Indonesia
Raden Ajeng Kartini merupakan sosok pahlawan wanita Indonesia yang sangat populer di
masyarakat, RA Kartini lahir di Kota Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Ia adalah
anak dari seorang bangsawan yang taat pada adat idtiadat. RA Kartini Kecil setelah lulus
Sekolah Dasar tidak diperbolehkan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi oleh orangtuanya
dan dipingut sambil menunggu pernikahannya. Namun ternyata semangat belajar RA Kartini
masih memabara dengan mengumpulkan buku buku pelajaran dan ilmu pengetahuan untuk
dibacanya
Tentunya bangsa Indonesia sangat butuh RA Kartini baru dimasa masa ini. Dengan banyanya
permasalahan yang sedang dihadapi bangsa ini. Untuk mencapai itu, tentunya kita harus
mengenal sosok kartini dengan kepribadian dan keteladanannya yang bisa kita ambil sebagai
panutan
1. Sosok yang merakyat
Sifat RA Kartini yang tidak senang disembah dan diagungkan selayaknya seorang bangsawan
lainnya. Hatinya lekat kepada rakrat walaupun dia adalah seorang bangsawan tetapi ia tidak gila
akan derajat itu. Bahkan RA Kartini akan merasa amat sedih jika ada seorang bangsawan yang
menggunakan tingkat kebangsawanannya untuk kepentingan diri sendiri dan merugikan orang
lain.
2. RA Kartini merupakan sosok pengasih
Sifat kasih sayangnya ditujukan kepada anak anak perempuan didiknya, terbukti dengan
ungkapannya kepada Ny Abendanon 8 Agustus 1903 yang menyebutkan Moga moga saya
diperbolehkan memangku anak anak itu dan saya akan mengasihi anak anak itu.
3. Menghormati orangtua
Walapun memiliki pemikiran sendiri, RA Kartini tetap menghormati kepustusan orangtuanya.
Salah satu buktinya ia enuruti permintaan orangtuanya untuk tidak melanjutkan sekolah. Baginya
bila menuruti kata hatinya, itu berarti merusakkan hati orangtuanya.
4. Sederhana dan Rajin
Dengan pandangannya yang tidak memperdulikan status RA Kartini mudah bergaul dengan
siapa saja dan tetap menjalani hidup sederhana walapun merupakan anak seorang bangsawan.
Terbukti saat pernikahannya walapun menikah dengan sesame bangsawan RA Kartini memilih
tidak mengadakan pesta dan bahkan tidak memakai pakaian pengantin. Baginya hidup dalam