PendekatanKedokteranKeluargapadaPenatalaksanaanSkabiesAnakUsiaPra Sekolah PDF
PendekatanKedokteranKeluargapadaPenatalaksanaanSkabiesAnakUsiaPra Sekolah PDF
Abstrak: Studi kasus ini menyajikan penatalaksanaan skabies pada seorang pasien usia pra
sekolah dengan pendekatan kedokteran keluarga yang bersifat holistik, komprehensif, terpadu,
dan berkesinambungan. Didapatkan perbaikan masalah klinis pasien. Dilaksanakan pula
pemutusan rantai penyebaran dengan perbaikan perilaku kesehatan pasien, keluarga, dan
komunitas sekitar, serta perbaikan lingkungan.
Kata kunci: sarcoptes scabiei, kedokteran keluarga, anak pra-sekolah.
Abstract: The case study presents management of scabies on pre-school toddler with holistic,
comprehensive, integrated, and continuous family medicine approach. The symptoms of scabies
are clinically recovered. Infection chain was stopped by improving health behavior of the patient,
his family, and environmental condition.
Keywords. Sarcoptes scabiei, family medicine, pre-school children.
63
Ilustrasi Kasus
Anak D datang ke KDK Kiara dibawa oleh ibunya
dengan keluhan gatal-gatal hampir di seluruh tubuh sejak
satu tahun yang lalu. Gatal dirasakan terutama pada malam
hari di daerah sela-sela jari, lipatan bokong, leher, punggung
dan perut. Gatal sudah pernah diobati di Puskesmas beberapa
kali dengan krim antibiotik dan puyer namun keluhan tidak
pernah hilang. Selain pasien, anggota keluarga lainnya yang
tinggal serumah juga memiliki keluhan yang serupa begitu
juga para tetangga. Pasien sering menggaruk bagian tubuh
yang gatal sehingga timbul koreng dan bekas luka. Pasien
sering menggunakan pakaian yang sama berulang kali
sebelum dicuci. Pasien menggunakan handuk bergantian
dengan ibunya yang juga memiliki keluhan gatal serupa.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
baik, tampak sakit ringan, status generalis dalam batas normal. Status gizi pasien baik: berat badan 23 kg, tinggi badan
112 cm. Status dermatologik: di seluruh tubuh terutama di
daerah lipatan paha dan bokong, sela jari tangan dan kaki
terdapat papul multipel berukuran milier sewarna kulit sebagian eritematosa. Juga terdapat pustul, erosi dan ekskoriasi
yang ditutupi krusta merah kehitaman. Tampak bekas garukan
(scratch mark). Dari pemeriksaan parasitologi yang telah
dilakukan pada pasien, nenek pasien, dan seorang tetangga
dengan gejala gatal serupa, ditemukan tungau dan telur Sarcoptes scabiei dari kerokan kulit.
Pasien adalah anak tunggal dari pasangan usia subur
yang tinggal di rumah tidak layak huni, hanya berupa satu
kamar kontrakan di lantai dua berukuran 2 m x 1.5 m. Sinar
matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, penerangan
tergantung pada satu lampu pijar 25 watt. Ventilasi kurang,
rumah terasa lembab, hanya ada jendela kecil 30 cm x 50 cm.
Kebersihan dan kerapian rumah kurang. Kamar mandi dan
jamban menggunakan fasilitas umum. Fasilitas dapur
digunakan bersama-sama dengan penghuni kontrakan lain.
Air minum dan masak didapat dengan membeli air mineral
dalam galon, dan air untuk mandi-cuci-kakus dari pompa
tangan. Saluran air dialirkan ke got di depan rumah yang
mengalir. Tidak ada tempat sampah baik di dalam maupun di
luar rumah sehingga banyak terlihat sampah berserakan baik
di dalam maupun di luar rumah.
Kegiatan di rumah hanya terbatas untuk tidur, makan,
dan mandi. Sepanjang harinya pasien dan ibunya lebih sering
beraktivitas di rumah nenek pasien yang berjarak 25 m dari
rumah. Rumah nenek berukuran 4 m x 12 m terdiri dari dua
lantai, pada siang hari penghuni mencapai 15 orang.
Kebersihan rumah kurang, lantai kotor, keadaan rumah
lembab, banyak pakaian tergantung di dinding dan berserakan
di lantai dan kasur. Sprei, sarung bantal, sarung kursi serta
tirai jarang dicuci. Tidak ada tempat sampah baik di dalam
maupun di luar rumah sehingga banyak terlihat sampah
berserakan baik di dalam maupun di luar rumah.
Gaji kepala keluarga (KK) Rp 500.000 / bulan dengan
biaya mengontrak rumah Rp 150.000 / bulan. Keluarga pasien
Maj Kedokt Indon, Volum: 57, Nomor: 2, Pebruari 2007
GAYA HIDUP
Pemenuhan
kebutuhan
primer
prioritas utama
Alokasi khusus
untuk kesehatan
-
PERILAKU KESEHATAN
Higiene
pribadi
lingkungan kurang
Berobat hanya jika
keluhan
FAMILY
dan
ada
LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI
Pendapatan keluarga rendah
Kehidupan
sosial
dengan
lingkungan baik
PASIEN
- Gatalgatal seluruh tubuh sejak 1 th
Pemuatan Fiak
Status generalis dalam batas
normal
Status dermatologik Papul
muilti-pel
milier
sebagian
eritematosa, seluruh tubuh terutama
lipatan paha dan bokong serta sela
jari tangan. Pustul, erosi, ekskoriasi,
scratch mark (+)
Lab: ditemukan telur dan
PELAYANAN
KESEHATAN
Jarak
rumah
KDK
dekat
LINGK. KERJA
Tidak
ada
hubungan
FAKTOR BIOLOGI
Pasangan
KK
dan
seluruh keluarga di
rumah kakek pasien
menderita skabies
LINGK. FISIK
Ventilasi dan penerangan di
dalam rumah kurang
Banyak pakaian ditumpuk
dan digantung di sembarang
tempat
Komunitas:
pemukiman padat dengan sanitasi buruk
65
Masalah
Fungsi biologis
Pasangan KK dan anggota keluarga
yang tinggal di rumah kakek pasien
menderita skabies
Skor
Awal
Upaya Penyelesaian
Skor
Akhir
Terselenggara penyuluhan
Keluhan berkurang
Ditemukannya tungau, terowongan dan telur
Lingkungan rumah
Ventilasi dan penerangan di dalam
rumah kurang
Banyak pakaian ditumpuk dan digantung di sembarang tempat
Total Skor :
Rata-rata Skor :
3
3
17
2,2
21
3
Pembahasan
Studi kasus dilakukan pada pasien An. D, usia 5 tahun
2 bulan, dengan keluhan gatal di seluruh tubuh sejak 1 tahun
yang lalu. Pasien merupakan anak tunggal dari pasangan
usia subur. Penyebab keadaan ini adalah lingkungan rumah
yang padat, higiene lingkungan dan higiene perorangan yang
kurang yang dapat menjadi tempat hidup tungau Sarcoptes
scabiei.
Diagnosis skabies pada pasien ditegakkan atas dasar
keluhan gatal pada seluruh tubuh terutama pada daerah
lipatan yang dirasakan terutama pada malam hari dan
ditemukannya gejala gatal serupa pada anggota keluarga
yang tinggal serumah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
lesi berupa papul-papul milier sewarna kulit sebagian
eritematosa tersebar di seluruh tubuh terutama di daerah
lipatan paha dan bokong, sela jari tangan dan kaki, sebagian
66
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tabri F. Skabies pada bayi dan anak. Dalam: Boediardja SA, Sugito
TL, Kurniati DD, editor. Infeksi kulit pada bayi dan anak. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI, 2003.p.62-79.
Meinking T, Taplin D. Scabies, infestation. Dalam: Schachner
LA, Hansen RC, editor. Pediatric Dermatology, edisi ke-2. New
York: Churchill Livingstone Inc., 1995.1347-89.
Kramer WL, Mock DE. Scabies. Insect and pests. Available at:
http://www.Ianr.uw.edu/pubs/g_1295.htm. Diunduh pada 10 Maret
2006.
Handoko RP. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI, 2002.
Bagian Kulit dan Kelamin. Pedoman pelayanan medis
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Perjan RSCM.
Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 2005.
Sungkar S. Skabies. Jakarta: Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, 1995.
Amer M, El-Gharib I. Clinical trials permethrin versus crotamiton
and lindane in the treatment of scabies. International Journal of
Dermatology 1992;31:357-8.
Schultz MW, Gomez M, Hansen RC, et al. Comparative study of
5% permethrin cream and 1% lindane lotion for the treatment of
Scabies. Archives of Dematology 1990;126:167-70.
Gan GL, Azwar A, Wonodirekso S. A primer on family medicine
practice. Singapore: Singapore International Foundation, 2004.
HQ
67