Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH PERENCANAAN SPASIAL TEMPORAL PESISIR DAN

LAUT

Disusun oleh :
Ilham Marasabessy

C252150301

Immanuel Lamma Wabang


Kukuh Prakoso
Muhammad Bibin
La Ode Alam Minsaris
Nyi Muslimah

C252150091
C252150171
C252150061
C252150191
C252150031

MAYOR PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR DAN LAUT

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Jelaskan peran informasi geospasial dalam perencanaan spasial?


Jawab:
Informasi geospasial adalah data geospasial yang sudah diolah sehingga perannya
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan
dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan keruangan. Selain itu untuk
mendukung pengambilan kebijakan dalam rangka mengoptimalkan pembangunan di bidang
ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan nasional. Khususunya untuk
pengelolaan sumberdaya alam , penyusunan tata ruang, perencanaan lokasi, investasi, dan
bisnis, penetuan batas wilayah, kepariwisataan dan penanggulangan bencana, serta
pelesatrian lingkungan hidup yang tujuannya juga menghindari kekeliruan, kesalahan, dan
tumpang tindih antar kawsan perizinan, sehingga permasalhan mendatar akibat perbedaan
sumber acuan peta dasar diharapkan dapat terselesaikan, yang mengacu pada UU
Informasi Geospasial No. 4 Tahun 2011.
Peran informasi geospasial dalam perencanaan tata ruang, yaitu (i) menghasilkan
kondisi pencapaian kualitas kehidupan dan penghidupan yang lebih baik; (ii) memenuhi
tujuan efisiensi dan demokrasi melalui partisipasi masyarakat; (iii) memenuhi tantangan
pembangunan berkelanjutan. Peran perencanaan tata ruang dalam pembangunan telah
dikenali sejak lama, dan dituangkan dalam berbagai dokumen pertemuan resmi
internasional. Dimulai pada tahun 1976, dalam the Vancouver Declaration on Human
Settlements (lebih dikenal sebagai Habitat I Conference/Konperensi Habitat I), teridentifikasi
peran utama perencanaan tata ruang terhadap pembangunan perkotaan, yang dinyatakan
bahwa menjadi tanggungjawab pemerintah untuk menyiapkan rencana strategis ruang dan
mengadopsi kebijakan permukiman untuk memandu upaya pembangunan sosial ekonomi.
Kebijakan ini seharusnya merupakan komponen dasar dari strategi menyeluruh
pembangunan, terhubung dan terharmonisasi dengan kebijakan industrialisasi, pertanian,
kesejahteraan masyarakat, preservasi lingkungan dan budaya sehingga saling mendukung
dalam penciptaan kesejahteraan umat manusia secara progresif. Pemerintah wajib
menciptakan mekanisme dan lembaga untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan
tersebut di atas (UNECE, 2008).
Konsep yang harus dilaksanakan dalam menyusun perencanaan spasial dalam
penyusunan tata ruang yang berkelanjutan yaitu :
Jawab:
Konsep-konsep yang paling mendasari sebuah perencanaan spasial atau tata ruang
adalah jarak, arah, dan hubungan. Kombinasi dari ketiganya mengenai suatu wilayah akan
bervariasi sehingga membentuk perbedaan yang signifikan yang membedakan satu lokasi
dengan yang lainnya. Dengan demikian jarak, arah, dan hubungan antara lokasi suatu objek
dalam suatu wilayah dengan objek di wilayah yang lain akan memiliki perbedaan yang jelas.
Ketiga hal tersebut merupakan hal yang selalu ada dalam sebuah perencanaan sapasial
dengan tahapan-tahapan tertentu tergantung dari sudut pandang perencana dalam
memandang sebuah permasalahan perencanaan spasial (Cholid,2009:5).
Whittlessey dalam Budiharsono (2001:13) memformulasikan pengertian tata ruang
berdasarkan : (1) unit areal konkrit, (2) fungsionalitas di antara fenomena, dan (3)
subyektifitas dalam penentuan kriteria. Kemudian Hartchorne mengintrodusikan unsur
hubungan fungsional diantara fenomena, yang melahirkan konsep struktur fungsional tata
ruang Struktur fungsional bersifat subyektif, karena dapat menentukan fungsionalitas
berdasarkan kriteria subyektif.
Menurut Hanafiah (1996) konsep jarak mempunyai dua pengertian, yaitu jarak
absolut dan jarak relatif yang mempengaruhi konsep jarak absolut dan relatif. Konsep jarak
dan ruang relatif ini berkaitan dengan hubungan fungsionalitas di antara fenomena dalam
struktur fungsional tata ruang. Dasar dan konsep ruang relatif adalah jarak relatif. Jarak
relatif merupakan fungsi dari pandangan atau persepsi terhadap jarak. Dalam konsep ruang
absolut, jarak diukur secara fisik, sedangkan dalam konsep ruang relatif, jarak diukur secara

fungsional berdasarkan unit ongkos, waktu dan usaha. Ide mendasar dari konsep ruang
relatif adalah persepsi terhadap dunia nyata, yang mana akan dipengaruhi oleh faktor-faktor
ekonomi, sosial, budaya, politik, psikologi dan sebagainya.
Kegiatan penataan ruang berkaitan juga dengan perencanaan pembangunan
sehingga dokumen yang dihasilkan dari kegiatan penataan ruang dan perencanaan
pembangunan sama-sama ditujukan untuk memprediksi kegiatan yang akan dilakukan di
masa mendatang. Selain itu, rencana tata ruang sebagai hasil dari kegiatan perencanaan
tata ruang merupakan bagian dari proses perencanaan pembangunan yang saling
mempengaruhi satu sama lain. Kegiatan pemanfaatan ruang antara lain berupa penyuluhan
dan pemasyarakatan rencana, penyusunan program, penyusunan peraturan pelaksanaan
dan perangkat insentif dan disinsentif, penyusunan dan pengusulan proyek dan
pelaksanaan program dan proyek (Oetomo, 1998). Rencana tata ruang harus dapat
dioperasionalisasikan sehingga dapat menjadi strategi dan kebijaksanaan daerah untuk
mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Disamping itu, rencana
tata ruang harus berfungsi sebagai instrumen koordinasi bagi program/proyek yang akan
dilaksanakan di daerah yang berasal dari berbagai sumber dana, sebagai wujud dari
pemanfaatan rencana tata ruang di daerah.
Rencana tata ruang merupakan rencana pemanfaatan ruang yang disusun untuk
menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan programprogram pembangunan dalam jangka panjang (Nurmandi, 1999). Oleh karena itu, rencana
tata ruang dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan rencana program
pembangunan yang merupakan rencana jangka menengah dan jangka pendek.

DAFTAR PUSTAKA
Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan.
Jakarta: Pradnya Paramita.
Cholid, Sofyan. 2009. Sistem Informasi Geografis: Suatu Pengantar. Bogor: Staff Akademik
Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI
Kay R and Alder J. 1999. Coastal Planning and Management, E & FN Spon, an imprint of
Routledge, London
Nurmandi, Achmad. 1999. Manajemen Perkotaan: Aktor, Organisasi dan Pengelolaan
Daerah Perkotaan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Lingkaran Bangsa.
Oetomo, Andi. 1998. Administrasi Perencanaan. Bahan Pra Pascasarjana Perencanaan
Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai