Disusun oleh :
FAHRIZA AVIANTI
D4-3B / 07 / 0941150021
KATA PENGANTAR
Fahriza Avianti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................
01
02
03
03
04
17
17
19
20
21
21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................
27
5.2 Saran................................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
29
BAB I
PENDAHULUAN
Pentanahan tidak terbatas pada sistem tenaga saja, namun mencakup juga
sistem peralatan elektronik, seperti telekomunikasi, komputer, dll. Secara umum,
tujuan sistem pentanahan adalah menjamin keselamatan orang dari sengatan listrik
baik dalam keadaan normal atau tidak dari tegangan sentuh dan tegangan langkah,
menjamin kerja peralatan listrik/elektronik, mencegah kerusakan peralatan
listrik/elektronik, dan menyalurkan energi serangan petir ke tanah.
Tahanan pentanahan yang baik adalah tahanan pentanahan yang memenuhi
stansart. Jika tahanan pentanahan tidak sesuai dengan standart yang ada, maka
elektroda pentanahan tidak akan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh
karena itu, diperlukan pengujian tahanan elektroda pentanahan untuk mengetahui
apakah tahanan elektroda pentanahan telah sesuai dengan standart atau belum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bentuk elektroda.
Pada prinsipnya jenis elektroda dipilih yang mempuntai kontak
sangat baik terhadap tanah. Berikut ini akan dibahas jenis-jenis elektroda
pentanahan dan rumus-rumus perhitungan tahanan pentanahannya.
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada
sistem pentanahan yaitu :
1. Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
3. Elektroda Pita
Elektroda elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun
multiple dan juga secara gabungan dari ketiga jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang
pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini.
Elektroda ini banyak digunakan di gardu induk-gardu induk. Secara teknis,
elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu tinggal
memancangkannya ke dalam tanah. Disamping itu, elektroda ini tidak
memerlukan lahan yang luas. Elektroda batang ini mampu menyalurkan
arus discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
Elektroda pelat ialah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau
berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam
dalam. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan pentanahan yang
kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang
lain.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk
pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya
ditanam secara dangkal. Kalau pada elektroda jenis batang, pada umumnya
ditanam secara dalam. Pemancangan ini akan bermasalah apabila
mendapati lapisan-lapisan tanah yang berbatu, disamping sulit
pemancangannya, untuk mendapatkan nilai tahanan yang rendah juga
bermasalah. Ternyata sebagai pengganti pemancangan secara vertikal ke
dalam tanah, dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara
mendatar (horisontal) dan dangkal. Di samping kesederhanaannya itu,
100
3. Jumlah/konfigurasi elektroda.
Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang dikehendaki dan bila
tidak cukup dengan satu elektroda, bisa digunakan lebih banyak elektroda
dengan bermacam-macam konfigurasi pemancangannya di dalam tanah;
quartz bersifat sebagai insulator. Tabel dibawah ini menunjukkan hargaharga ( ) dari berbagai jenis tanah.
Tabel 2.3 Nilai Tahanan Jenis Tanah untuk Berbagai Macam Tanah
TAHANAN JENIS
No.
JENIS TANAH
TANAH( ohm.meter )
1.
56
2.
Rawa
30
3.
Tanah liat
100
4.
Pasir Basah
200
5.
500
6.
1000
7.
Batu
3000
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Konfigurasi 1:2
Yang dimaksud dengan percobaan konfigurasi 1:2 adalah
perbandingan jarak elektroda P dibanding C terhadap elektroda E adalah 1:2.
Pada percobaan ini jarak elektroda P terhadap elektroda E adalah 5 meter,
sedangkan jarak elektroda C terhadap elektroda E adalah 10 meter.
Konfigurasi 1:1
Yang dimaksud dengan percobaan konfigurasi 1:1 adalah
perbandingan jarak elektroda P dibanding C terhadap elektroda E adalah 1:1.
Pada percobaan ini jarak elektroda P terhadap elektroda E adalah 5 meter dan
jarak elektroda C terhadap elektroda E adalah 5 meter juga.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini, yaitu:
1. Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi/tanah
sehingga dapat mengamankan manusia dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen-komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus
abnormal.
2. Sistem pentanahan sangatlah penting di dalam sebuah sistem kelistrikan
karena fungsi utamanya yang menjamin keselamatan manusia dan
makhluk hidup lain terhadap tegangan sentuh langsung maupun tidak
langsung.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tahanan pentanahan adalah :
a. Bentuk elektroda
b. Jenis dan bahan elektroda
c. Jumlah / konfigurasi elektroda
d. Kedalaman / pemancangan penanaman di dalam tanah
e. Faktor-faktor alam
4. Hasil percobaan tahanan pentanahan menyatakan bahwa sistem
pentanahan GTT di bengkel listrik tidak memenuhi standart. Dua hipotesis
awal penulis mengenai sistem pentanahan GTT di bengkel tidak memenuhi
standart adalah penanaman elektroda pentanahan yang kurang dalam dan
ukuran elektroda pentanahan yang kurang panjang.
5.2 Saran
1. Hipotesis yang dikemukakan penulis hanyalah hipotesis awal yang belum
ada penelitian lanjutan mengenai sistem pentanahan GTT di bengkel listrik
yang tidak memenuhi standart.
2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui solusi mengenai sistem
pentanahan yang tidak memenuhi standart.
DAFTAR PUSTAKA