
Puskesmas telah mempunyai peralatan medis, non medis, obatobatan dan fasilitas tindakan medis serta rawat inap, minimal
harus
mempunyai
penyelenggaraan PONED
30
kemampuan
manajemen
Puskesmas
Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota bersama RS
kabupaten/kota
dan
RS
PONEK
terdekat
dalam
berfungsi efekif-efisien.
Adanya komitmen dukungan dari BPJS Kesehatan untuk
mendukung kelancaran pembiayaan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) dalam rangka Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Dukungan Bappeda dan Biro Keuangan Pemda dalam
pengintegrasian
perencanaan
pembiayaan
Puskesmas
dalam
31
BAB III
PEMBAHASAN
minggu, anak pertama berumur 3 tahun, anak kedua berumur 1,5 tahun, terdapat
riwayat persalinan sebelumnya di dukun beranak dengan perdarahan hebat dan
riwayat sakit gula 3 tahun. Untuk aspek psikologis, pasien mengalami kecemasan
akan riwayat persalinan sebelumnya dan riwayat gulanya. Sedangkan untuk aspek
sosial masih dianggapnya tabu mengenai makanan (kepercayaan di keluarga dan
daerahnya tentang pantangan makan) yang mempengaruhi perilaku kesehatan.
Oleh karena itu, dalam penanganan terhadap pasien, dokter terlebih dahulu
mengenal kondisi keluarga lebih dalam melalui struktur keluarga, siklus
kehidupan keluarga, faktor risiko internal dan eksternal serta genogram keluarga
untuk menyusun rencana pelayanan kesehatan yang komprehensif. Selain itu,
dokter juga harus memberi nasihat kepada pasien untuk melakukan upaya
pencegahan agar bayi dapat lahir dengan selamat.
Upaya yang bisa dilakukan adalah memelihara kesehatan ibu hamil,
asuhan nifas dan pasca salin serta pemeliharaan kesehatan bayi. Pemeliharaan
kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan menghindari beberapa hal seperti
alkohol, rokok, kecapaian, stres, obat-obatan, makanan, dan lain-lain. Selain itu
dilakukan pula pemeriksaan kehamilan (ANC) yang dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan sesuai anjuran WHO yaitu 1 kali pada trimester1, 1 kali
pada trimester 2, dan 2 kali pada trimester 3. Untuk asuhan nifas, diberikan
penyuluhan kepada ibu hamil bahwa masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
berlangsung kira-kira 6-8 minggu. Perubahan yang terjadi pada ibu selama masa
nifas adalah perubahan fisik ibu, involusi uterus dan pengeluaran lokhea, laktasi,
perubahan brbagai sistem tubuh, perubahan psikologis ibu. Tujuan asuhan masa
nifas sendiri adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik dan
psikologis; melaksanakan deteksi secara komprehensif apabila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya; memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat; serta memberikan pelayanan KB.
Promosi
kesehatan
juga
perlu
dilakukan
untuk
menghilangkan
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1 Sebagai dokter
2
keluarga,
menyusun
diagnosis
holistik
dengan
B. SARAN
1 Untuk kelancaran tutorial sebaiknya sebelumnya ada kuliah pengantar
terlebih dahulu supaya mahasiswa mengetahui hal-hal apa saja yang harus
2
DAFTAR PUSTAKA
35
36