MAKALAH
disusun oleh:
Muthia Kirana
Heidy Stefanie
Galang Mahardika
Febria Angelina
Editha Meydiana
Niila Istiana
Qaulan Syahida
Shafira Ananda
Kartika Dhipta
Vinni Nichianishi
Maria Oktarina
Jamaluddin Nawawi
Bianda Taris I.
Albert
Utami Danniawati
160110110028
Icha Putrika R.
160110110045
160110110029
Intan Nursamsi
160110110046
160110110030
Tiffani Anggiani
160110110047
160110110031
Mindy Frieda A.
160110110048
160110110032
Prilanita Giani
160110110049
160110110033
Nasya Dwi Ariestanti 160110110050
160110110034 Julia Andriani
160110110051
160110110035
Ridhalla Hadiska Z. 160110110053
160110110036
Anindya Novia P.
160110110054
160110110038
Sonia Rama
160110110056
160110110039
Johana Yaputri
160110110120
160110110041
G. A. Savitri K. P.
160110110127
160110110042
Laras Annisa F.
160110110128
160110110043
Azalia S.W.
160110110130
160110110044
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Four-Handed Dentistry dalam Bidang Periodonsia dengan tepat waktu.
Makalah ini akan fokus membahas four-handed dentistry pada bidang
periodonsia. Four-handed dentistry adalah suatu metode kerja sama antara dokter
gigi dengan asisten sehingga prosedur perawatan gigi menjadi lebih cepat. Selain
teknik four-handed dentistry, juga akan dibahas bagaimana cara memegang alat,
posisi operator, pasien, dan asisten yang tepat sehingga dokter gigi dapat bekerja
dengan baik.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai
four-handed dentistry khususnya pada bidang periodonsia dan dapat diaplikasikan
dalam praktik kedokteran gigi.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10
2.13
2.14
Posisi Pasien...................................................................................29
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak faktor risiko yang mungkin terjadi pada seorang dokter gigi, salah
satu faktor risiko yang paling sering terjadi adalah gangguan muskuloskeletal.
Pengertian dari gangguan muskuloskeletal adalah gangguan yang meliputi tulang
belakang bagian atas dan bawah, bahu, dan pergelangan tangan. Gangguan ini
dapat disebabkan oleh faktor teknis, yaitu tata letak alat yang tidak ergonomis,
dan non teknis, yaitu cara dan posisi merawat pasien.
Perbaikan faktor teknis dan non teknis dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya gangguan muskuloskeletal pada dokter gigi. Four-handed dentistry
merupakan suatu teknik yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi sehingga
dokter gigi dan perawat gigi secara bersama-sama melakukan tindakan perawatan
kepada pasien. Metode ini bertujuan untuk mempercepat proses dan mengurangi
kelelahan bagi pasien dan tenaga kesehatan gigi.
Periodonsia merupakan spesialisasi ilmu
kedokteran
gigi
yang
pekerjaan yang dilakukan dalam bidang periodonsia dan sangat sering dilakukan
oleh seorang dokter gigi. Karena itu, penerapan prisinsip four-handed dentistry
sangat penting dilakukan pada bidang ini agar pekerjaan dapat dilakukan dengan
efisien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Four-Handed Dentistry
Definisi Four-Handed Dentistry
Four-handed dentistry adalah suatu teknik yang digunakan dalam
bidang kedokteran gigi sehingga dokter gigi dan perawat gigi secara
bersama-sama melakukan tindakan perawatan kepada pasien. Metode ini
bertujuan untuk mempercepat proses dan mengurangi kelelahan bagi
pasien dan tenaga kesehatan gigi.
2.2
4. Kelas IV
5.
Pergerakan tangan dan bahu.
6.
Contoh: supply tub atau container.
7. Kelas V
8.
Pergerakan seluruh torso.
9.
Contoh: gerakan berputar
2.3
10.
Tujuan Four-Handed Dentistry
11.
Metode ini bertujuan untuk mempercepat proses kerja,
mengurangi kelelahan bagi pasien dan tenaga kesehatan gigi, serta
meningkatkan kualitas pekerjaan. Tujuan lain dari four-handed dentistry,
yaitu :
1. Mendapatkan hasil yang optimal dan kenyamanan saat bekerja.
2. Menghemat waktu kerja dokter gigi dengan menguasai urutan
prosedur pekerjaan.
3. Bekerja secara efisien dengan cara meletakkan peralatan dan bahan
yang disusun secara berurutan dengan tahap prosedur kerja yang
akan dilakukan.
4. Mendapatkan kepercayaan dari pasien dan membina hubungan
yang positif antara pasien dan dokter gigi.
2.4
12.
Alasan Mengapa Four-Handed Dentistry Penting
13.
Penggunaan metode four-handed
dentistry
akan
menimbulkan kerjasama yang baik antara dokter gigi dan asisten sehingga
pekerjaan yang dilakukan jauh lebih ringan. Karena itu, metode ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya ketegangan otot akibat banyaknya
pergerakan dan kelelahan mata akibat perpindahan pandangan dokter gigi
dari daerah mulut pasien. Metode ini juga digunakan terutama untuk
mencegah gangguan mukoskeletal, yaitu gangguan yang meliputi tulang
belakang bagian atas dan bawah, bahu, dan pergelangan tangan, yang
merupakan faktor risiko pada dokter gigi.
2.5
14.
Zona Four-Handed Dentistry
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
2.6
cabinet.
26.
27.
Cara Memegang Instrumen
28.
Beberapa cara memegang instrumen yang digunakan dalam
four-handed denstistry adalah:
1.
Pen grasp
29.
Memegang instrumen seperti memegang bolpoin.
30.
31.
32.
2.
Palm grasp
33.
34.
35.
36.
3.
Palm-thumb grasp
37.
Instrumen digenggam dengan telapak tangan dan
kemudian distabilkan dengan ibu jari.
38.
39.
2.7
40.
Cara Transfer Instrumen
41.
Beberapa cara transfer instrumen dalam four-handed
dentistry adalah:
1. One-handed transfer
42.
Asisten memberikan dan menerima instrumen dengan satu
tangan.
43.
44.
45.
2. Two-handed transfer
46.
Asisten menggunakan kedua tangannya untuk mentransfer.
Satu tangan untuk memberikan, tangan lainnya untuk menerima
alat dari operator.
47.
48.
2.8
49.
Tata Letak Penempatan Alat
50.
Prinsip utama dalam desain tata letak penempatan alat
kedokteran gigi adalah prinsip ergonomis; yaitu menyerasikan atau
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
beraktivitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan
manusia, baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara
keseluruhan menjadi lebih baik. Tata letak hanyalah salah satu faktor
dalam ergonomis, banyak faktor lain yang merupakan unsur ergonomis
seperti desain warna, pencahaaan, suhu, kebisingan, dan kualitas udara
ruangan, serta desain peralatan yang digunakan.
51.
Ruang periksa adalah ruang utama dalam praktek dokter
gigi. Tata letak peralatan dalam ruangan ini berorientasi untuk memberi
kemudahan dan kenyamanan bagi dokter gigi, perawat higi, berserta
pasiennya ketika proses perawatan dilakukan. Ukuran minimal ruang
periksa untuk satu dental unit adalah 2,5 x 3,5 meter. Dalam ruangan ini
dapat dimasukan satu buah dental unit, mobile cabinet, serta dua buah
dental stool. Unsur penunjang lain dapat juga dimasukan, seperti audiovideo atau televisi, untuk hiburan pasien yang sedang dirawat.
52.
adalah penempatan dental unit. Alat ini bukan kursi statis tetapi dapat
direbahkan dan dinaik-turunkan. Pada saat posisi rebah panjang dental
unit adalah sekitar 1,8-2 meter. Dental unit memerlukan ruang sebesar 1
meter di belakang untuk operators zone dan static zone. Karena itu, jarak
ideal antara ujung bawah dental unit dengan dinding belakang atau dental
cabinet yang diletakkan di belakang adalah 3 meter; sementara jarak
antara ujung bawah dental unit dengan dinding depan minimal 0,5 meter.
Dental unit umumnya memiliki lebar 0,9 meter, bila tray dalam kondisi
terbuka keluar maka lebar keseluruhan umumnya 1,5 cm. Jarak dari tiap
sisi minimal 0,8 meter untuk pergerakan di operators zone dan asistants
zone.
53.
yang akan digunakan pada saat perawatan diletakan di static zone. Zona
ini tidak akan terlihat oleh pasien dan terletak diantara operators zone dan
assistant zone sehingga baik dokter gigi maupun perawat gigi akan dengan
mudah mengambil bahan maupun alat yang diperlukan dalam perawatan.
Bila mobile cabinet lebih dari satu, maka mobile cabinet kedua diletakan
di operators zone.
54.
Alat besar terakhir yang berada di ruang periksa adalah
dental cabinet sebagai tempat penyimpanan utama bahan maupun alat
kedokteran gigi. Umumnya berbentuk bufet setengah badan seperti kitchen
cabinet dengan ketebalan 0,6-0,8 meter. Bila hanya satu sisi, lemari ini
ditempatkan di static zone, sedangkan bila berbentuk L, ditempatkan di
56.
Four-Handed Dentistry dalam Bidang Periodonsia
Alat-Alat yang Digunakan dalam Pekerjaan Periodonsia
1.
Kaca mulut
57.
Kaca mulut merupakan alat dasar yang wajib ada. Hal ini
58.
59.
2.
60.
Sonde
61.
62.
63.
3.
64.
Ekskavator
65.
10
66.
67.
4.
Gambar 2. 10 Ekskavator
68.
Pinset
69.
70.
71.
5.
Probe
72.
73.
74.
6.
75.
Chisel
76.
untuk
kalkulus
yang
terletak
pada
bagian
11
77.
78.
7.
79.
Sickle scaler
80.
Sickel scaler adalah salah satu instrumen yang digunakan
untuk menghilangkan kalkulus dari permukaan mahkota gigi
anterior. Terdapat pointed back dan pointed tip di ujung sickle.
81.
82.
8.
83.
Hoe
84.
85.
86.
9.
87.
Kuret
88.
12
89.
90.
91.
membersihkan
dan memoles
2.11
2.
13
99.
1.
perawatan periodontal:
Scaling
1) Asisten mempersiapkan ruang kerja dokter.
14
dan
2.
dengan
periosteal
elevator
untuk
15
2.12
1.
103.
104.
105.
106.
16
107.
108.
109.
110.
111.
112.
2.
113.
Adaptation
114.
Perhatikan petunjuk panah merah, menunjukkan finger rest agar stabil ketika
melakukan scaling
17
115.
116.
117.
3.
Angulation
118.
18
119.
120.
122.
123.
4.
124.
Lateral Pressure
125. Tindakan melibatkan ibu jari dan jari telunjuk (press) ujung
instrumen terhadap permukaan gigi atau kalkulus. Jumlah tekanan harus
bervariasi sesuai dengan sifat dari kalkulus dan dillihat dari tujuannya
untuk menghilangkan kalkulus atau untuk menghaluskan permukaan akar.
Tekanan Lateral bisa dilakukan dengan tekanan yang tegas, sedang, atau
ringan Lakukan pengkaplikasian dengan tekanan yang hati - hati selama
menggunakan instrumen
5.
Strokes
126.
Arah stroke.
19
127.
128.
2.13
1.
1)
129.
Posisi Operator Pada Saat Melakukan Scaling
Posisi rahang atas
Posisi regio 1 posterior bukal rahang atas
130.
131.
132.
133.
134.
135.
2)
20
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
3)
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak pandang
Retraksi mukosa
145.
146.
147.
148.
149.
150.
Posisi regio anterior labial rahang atas
21
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
4)
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak pandang
Retraksi mukosa
158.
Posisi regio anterior lingual rahang atas
22
159.
160.
5)
161.
162. Posisi operator
163. Pencahayaan
164. Jarak pandang
165. Retraksi mukosa
166.
Posisi regio 2 posterior bukal rahang atas
: belakang pasien
: tidak langsung
: tidak langsung
: jari telunjuk yang tidak terpakai
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
6)
174.
175.
176.
177.
178.
179.
Posisi regio 2 posterior lingual rahang atas
23
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
2.
1)
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak Pandang
Retraksi mukosa
: depan pasien
: langsung dan tidak langsung
: langsung dan tidak langsung
:-
187.
Posisi Rahang Bawah
Posisi regio 3 posterior bukal rahang bawah
188.
189.
191.
192.
193.
194.
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak pandang
Retraksi mukosa
190.
: sebelah kanan atau di depan pasien
: langsung
: langsung atau tidak langsung
: jari tengah dari tangan yang tidak
195.
Posisi regio 3 posterior lingual rahang bawah
24
196.
197.
198.
3)
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak pandang
Retraksi mukosa
terpakai
: depan
: langsung
: langsung
: jari telunjuk dari tangan yang tidak
25
4)
215.
Posisi regio anterior lingual rahang bawah
216.
217.
218.
5)
: belakang
: langsung dan tidak langsung
: langsung dan tidak langsung
: kaca mulut retraksi lidah
224.
231.
232.
233.
234.
235.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak pandang
Retraksi mukosa
26
6)
236.
237.
Posisi regio 4 posterior lingual rahang bawah
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
2.14
245.
Posisi Pasien
Posisi operator
Pencahayaan
Jarak pandang
Retraksi mukosa
: depan pasien
: langsung dan tidak langsung
: langsung dan tidak langsung
: kaca mulut retraksi lidah
27
246.
247.
248.
249.
250.
Tubuh
Posisi
251.
pasien.
252.
Sandaran kursi sejajar lantai untuk perawatan
area maksila.
253.
Sandaran kursi sedikit lebih naik untuk area
254.
perawatan mandibula.
255.
Ujung kepala sama tinggi dengan ujung
Kepala
256.
sandaran kepala.
257.
Sesuaikan sandaran kepala agar kepala dan
Sandaran
Kepa
28
la
258.
259.
260.
Posisi
261.
Posis
pada
sandaran
262.
kepala
263.
Area
nyaman .
264.
Pasien diminta untuk membuka mulut
Mandibula
265.
Area
Maksila
267.
268.
269.
270.
274.
271.
BAB III
272.
KESIMPULAN
273.
Four-handed dentistry adalah suatu teknik yang digunakan dalam
bidang kedokteran gigi sehingga dokter gigi dan perawat gigi secara bersamasama melakukan tindakan perawatan kepada pasien. Metode ini bertujuan untuk
mempercepat proses dan mengurangi kelelahan bagi pasien dan tenaga kesehatan
gigi.
275.
29
285.
DAFTAR PUSTAKA
286.
287.
30