Nama Peserta
Nama Wahana
Topik
Tanggal
Kunjungan
Nama Pasien
An. IL
No RM :
Umur Pasien
8 Bulan
Tanggal
Nama Pendamping : Dr. Nurul Husnah
Presentasi
Tempat
Presentasi
Objektif Presentasi
( Keilmuan
( Keterampilan
( Penyegaran
( Tinjauan Pustaka
( Diagnostik
( Manajemen
( Masalah
( Istimewa
( Neonatus
( Bayi
( Anak
( Remaja
( Dewasa
( Lansia
( Deskripsi : Anak 8 bulan, kejang disertai penurunan kesadaran,DK/ Kejang
Demam Kompleks DD/ Meningitis Bakterialis. Panas badan diawali Batuk dan
diare.
( Tujuan
: Menghilangkan kejang, menstabilkan Tanda-Tanda Vital (TTV) dan
mengobati infeksi.
Bahan Bahasan
( Tinjauan Pustaka
( Riset
( Kasus
(Audit
Cara Membahas
( Presentasi & diskusi
( Diskusi
( Email
( Pos
Data Utama untuk Bahan Diskusi
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis
Kejang yang disertai penurunan kesadaran, diawali batuk, diare dan panas
badan.
2. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah diberikan anti kejang yang dimasukkan lewat anus di
Puskesmas sebelum ke rumah sakit.
3. Riwayat Kesehatan
Pasien belum pernah mengalami kejang sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga
Ibu dan kakak pasien memiliki riwayat kejang demam.
5. Riwayat Pekerjaan
(-----)
6. Lain-lain
Tidak ada
Daftar Pustaka
1. Pudjiadi A.H, dkk. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia.Jakarta:IDAI;2009
2. Garna H, Nataprawira HM. Pedoman Diagnosis dan Terapi IKA. Edisi ke-4.
Bandung:Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RSHS; 2012
Hasil Pembelajaran
1. Penangan kejang
2. Penanganan diare akut+dehidrasi berat
3. Penilaian dini Primary Survey dan managemen segera secara tim
4. Diagnosis dan penanganan Bronkopneumonia
5. Informed Consent dan Breaking Bad news kepada keluarga pasien
Status Neurologis
- Reflex fisiologis : (+) Normal
- Kaku Kuduk
: (-)
- Babinski
: (-)
- Brudzinski
: (-)
Assessment
Pasien masuk dengan keluhan kejang seabanyak 3 kali dalam 24 jam. Diawali
dengan panas badan, dan tidak ditemukan tanda rangsang meningeal,
sehingga masuk dalam kriteria Kejang demam. Pada pasien ini secara klinis
demam kemungkinan disebabkan oleh bronkopneumonia dan susp. Infeksi
pada saluran pencernaan yang bermanifestasi sebagai diare akut. Diagnosis
bronkopneumonia secara klinis dapat ditegakkan karena pasien mengalami
terlihat memiliki riwayat batuk,sesak, takipnea dan pada pemeriksaan
auskultasi toraks didapatkan ronki basah kasar pada kedua paru.
Diare akut ditegakkan karena penderita mengalami mencret cair dengan
frekuensi > 3x.Demam akibat infeksi ini yang kemungkinan memicu kejang.
Kejang pada pasien ini terjadi 3x dalam waktu 24 jam, ini termasuk dalam
kriteria kejang demam kompleks. Kejang demam yang terjadi pasien ini
menimbulkan manifestasi cyanosis perifer, sehingga waktu manifestasi
terjadinya kejang <15 menit yang kita dapatkan dari ibu tampak tidak sesuai
dengan klinis. Selain itu kondisi umum pasien terlihat letargis dengan kornea
yang kering dimana hal ini menandakan dehidrasi berat sehingga
memerlukan terapi cairan C untuk segera memulihkan kondisi umum.
Prioritas pengangan pada pasien ini adalah:
Awalnya pasien akan diberikan stesolid per rektal, selanjutnya
mempertahankan airway dengan posisi leher ekstensi dan suction diawal
karena terdengar seperti ada lendir. Memberikan 02 karena pasien datang
dengan kondisi kejang disertai cyanosis perifer dan segera memberikan
terapi cairan C untuk mengembalikan stabilitas sirkulasi.
Selanjutnya adalah memberikan kompres air dingin disertai dengan
pemberian penurun panas untuk mencegah kejang kembali terpicu akibat
hipertermi.
Pasien selanjutnya berada dalam pengawasan ketat, TTV per 30 menit untuk
dilakukan pemantauan kondisi TTV,rehidrasi dan kesadaran.
Keluarga pasien perlu di Informed Consent mengenai kondisi anak mereka
yang prognosisnya dubia ad malam, karena datang dengan kondisi umum