Anda di halaman 1dari 15

INTERPRETASI BNO IVP / KUB IVU

Pendahuluan
Pemeriksaan KUB IVU merupakan pemeriksaan penunjang radiologis yang
masih cukup baik untuk menilai traktus urinarius hingga saat ini. Pemeriksaan
KUB IVU dikhususkan untuk menilai traktus urinarius sehingga diperlukan
persiapan khusus pula sebelum dilakukan ekspose rontgen. KUB IVU dilakukan
dengan melakukan ekspose rontgen serial untuk menilai keseluruhan traktus
urinarius dari kalik ginjal hingga buli. Pemahaman mengenai anatomi maupun
fisiologi organ urinarius sangat diperlukan sebagai dasar dalam interpretasi KUB
IVU.

Terminologi
BNO : Blaas Neir Oversicht (Bahasa Belanda) untuk memperhatikan ginjal
(Nier) hingga buli (Blaas)
IVP : Intra Venous Pyelography (Bahasa Inggris) melihat gambaran pielum
dengan kontras intravena
Saat ini istilah yang sering dipakai adalah KUB IVU
KUB : Kidney Ureter Bladder (Bahasa Inggris)
IVU : Intra Venous Urography (Bahasa Inggris)
Dengan pertimbangan supaya tidak ada campuran bahasa pada istilah diatas
dan yang dinilai pada foto tidak hanya pielum namun juga ureter sampai buli.
KUB merupakan foto polos, sebelum dilakukan pemberian kontras, sehingga
merupakan foto standar untuk komparasi hasil IVU. IVU merupakan foto dengan
kontras intravena, merupakan foto untuk konfirmasi penilaian anatomi, obstruksi,
dan fungsi traktus urinarius yang mungkin belum didapatkan dari KUB. Jadi untuk
interpretasi KUB IVU yang lengkap, kecuali kondisi tertentu, tidak dianjurkan
untuk melakukan IVU tanpa KUB, KUB dan IVU tidak dalam serial waktu
pemeriksaan yang benar, maupun KUB dan IVU dilakukan dengan ekspose pada
mesin rontgen yang berbeda sehingga kekuatan ekspose (kV, mA) berbeda, yang
akan mempersulit interpretasi. Walaupun KUB merupakan foto polos, namun
perlu diketahui bahwa KUB untuk menilai traktus urinarius, sehingga perlu
diketahui perbedaannya dengan foto polos abdomen yaitu :
-

Sentrasi. Pada KUB : Batas atas merupakan batas atas ginjal kiri yaitu
proc. Xyphoideus, batas bawah merupakan batas bawah buli saat kosong
yaitu batas inferior symphisis pubis. Sedangkan pada foto polos abdomen
batas bawah pada batas superior symphisis pubis, karena rongga intra
abdomen tidak melewati symphisis pubis.

Persiapan. Perlu persiapan khusus dalam pemeriksaan KUB, dengan tujuan


untuk menghilangkan gambaran bayangan udara usus, dan fecal material,
karena merupakan musuh utama dalam visualisasi traktus urinarius
pada KUB, sedangkan pada foto polos abdomen tidak dilakukan persiapan,
karena untuk menilai organ intra abdomen, sehingga gambaran distribusi
udara usus justru diperlukan dalam interpretasinya.

Tujuan Pemeriksaan
Untuk menilai :
-

Anatomi
Obstruksi
Fungsi

traktus urinarius mulai dari parenkim ginjal hingga buli

Indikasi
-

Nyeri kolik. Adalah nyeri tajam dengan intensitas berat,hilang timbul, yang
diakibatkan oleh obstruksi organ berongga. Pada nyeri kolik akan
dikeluarkan adrenalin, sehingga akan ditandai dengan berdebar-debar,
keringat dingin, mual sampai muntah. Pada pengukuran intensitas nyeri
dengan Visual Analog Scale (VAS), maka termasuk dalam nilai 10
(maksimal)
Hematuria. Adalah pengeluaran darah di dalam urin, bisa bersifat
mikroskopik hematuria (pemeriksaan analisis urin : sedimen eritrosit lebih
dari 10, tanpa disertai perubahan warna urin dengan mata telanjang),
makroskopik hematuria (perubahan warna urin dengan intensitas warna
urin lebih dominan), dan gross hematuria (perubahan warna urin dengan
intensitas warna darah lebih dominan, bahkan disertai keluarnya bekuan
darah). Painless intermitten gross hematuria, merupakan gejala khas pada
tumor urotelial traktus urinarius
Nyeri pinggang persisten. Adalah nyeri dengan intensitas ringan sampai
sedang pada area flank (batas atas : costa 12, batas bawah : crista iliaca,
batas medial : linea midscapula, batas lateral : linea midaxilla), hilang
timbul, menjalar sesuai dermatom obstruksi dan hilangnya nyeri sangat
tergantung pada pemberian obat. Artinya dengan analgetik maka nyeri
akan teratasi akan akan muncul kembali bila analgetik dihentikan.
Kencing disertai keluar batu. Bila keluhan ini disertai dengan gejala
obstruksi (nyeri kolik, nyeri pinggang, retensi urin),maka kondisi ini sangat
memungkinkan pasien menderita penyakit batu saluran kencing.
Riwayat menderita batu saluran kencing dengan berbagai tindakan dan
penanganannya. Bila keluhan ini disertai dengan gejala obstruksi (nyeri
kolik, nyeri pinggang, retensi urin),maka kondisi ini sangat memungkinkan
pasien menderita penyakit batu saluran kencing. Perlu diketahui bahwa
resiko munculnya batu saluran kencing pada pasien yang pernah
menderita adalah 20 % untuk seumur hidup dengan pencegahan

Trauma yang melibatkan traktus urinarius. Secara anatomi, traktus


urinarius dilindungi oleh organ yang cukup kuat di sekelilingnya (ginjal dan
ureter di retroperitoneal, anterior dilindungi cavum abdomen dan posterior
dilindungi oleh otot-otot erector trunci, buli di pelvical, dilindungi oleh
tulang pelvis), sehingga trauma traktus urinarius yang bukan iatrogenik
biasanya disertai dengan multipel trauma. Pemeriksaan KUB IVU pada
pasien trauma dilakukan dengan segera, sehingga persiapan yang perlu
dilakukan sebelum pemeriksaan KUB IVU tidak dilakukan. Interpretasinya
pun hanya sekedar untuk melihat ekstravasasi kontras yang merupakan
petunjuk adanya trauma pada lumen traktus urinarius. Untuk
mempermudah interpretasi karena tidak dilakukan persiapan, maka
dilakukan KUB IVU dengan kontras dosis ganda. Indikasi pemeriksaan
KUB IVU pada pasien multipel trauma bila diperkirakan trauma
melibatkan traktus urinarius adalah :
Gross hematuria. Hematuria merupakan gejala yang paling sering
muncul pada trauma traktus urinarius atas dan bawah. Perlu dilakukan
KUB IVU untuk mengetahui keterlibatan lumen traktus urinarius.
Mikroskopik hematuria disertai dengan riwayat Shock. Perlu diketahui
bahwa 85 % peredaran darah sistemik melalui ginjal. Mikroskopik
hematuria mengindikasikan keterlibatan lumen traktus urinarius
sedangkan gejala shock bisa diakibatkan oleh perdarahan dari ginjal.
Pemeriksaan KUB IVU harus dilakukan pada saat kondisi pasien stabil.
Bagaimanapun pemeriksaan KUB IVU memerlukan waktu untuk
ekspose serial dan interpretasi sehingga tidak dilakukan pada kondisi
pasien tidak stabil dan memerlukan tindakan eksplorasi definitif
segera. Pada kondisi pasien ini cukup dilakukan One Shoot IVU dengan
kontras dosis ganda, yaitu eksposure foto dilakukan hanya 1 kali yaitu
pada waktu 5 menit setelah dimasukkan kontras, dan tanpa foto KUB.
Trauma tajam. Pada trauma tajam kemungkinan perdarahan pada
ginjal lebih tinggi dibandingkan dengan trauma tumpul, meskipun
tanpa disertai gejala hematuria.
Trauma pada anak. Sulitnya memperkirakan mekanisme trauma dan
rendahnya toleransi tubuh anak dalam kondisi trauma yang melibatkan
traktus urinarius pada anak maupun pada saat tindakan pembedahan,
merupakan alasan untuk dilakukan pemeriksaan KUB IVU,
seberapapun tingkat hematurianya.
Tidak ada indikasi seperti diatas namun pemeriksaan penunjang lainnya
menunjukkan adanya gambaran obstruksi, misalnya dari hasil USG
terdapat gambaran pelebaran pelviokalises yang bermakna, sehingga
diperlukan KUB IVU sebagai pemeriksaan lanjutan untuk menilai
penyebab obstruksi.

Syarat Pemeriksaan
-

Kreatinin < 2,0 mg/dl. Perlu diketahui bahwa kontras bersifat radioopak,
diekskresikan oleh ginjal dan akhirnya mengisi lumen saluran kencing

yang kemudian bisa diinterpretasikan dalam foto Rontgen. Fungsi ginjal


secara kasar dapat dinilai dari kadar kreatinin darah, karena kreatinin
merupakan hasil metabolisme kreatin dalam otot yang kemudian
dieksresikan oleh ginjal. Bila kreatinin darah meningkat artinya fungsi
ginjal kurang baik maka kontras akan sedikit diekskresikan oleh ginjal
sehingga lumen traktus urinarius akan sedikit terisi kontras, sehingga
akan mempersulit dalam interpretasi foto. Selain itu, karena kontras
dieksresikan oleh ginjal, maka memperberat fungsi ginjal, sehingga
diperlukan ginjal yang dengan fungsi baik untuk mengurangi resiko
penurunan fungsi ginjal yang lebih berat dan untuk mengurangi resiko
munculnya gejala alergi kontras yang meningkat akibat kontras tidak
segera dieksresi oleh ginjal.
Tidak alergi kontras. Agen kontras merupakan zat pewarna radiografis
yang dimasukkan intra vena, sehingga resiko munculnya reaksi alergi
sangat tinggi. Kontras ionik (contoh : Urografin) lebih berpotensi
menyebabkan alergi dibandingkan kontras non ionik (contoh : Iopamiro)
Tidak dalam kondisi mengkonsumsi metformin. Diperkirakan Metformin
berpotensi menurunkan fungsi ginjal dan menurunkan resistensi ginjal
terhadap kontras. Bila pasien dalam kondisi mengkonsumsi Metformin,
maka harus dihentikan minimal 2 x 24 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan KUB IVU.
Tidak dalam kondisi nyeri kolik. Dalam kondisi nyeri kolik maka dalam
tubuh akan diproduksi adrenalin yang menyebabkan vasokonstriksi,
sehingga sekresi dan ekskresi kontras dalam ginjal akan menurun, dan
akan menyebabkan penurunan gambaran kontras pada KUB IVU

Persiapan
-

Diet rendah residu. Pemberian dilakukan selama 3 x 24 jam sehingga tidak


terbentuk fecal material pada saat ekspose rontgen yang akan
mengganggu visualisasi dari traktus urinarius.
Puasa. Puasa dilakukan minimal 8 jam sebelum ekspose rontgen dengan
tujuan untuk menghentikan masuknya semua material kedalam usus yang
berpotensi mengganggu visualisasi traktus urinarius dan memberikan
kesempatan kepada usus untuk eliminasi intake terakhir (diet rendah
residu). Material dalam usus yang berpotensi mengganggu visualisasi
traktus urinarius ialah fecal material dari makanan, minuman, dan udara
usus, sehingga persiapan yang harus dilakukan adalah puasa makan,
minum, merokok, dan bicara.
Laxative (urus-urus/pencahar). Dilakukan untuk membantu mempercepat
eliminasi material dalam usus.
Penanganan komplikasi. Komplikasi awal yang paling sering terjadi adalah
reaksi alergi, dan yang paling berat adalah sepsis hingga kematian
sehingga perlu dipersiapkan tindakan-tindakan awal mulai dari tes alergi
hingga obat-obatan emergensi untuk penanganan awal reaksi alergi.
Dengan memperhatikan komplikasi yang mungkin terjadi, maka
pemeriksaan KUB IVU harus sesuai dengan indikasinya.

Interpretasi
-

Perhatikan seluruh identitas foto :


o nama pasien dan umur pasien, apakah sesuai dengan pasien yang
dihadapi.
o no.foto dan tanggal pemeriksaan, apakah setiap foto yang tercetak
sesuai rangkaian serialnya, dan berhubungan dengan riwayat
tindakan batu maka interpretasi harus disesuaikan apakah foto
dilakukan sebelum dilakukan tindakan atau sesudahnya.
Perhatikan kelayakan baca foto. KUB IVU yang layak baca adalah bisa
membedakan opasitas tulang, batu, kontras, dan jaringan lunak.
Kekerasan eksposure foto dan persiapan sebelum dilakukan pemeriksaan
sangat menentukan hasil foto. Perhatikan pula sentrasi dari foto. Sentrasi
foto yang tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan dalam interpretasi.
Dianjurkan untuk mencetak foto KUB IVU dalam ukuran yang
sebenarnya. Perlu perhatian khusus bila mempergunakan mesin Rontgen
digital, yang memungkinkan ukuran foto diperkecil dari ukuran
sebenarnya. Sebagai contoh, bila foto diperkecil 50 % maka batu yang
terukur dengan diameter 4 mm, maka ukuran sebenarnya berdiameter 8
mm. Karena itu, sebaiknya setiap foto disertakan standar ukuran untuk
komparasi skala rasio pengecilan foto, dan perlu diperhatikan sekecil
apapun ukuran bayangan radioopak pada proyeksi traktus urinarius yang
dicurigai sebagai batu.
Pada kasus dimana pasien menggunakan kateter uretra, maka sebelum
pemeriksaan,kateter harus dalam kondisi tertutup untuk mencegah
kontras langsung keluar lewat kateter.
KUB, merupakan foto polos tanpa kontras, sehingga hanya bisa untuk
menilai anatomi dan kemungkinan obstruksi namun tidak bisa menilai
fungsi saluran kencing. Penilaian selanjutnya untuk anatomi, obstruksi,
dan fungsi ginjal harus dikonfirmasi dengan IVU. Penilaian meliputi 4 S
(Stone, Site, Soft Tissue, dan Skeleton) :
Stone : Deskripsikan gambaran yang dapat dicurigai sebagai batu,
yaitu gambaran radioopak yang terletak pada proyeksi ureter yaitu di
area paravertebra lumbal 1 hingga cavum pelvis. Perhatikan jumlah
dan ukurannya dalam satuan milimeter.
Site : Deskripsikan posisi bayangan radioopak yang dicurigai batu,
perhatikan ketinggiannya pada sisi kanan atau kiri vertebra
Soft Tissue : Perhatikan seluruh gambaran soft tissue yang
visualisasinya bisa dilihat pada foto yang layak baca. Deskripsikan
gambaran psoas line, batas ginjal kanan dan kiri, pre peritoneal fat,
dan serta gambaran buli.
Skeleton : Perhatikan gambaran distribusi tulang pada foto.
Deskripsikan alignment tulang dan gambaran patologis tulang
(misalnya gambaran osteolitik, osteoblastik, osteoporotik)
IVU menit 5 (nefrogram) : Pada foto ini, hanya untuk menilai fungsi
sekresi dan ekskresi ginjal, dengan melihat adanya bayangan kontras.
Fungsi sekresi dapat dilihat dengan munculnya kontras pada parenkim

ginjal. Bandingkan bayangan ginjal pada foto ini dengan KUB, gambaran
sekresi kontras yang terjadi dalam parenkim ginjal menyebabkan
gambaran ginjal pada foto ini lebih jelas dibandingkan pada KUB. Fungsi
ekskresi dapat dilihat dengan munculnya kontras pada sistem
pelviokalises. Kadang-kadang pada foto dengan persiapan yang kurang
baik, maka gambaran sekresi kontras kurang jelas dan hanya nampak
gambaran ekskresi. Bila ekskresi kontras sudah nampak, bisa dipastikan
bahwa fungsi sekresi ginjal baik, walaupun gambaran parenkim ginjal
karena sekresi kontras pada foto ini tidak jelas. Bila ekskresi kontras pada
foto ini tidak nampak, dan baru nampak pada foto IVU menit-menit
berikutnya maka bisa diinterpretasikan bahwa fungsi ginjal terlambat
(delayed renal function). Kadang-kadang pada traktus urinarius atas tanpa
obstruksi bisa terjadi kontras pada sistem pelviokalises tidak nampak
karena kontras langsung turun ke distal. Untuk menghindari hal ini bisa
dilakukan artificial ureteral obstruction, yaitu dengan memasang bola
tenis pada dinding abdomen pararectal kanan kiri setinggi crista iliaca dan
ditekan dengan menggunakan elastic verband melingkari perut, dan
dipasang hingga IVU menit 10. Dengan manipulasi ini, maka segala
kelainan anatomi karena obstruksi (misalnya pelvicaliectasis/hidronefrosis,
ureterectasis/hidroureter) tidak boleh disimpulkan pada foto ini hingga IVU
menit 10.
IVU menit 10 (tomogram) : Pada foto ini, hanya untuk menilai gambaran
batas ginjal. Foto ini dibuat dengan eksposure pesawat Rontgen yang
digerakkan mengikuti gerakan nafas pasien, sehingga foto yang tercetak
nampak sedikit kabur, dengan tujuan menghilangkan semua bayangan
pengganggu (misalnya udara usus) yang mempersulit untuk melihat
gambaran batas ginjal. Seperti penjelasan diatas, segala kelainan anatomi
lumen traktus urinarius belum bisa disimpulkan pada foto ini bila masih
dilakukan artificial ureteral obstruction.
IVU menit 15, 30, 45, 60 : Pada foto-foto ini, dinilai perjalanan kontras
dari sistem pelviokalises ke distal. Deskripsikan apakah perjalanan kontras
sudah mencapai ureter atau bahkan sudah mencapai vesika urinaria.
Deskripsikan juga adanya perubahan anatomi akibat obstruksi, misalnya
pelviocalyectasis / hydronephrosis beserta derajatnya, ureterectasis /
hydroureter, atau contrast extravasation. Derajat hidronefrosis :
o Derajat I (blunting ), tekanan intra pelviokalises meningkat akibat
obstruksi sehingga menyebabkan penumpulan sudut antara piramis
dan sekat antar kalik.
o Derajat II (flattening ), tekanan intra pelviokalises meningkat dan
mendesak piramis yang menonjol dalam lumen kalik sehingga
piramis ginjal menjadi datar.
o Derajat III (clubbing), tekanan intra pelviokalises makin meningkat
dan mendesak piramis yang datar sehingga piramis ginjal menjadi
cekung.
o Derajat IV (balloning), tekanan intra pelvio kalises makin meningkat
dan pendesakan tidak hanya terjadi pada piramis kalik namun
sampai mendesak sekat antar kalik sehingga gambaran sekat antar

kalik menghilang dan gambaran pelviokalises ginjal tampak rata


seperti balon.
Deskripsikan letak perhentian kontras yang mungkin menjadi petunjuk
penyebab obstruksi bila pada KUB tidak terdapat bayangan radioopak
(tumor, pendesakan ekstralumen, stenosis, atau batu radiolusen), atau
untuk konfirmasi apakah bayangan radioopak (batu radioopak) merupakan
penyebab obstruksi, ditandai dengan berhentinya kontras setinggi
bayangan radioopak tersebut. Perhatikan ujung dari perhentian kontras
untuk menilai kemungkinan penyebab obstruksi, apakah mencembung
(batu), meruncing (pendesakan ekstralumen), rata (stenosis), atau tidak
rata (tumor). Gambaran ekstravasasi kontras dapat terjadi pada kasus
ruptur ginjal dan ruptur ureter
IVU fase sistogram : Foto diambil pada pasien dalam kondisi buli penuh
yaitu merasakan sensasi kuat untuk miksi. Pada foto ini, interpretasi
ditujukan pada kondisi dalam buli. Deskripsikan ukuran buli, apakah ada
kelainan misalnya gambaran filling defect (gambaran penonjolan massa
dalam lumen buli) yang mungkin akibat batu, tumor, atau bekuan darah,
additional shadow (gambaran lumen tambahan dari lumen buli) misalnya
pada divertikel, atau extravasation (gambaran keluarnya kontras dari
lumen buli gambaran batas yang tidak jelas) misalnya pada ruptur buli,
atau gabungan dari kelainan tersebut (batu atau tumor dalam divertikel
buli, atau ruptur divertikel buli). Deskripsikan pula letak dan ukurannya,
yang sangat penting untuk menentukan kemungkinan penanganannya.
Bila perlu konfirmasikan gambaran kelainan tersebut dengan membuat
foto lateral decubitus (miring), prone (tengkurap), atau erect (berdiri).
IVU fase post miksi / post evakuasi : Foto diambil setelah pasien miksi atau
setelah evakuasi urin bila pasien menggunakan kateter uretra. Pada foto
ini deskripsikan seberapa banyak kontras yang tersisa pada divertikel dan
ekstravasasi kontras. Deskripsikan pula apakah masih ada kontras yang
tersisa pada pelviokalises dan ureter, bagaimana opasitas dan pelebaran
lumen di proksimal obstruksinya dibandingkan dengan foto pada menit
sebelumnya, untuk menilai obstruksinya total atau parsial. Pada foto post
miksi, deskripsikan pula sisa urin dalam buli (sisa urin lebih dari 100 cc
menunjukkan adanya obstruksi infravesika), yang mana interpretasi ini
tidak bisa didapatkan pada foto post evakuasi (pada pasien dengan
kateter uretra). Bila diperlukan untuk interpretasi diatas, konfirmasikan
dengan membuat foto lateral decubitus (miring), prone (tengkurap), atau
erect (berdiri).
Late photo : Foto ini hanya diperlukan bila tidak tampak gambaran
ekskresi kontras sampai pada IVU post miksi / post evakuasi, yang mana
kontras masih diekskresikan oleh ginjal pada saat setelah foto tersebut
(delayed function), misalnya pada pasien yang dilakukan pemeriksaan
pada saat nyeri kolik dan kontras mulai diekskresikan pada saat nyeri
mereda, atau kontras memang sudah tidak diekskresi sama sekali (non
function). Foto diambil pada 2 jam setelah KUB, dan bila gambaran kontras
belum nampak maka bisa dilanjutkan pada 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam,
20 jam, dan 24 jam setelah KUB. Deskripsikan apakah kontras sudah
disekresi atau bahkan diekskresikan pada ginjal.

Contoh interpretasi KUB IVU :


Anda berhadapan dengan seorang pasien bernama Untung Sugiyarto, usia 52
tahun, dengan keluhan retensi urin, tidak ada riwayat hematuria, nyeri pinggang
maupun nyeri kolik. Pemeriksaan radiologis yang dilakukan pertama kali adalah
USG ginjal, buli, dan prostat, karena tidak ada indikasi untuk dilakukan KUB IVU

Hidronefrosis Hiperekhoik
kateter

Posterior acoustic shadow

Prostat

Balon

Pemeriksaan ultrosonografi merupakan pemeriksaan non invasif yang


mempergunakan ultrasound, sehingga dapat dipergunakan untuk pemeriksaan
lini pertama untuk menegakkan kelainan anatomi organ urologi sebelum
dilakukan pemeriksaan penunjang yang lebih invasif.
Hasil USG :
-

Ginjal : tampak pelebaran pelviokalises ginjal kanan, dengan parenkim


yang masih tebal, batas korteks dan medulla jelas. Tampak gambaran

hiperekhoik dengan posterior acoustic shadow pada kalik inferior ginjal


kiri.
Pada USG ginjal, perhatikan pelebaran pelviokalises (hidronefrosis) yang
cukup besar, dimana seluruh ruangan pelviokalises mengalami pelebaran,
yang mengindikasikan adanya obstruksi. Perhatikan pula pada sisi ginjal
mana yang mengalami kelainan, konfirmasikan dengan gambar posisi
probe yang telah dibuat oleh pemeriksa. Penilaian ketebalan parenkim dan
batas korteks medulla untuk memperkirakan apakah fungsi ginjal masih
cukup baik atau sudah mengalami penurunan, makin tipis parenkim dan
atau batas korteks medulla mengabur, maka bisa diperkirakan bahwa
fungsi ginjal makin turun. Perhatikan gambaran hiperekhoik dengan
posterior acoustic shadow yang mengarah ke batu. Gambaran hiperekhoik
disebabkan gelombang ultrasound banyak dipantulkan oleh batu karena
kekerasannya, sehingga gelombang ultrasound tidak melewati area
posterior batu yang tampak sebagai area gelap di posterior batu yanjg
disebut dengan posterior acoustic shadow.
Buli : tampak buli terisi cairan cukup, tampak balon kateter dalam buli,
tampak bayangan hiperekhoik dengan posterior acoustic shadow
Pada USG buli, lakukan penilaian awal untuk volume buli, apakah terisi
cairan yang cukup atau tidak. Cairan dalam buli harus cukup untuk
memperbesar medan akustik (acoustic window) pada probe USG sehingga
kelainan dalam buli dapat terlihat dengan jelas. Cairan dalam buli yang
cukup dapat dilakukan dengan cara meminta pasien menahan kencing,
dan pemeriksaan USG buli dilakukan pada saat pasien merasakan sensasi
berkemih yang cukup. Bila pasien menggunakan kateter uretra, tahanlah
urin dengan menutup seluruh lubang keluar kateter, dan tunggu hingga
pasien merasakan sensasi berkemih yang cukup. Perhatikan dengan baik
bila menggunakan cara ini, bila pasien merasakan sensasi berkemih pada
pasien dengan kateter uretra, karena bila terlalu lama balon kateter uretra
dapat memberikan sensasi kencing yang cukup kuat hingga menyebabkan
kontraksi detrussor meskipun buli belum terisi cairan optimal. Dapat
digunakan cara lain yaitu mengisi VU dengan NaCl 0,9% steril atau dengan
Aqua Bidest steril melalui kateter uretra, minimal 350 cc dengan
kecepatan pengisian 70 cc / menit. Pada pasien dengan kapasitas buli
besar, misalnya pada pasien dengan neurogenik bladder, tidak dianjurkan
mengisi buli lebih dari 700 cc. Tidak dianjurkan melakukan pengisian
dengan kecepatan lebih dari 100 cc / menit, karena akan menyebabkan
kontraksi detrussor yang cukup kuat dan akan memberikan efek nyeri
sehingga akan mengganggu kerjasama pasien untuk pemeriksaan.
Deskripsikan adanya massa yang menempel ke dinding buli buli, misalnya
tumor buli atau massa yang tidak menempel buli, misalnya bekuan darah.
Perhatikan pula gambaran hiperekhoik dengan posterior acoustic shadow
yang mengarah ke batu, atau gambaran kantong berupa hipoekhoik yang
meluas dari lumen buli, mengarah ke divertikel.
Prostat : tampak prostat isoekhoik, dengan volume 12,5 cc, tidak tampak
protrusi prostat ke dalam buli.
Pada USG prostat, perhatikan kepadatan kelenjar prostat. Nilailah setiap
kelainan kepadatan kelenjar prostat yang mengarah pada keganasan,

misalnya hipoekhoik pada nodul prostat, atau hiperekhoik pada kalsifikasi


prostat. Ukuran berapa cc volume prostat dan berapa cm protrusi
(penonjolan) prostat kedalam buli, untuk keperluan penanganannya.
Pada pasien kemudian dilakukan KUB IVU karena pada USG ginjal didapatkan
hidronefrosis ginjal kanan
Identitas foto

Konstanta pengecilan gambar


Bayangan udara usus

Kontur ginjal

Psoas line

Bayangan radioopak

Kontur buli

KUB : Identitas foto nama pasien Untung Sugiyarto, pemeriksaan pada tanggal
17 September 2012, jam 8.17, foto diperkecil dengan konstanta 60%. Tampak
foto layak dinilai, persiapan cukup, sentrasi baik. Tampak bayangan gambaran
kontur ginjal kiri, kontur buli, dan psoas line. Kontur ginjal kanan sulit dinilai
karena tertutup oleh udara usus. Tampak gambaran tulang intak, alignment baik,
tidak tampak gambaran patologis pada tulang. Tampak gambaran radioopak
kesan batu, setinggi paravertebra lumbal (PVL) 2 3 kiri ukuran ... mm x ... mm,
dan pada cavum pelvis minor ukuran ... mm x ... mm
Ukuran tidak bisa ditentukan karena foto diperkecil dan tidak disertakan garis
skala pada KUB, pada pasien ini ukuran garis skala dibuat pada foto menit-60
dan post miksi, namun pada foto tersebut ukuran bayangan radioopak yang
tampak pada KUB tertutup kontras sehingga tidak bisa diukur. Pengukuran dapat
dilakukan dengan mengukur gambaran radioopak dengan menggunakan mistar
dan angka yang didapat dikonversi dengan faktor pengecilan gambar yang
tampa pada identitas foto (pada foto ini menggunakan konstanta pengecilan
gambar 60 %)

Kontur ginjal

Sistem pelviokalises

IVU menit-5 (Nefrogram) : Tampak kontur ginjal kanan dan kiri lebih jelas,
tampak gambaran kontras telah mengisi sistem pelviokalises ginjal kanan dan
kiri (pada pasien ini tidak dilakukan artificial ureteral obstruction).

Kalik superior
Kalik media
Kalik inferior

Ureter

Buli
Indentasi

IVU menit-15 : Tampak gambaran kontras sudah mengisi ureter kiri hingga ke
buli, tidak tampak gambaran pelebaran ureter kiri. Belum tampak gambaran
kontras mengisi ureter kanan. Tampak gambaran filling defek kesan batu yang
terlumuri kontras dengan pendesakan piramis pada kalik inferior ginjal kiri.
Tampak gambaran pendataran piramis ginjal kanan. Tampak gambaran indentasi
dari dinding inferior buli kesan balon kateter. Gambaran batu pada cavum pelvis
minor tidak tampak, kesan tertutup kontras dalam buli

Ureter proximal

Ureter media

Ureter distal

IVU menit-30 : Tampak gambaran kontras sudah mengisi ureter proximal kanan,
kontras belum tampak mengisi ureter media hingga ureter distal kanan.

Ureter media
Perhentian kontras

Buli

IVU menit-60 (Sistogram) : Tampak gambaran kontras sudah mengisi ureter


media kanan, kesan kontras terhenti setinggi sacrum. Tampak dinding buli
reguler, permukaan rata, tidak tampak fillng defek, tidak tampak additional
shadow.

IVU Post Evakuasi : Tampak sisa kontras minimal pada buli, ureter kanan dan
ureter kiri. Tidak tampak sisa kontras pada ureter proximal dan ureter media
kanan.

Kesan :
-

Caliectasis inferior gr II ginjal kiri e.c batu kalik inferior ginjal kiri.
Batu buli
Hidronefrosis gr II ginjal kanan e.c susp stenosis parsial ureter media
kanan
Fungsi sekresi dan ekskresi kedua ginjal baik

Pemeriksaan Uroradiologi Lain


Bagaimana bila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan
pemeriksaan KUB IVU atau bila informasi yang diharapkan tidak bisa
didapatkan dari foto KUB IVU ?

Anda mungkin juga menyukai