Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
TB Paru
Tanggal Kasus
10 Maret 2015
Nama Pasien
Ny. Misdawarni
Nomor RM
Tanggal Presentasi
Pendamping
Tempat Presentasi
Objek Presentasi
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Deskripsi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
bumil
Sesak tidak disertai dengan bunyi ngik. Sesak tidak dipengaruhi oleh
suhu,cuaca, maupun debu. Selain itu, os pernah merasakan nyeri dada sebelah kiri
seperti ditusuk - tusuk sejak beberapa minggu yang lalu. Os menyangkal adanya
penjalaran nyeri ke punggung dan tangan sebelah kiri. Nyeri dada timbul
terutama jika pasien sedang merasakan batuk dan sesak napas. Os juga
mengeluhkan nafsu makan berkurang sejak 1 bulan terakhir sehingga os merasa
badanya semakin kurus. Selain itu, os juga sering merasa mual namun tidak
sampai muntah. Os menyangkal adanya nyeri pada ulu hati. Kadang - kadang os
juga mengeluhkan kepalanya terasa pusing dan badannya terasa lemas sehingga
os tidak dapat melakukan pekerjaannya lagi. Buang air kecil normal dengan
frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, kencingbatu (-), nyeri saat BAK (-),
darah (-). Sejak 1 minggu yang lalu os mengalami BABencer namun tidak
disertai dengan lendir maupun darah. Frekuensi BAB 1-2x/hari,dengan
konsistensi encer warnanya kekuningan.
Tujuan
Bahan
Bahasan
Cara
Membahas
Tinajuan Pusataka
Diskusi
Data Pasien
Riset
Nama
Nama Ruanagan :
Ny. Misdawarni
Kasus
Audit
Pos
No. Reg.
No. Telp : -
Masuk RS :
Os juga mengeluhkan nafsu makan berkurang sejak 1 bulan terakhir sehingga os merasa
badanya semakin kurus.
Os juga sering merasa mual namun tidak sampai muntah.
Buang air kecil normal dengan frekuensi 3-4x/hari, warna kuning jernih, kencingbatu (-),
nyeri saat BAK (-), darah (-).
BAB encer namun tidak disertai dengan lendir maupun darah. Frekuensi BAB 12x/hari,dengan konsistensi encer warnanya kekuningan.
1.
Riwayat Kesehatan Dan Penyakit :
Os belum pernah mengalami batuk darah sebelumnya
2.
Riwayat Pengobatan :
Os menyangkal pernah mengkonsumsi obat OAT selama 6 bulan.
Os sering berobat ke puskesmas untuk mengurangi keluhan batuk dan demam.
Riwayat alergi obat (-)
3.
Riwayat keluarga :
Tidak ada anggota keluarga os dengan keluhan batuk darah.
Tidak ada keluarga os yang menderita batuk lama.
Riwayat tekanan darah tinggi (-), kencing manis (-), asthma (-), keganasan (-),TBC
(-)
4. Riwayat pekerjaan :
Pasien ibu rumah tangga
5.
ArtoYuwono Soeroto. (2002). Bahaya pengobatan TBC yang tidak tuntas. PT Rineka
Cipta, Bandung
Budiarto, E. & Dewi Anggraeni. (2001). Epidemiologi. Edisi 2. Penerbit EGC. Jakarta.
Danusantoso, Halim. (1999). Ilmu penyakit paru. Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Nadesul, Handrawan. (1995). Penyebab, pencegahan dan pengobatan TBC. Puspa Swara.
Jakarta.
Trastotenojo. M.S. dkk.(1995). Tuberkulosis Klinik. Widya Medika. Jakarta
Hasil Pembelajaran :
1. Pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien TB Paru
2. Penegakkan diagnosis pada pasien TB Paru
3
3.
Subjektif :
batuk sejak 3 bulan yang lalu dan tidak pernah hilang sampai saat ini. Batuk disertai
dengan dahak kental berwarna kuning kehijauan dengan jumlah 1 sendok tiap kali
batuk.
batuk darah dialami hanya sekali saja.
os juga mengeluh demam sejak 3 bulan yang lalu.
Os sering berkeringat dingin pada malam hari.
Os juga mengeluhkan sesak napas sejak 1 bulan yang lalu.
Os juga mengeluhkan nafsu makan berkurang
os juga sering merasa mual namun tidak sampai muntah.
Buang air kecil normal
BAB encer
Objektif :
Keadaan umum : sedang
Keadaan sakit
: sakit sedang.
Kesadaran/GCS
: compos mentis/E4V5M6.
Tekanan Darah
: 140/80 mmHg.
Nadi
Pernafasan
Suhu
: 36,1 oC
Berat Badan
Status generalisata
Kepala
Mata
: normocephal
: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), palpebra edema (-/-),
ptosis (-/-), pupil isokor (+/+).
Telinga
Hidung
Mulut
Wajah
: edema (-)
Leher
Thoraks
Inspeksi
:
: simetris kanan = kiri, gerakan dada tertinggal (-), iktus kordis (-),
retraksi (-), pelebaran sela iga (-)
Palpasi
: vocal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan dada (-), tidak teraba massa
dan tidak teraba iktus kordis
Perkusi
: sonor di seluruh lapangan paru, batas paru hepar dalam batas normal,
batas jantung dalam batas normal
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
:
: dinding perut tampak lebih tinggi dari dari dinding dada,, pergerakan
dinding perut simetris
Palpasi
: Nyeri Tekan dan nyeri lepas Mc. Burney(-), Rovsing sign (-),
Blumberg sign (-)
Perkusi
Auskultasi
: peristaltik usus (+), kesan normal, tidak ada bising aorta abdominalis
Genitalia
Ekstremitas
Hasil
10 gr/dl
3+, 3+,3+
Asassement
Paru merupakan port dentre lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena ukurannya yang
sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang terhirup, dapat mencapai
5
alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi oleh mekanisme imunologis non
spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TB dan biasanya sanggup
menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag
tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag.
Kuman TB dalam makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni
di tempat tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer
GOHN.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan
bersifat hilang timbul
Penurunan nafsu makan dan berat badan
Perasaan tidak enak (malaise), lemah
Gejala khusus:
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening
yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang
disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu
saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini
akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai
meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
6
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.
Diagnosis TB Paru
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak
nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas
dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis,
asma, kanker paru, dan lain-lain.
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai keberhasilan
pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan
diagnosis pada semua suspek TB dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu
(SPS):
S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat
pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada
hari kedua.
P(Pagi):
Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.
Dosis OAT
Rifampisin . 10 mg/ kg BB, maksimal 600mg 2-3X/ minggu atau
BB > 60 kg : 600 mg
BB 40-60 kg : 450 mg
BB < 40 kg : 300 mg
Dosis intermiten 600 mg / kali
INH 5 mg/kg BB, maksimal 300mg, 10 mg /kg BB 3 X seminggu,
15 mg/kg BB 2 X semingggu atau 300 mg/hari
untuk dewasa. lntermiten : 600 mg / kali
Pirazinamid : fase intensif 25 mg/kg BB,
35 mg/kg BB 3 X semingggu,
50 mg /kg BB 2 X semingggu atau :
BB > 60 kg : 1500 mg
7
BB 40-60 kg : 1 000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Etambutol : fase intensif 20mg /kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB,
30mg/kg BB 3X seminggu, 45 mg/kg BB 2 X seminggu atau :
BB >60kg : 1500 mg
BB 40 -60 kg : 1000 mg
BB < 40 kg : 750 mg
Dosis intermiten 40 mg/ kgBB/ kali
Streptomisin:15mg/kgBB atau
BB >60kg : 1000mg
BB 40 - 60 kg : 750 mg
BB < 40 kg : sesuai BB
Kombinasi dosis tetap
Rekomendasi WHO 1999 untuk kombinasi dosis tetap, penderita hanya minum obat
3-4 tablet sehari selama fase intensif, sedangkan fase lanjutan dapat menggunakan
kombinasi dosis 2 obat antituberkulosis seperti yang selama ini telah digunakan sesuai
dengan pedoman pengobatan. Pada kasus yang mendapat obat kombinasi dosis tetap
tersebut, bila mengalami efek samping serius harus dirujuk ke rumah sakit / fasiliti
yang mampu menanganinya.
Plan :
Diagnosis
TB Paru Kasus Baru
Penatalaksanaan
BB : 50 kg
FDC 1 x 3 tablet
B6 1x1
Anjuran
Minum obat tepat waktu dan jangan putus obat.
Pendidikan
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien mengenai penyebab terjadinya
penyakit dan perjalanan penyakit, penanganan penyakit TB Paru selama 6 bulan
Konsultasi
Menjelaskan secara keseluruhantentang kondisi pasien dan menganjurkan perlunya minum
obat secara teratur selama 6 bulan.